DISUSUN OLEH :
Disusun Oleh:
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
CANCER MAMMAE
A. Pengertian
Kanker adalah sebuah penyakit ini disebabkan karena terjadinya
pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertambahan sel tidak
dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor cancer (Brunner &
Suddart. 2012). Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal dan tidak terkendali (Nugroho, 2011).
Kanker payudara atau disebut sebagai karsinoma mammae merupakan
kanker solid yang mempunyai insiden nomor satu di negara maju. Di Indonesia,
kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah
kanker leher rahim (Manuaba, 2010)
Kanker payudara sebagai mana sel kanker lainnya, memiliki perkembangan
prakanker yang sangat lambat dan tidak menimbulkan gejala, seringkali pengidap
tidak merasa jika ia tengah terkena sel kanker (Nurcahyo, 2010).
B. Etiologi
1. Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaiknya
serangkaian faktor genetik hormonal dan kejadian lingkungan dapat
menunjang terjadinya kanker. Bukti yang bermunculan menunjukkan bahwa
perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang
menyebabkan perubahan belum diketahui.
2. Perubahan genetik ini termasuk perubahan/mutasi dalam gen normal dan
pengaruh protein baik yang menekan/meningkatkan perkembangan kanker
payudara.
3. Hormon yang dapat berpengaruh dalam kanker payudara adalah normal
hormon steroid yang dihasilkan ovarium (hormon estrodiol dan hormon
progesteron) (Brunner & Suddarth, 2012).
C. Faktor resiko
1. Riwayat pribadi Ca payudara
2. Menarche dini
3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4. Menopause pada usia lanjut
5. Riwayat penyakit payudara jinak
6. Riwayat keluarga dengan ca mamae
7. Kontrasepsi oral
8. Terapi hormon
9. Pemajanan radiasi (termasuk screening mammografi)
10. Masukan alkohol
11. Umur > 40 tahun. Corwin, E. J. (2014)
D. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-
ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya (Corwin, E. J. 2014). Neoplasma yang
maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-
sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
sampai bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat
yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau
ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru,
saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui
membran sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu
antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberapa minggu sampai
beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.
C. Stadium Kanker Payudara
Pada penderita kanker payudara ada stadium dini dan stadium lanjut.
Stadium dini adalah stadium dari masa sebelum adanya kanker hingga stadium
dua, sedangkan stadium lanjut sudah berada pada stadium tiga dan empat.
Stadium kanker payudara menurut Nurcahyono (2011) adalah sebagai berikut:
1. Stadium 0
Stadium ini disebut juga dengan Ductal Carsinoma In Situ. Pada stadium
ini kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh atau saluran payudara dan
kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara. Rentang penyebaranya invasif
kecil (kurang dari 2 cm tanpa invasif kelenjar getah bening). Tingkat bertahan
hidup pengidapnya rata-rata adalah 90%.
2. Stadium 1
Pada stadium ini kanker masih sangat kecil dan tidak menyebar serta
tidak ada titik pada pembuluh getah bening. Rentang penyebaranya
noninvasif. Tingkat bertahan hidup pengidapnya rata-rata adalah 70%.
3. Stadium II A
Pada stadium ini benjolan kanker berukuran 2 cm, sehingga tidak dapat
terdeteksi dari luar karena tidak terdeteksi maka akan sulit mengindikasikan
orang terjangkit kanker payudara atau tidak. Dengan pemeriksaan dini maka
sel kanker dapat tidak menyebar ke bagian tubuh dan tidak akan berlanjut ke
stadium berikutnya. Kemungkinan sembuh adalah sekitar 70%.
4. Stadium II B
Benjolan pada stadium dua berukuran lebih dari 2 cm, namun tidak
lebih dari 5 cm dengan penyebaran sudah sampai ke kelenjar susu dan daerah
setiak. Pada stadium 2 biasanya dilakukan operasi pengangkatan sel-sel
kanker yang ada pada tubuh. Rentang penyebaran invasif dengan tingkat
bertahan hidup pengidapnya rata-rata 60%.
5. Stadium III A
Pada tahap stadium III A ini kanker payudara telah 87% telah menyebar
ke daerah limfa dan telah berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke
titik-titik pada pembuluh gatah bening ketiak. Diameter tumor juga bisa lebih
besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening
ketiak. Tingkat bertahan hidup rata-rata 40% .
6. Stadium III B
Benjolan pada stadium III B lebih panjang lagi dan telah menyebar ke
seluruh payudara. Bahkan telah menyebar ke seluruh bagian kulit dinding
dada, tulang rusuk dan otot dada. Bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada
pembuluh darah getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar
ke bagian dari organ tubuh. Pada tahap stadium III B harus dilakukan
pengangkatan payudara. Tingkat bertahan hidup pengidapnya rata-rata 40%.
7. Stadium III C
Benjolan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening.
Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik di seluruh getah bening dibawah
tulang selangka. Tingkat bertahan hidup pengidapnya rata-rata 40%.
8. Stadium IV
Pada stadium IV kanker sudah menjalar ke bagian tubuh lain. Sehingga
tidak ada jalan selain pengangkatan payudara. Kanker juga telah bermetafosis
yaitu kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di
sekitar ketiak kebagian lain seperti paru, tulang, hati, dan otak. Kanker pada
payudara itu biasa membengkak dan pecah, bau busuk dan anyir akan keluar
dari buah dada. Keluhan lain adalah sesak nafas karena kanker menekan
payudara. Tingkat bertahan hidup pengidapnya rata-rata 20%.
E. Pathway
Lampiran
Hiperplasia sel
Massa
Jaringan
terputus Sinostatika Radiasi
Nyeri Mual/muntah
Gangguan
integritas kulit < cairan
< perawatan diri BB nafsu makan
karena imobil Menekan Kekeringan
Gangguan nutrisi bor morrow klj. rambut
Resti infeksi