“KEBIJAKAN MONETER”
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. tidak lupa penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi maupun pikiran.
Dan harapan penyusun semoga makalah dengan tema “kebijakan Moneter” yang
berisikan Harmoni Tentang kebijakan Moneter ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun, penyusun yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................2
BAB 3 PENUTUPAN............................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................7
3.2 Saran.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau Bank
Indonesia dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat
dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan
penetapan suku bunga.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank
sentral atau Bank Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku
bunga yang ada, dengan tujuan untuk memengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.Tujuan
akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak sama dari
waktu ke waktu.Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu
disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera.kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, “ margin
requirement”, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai pemimpin usaha terakhir
atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lian.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat
diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu :
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
2
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang
ketat (tight money policy)
2. Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan
cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang
beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk
menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang
untuk menabung.
3. Kebijakan Cadangan Kas
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan
kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan,
deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang
yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.
4. Kebijakan Kredit Ketat
Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan
pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy.
Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan
ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.
5. Kebijakan Dorongan Moral
Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai
pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter
3
lainnya. Isi pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk
menahan pinjaman tabungan atau pun melepaskan pinjaman.
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi
sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut
sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat
penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank
Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang
ingin dicapai. Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak
sama dari waktu ke waktu. Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis
karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi,
kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
4
Penjelasan lebih detail dari tujuan moneter adalah sebagai berikut:
b. Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Inflasi Menurut Baroroh dalam Hudaya
(2011:28), hubungan antara suku bunga SBI dengan inflasi adalah kenaikan suku bunga SBI
akan mendorong kenaikan suku bunga jangka pendek di pasar uang. Demikian juga halnya
dengan suku bunga jangka panjang, produsen akan merespon kenaikan suku bunga di pasar
5
uang dengan mengurangi investasinya, maka produksi dalam negeri (output) menurun
sehingga tingkat inflasi domestik menurun.
c. Pengaruh Kurs terhadap Inflasi Melemahnya nilai tukar rupiah menjadikan harga
barang-barang impor meningkat dikarenakan dibutuhkan jumlah rupiah yang lebih banyak
untuk mendapatkan barang-barang impor tersebut, demikian pula halnya dengan barang-
barang dengan bahan baku produksi yang diimpor. Hal ini juga akan menaikkan harga
produksi dalam negeri yang dapat berujung pada terjadinya inflasi. Depresiasi nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing juga mengakibatkan meningkatnya nilai ekspor. Harga
barang domestik yang lebih murah menarik minat pihak luar negeri untuk menambah jumlah
permintaan akan barangnya sehingga perlahan-lahan harga akan naik dan menyebabkan
inflasi (Sipayung: 2013: 337)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi suatu negara.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia bersama pemerintah membuat keputusan dengan
memggunakan instrumen kebijakan moneter dalam mengatasi masalah perekonomian yang
ada di Indonesia. Semua itu diupayakan agar tercapainya stabilisasi ekonomi, antara lain
kesempatan kerja, kestabilan harga, dan neraca pembayaran Internasional.
3.2 Saran
Dari pembahasan diatas penulis menyarankan agar kebijakan moneter dapat di mengerti
karena disertai pemahaman mengenai bagaimana kebijakan-kebijakan itu dapat
mempengaruhi perekonomian disuatu wilayah atau negara.
Jadi hubungan antara kebijakan moneter dan fiscal mempunyai umpan baik antara
permintaan dan penawaran pasar. Sehingga memudahkan pembaca dalam memahami
kebijakan tersebut dalam suatu wilayah atau negara.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
bi.go.id.(2018, 31 juli) kebijakan moneter. Diakses pada 21 oktober 2019 melalui :
https://www.bi.go.id/id/moneter/Contents/Default.aspx