TRANSPIRASI,
EVAPOTRANSPIRASI
ARTI DAN PENTINGNYA BAGI TEKNIK SIPIL
Evaporasi (penguapan) adalah proses perubahan zat cair menjadi gas (uap air) yang
bergerak ke atmosfir. Pada proses ini, air yang diuapkan berasal dari permukaan air
bebas dan berlangsung pada siang dan malam hari.
Transpirasi (pemeluhan) adalah proses pelepasan uap air ke atmosfir melalui stomata
daun saat terjadi fotosintetis untuk pembentukan karbohidrat oleh tumbuhan. Pada
peroses ini, air yang dilepaskan ke atmosfir berasal dari dalam tanah yang mengalir
melalui sistem akar, batang dahan dan daun. Proses transpirasi secara efektif terjadi
pada siang hari.
Besaran yang dipakai pada perhitungan adalah laju evaporasi, laju transpirasi dan laju
evapotranspirasi dengan satauan mm/hari.
FAKTOR PENYEBAB EVAPORASI
1. Energi radiasi (panas)
2. Perbedaan tekanan uap
3. Kecepatan angin
Panci Evaporasi
Panci Kelas A, diameter 120 cm dan tinggi 25 cm. Diisi air setinggi 20 cm.
120 cm 150 cm
5
25
10
Perubahan tinggi muka air di dalam panci menunjukkan jumlah air yang diuapkan,
dihitung dengan rumus:
Sulit mengukur transpirasi pada kondisi alamiah, terutama dari pohon-pohon besar
sehingga pengukuran transpirasi dibatasi pada studi sampel di laboratorium, seperti
transpirasi tanaman dalam pot yang diukur dengan menggunakan fitometer.
Transpirasi
Fitometer
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI
p −e = ρd RdT
ρa = ρd +ρv ρd = massa jenis udara kering
maka : ρa = massa jenis udara
ρv
p = ρd + RdT
0,622
e
qv =0,622
p
p = ρa RaT
Ra =Rd (1 +0,608 qv )
Ra =287(1 +0,608 qv ) J/kg/K
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI
Kasus 1 :
Pada sebuah Stasiun Klimatologi tercatat tekanan udara 100 kPa, temperatur udara 20 oC, dan
temperatur pada bola basah atau titik embun 16 oC. Tentukan tekanan uap yang terjadi, kelembaban
relatif, kelembaban spesifik, dan massa jenis udara.
Kasus 2:
Hitung laju evaporasi dengan menggunakan metode keseimbangan energi jika radiasi
netto 200 W/m2, suhu udara 25oC dengan asumsi panas peka dan perpindahan panas
dari tanah dianggap nol.
L v = 2,501×10 6 − 2370 T
L v = 2,501×10 6 − 2370 × 25
L v = 2441750 J/kg
Rn
Er =
L vρw
200 W/m 2
Er = ; ρ w = 1000 kg/m 3
2441750 J/kg ×1000 kg/m 3
Wm
Er = 8,191×10 −8 ; 1 W = 1 J/det
J
J/det m
Er = 8,191×10 −8
J
10 3 mm
Er = 8,191×10 −8 ×
1
hari
24 × 3600
Er = 7,08 mm/hari
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI
2. Metoda Aerodinamik
Apabila kondisi lapisan di atas permukaan air jenuh uap air maka proses evaporasi
akan berhenti. Pada kondisi ini angin berperan menggeser lapisan jenuh dengan
lapisan tidak jenuh sehingga evaporasi dapat tetap terjadi. Proses ini disebut
aerodinamis yang secara matematika diungkapkan sebagai berikut.
dqv u 1 z
k ( u2 − u1 ) K w ( qv1 − qv2 )
2
mv = −ρa K w = ln
dz u ∗
k
z0 mv = ρa
du ln ( z2 /z1 ) K m ( u2 − u1 )
τ = ρa K m u ∗ = τ/ρa
dz K w k 2 ρa ( qv1 − qv2 )( u2 − u1 )
mv = ; K w /K m = 1
K m [ ln ( z2 /z1 ) ]
2
mv K ( q − qv1 ) u∗ z2 z1
= − w v2 u2 − u1 = ln
− ln
z
τ K m ( u2 − u1 ) k z0 0 u1 = 0 ; z1 = z0 = tinggi kekasaran ; asumsi e = es
K w ( qv1 − qv2 ) u ∗ z2 qv = 0,622
e e
; qv1 = qv0 = 0,622 s ; qv2 = 0,622
e
mv = τ u2 − u1 = ln
K m ( u2 − u1 ) k z1
p p p
k ( u2 − u1 ) 0,622k 2 ρa ( es − e )u2
u∗ = mv =
ln ( z2 /z1 ) p[ ln ( z2 /z0 ) ]
2
U ρa
mv=t k ( u2 − u1 )
2
τ = ρa
ln ( z2 /z1 )
ρw h
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI
E a =B (es −e )
17,27T 17,27 ×25
es =611exp =611exp =3168,82 Pa
237,3 +T 237,3 +25
e =Rh ×es =0,40 ×3168,82 =1267,53 Pa
e 1267,53
qv =0,622 =0,622 =0,008
p 101,3 ×10 3
Ra =287 (1 +0,608 qv ) =287 (1 +0,608 ×0,008 ) =288,4 J/kg.K
p 101,3 ×10 3
ρa = = =1,18 kg/m 3
R ×T 288,4 ×(273 +25 )
0,622k 2 ρau2
B= ρw =1000 kg/m 3
pρw [ln ( z2 /z0 )]
2
Δ=
4098 e s dengan menggunakan metoda kombinasi.
( 237,3 + T ) 2
4098 × 3168,82
Cp p Δ= = 188,74
γ=
0,622 Lv
( 237,3 + 25 ) 2
1005 ×101,3 ×10 3
γ= = 67,03 Pa/ oC
0,622 × 2441750
188,74 67,03
E = evaporasi (mm/hari) E= 7,19 + 7,43 = 7,25 mm/hari
188,74 + 67,03 188,74 + 67,03
D= gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur
G= konstanta psychrometrik
Er= laju evaporasi dengan metoda keseimbangan energi (mm/hari)
Ea= laju evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari)
Cp= panas spesifik udara pada tekanan konstan (1005 J/kg.K)
Lv= panas laten untuk pengauapan (J/kg)
EVAPOTRANSPIRASI
• Evapotranspirasi adalah porses kombinasi evaporasi dari permukaan air bebas/permukaan
tanah dengan transpirasi dari tumbuhan. Evapotranspirasi ini juga digunakan untuk mem-
perkirakan kebutuhan komsumtip tanaman.
• Evapotranspirasi dipengaruhi:
1. Energi Radiasi (panas)
2. Kondisi lapisan udara (tingkat kejenuhan uap air)
3. Kecapatan Angin
4. Fisiologi tanaman/stomata daun
• Ada 2 istilah yang dikenal untuk menyatakan besaran evapotranspirasi:
1. Evapotranspirasi Potensial (ETp) satuan mm/hari:
- Evapotranspirasi Potensial (ETp) adalah laju evapotranspirasi pada kondisi kelembaban
tanah field capacity (kapasitas lapang), semua pori tanah telah terisi air (jenuh air).
- Evapotranspirasi berhubungan dengan fisiologi stomata daun, sehingga laju evapo-
transpirasi potensial ini tergantung dengan jenis tanaman atau tanaman referensi.
- Apabila ingin mengetahui Evapotranspirasi Potensial jenis tanaman lain (ETpc) dari
Evapotranspirasi Potensial tanaman referensi (ETpo) dapat diperoleh dengan rumus:
Koefisien tanaman berubah dari kecil membesar dari mulai ditanam sampai tumbuhan
mencapai dewasa/matang, kemudian sesudah itu kc mengecil dan konstan, karena
kebutuhan akan air berkurang.
PENGUKURAN EVAPOTRANSPIRASI
2. Lysimeter
Dihitung dengan menggunakan prinsip Neraca Air
ETp I (Water Balance) :
ETp = I - O - S
I = Air masuk
S O O = Air keluar
S = Air simpanan
MENGESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI
Dari beberapa metoda empiris dan metoda analitis yang dikembangkan untuk mengestimasi
evapotranspirasi, Metoda Penman Modifikasi merupakan metoda yang direkomendasikan
oleh FAO (Food and Agriculture Organization of United Nation) sebagai referensi untuk
menghitung kebutuhan air padi dan palawija. Rumus Penman ini dikembangkan berdasarkan
metoda kombinasi keseimbangan energi dan aerodinamik dengan tanaman referensi adalah
rumput Alfafa di Inggris.
ET 0= c × [W × Rn + ( 1 − W ) × f ( u) × ( ea − ed ) ]
Penyelesaian 3:
Untuk menghitung ET0, maka terlebih dahulu variable-variabel yang ada pada rumus
Penman Modifikasi di atas dihitung sebagai berikut:
1) faktor c
Tidak ada data yang membedadan kecapatan angin pada siang hari dan malam hari
siang hari, maka nilai c dianggap 1.
2). perbedaan tekanan uap (ea-ed)
Berdasarkan nilai temperatur udara rata-rata (Tmean), dari tabel di bawah ini dapat
diperoleh nilai tekanan uap jenuh.
Rumus Penman
Modifikasi
Tekanan uap jenuh ea menurut temperatur udara rata-rata
Temperatur ( 0C) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ea (mbar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,8 10,0 10,7 11,5 12,3
Temperatur ( 0C) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ea (mbar) 13,1 14,0 15,0 16,1 17,0 18,2 19,4 20,6 22,0 23,4 24,9
Temperatur ( 0C) 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
ea (mbar) 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,4 44,9 47,6
Temperatur ( 0C) 33 34 35 36 37 38 39
ea (mbar) 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9
Jika Tmean 28,5 0C, maka nilai tersebut berada diantara T1 = 28 0C dengan
T2 = 29 0C yang masing-masing ea1 = 37,8 mbar dan ea2 = 40,1 mbar, maka
dengan interpolasi linear :
Tmean −T1
ea =
×(ea 2 −ea1 ) + ea1
T2 −T1
28,5 − 28
ea = ×(40,1 −37,8 ) + 37,8
29 − 29
ea = 39 mbar
Rumus Penman Modifikasi
Untuk mencari nilai tekanan uap aktual (ed) digunakan rumus yang menyatakan
besar kelembaban relatif (Rh), yaitu:
ed
Rh = × 100% , dengan Rh = 55%
ea
ed = Rh × ea = 0,55 × 39 = 21,5 mbar
u − u1
f ( u) =
u −u × ( f ( u) 2 − f ( u)1 ) + f ( u)1
2 1
233 − 230
f ( u) = × ( 0,92 − 0,89 ) + 0,89
240 − 230
f ( u) = 0,90
Nilai W
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Temperatur (T) 0C
Ketinggian (z) m
0 0,43 0,46 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69
500 0,44 0,48 0,51 0,54 0,57 0,60 0,62 0,65 0,67 0,70
1000 0,46 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69 0,71
2000 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69 0,71 0,73
Temperatur (T) 0C 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
Ketinggian (z) m
0 0,71 0,73 0,75 0,77 0,78 0,80 0,82 0,83 0,84 0,85
500 0,72 0,74 0,76 0,78 0,79 0,81 0,82 0,84 0,85 0,86
1000 0,73 0,75 0,77 0,79 0,80 0,82 0,83 0,85 0,86 0,87
2000 0,75 0,77 0,79 0,81 0,82 0,84 0,85 0,86 0,87 0,88
Rumus Penman Modifikasi
Dari contoh di atas, daerah pengamatan berada pada ketinggian z= 95 m, dan
temperatur rata-rata T=28,5 0C, dengan menggunakan tabel di atas nilai W dicari.
Oleh kerena ketinggian z=95 m berada diantara nilai z1 = 0 m dengan z2 = 500 m,
dan T=28,5 0C berada diantara nilai T1=28 0C dengan T2=30 0C, maka nilai W
akan dicari dengan cara interpolasi linear 3 tahap.
Tahap 1:
Pada ketinggian z = 0 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C
dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,77 dan W2 = 0,78:
T −T1
W =T −T ×(W2 −W1 ) +W1
2 1
28,5 −28
W = ×( 0,78 −0,77 ) +0,77
30 − 28
W = 0,7725
Rumus Penman Modifikasi
Tahap 2:
Pada Ketinggian z = 500 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C
dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,78 dan W2 = 0,79:
T − T1
W = T −T × (W2 −W1 ) +W1
2 1
28,5 − 28
W = × ( 0,79 − 0,78) + 0,78
30 − 28
W = 0,7825
Tahap 3:
Pada Ketinggian z = 95 dicari nilai W untuk T = 28,5 0C. Dari perhitungan di atas
pada T=28,5 0C dan z1 = 0 m memberikan W1 = 0,7725, sedangkan pada T=28,5 0C
dan z2 = 500 m memberikan W2 = 0,7825, maka:
z − z1
W = × (W2 − W1 ) + W1
z
2 − z1
95 − 0
W = × ( 0,7825 − 0,7725) + 0,7725
500 − 0
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai W = 0,77 W = 0,7744
maka nilai (1-W) = 0,23 W ≈ 0,77
Rumus Penman Modifikasi
5). Radiasi bersih (Rn)
Radiasi bersih (Rn) adalah selisih antara semua radiasi yang datang
dengan semua radiasi yang pergi meninggalkan permukaan bumi.
Radiasi bersih dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus di
bawah ini.
Rns = (1 − α ) × Rs Rn1 = f ( t ) × f (ed ) × f ( n / N )
Dari contoh di atas, daerah pengamatan terletak pada posisi 300LU, memiliki persentase
penyinaran matahari (n/N) = 83%, temperatur udara rata-rata (T) = 28,5 0C dan tekanan
uap aktual ed = 21,5 mbar, maka:
a). berdasarkan tabel, untuk daerah dengan posisi 300LU diperoleh: Ra = 16,8 mm/hari;
b) dengan menggunakan rumus dan nilai n/N = 83% diperoleh:
0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8
2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4
4 14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1
6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7
8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,0 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3
10 13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9
12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5
14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0
16 12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6
18 11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1
20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7
22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2
24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7
26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3
28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8
30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3
Tabel Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari (lanjutan)
Lintang
Selatan 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8
2 15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1
4 15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4
6 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7
8 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0
10 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2
12 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5
14 16,7 16,4 15,3 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6
16 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8
18 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1
20 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4
22 17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5
24 17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7
26 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8
28 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9
30 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1
Rumus Penman Modifikasi
c) dengan menggunakan rumus dan α = 0,25 diperoleh:
Rns = (1 − α ) × Rs
Rns = (1 − 0,25) ×11,2
Rns = 8,4 mm / hari
T − T1
f (T ) = × ( f (T ) 2 − f (T )1 ) + f (T )1
T2 − T1
28,5 − 28
f (T ) = × (16,7 − 16,3) + 16,3
30 − 28
f (T ) = 16,4
Tabel Pengaruh temperatur f(T) terhadap Rn1
T 0C 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
F(T) 11,0 11,4 11,7 12,0 12,4 12,7 13,1 13,5 13,8 14,2
T 0C 20 22 24 26 28 30 32 34 36
F(T) 14,6 15,0 15,4 15,9 16,3 16,7 17,2 17,7 18,1
f(n/N) 0,60 0,64 0,69 0,73 0,78 0,82 0,87 0,91 0,96 1,00
Rumus Penman Modifikasi
untuk ed = 21,5 mbar dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh:
ed − ed1
f (ed ) = × ( f (ed ) 2 − f (ed )1 ) + f (ed )1
ed
2 − ed 1
21,5 − 20
f (ed ) = × ( 0,13 − 0,14 ) + 0,14
22 − 20
f (ed ) = 0,13
e) dengan menggunakan rumus dan nilai Rns = 8,4 mm/hari dan Rn1 = 1,8 mm/hari,
diperoleh:
Rn = Rns − Rn1
Rn =8,4 −1,8
Rn = 6,6 mm / hari