Manfaat Penggantian CT Kelas 0.5 Dengan
Manfaat Penggantian CT Kelas 0.5 Dengan
Manfaat Penggantian CT Kelas 0.5 Dengan
5S DI
PELANGGAN BESAR PADA PEMAKAIAN BEBAN RENDAH
oleh:
Maurits A. Paath
PT. PLN (Persero) Wilayah Papua, Cabang Jayapura
Abstrak
Kajian ini difokuskan pada implikasi perbedaan kelas ketelitian CT 0.5S dibandingkan CT 0.5 jika
menggunakan kWh meter kelas 0.5S dan manfaatnya terhadap kenaikan pemakaian energi listrik
khususnya pada beban rendah (5 % arus sekunder) dari arus pengenalnya.
Dari hasil analisa studi kasus (1) dan (2) menggambarkan adanya kenaikan pemakaian energi bila
menggunakan CT 0.5S, yaitu untuk kesalahan positip sebesar 37.23 kWH dan batas kesalahan negatip
sebesar 37.3 kWh.
A. PENDAHULUAN
Dalam meningkatkan proses bisnis kelistrikan maka keandalan penyaluran tenaga
listrik sampai ke titik pelanggan harus diperhatikan secara serius, sehingga konsep
Win-Win Solution dapat terjawab dan menjadi kepuasan bagi pelanggan.
Proses bisnis sampai di titik pelanggan yang dimaksud adalah memperhatikan tingkat
akurasi peralatan pengukuran daya listrik pelanggan khususnya pelanggan besar
pengukuran tak langsung yang menggunakan kWH Meter, CT dan PT sebagai alat
bantu. Maka pemahaman kWH Meter serta alat bantu (CT, PT) sebagai alat ukur
(instrumentation) harus dirubah menjadi sebuah titik transaksi (point of transaction).
Sehingga keuntungan pendapatan kWh (revenue measuring) merupakan orientasi
bisnis yang mendasar bagi PLN dengan menekan sedikit mungkin kerugian yang
dapat terjadi di sistim pengukuran tersebut.
B. LATAR BELAKANG
Pengukuran daya listrik dapat dibedakan sesuai sistim pengukuran dan batasan daya
serta tarif yang dijual oleh PLN, yaitu:
1. Pengukuran langsung 1 fasa dan 3 fasa Tegangan Rendah (TR)
Alat ukur yang digunakan KWH Meter pengukuran langsung dengan batasan
daya 450 VA s/d 33.000 VA
2. Pengukuran tak langsung
Pengukuran tak langsung 3 fasa Tegangan Rendah (TR), Tegangan Menengah
(TM) dan Tegangan Tinggi dengan batasan daya 41.500 VA s/d 8.880 kVA.
Alat- alat ukur yang yang digunakan kWh Meter pengukuran tak langsung, trafo
arus (CT) dan trafo tegangan (PT).
a. Trafo Tegangan (PT)
Mentransformasikan dari tegangan tinggi/menengah ke tegangan rendah guna
pengukuran dan proteksi (tidak dibahas detail).
b. Trafo Arus (CT)
Fungsi trafo arus (CT), adalah mentransformasikan dari arus yang besar ke
arus yang kecil yang kecil guna pengukuran atau proteksi, sebagai isolasi
sirkit sekunder dari sisi primernya dan dan memungkinkan penggunaan
standar arus pengenal untuk alat sisi sekundernya.
Pengenal trafo arus (CT)
Trafo arus (CT) memiliki pengenal primer dan sekunder.
Pengenal primer: 10-12.5-15-20-25-30-40-50-60-75-80 A & kelipatan 10
Pengenal sekunder 1-2-5 A
P 500 / 5 A P
Contoh:
Single Ratio
K
1 L
2
Primer/ Sekunder k l
s1 s2
Single Ratio P 500 – 1000 / 5 A P
Primer / Double
Ratio Sekunder K
1 L
2
k k l
s1 s2 s3
1 2
Kelas Ketelitian Trafo Arus (CT)
Untuk menunjukan kelas ketelitian trafo arus (CT) dinyatatakan dengan
persentasi kesalahannya.
Pada trafo arus (CT) dikenal 2 macam kesalahan, yaitu:
Kesalahan Perbandingan (ratio error) ε
Is δ2 = -
Ip
Is δ1 = +
Is
β
α
Vp
γ
Q
Vs Ip
Kelas Ketelitian Trafo Arus (CT)
Kelas ketelitian untuk tabel (1) dan (2) berlaku dalam kondisi
persentase beban sekunder adalah setiap nilai 25 % sampai 100 %
beban pengenal trafo Arus (CT).
Tabel 1. Kelas Ketelitian Trafo Arus (CT) untuk Meter 0.1 s/d 1
(Standar IEC 60044-1)
Tabel 2. Kelas Ketelitian Trafo Arus (CT) untuk Meter Khusus 0.2 S s/d 0.5S
(Standar IEC 60044-1)
Trafo Tegangan
- Rasio - -
- Sudut Fasa (γ) - -
Trafo Arus (0.5)
- Rasio ± 0.5 % ± 1.5 %
- Sudut Fasa (β) 30' 90'
Trafo Arus (0.5S)
- Rasio ± 0.5 % ± 0.75 %
- Sudut Fasa (β) 30' 45'
Penyelesaian
Untuk batas kesalahan positip:
Dari rumus (1) didapatkan; Φ = γ – β = 0 – 90 = -90
e e
Ep ki.Es (1 m i tan 0.75)
100 3438
0.5 0.5 90
Ep ki.Es (1 tan 0.75) 0.9704 .ki.Es
100 3438
Batas kesalahan pengukuran positip: 2.9634 %
Untuk mengetahui batas kesalahan positip Ep vs Es untuk beban rendah (%
Isek= 5%), sesuai tabel dibawah ini:
Energi Primer (Ep)
Hasil analisa studi kasus (1) dan (2) perbandingan energi primer (Ep) dan energi
sekunder (Es) kelas CT 0.5 dan CT 0.5S pada beban rendah 5 %, adalah sebagai
berikut:
Untuk kelas CT 0.5; kelas CT 0.5S
Error positip= 0.9704 (+2.9 %) Error positip= 0.9802 (+1.98 %)
Error negatip= 0.9904 (+0.96 %) Error negatip= 1.0002 (-0.02 %)
Jika dibandingkan dengan persentase batas ketelitian kWH meter sebesar ±1%
pada beban rendah dan ±0,5 % pada beban penuh, maka batas persentase CT
0,5S adalah ± 1,9817% cenderung mendekati persentase batas kesalahan kWh
meter ±1% dan batas persentase CT 0,5 adalah 2,9 % untuk kesalahan positip.
Positip Negatip Positip Negatip Positip Negatip Positip Negatip Positip Negatip
Klas
0.5 - - 0.9704 0.9904 0.9802 1.0002 0.9835 1.0035 0.9835 1.0035
- - 2.9634 0.9634 1.9817 (0.0183) 1.6545 (0.3455) 1.6545 (0.3455)
0,5S 0.9704 0.9904 0.9802 1.0002 0.9835 1.0035 0.9835 1.0035 0.9835 1.0035
2.9634 0.9634 1.9817 (0.0183) 1.6545 (0.3455) 1.6545 (0.3455) 1.6545 (0.3455)
Selisih
tdk 0.9704 0.9904 0.0098 0.0098 0.0033 0.0033 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
terukur
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Perbandingan tingkat kelas ketelitian untuk CT 0.5S adalah mampu
mengukur beban rendah sampai 1% sedangkan CT 0.5 tidak dapat mengukur.
b. Pada beban rendah 1%, 5% dan 20% pergeseran sudut dan waktu untuk CT
0.5S lebih kecil dibandingkan CT 0.5 (lihat table 1 & 2)
c. Persentase batas kelas ketelitian pengukuran untuk CT 0.5S sama dengan
persentase batas kelas ketelitian meter pada beban 20%.
d. Kerugian akibat selisih pengukuran energi listrik karena perbedaan kelas
ketelitian kWH Meter 0.5S dan CT 0.5 terpasang dapat ditekan bila
menggunakan CT 0.5S.
2. Saran
1. Diusulkan agar dalam perencanaan serta pemasangan APP (kWH Meter dan
CT), untuk kelas ketelitiann dan spesifikasinya harus sama.
2. Guna menganalisa serta mengetahui secara akurat kesalahan rasio (% ratio
error) dan kesalahan sudut (phase-angle error) serta persentasi
perkembangan beban rendah dari 1 % s/d 20 % di trafo arus (CT) dibutuhkan
CT Analyzer.
DAFTAR PUSTAKA
1. SPLN 76:1987, Transformator Arus, Standar Perusahaan Umum Listrik Negara
2. SPLN 60-7:1992, Kamar Uji Instrumen Ukur Listrik, Standar Perusahaan Listrik
Negara.
3. J. Soekarto. Trafo Arus dan Trafo Tegangan
4. Bonggas L. Tobing, Peralatan Tegangan Tinggi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2003
5. Ken Sonnenberg, Current & Voltage Transformers Basic, GE Multilin / Intrument
Transformer, Inc
6. CR MAGNETICS, INC, CURRENT TRANSFORMERS, An Analysis of Ratio and
Phase Angle Error, St. Louis 63122 USA
(http:www.crmagnetics.com/Newprod/error.asp)
7. SQUARE D, Schneider Electric, Instrument Transformer, 600V-Indoor Type,
Current and Voltage.
8. Annonymous, Current Transformer
9. Rudolf Current Transformer, Current Transformer
10. Norbert J. Ackermann, Jr, CEO, Spinlab, CURRENT TRANSFORMER, Basics of
Operation snd In-Service Testing,
11. Knoop Incorporated, ANSI Standar Burden Sets (Voltage and Current),
(http://www.knooppinc.com/ansi.htm)
12. Chris Werstiuk, Back to the Basics-Current Transformer Testing, Valence USA