Kajian Rencana Lokasi Bandar Udara Fix
Kajian Rencana Lokasi Bandar Udara Fix
BANDAR UDARA
1. Kondisi Topografi
Harus memenuhi persyaratan kelandaian tanah serta kemiringan lahan / tapak, yaitu
2. Struktur Tanah
Syaratnya adalah ,
3. Hidrologi
Kawasan rencana Bandar udara secara ideal harus memiliki system drainase yang baik untuk itu ,
lokasi Bandar udara harus mempertimbangkan factor factor berikut.
Dalam penentuan lokasi Bandar udara diperlukan kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah
( RTRW) agar tidak terjadi ketidaksesuaian peruntukan fungsi lahan disekitar lokasi Bandar udara ,
karena hal ini terkait dengan aspek operasional dan keselamatan operasi penerbangan serta dampak
lingkungan yang di timbulkan.
Ini merupakan hal yang penting agar pencapaian ke dan dari Bandar udara dapat ditempuh dalam watu
sesingkat mungkin untuk mencapai nilai ekonomis suatu perjalanan , maka diperlukan jalan akses
yang memadai , moda angkutan baik penumpang maupun barang yang mendukung operasional
Bandar udara
1. Jalan akses menuju Bandar udara lepngkap dengan marka dan rambu rambu serta system
drainase jalan
2. Tersedianya jaringan fasilitas telekomunikasi
3. Tersedianya air bersih
Pengembangan di masa mendatang dapat terjadi apabila tersedianya lahan yang sudah dicadangkan
maka akan dapat menghindari potensi konfik sosial yang sering timbul pada saat akan dilaksanakan
pengembangan fasilitas Bandar udara.
Pengaruh lokasi Bandar udara ini dengan pusat kota merupakan salah satu pertimbangan yang baik,
karena bertujuan untuk :
Bebetapa aspek ruang udara yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan Bandar udara :
1. Ruang udara diatas kawasan Bandar udara yang direncanakan bukan ruang udara tertutup
2. Jarak terdekat Bandar udara yang direncanakan dengan Bandar udara lain minimum dua kali
radius kawasan keselamatan operasi penerbangan atau jarak praktis minimum 40 km.
3. Jalur penerbangan tidak merubah struktur jalur penerbangan yang sudah ada
4. Ruang udara untuk holding pesawat sesuai dengan persyaratan keselamatan operasi
penerbangan
5. Ruang udara landing dan take off sesuai dengan persyaratan keselamatan operasi penerbangan
Analisis KKOP dilakukan berdasarkan annex 14 ICAo konvensi Chicago tahun 1994,
C. Kondisi meterologi
Faktor kondisi meterologi mempengaruhi operasi penerbangan dan aspek keselamatan penerbangan
meliputi :
2. Suhu udara
Komponen suhu udara permukaan rata-rata tahunan sangat berpengaruh pada penentuan
panjang landas pacu dan daya angkut pesawat udara
Gambar 4.1. kondisi geografi kawasan wilayh studi (kota pagar alam)
4.2.2 Kondisi Geologi Kawasan
Dari kajian peta geologi kawasan perencanaan, diketahui bahwa kawasan perencanaan yaitu kota
Pagar alam teridentifikasi memiliki sifat Geologis pada kawasan yang terdiri dari beberapa jenis
batuan : Batuan sedimen, Mezozoikum, dan Batuan Karbonat tersier. Dari peta tersebut
teridentifikasi adanya daerah sesar geser yang berlokasi membujur dari utara ke selatan di bagian
tengah wilyah sumatera selatan.
Pada gambar 4.2 memberikan informasi awal bahwa wilayah perencanaan memiliki potensi
yang terjadi gerakan tanah menengah oleh karena itu termasuk dalam kategori aman
Analisis arah angina (windrose analysis) merupakan hal yang sangat esensial dalam menentukan arah
runway. Pada prinsipnya arah runway Bandar udara diusahakan sedapat mungkin searah dengan arah
angina dominan sehingga pesawat dapat mendarat (landing) maupun tinggal landas (take off) dengan
baik. Pesawat udara melakukan pergerakan di atas runway jika komponen angin yang tertiup tegak
lurus (cross wind) dengan arah pergerakan pesawat udara yang tidak berlebihan. ICAO/FAA
merekomendasikan usability factor minimum 95%, artinya resultante presentase arah angina dominan
harus sesuai dengan arah landasan minimum sebesar 95%. Besarnya kecepatan cross wind maksimum
yang diperbolehkan bergantung pada jenis dan ukuran pesawat yang beroperasi , susunan sayap dan
kondisi permukaan runway.
Besarnya batas kecepatan komponen angina silang (cross wind) yang diijinkan adalah 10 knot untuk
panjang runway kurang dari 1.200 m , 13 knot untuk panjang runway 1.200-1.500 m , dan 20 knot
untuk panjang runway lebih besar atau sama dengan 1.500 m.
Untuk menentukan orientasi arah runway ideal Bandar udara di Kota Pagar Alam maka dibuat analisis
Mawar Angin (wind rose analysis) berdasarkan data arah dan kecepatan angina per 3 jam-an yang
diperoleh dari stasiun meteoroogi Talang Betutu (Palembang) selama 11 tahun dari tahun 1999-2008.
Untuk pengoperasian pesawat berukuran kecil dengan panjang runway kurang dari 1.200 m, maka
batas kecepatan crosswind yang diijinkan adalah 10 knot.
Berdasarkan analisis Mawar Angin (wind rose analysis) diketahui bahwa arah runway yang memenuhi
syarat usability factor minimum 95% berada pada keseluruhan arah, dengan arah angina paling
dominan sebagai arah orientasi runway paling ideal adalah 170 ° - 350° (nomenkaltur runway 17-35)
dengan usability factor sebesr 99.13%
1. Sebagian besar wilayah kota Pagar Alam merupakan daerah pegunungan atau perbukitan
terutama dibagian barat dan selatan wilayah kota Pagar Alam
2. Sebagian besar prasarana wilayah yang sudah terbangun berada dibagian tengah dan timur
wilayah kota pagar alam
3. Terdapat beberapa lokasi yang memunginkan untuk alternative lokasi Bandar udara yaitu
dibagian utara dan timur wilayah kota pagar alam.
Dengan pertimbangan diatas didapat alternative lokasi pengembangan Bandar udara yaitu:
1. Alternatif lokasi 1 : daerah danau pauh dusun mingkik kelurahan atung bungsu, kecamatan
dempo selatan.
2. Alternatif lokasi 2 : daerah kebun singon, dusun mingkik, kelurahan atung bungsu, kecamatan
dempo selatan.
3. Alternatif lokasi 3 : daerah suka cinta, kelurahan atung bungsu, kecamatan dempo selatan.
1. Lokasi alternatif 1
a. secara administratif rencana lokasi terletak di daerah danau paoh, dusun mingkik,
kelurahan atung bungsu, kecamatan dempo selatan, kota pagar alam
b. jarak rencana lokasi bandar udara dengan pusat kota pagar alam lebih kurang 20 km
c. hasil analisis tapak menunjukan bahawa arah landas pacu yang memungkinkan adalah
60-240 derajat
d. ketinggian lahan berada antara 570-660 meter diatas permukaan air laut rata-rata
e. kemungkinan arah perpanjangan runway adalah kearah timur aut
f. kondisi lahan sebagian besar berupa padang rumput/semak belukar
g. ketersediaan lahan untuk pengembangan fasilitas bandar udara dimasa mendatang
masih sangat memungkinkan
h. kondisi daya dukung tanah dasar termasuk dalam klasifikasi baik dan berupa tanah
lempung berlanau dengan plastisitas tinggi
i. tidak terdapat bentang alam yang merupakan objek obstacel dikawasan pendaratan/
take off
j. tidak terdapat bentang alam yang merupakan objek obstacel dikawasan permukaan
transisi
k. tidak terdapat bentang alam yang merupakan objek obstacel dikawasan horizontal
dalam
l. Tidak terdapat permukiman penduduk yang berada pada lahan rencana bandar
udara( jarak rencana lahan bandar udara dengan permukiman penduduk yang terdekat
sekitar 5 km)
m. potensi kebisingan akibat operasi bandar udara diperkirakan memiliki dampak relatif
kecil karena permukiman penduduk berada diluar kawasan kebisingan bandar udara
n. rencana lahan bebas dari bahaya banjir karena terdapat di dataran tinggi/punggung
bukit yang memiliki alur sungai yang cukup besar.
2. Lokasi alternatif 2
a. Secara administratif rencana lokasi terletak di Daerah kebun singon , dusun mingkik,
kelurahan atung bungsu, kecamatan dempo selatan, kota pagar alam
b. jarak rencana lokasi bandar udara dengan pusat kota pagar alam lebih kurang 15 km
c. hasil analisis tapak menunjukan bahwa arah landas pacu yang memungkinkan adalah
90o-270o
d. ketinggian lahan berada antara 500-600 metr diatas permukaan air laut rata-rata
e. kemungkinan arah perpanjangan runway adalah kearah barat
f. kondisi lahan sebagian besar berupa perkebunan
g. ketersediaan lahan untuk pengembangan fasilitas bandar udara dimasa yang akan
datang masih sangat memungkinkan tetapi terbatas
h. kondisi daya dukung tanah dasar termasuk dalam klasifikasi cukup baik dan berupa
tanah lempung berlanau dengan plastisitas tinggi
i. tidak terdapat bentang alam yang merupakan objek obstacel dikawasan pendaratan/
take off
j. tidak terdapat bentang alam yang merupakan objek obstacel dikawasan permukaan
transisi
k. tidak terdapat bentang alam yang merupakan objek obstacel dikawasan horizontal
dalam
l. potensi kebisingan akibat operasi bandar udara diperkirakan memiliki dampak relatif
kecil karena permukiman penduduk berada diluar kawasan kebisingan bandar udara
m. rencana lahan berada pada daerah rawaan banjir karena daerah relatif datar dan tidak
ada alur drainase yang memadai.
3. Lokasi alternatif 3
a. secara administratif rencana lokasi terletak di desa Suka Cita, Dusun Mingkik,
Kelurahan Atung Bungsu, Kecamatan dempo selatan, kota pagar alam
b. jarak rencana lokasi bandar udara dengan pusat kota pagar alam lebih kurang 30 km
c. hasil analisis tapak menunjukkan bahwa arah landas pacu yang memungkinkan adalah
40o – 220o
d. ketinggian lahan berada antara 550 – 650 meter di atas permukaan air laut rata – rata
e. kemungkinan arah perpanjangan runway adalah ke arah timur laut
f. kondisi lahan sebagian besar berupa hutan, padang rumput/semak dan perkebunan
rakyat
g. ketersediaan lahan untuk pengembangan fasilitas bandar udara di masa yang akan
datang masih sangat memungkinkan tetapi terbatas
h. kondisi daya dukung tanah dasar termasuk dalam klasifikasi cukup baik dan berupa
tanah lempung berlanau(silty clay) dengan plastisitas tinggi
i. tidak terdapat bentang alam (bukit/gunung) yang merupakan obyek obstacle di
kawasan pendaratan
j. tidak terdapat bentang alam (bukit/gunung) yang merupakan obyek obstacle di
kawasan permukaan transisi
k. tidak terdapat bentang alam (bukit/gunung) yang merupakan obyek obstacle di
kawasan horisontal dalam
l. potensi kebisingan akibat operasi bandar udara di perkirakan memiliki dampat relatif
kecil karena permukiman penduduk berada di luar kawasan kebisingan bandar udara
m. rencana lahan berada pada daerah rawan banjir karena daerah relatif datar dan tidak
ada alur drainase yang memadai
Dengan adanya peningkatan perekonomian wilayah maka daya beli dan daya guna masyarakat
akan meningkat pula yang akan berdampak positif terhadap pertambahan pendapatan asli daerah.
Dari aspek inilah bandar udara dapat memberikan keuntungan secara ekonomi.
Adapun misi dari pembangunan bandar udara adalah salah satu prasarana dasar wilayah yang
mampu memberikan pelayanan jasa transportasi yang cepat (quick), aman (safe) dan nyaman
dalam rangka mengakomodasi kebutuhan pergerakan penumpang dan barang dalam rangka
peningkatan perekonomian.
Tabel 4.3. total bobot pemilihan konsep tata letak
Aspek perekonomian pada tahap ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan mengingat tata
letak bandara telah ada sebelumnya, sehingga aspek ekonomi akan dibahas pada bab tesendiri.
Hasil penilaian terhadap masing-masing alternative lokasi Bandar udara dapat dilihat pada
Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6. Penilaian ( scorning) alternatif rencana lokasi bandar udara
N Nila
KriteriaPemilihan Kondisi Bobot Alt-1 Alt-2 Alt-3
O i
-
Berdampaknegatifseda
2
ng
1
-
Berdampaknegatifbesar
3 Kondisiperairan di sekitarkawasan Bandar
udara :
a. - 2 3x2 = 6 3x2 = 6 3x2 =
Pencemaranlimbah Berdampakkecil/tidakp 6
air buangan enting
3
-
2
Berdampaknegatifseda
1
ng
-
Berdampaknegatifbesar
b. Perubahan areal - 3 3 2x3 = 6 2x3 = 6 2x3 =
resapan air Berdampakkecil/tidakp 2 6
enting 1
-
Berdampaknegatifseda
ng
-
Berdampaknegatifbesar
c. - 2 3x2 = 6 3x2 = 6 3x2 =
Terjadinyasedimenta Berdampakkecil/tidakp 6
sipadaaliransungai enting
3
-
2
Berdampaknegatifseda
1
ng
-
Berdampaknegatifbesar
d. - 2 2x2 = 4 2x2 = 4 2x2 =
Timbulnyahambatan Berdampakkecil/tidakp 4
aliran air enting
3
-
2
Berdampaknegatifseda
1
ng
-
Berdampaknegatifbesar
e. - 3 2 3x2 = 6 2x2 = 4 2x2 =
Perubahanekosistem Berdampakkecil/tidakp 2 4
perairan enting 1
-
Berdampaknegatifseda
ng
-
Berdampaknegatifbesar
JumlahNilaiAspekLing 85 83 72
kungan
Sumber :HasilAnalisisKonsultan, 2009
4.3.4. Lokasi Terpilih
Berdasarkan analisis dan penilaian dari masing – masing kriteria kelayakan teknis, oprasional
penerbangan dan lingkungan tersebut diperoleh penilaian total untuk masing – masing alternatif lokasi
bandar udara kota pagar alam sebagai mana tertera pada tabel 4.7 berikut.
Dengan kondisi total penilaian yang diperoleh, maka lokasi alternatif 1 yang berada di daerah danau paoh,
dusun mingkik, kelurahan atung bungsu, kecamata dempo selatan adalah lokasi yang terpilih (selected
location) dan secara teknis, operasional penerbangan dan lingkungan memiliki kondisi yang sangat baik
sebagai lahan atau areal pembangunan bandara di bandingkan dengan kedua alternatif lainnya.
BAB IV
KAJIAN RENCANA LOKASI BANDAR
UDARA
OLEH :
DOSEN :
Dr. GUSTA GUNAWAN, S.T., M.T.