Metodik KEL.3 H2
Metodik KEL.3 H2
Metodik KEL.3 H2
TENTANG
MACAM METODE PEMBELAJARAN KLINIK
D-IV KEBIDANAN
STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN
2020/2021
MACAM METODE PEMBELAJARAN KLINIK
A. Coaching
1. Pengertian Coaching
Coaching adalah Metode penugasan membuat catatan dan laoran tertulis
(Eksperensial). Metode ini merupakan metode yang memberikan penugasan
yang membuat catatan dan laporan secara tertulis, dilahan praktek. Metode
ini meliputi penugasan klinik, penugasan tertulis, stimulasi dan
permainansatu kerjasama yang baik dengan coacheenya sehingga melalui
proses ini terjalin satu kedekatan dan saling pengertian yang lebih
mendalam.
Proses coaching sering diartikan sebagai sarana untuk membantu
mengatasi dan memecahkan masalah pada individu, memberikan motivasi
dan dukungan semangat dalam melaksanakan tugasnya. Kesempatan untuk
peningkatan kerja bisa diperoleh melalui keterampilan. Untuk memperoleh
bantuan yang nyata dapat diberikan dari dukungan individu atau organisasi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang fasilitator dalam
melakukan bimbingan:
I. Apa hasil yang diharapkan atau yang diinginkan
2. Bagaimana œara mengukurnya
3. Perubahan apa yang diperlukan untuk memenuhi harapan atau hasil yang
diinginkan
Fasilitator harus menentukan apakah peserta mampu memenuhi harapan
atau hasil yang diinginkan. Terkait dengan waktu dan usaha yang diperlukan
untuk tujuan tersebut juga harus ditentukan dengan menggunakan panduan
kinerja.
2. Tujuan Coaching
4. Teknik Coaching
a. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar
tercipta suasana yang saling mempercayai.
b. Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan
dipecahkan diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan juga
permasalahan mana yang akan dipecahkan terlebih dahulu.
c. Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee dengan bantuan coach berusaha mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi. Coach berusaha memberikan saran
dan alternatif-alternatif, namun coachee sendirilah yang harus
mengembangkan solusi permasalahan yang dihadapi.
d. Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai coachee
dari proses coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan disepakati
untuk diubah atau diperbaiki akan dinilai apakah tujuan tersebut telah
tercapai atau belum.
Teknik yang efektif bisa digunakan untuk mempercepat proses
pembelajaran, teknik yang terbaik adalah dengan memiliki koneksi dengan
coachee dan dengan teknik yang sederhana seperti mendengarkan,
mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi dan memberi umpan balik
merupakan teknik-teknik dasar utama dalam coaching.
Beberapa cara untuk mengaktifkan teknik coaching seperti:
Artinya secara sederhana adalah lakukan apa yang kau katakan. Coach
tidak bisa meminta coachee untuk datang tepat waktu, apabila dia sendiri.
5. Keuntungan Coaching
Metode Experiential Learning adalah suatu metode proses belajar mengajar yang
mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-
nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung. Oleh karena itu, metode ini
akan bermakna tatkala pembelajar berperan serta dalam melakukan kegiatan.
Setelah itu, mereka memandang kritis kegiatan tersebut. Kemudian, mereka
mendapatkan pemahaman serta menuangkannya dalam bentuk lisan atau tulisan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini,
Experiential Learning menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk
menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam kapasitas
dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.
Pada experiential learning, langkah menantang bagi instruktur atau guru adalah
memikirkan atau merancang aktifitas pengalaman belajar seperti apa yang harus terjadi
pada diri peserta baik individu maupun kelompok.
Aktifitas pembelajaran harus (fardu'ain) berfokus pada peserta belajar (student-
centered learning). Dengan demikian, apa yang harus kita lakukan, apa yang harus
mereka lakukan, apa yang harus kita katakan atau sampaikan harus secara detail kita
rannag dengan baik. Begitu pula dengan media dan alat bantu pembelajaran lain yang
yang dibutuhkan juga harus benar-benar telah tersedia dan siap untuk digunakan.
a. Modus dan Karakteristik Belajar melalui Pengalaman
1) Proses belajar melalui pengalaman mencakup 4 modus belajar adaptif, yaitu
pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan eksperimentasi
aktif.
2) Dalam keempat modus belajar tersebut terdapat dua dimensi yang berbeda, yaitu
penangkapan atau pemahaman pengalaman (dimensi prehension) dan pengubahan
atau pengolahan pengalaman (dimensi transformasi).
3) Empat bentuk pengetahuan yang dihasilkan dari keempat modus belajar dengan dua
dimensi tersebut adalah pengetahuan divergen, asimilatif, konvergen, dan
akomodatif.
b. Karakteristik belajar melalui pengalaman adalah sebagai berikut :
1) Belajar lebih dipersepsikan sebagai proses, bukan sebagai hasil.
2) Belajar adalah suatu proses yang berkesinambungan yang berpijak pada
pengalaman.
3) Proses belajar menuntut penyelesaian pertentangan antara modus-modus dasar
untuk beradaptasi dengan lingkungan.
4) Belajar merupakan proses adaptasi terhadap dunia luar secara utuh.
5) Belajar merupakan transaksi antara individu dengan lingkungan.
6) Belajar merupakan proses menciptakan ilmu pengetahuan.
c. Keuntungan Experiential Learning
Apabila metode Experiential Learning dilakukan dengan baik dan benar, maka ada
beberapa keuntungan yang akan didapat, antara lain:
1. meningkatkan semangat dan gairah pembelajar,
2. membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif,
3. memunculkan kegembiraan dalam proses belajar,
4. mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif,
5. menolong pembelajar untuk dapat melihat dalam perspektif yang berbeda,
6. memunculkan kesadaran akan kebutuhan untuk berubah, dan 7. memperkuat
kesadaran diri.