Anda di halaman 1dari 14

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian dan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara

Endapan batubara adalah endapan yang dihasilkan dari akumulasi


material organik yang berasal dari bekas tumbuhan. Akumulasi material tersebut
mengalami proses kompaksi, ubahan kimia dan proses methamorphosis yang
disebabkan oleh peningkatan panas dan tekanan untuk menjadi endapan
batubara.
Sumberdaya batubara adalah endapan batubara yang lokasi kualitas,
kuantitas, karakteristik geologi dan kemenerusan dari lapisan batubara telah
diketahui, diperkirakan atau diinterpretasikan dari bukti geologi tertentu.
Sumberdaya batubara dibagi sesuai tingkat kepercayaaan geologi kedalam
kategori sumberdaya tereka, terunjuk, dan terukur.
Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya batubara terunjuk
dan terukur yang dapat ditambang secara ekonomis. Dalam perghitungan
cadangan harus memasukan batas-batas penambangan dan memasukan
perhitungan dilution dan losses yang muncul saaat batubara ditambang.
Adapun kelas sumberdaya menurut SNI yaitu sebagai berikut :
a. Sumberdaya Batubara Tereka (Inferred Coal Resource)
Sumberdaya batubara tereka adalah bagian dari total estimasi
sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya hanya dapat diperkirakan
dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Titik Informasi yang mungkin didukung
oleh data pendukung tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan
batubara dan/ataukualitasnya. Estimasi dari kategori kepercayaan ini dapat
berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut.
b. Sumberdaya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)
Sumberdaya batubara terunjuk adalah bagian dari total sumberdaya
batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat
kepercayaan yang masuk akal, didasarkan pada informasiyang didapatkan dari
titik-titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung. Titik
Informasi yang ada cukup untuk menginterpretasikan kemenerusan lapisan
batubara, tetapi tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara
dan/atau kualitasnya.

III-1
c. Sumberdaya Batubara Terukur (Measured Coal Resoured)
Sumberdaya batubara terukur bagian dari total sumberdaya batubara
yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan
tinggi, didasarkan pada informasi yang didapat dari titik-titik pengamatan yang
diperkuat dengan data-data pendukung. Titik-titik pengamatan jaraknya cukup
berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau
kualitasnya.
Adapun kelas cadangan menurut SNI yaitu sebagai berikut :
a. Cadangan Batubara Terkira (Probable Coal Reserve)
bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk dan terukur yang dapat
ditambang secara ekonomis setelah faktor–faktor penyesuai terkait diterapkan,
dapat juga sebagai bagian dari sumberdaya batubara terukur yang dapat
ditambang secara ekonomis, tetapi ada ketidakpastian pada salah satu atau
semua faktor penyesuai yang terkait diterapkan.
b. Cadangan Batubara Terbukti (Proved Coal Reserve)
Cadangan batubara terbukti adalah bagian yang dapat ditambang secara
ekonomis dari sumberdaya batubara terukur setelah faktor-faktor penyesuai yang
terkait diterapkan.

Pada gambar 2.1. dijelaskan tentang memperlihatkan framework untuk


mengklasifikasikan estimasi sumberdaya batubara yang mencerminkan tingkatan
keyakinan geologi yang berbeda dan estimasi cadangan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang menentukan tingkat keyakinannya.
Sumberdaya terukur bisa di tingkatkan menjadi cadangan terbukti jika faktor-
faktor penentu telah diselesaikan atau menjadi cadangan terkira jika ada satu
atau lebih faktor-faktor penentu yang belum diselesaikan.

III-2
Sumber: Anonim, 2011 : 7
Gambar 3.1
Hubungan antara Sumberdaya dan Cadangan Batubara

Klasifikasi sumberdaya dan cadangan berfungsi untuk mengetahui


besarnya sumberdaya dan cadangan endapan batubara. Dalam
pengklasifikasian cadangan dan sumberdaya ada beberapa factor yang harus
diperhatikan, yaitu kepastian geologi, teknik penambangan dan aspek
perekonomian. Klasifikasi cadangan batubara yang memenuhi standar sangat
diperlukan pada industry pertambangan batubara.
Keuntungan dengan adanya klasifikasi yang standar, maka :
1. Apabila suatu pihak mengumumkan angka sumberdaya atau cadangan
mineral, maka otomatis pihak lain mengerti data apa yang dimaksud, apakah
angka sumberdaya hasil eksplorasi pada tahapan tertentu, atau sudah angka
cadangan terbukti hasil studi kelayakan.
2. Masyarakat yang terlibat dalam usaha pertambangan, apakah pelaku bisnis
langsung atau pemegang saham, mempunyai posisi lebih aman untuk
mengambil keputusan secara tepat
Dalam kegiatan eksplorasi terdapat dua hal penting yang perlu
diperhatikan, yaitu keyakinan geologi dan tingkat kelayakan. Dua hal tersebut
merupakan factor dalam suatu klasifikasi sumberdaya dan cadangan endapan
batubara. Jika suatu daerah yang secara geologi telah diyakini mengandung
endapan batubara dengan kualitas dan kuantitas tertentu tidak bisa langsung
dilakukan kegiatan penambangan, perlu dilakukan panilaian kelayakan terlebih
dahulu secara ekonomi, teknologi dan lingkungan agar bisa dilakukan kegiatan
penambangan.

III-3
3.2. Permodelan dan Perhitungan Cadangan Batubara

Secara umum, permodelan dan perhitungan cadangan batubara


memerlukan data-data dasar sebagai berikut :
1. Peta topografi
2. Data penyebaran singkapan batubara (telah disesuaikan dengan
format/datum peta)
3. Data sebaran titik bor
4. Peta geologi lokal (meliputi litologi, stratigrafi, dan struktur geologi)
5. Peta situasi dan data-data yang memuat batasan-batasan alamiah seperti
aliran sungai, jalan, perkampungan,dan lain-lain.
Data penyebaran singkapan batubara berguna untuk mengetahui cropline
batubara, yang merupakan posisi dimana penambangan dimulai. Dari pemboran
diperoleh hasil berupa data elevasi roof dan floor baubara yang akan digunakan
dalam permodelan lapisan batubara serta perhitungan cadangan.
Peta situasi dan data-data yang memuat batasan-batasan alamiah (aliran
sungai, jalan, perkampungan, dan sebagainya) berguna untuk menentukan
batasan (boundary) perhitungan cadangan. Endapan batubara yang tidak
ditambang karena batasan-batasan alamiah tersebut tidak diperhitungkan dalam
perhitungan cadangan.

3.2.1 Metode Perhitungan Cadangan Konvensional

Pemilihan metode perhitungan cadangan didasari oleh faktor geologi


endapan, metode eksplorasi, data yang dimiliki, tujuan perhitungan, dan tingkat
kepercayaaan yang diinginkan.
Berdasarkan metode (teknik, asumsi dan pendekatan), maka penaksiran
dan perhitungan sumberdaya atau cadangan terdiri dari metode konvensional
yang terbagi menjadi dua, yaitu metode penampang vertical (dengan
menggunakan rumusan mean areaI, kerucut terpancung, obelisk) dan
penampang horizontal ( metode polygon dan metode triangle).
A. Metode Penampang Vertikal
Metode penampang vertikkal menggambarkan kondisi endapan, bijih,
tanah penutup (overburden) pada penampang-penampang vertical. Perhitungan
luas masing-masing elemen tersebut dilakukan pada masing-masing
penampang. Perhitungan tonase dan volume dilakukan dengan rumusan-
rumusan yang sesuai.

III-4
Metode penampang vertikal dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong endapan
batubar yang akan digitung,
2) Menghitung luasan batubara dan overburden tiap penampang,
3) Setelah luasan dihitung, maka volume dan tonase dihitung dengan rumusan
perhitungan. Perhitungan volume tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan satu penampang, dua penampang, atau rangkaian banyak
penampang.
Perhitungan volume dengan menggunakan satu penampang digunakan
jika diasumsikan bahwa satu penampang mempunyai daerah pengaruh hanya
terhadap penampang yang dihitung saja. Volume yang dihitung merupakan
volume pada areal pengaruh penampang tersebut

Sumber: Prasetyo, N.T, 2007 : 11

Gambar 3.2
Perhitungan Volume Menggunakan Satu Penampang

Rumus perhitungan volum dengan menggunakan satu penampang


adalah :
V ❑=( A x d 1 ) +(A x d 2) .....................................(3.1)
Keterangan :
V = Volume
A = Luas Penampang
D1-D2 = Pengaruh Penampang -1

Perhitungan volume dengan menggunakan dua penampang jika


diasumsikan bahwa volume dihitung pada areal diantara 2 penampang tersebut.
Yang perlu diperhatikan adalah variasi (perbedaaan) dimensi antara kedua
penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat digunakan rumus

III-5
mean area dan kerucut terpancung, tetapi jika perbedaaannya cukup besar
maka digunakan rumus oblisk.

Sumber: Prasetyo, N.T, 2007 : 12

Gambar 3.3
Perhitungan Volume Menggunakan Dua Penampang
Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
1) Rumus mean area

Sumber: idrus et al dalam diktat mata kuliah, 2007 : 58

Gambar 3.4
Penampang endapan dengan bentuk dan ukuran relatif sama

( S 1+ S 2 )
V ❑= ...................................(3.2)
2
Keterangan :
V = Volume
L = Jarak antar penampang
S1 = Juas penampang pertama
S2 = Luas penampang kedua

III-6
2) Rumus Kerucut Terpancung

Sumber: idrus et al dalam diktat mata kuliah, 2007 : 60

Gambar 3.5
Keadaan penampang endapan berbentuk kerucut

Rumus yang digunakan :

L
V= ( S 1+ S 2+ √ (S 1+S 2) ) ...................................(3.3)
3

Keterangan :
V = volume
S1 = luas penampang pertama
S2 = luas penampang kedua
L = jarak antar penampang
3) Rumus Obelisk

Sumber: idrus et al dalam diktat mata kuliah, 2007 : 60

Gambar 3.6
Keadaan endapan yang berbentuk Obelisk

L
V = (S 1+ 4 M +S 2) ...................................(3.4)
6

III-7
Keterangan :
V = volume
S1 = luas penampang awal
S2 = luas penampang akhir
L = jarak antara penampang pertama dan akhir
( a 1. a 2 ) (b 1 . b 2)
M=
4
Perhitungan dengan menggunakan tiga penampang digunakan jika
diketahui adanya variasi (kontras) pada areal di antara 2 penampang, maka perlu
ditambahkan penampang antara untuk mereduksi kesalahan. Perhitungan
menggunakan rumus prismodia.

Sumber: Prasetyo, N.T, 2007 : 14

Gambar 3.7
Perhitungan Volume menggunakan Tiga Penampang

Rumus prismodia sebagai berikut :

Sumber: Prasetyo, N.T, 2007 : 14

Gambar 3.8
Metode prismodia

III-8
( S 1+4 M + S 2)
V =L ..............................(3.5)
6
Keterangan :
V = volume
S1 = luas penampang awal
S2 = luas penampang akhir
L = jarak antara penampang pertama dan akhir
M = luas penampang tengah
B. Metode Penampang Horizontal

Metode penampang hprizontal terbagi menjadi beberapa metode antara


lain:
1) Metode poligon
Metode poligon sebenarnya merupakan contoh penerapan dari aturan
nearest point. Metode poligon adalah suatu metode perhitungan dengan konsep
dasar yang menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan suatu daerah
diwakili oleh satu titik tertentu. Jarak titik bor di dalam poligon dengan batas
poligon sama dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat. Di dalam polgon ini
nilai kadar diasumsikan konstan sama dengan kadar pada titik bor di dalam
poligon.

Sumber: Prasetyo, N.T, 2007 : 15


Gambar 3.9
Metode Poligon

Perhitungan volume dengan rumus berikut :

V = A x t ..............................................(3.6)

Keterangan :
V = volume

III-9
A = luas poligon
t = tebal lapisan batubara di titik conto
2) Metode Triangulasi
Metode triangulasi dilakukan dengan konsep dasar menjadikan titik
yang diketahui menjadi titiksudut suatu prisma segitiga. Prisma segitiga diperoleh
dengan cara menghubungkan titik-titik yang diketahui tanpa berpotongan (lihat
Gambar 2.11).

Sumber: Prasetyo, N.T, 2007 : 16

Gambar 3.10
Metode Triangulasi

Perhitungan volume dengan rumus berikut :

1
V = ( t 1+ t 2+t 3 ) S ........................................(3.7)
3

Keterangan :
V = Volume
S = Luas segitiga 123
t1,t2,t3 = ketebalan endapan pada masing-masing titik

3.2.2. Metode circular USGS 1983

Prosedur atau teknik perhitungan system U.S. Geological survey adalah


dengan membuat lingkaran-lingkaran pada setiap titik informasi endapan

III-10
batubara, yaitu singkapan batubara dan lokasi titik pemboran. Daerah dalam
radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan cadangan terukur dan daerah
radius 400-1200 m adalah untuk perhitungan cadangan terunjuk. Selain itu
aspek-aspek geologi daerah penelitian seperti perlipatan, sesar, intrusi dan
singkapan batubara di permukaaan turut mengontrol perhitungan cadangan
batubara.

Sumber: Prasetyo, N.T, 2007 : 17

Gambar 3.11
Metode Circular USGS 1983

Selanjutnya untuk perhitungan tonase (W) batubara digunakan rumus


sebagai berikut :
W =L x t x B J ..........................................(3.8)

Keterangan :
L = Luas daerah terhitung (m2)
t = Tebal rata-rata batubara sejenis (m)
BJ= Berat jenis batubara (ton/m3 )

3.2.3. Perhitungan Cadangan Dengan Bantuan Sofware (komputerisasi)

Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka metode perhitungan


cadangan telah sangat berkembang secara komputerisasi dengan menggunakan
software yang telah ada sekarang ini tanpa mengubah dasar perhitungannya.
Salah satu software yang familiar digunakan untuk menghitung cadangan adalah

III-11
minescape. Berikut beberapa tahapan perhitungan cadangan pada software
minescape, antaralain:
a. Permodelan endapat batubara
b. Penentuan pit limit
c. Pembuatan blok tambang dengan spesifikasi ukuran tertentu
d. Perhitungan cadangan per blok tambang
e. Akumulasi cadangan seluruh blok
Berikut ini adalah tahap-tahap menentukan jumlah cadangan per blok
tambang (Tambunan. 2009 : III-18).
a. Menghitung luas batubara perblok.
b. Luas area tersebut akan dikalikan dengan ketebalan sebenarnya (true
thickness) dari seam batubara sehingga didapat volume batubara per blok
c. Volume batubara per blok akan dikalikan dengan densitas batubara yaitu 1.3
ton/m3.
3.3. Nisbah Pengupasan (Stripping Ratio)

Nisbah pengupasan atau stripping ratio adalah perbandingan antara


volume lapisan tanah penutup yang akan digali dengan jumlah tonase batubara
yang akan diambil. Ini dilakukan untuk dapat menentukan pada elevasi
berapakah nisbah pengupasan yang paling menguntungkan untuk ditambang
dengan metode tambang terbuka. Nisbah pengupasan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan ekonomis tidaknya pengambilan suatu cadangan
batubara. Semakin kecil nisbah pengupasannya, semakin sedikit overburden
yang harus digali. Semakin besar nisbah pengupasannya, berarti semakin
banyak overburden yang harus digali untuk mengambil endapan batubara,
apabila semakin banyak overburden yang harus digali maka semakin besar pula
biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan batubara.
Permasalahan tersebut diatasi perusahaan dengan cara menentukan
batasan atau titik batas tertentu untuk nilai dari nisbah pengupasan sehingga
nantinya perusahaan dapat memperkirakan apakah apabila dilakukan penggalian
dapat menguntungkan atau tidak. Rumusan umum yang sering digunakan untuk
menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan berikut :

Stripping Ratio = Tanah Penutup (bcm) / Batubara (ton). .........(3.9)

Kemiringan lereng (slope) sangat penting dalam pembuatan rancangan


tambang, sangat berpengaruh terhadap besarnya stripping ratio, semakin landai

III-12
lereng semakin banyak material yang harus dikupas, ini berarti stripping ratio
makin besar, sebagaimana gambar dibawah ini :

A A a

β
B B
α α-β

SR = A / B SR = (A + a) / B

Sumber : Nurhakim, 2008 : 6


Gambar 3.12.
Stripping Ratio

3.4. Konsep Penentuan Batas Untuk Perhitungan Cadangan Batubara


Terbukti
Geometri lereng merupakan salah satu faktor penting dalam perhitungan
cadangan. Hal ini berkaitan dengan perhitungan ekonomi cadangan bahan galian
tersebut. Penentuan letak pit limit, desain pit, serta besar sudut lereng yang
dibuat merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Untuk menentukan pit
limit, dapat digunakan perhitungan striping ratio. Dengan melihat volume
overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan tonase batubara, maka
diketahui pada pit limit mana dapat menghasilkan keuntungan.
Pit limit sebagai salah satu kondisi batas untuk perhitungan cadangan
perlu didefinisikan menggunakan model. Gambar 3.16. menunjukkan cara
menggunakan pit limit untuk mendapatkan final pit dengan memperhitungkan
faktor ekonomi. Perhitungan dilakukan dengan berulang-ulang hingga
mendapatkan perhitungan striping ratio yang sesuai. Dengan mengekspresikan
dalam satu model, maka geometri pit limit dapat berubah-ubah untuk
menghasilkan striping ratio yang diinginkan.

Sumber : Hustrulid. 1998 : 411

III-13
Gambar 3.13.
Penentuan pit limit

III-14

Anda mungkin juga menyukai