Anda di halaman 1dari 12

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No.

56/DIKTI/Kep/2005

Komunikasi Kesehatan:
Penyebaran Informasi Gaya Hidup Sehat

Anne Ratnasari

ABSTRACT

This paper is concerned with the dissemination of Healthy Lifestyle information.


Healthy Lifestyle which applying food combining approach recently is hailed as a breakthrough
in health communication. Meanwhile, the dissemination process consists of message
characteristic, communication channel, and range of time period. The innovation on message
characteristic involves factors such as relative benefit, compatibility, and complexity. Relative
innovation is generated from economy aspect: by applying healthy lifestyle information,
it is strongly hoped that human body will become healthy, full of energy, and free from disease.
On the other hand, there is difficulty on compatibility factors, due to society’s eating pattern
which referred on four-healthy pattern for every meal, not for a whole day. The spread
of information need a deep toward lifestyle—add complexity for the matter.
The communication channels to widespread this information to the public utilize
a combination of interpersonal communication (for consultation), group communication
(public speech), and mass communication (print media). Time is also a crucial factor
in planning information dissemination.

Kata kunci: diseminasi, informasi, komunikasi kesehatan, gaya hidup sehat

Pendahuluan menikmatinya. Hal itu tidak salah selama orang


dapat mengontrol asupan makanannya. Apabila
Dalam kehidupan modern saat ini, banyak cara terjadi sebaliknya, di mana orang makan melebihi
ditempuh individu untuk menjaga kesehatan kebutuhan tubuhnya, menurut hasil penelitian,
tubuh. Sesuai saran ahli gizi, berbagai macam menu “berisiko pada timbulnya penyakit, seperti jantung
makanan diolah, disajikan, dan dikonsumsi untuk koroner, diabetis mellitus, hipertensi, arthritis, batu
mencapai kesehatan optimal. empedu, dan penyakit lainnya” (Wirakusumah,
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan 1997:29-32).
pemeliharaan kesehatan, variasi kuliner mudah
dijumpai, baik yang disajikan tayangan televisi, Keadaan ini mendapat perhatian yang cukup
maupun dimuat di media cetak. Semuanya terlihat serius dari para ahli nutrisi, di antaranya,
begitu menggugah selera, dan lezat. Dari menu menginformasikan kepada individu atau
tradisional, modern, bahkan sajian kreatif yang masyarakat agar disiplin memilih makanan yang
membuat orang sering tergoda untuk harus dikonsumsi dan hindari. Karena pola makan

Anne Ratnasari. Komunikasi Kesehatan: Penyebaran Informasi Gaya Hidup Sehat 1


sehari-hari akan memengaruhi kesehatan mereka. meliputi kajian bidang komunikasi dan kesehatan.
Terdapat berbagai macam pola makan yang Di mana kajian ini memokuskan pada penggunaan
dikenalkan ahli gizi dan dianut masyarakat, sebagai strategi komunikasi yang menginformasikan dan
salah satu bentuk dari gaya hidup sehat. Gaya memengaruhi keputusan individu dan masyarakat
hidup sehat pada intinya “mengerjakan secara dalam mempertinggi kesehatan. Kenaikan tersebut
konsisten pola makan sehat dan berolah raga diakui sebagai elemen penting dari usaha untuk
dengan cukup”.1 Pola makan sehat adalah makanan memperbaiki kesehatan perseorangan maupun
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.”
masing-masing. Bagi individu yang lebih banyak Menelaah informasi gaya hidup sehat dengan
bekerja di belakang meja, misalnya, “kemungkinan menerapkan food combining merupakan sebuah
hanya membutuhkan makanan yang mengandung upaya yang memerlukan perhatian khusus. Sebab,
1.700 - 1.900 kalori, dan untuk memenuhi kebutuhan muatan yang terkandung di dalamnya
ini, makanan yang dikonsumsi di antaranya berhubungan dengan sesuatu yang baru, dan
mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, belum diketahui bagaimana tingkat penerimaaan
vitamin, dan mineral.”2 individu atau masyarakat terhadap informasi
Untuk pola makan, beberapa program atau tersebut. Karena itu, di benak penulis terlintas
pedoman yang diperkenalkan ahli nutrisi mungkin pertanyaaan: apakah informasi tersebut akan
berbeda prinsip dan tujuannya. Salah satunya, diserap masyarakat luas? Apakah terdapat kendala
kombinasi makanan serasi yang dikenal food com- yang mungkin dihadapi dalam penyebarannya?
bining, yaitu “pola makan yang diselaraskan Tulisan ini membahas tinjauan teoretis
dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh manusia. penyebaran informasi gaya hidup sehat dari sudut
Tujuannya, untuk memudahkan kerja pencernaan pandang teori difusi inovasi. Menurut Rogers,
dan pemanfaatan energi sehingga lebih efisien” yang dikutip Stephen D. Perry (dalam Baldwin, et
(Gunawan, 2001:34). al., 2004:221), teori ini memusatkan perhatian pada
Food combining, sejak pertama kali, “penyebaran pengetahuan baru dan produk baru
dipopulerkan oleh seorang ahli bedah dari Amerika dalam masyarakat melalui media massa, antara lain,
Serikat, dr. William Howard Hay, sampai sekarang mencakup inovasi, saluran komunikasi, dan rentang
masih dianggap kontroversial. Pola makan ini waktu.”
mendapat kritikan dan dukungan dari para Berdasarkan pendapat Rogers tersebut,
pengikutnya. Mereka yang mengeritik, antara lain, pembahasan tulisan ini difokuskan pada
berpendapat pola makan ini dianggap tidak ilmiah, karakteristik pesan, saluran komunikasi, dan
dan dapat membuat orang kekurangan gizi. rentang waktu penyebaran gagasan gaya hidup
Sedangkan yang mendukung menyambut hangat sehat dengan menerapkan food combining
pola makan ini. Sebagai contoh, seperti dilaporkan sebagai inovasi baru di bidang kesehatan kepada
majalah Nirmala (2002), “tanggapan dalam semi- masyarakat.
nar food combining, banyak peserta datang untuk
berkonsultasi, bahkan permintaan untuk Teori Difusi Inovasi
memberikan ceramah food combining makin
Sebelum menjelaskan teori difusi inovasi,
meluas.”3
terlebih dahulu penulis uraikan aspek-aspek yang
Memerhatikan manfaatnya, menerapkan
berhubungan dengan perubahan sosial dan
kombinasi makanan serasi dalam kehidupan sehari-
komunikasi. Menurut Soekamto (1982:58),
hari merupakan salah satu solusi memeroleh
“perubahan sosial terjadi karena adanya interaksi
kesehatan optimal. Mencapai kesehatan optimal
sosial, sebagai bentuk utama dari proses-proses
menjadi salah satu aspek yang dituju komunikasi
sosial. Sedangkan interaksi sosial terjadi apabila
kesehatan seperti diungkapkan Piotrow (1997),4
adanya kontak sosial dan komunikasi.” Rogers,
Jackson & Duffy (1998),5 “komunikasi kesehatan

2 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

yang dikutip Perry (dalam Baldwin, 2004:221), Sebaliknya, inovasi yang memiliki komponen ide
mengemukakan pandangannya bahwa “perubahan maupun wujud fisik, pengadopsiannya diikuti oleh
sosial menyangkut perubahan-perubahan yang keputusan tindakan.
terjadi pada struktur dan fungsi sistem sosial.” Selanjutnya, Rogers yang dikutip Perry (dalam
Perubahan tersebut ditandai dengan proses yang Baldwin, et al.,2004:222), mengungkapkan, hal
di dalamnya terdapat tahap, yaitu: penemuan baru, yang penting untuk diperhatikan dalam komponen
penyebarluasan penemuan baru, dan penyebaran inovasi adalah “setiap inovasi memiliki sejumlah
penemuan baru itu berdampak kepada masyarakat. karakteristik yang akan dipersepsi oleh orang yang
Memerhatikan proses ketiga tahapan tersebut, akan menerima atau menolaknya. Karakteristik itu,
komunikasi memiliki peran pada tahap kedua, yaitu antara lain, mencakup: relative advantage, com-
penyebarluasan penemuan baru (inovasi). Teori patibility, complexity, trialability, dan
untuk menelaah bentuk komunikasi tersebut, observability.”
antara lain, teori difusi inovasi. Teori difusi Relative advantage adalah karakter yang
inovasi, menurut Rogers yang dikutip Perry, berkenaan dengan apakah suatu inovasi
adalah “tahap-tahap untuk menyebarluaskan dipersepsi lebih menguntungkan oleh calon
temuan-temuan baru, menyangkut suatu teknologi pengadopsi jika dibandingkan dengan ide atau
baru, gagasan baru, ke seluruh anggota cara-cara yang sudah ada yang akan
masyarakat” ( dalam Baldwin, 2004:221). digantikannya. Keuntungan relatif ini diukur dari
Tahap penyebarluasan inovasi dipandang segi ekonomi, penghargaan sosial, kenyamanan,
sebagai salah satu tahap penting berkaitan dengan dan sebagainya.
perubahan sosial, karena tidak setiap penemuan Karakter compatibility inovasi baru berkaitan
baru/inovasi akan begitu saja diterima masyarakat. dengan kesesuaian inovasi baru tersebut dengan
Peran komunikasi dalam perubahan sosial, seperti nilai-nilai, pengalaman, dan kebutuhan calon
dijelaskan Rogers, yang dikutip Perry, “komunikasi pengadopsi. Inovasi yang tidak sesuai dengan
itu merupakan elemen yang penting dalam setiap norma yang ada dan dipelihara oleh sistem sosial,
perubahan sosial, meliputi inovasi atau penemuan tidak akan diadopsi secepat inovasi yang sesuai
baru, pengomunikasian melalui berbagai saluran, dengan norma-norma. Complexity adalah karakter
dalam suatu rentang waktu, dan di antara anggota inovasi yang berhubungan dengan sejauhmana
sistem sosial” (dalam Baldwin, 2004:221). sebuah inovasi dianggap sulit untuk dipahami oleh
Penjelasan pendapat Rogers tersebut satu per satu calon pengadopsi.
diuraikan berikut ini. Karakter inovasi trialability berhubungan
Inovasi adalah ide, atau objek yang dipersepsi dengan sebuah inovasi menjadi tinggi tingkat
seseorang sebagai ide baru. Mungkin saja hal itu adopsinya jika inovasi tersebut mudah dicoba
tidak benar-benar baru, akan tetapi hal itu dirasakan dalam skala kecil. Sebuah gagasan baru akan
baru oleh orang yang memersepsinya. Menurut menarik calon pengadopsi jika dia dapat mencoba
Rogers, ide atau gagasan yang menyebar ke lebih dahulu inovasi itu dalam jumlah tertentu.
masyarakat, pada mulanya adalah berupa inovasi. Terakhir, karakter observability memungkinkan
Oleh sebab itu, dapat terjadi suatu gagasan orang yang akan mengadopsi melihat bagaimana
dipandang baru oleh sekelompok orang, tetapi dampaknya. Karakter ini membuat sebuah inovasi
mungkin sudah biasa bagi kelompok lainnya. dapat menyebar dengan cepat di tengah
Inovasi mempunyai komponen ide, tetapi masyarakat.
sebagian daripadanya tidak memiliki wujud fisik, Terdapat dua saluran yang memiliki peran
seperti gagasan baru yang berwujud pemikiran atau penting dalam difusi inovasi, yaitu media massa
ideologi. Inovasi hanya mempunyai komponen ide dan saluran antarpribadi. Media massa memiliki
saja, tanpa wujud fisik, tidak dapat diadopsi secara peran dalam menyebarluaskan gagasan baru,
fisik, pengadopsiannya dilakukan secara simbolik. terutama untuk menjangkau khalayak luas.

Anne Ratnasari. Komunikasi Kesehatan: Penyebaran Informasi Gaya Hidup Sehat 3


Penggunaan media massa biasanya digunakan, individu mencari penguatan untuk keputusan
terutama, dalam menumbuhkan pengertian inovasi yang telah dibuatnya. Dapat saja terjadi
mengenai gagasan baru yang baru disebarkan. individu membatalkan keputusan inovasinya bila
Saluran antarpribadi dalam proses difusi dia menemukan informasi yang bertentangan
inovasi digunakan pada tahap persuasi, yaitu tahap mengenai inovasi yang telah diputuskannya.
meyakinkan para calon pengadopsi untuk Tahap-tahap pengambil putusan ini diambil
menggunakan inovasi baru yang diperkenalkan. dalam satu tahap tertentu yang memerlukan waktu.
Penggunaan berbagai saluran komunikasi ini Dari berbagai laporan penelitian, tampak bahwa
mendorong lahirnya teori tentang arus informasi dari suatu inovasi tidak dapat diadopsi begitu saja,
sumber kepada penerima. Mula-mula dijelaskan sebelum orang mempertimbangkannya dalam
bahwa pesan-pesan media massa diterima langsung waktu yang cukup lama.
oleh khalayak. Akan tetapi, berbagai penelitian Faktor waktu dalam adopsi inovasi berkaitan
menunjukkan bahwa pesan-pesan media massa pula dengan tingkat keinovatifan calon
seringkali melalui individu-individu tertentu di pengadopsi. Menurut Rogers, yang dikutip Perry
masyarakat (mereka dikenal dengan opinion leader) (dalam Baldwin et al., 2004:222), “keinovatifan
kemudian disampaikan kembali kepada khalayak. berkenaan dengan sejauhmana seseorang
Oleh sebab itu, teori difusi menjelaskan bahwa mengadopsi inovasi lebih dahulu dibandingkan
media massa cocok untuk menyebarkan informasi dengan orang lain di masyarakatnya.”
dengan tujuan menumbuhkan pengetahuan dan Keinovatifan menghasilkan kategori
pengertian. Adapun tindak lanjut dari informasi itu, pengadopsi, di antaranya: innovators, early
terutama dalam meyakinkan orang agar mau adopters, late adopters atau laggard. Innova-
mengadopsi suatu inovasi lebih dibebankan kepada tors adalah “orang yang memiliki tiga motivasi
individu-individu seperti opinion leader atau agen dasar–ide, pencapaian, dan ekspresi diri. Mereka
perubahan yang menggunakan saluran mau menerima ide dan teknologi baru, serta pencari
antarpribadi. tantangan”(Borchers, 2005:146). Early Adopters
Waktu merupakan salah satu faktor penting memperlihatkan “bagaimana teknologi baru
yang harus diperhitungkan dalam proses difusi bekerja. Bila teknologi tersebut memenuhi janjinya,
inovasi. Faktor waktu ini mencakup beberapa mereka mengadopsinya, dan bertindak sebagai
konsep difusi, yaitu: proses keputusan inovasi, opinion leader yang mempromosikan inovasi baru
keinovatifan, dan tingkat adopsi inovasi dalam satu kepada orang lain.” Sedangkan late adopters atau
sistem sosial. laggard adalah “mereka yang lambat mengadopsi
Proses keputusan inovasi, yaitu proses inovasi baru” (Perry dalam Baldwin et al., 2004:222).
perjalanan seseorang sejak mengenal inovasi
sampai dia membuat keputusan untuk menerima Pola Makan dan Gaya Hidup
atau menolak sebuah inovasi melalui empat tahap
Pada bagian ini dijelaskan secara singkat pola
keputusan, yaitu: pengetahuan, persuasi,
makan dan gaya hidup, food combining (kombinasi
keputusan, dan konfirmasi. Tahap pengetahuan
makanan serasi), dan siklus sistem pencernaan.
adalah tahap ketika seorang calon pengadopsi
Kemudian, dibahas konsep-konsep yang relevan
mulai mengenal inovasi, kemudian dia memahami
yang terdapat dalam teori difusi informasi mengenai
bagaimana inovasi berfungsi. Tahap persuasi
berbagai aspek yang berkenaan dengan gaya
terjadi ketika individu membentuk sikap yang
hidup sehat dengan menerapkan food combining
berkenaan atau tidak berkenan terhadap inovasi.
tersebut.
Tahap keputusan terjadi ketika individu
Selama ini, pemikiran orang mengenai pola
melakukan kegiatan yang mengarahkannya kepada
makan umumnya terpusat pada makanan kelompok
satu pilihan untuk menerima atau menolak inovasi.
empat sehat (karbohidrat, protein, sayur, dan buah),
Sedangkan tahap konfirmasi adalah tahap ketika

4 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

yang dijabarkan sebagai makanan seimbang dalam adalah nasi putih dan gula pasir, produk tepung
satu menu. Salah satu aspek yang menentukan seperti roti dan kue, yang kualitas gizinya rendah
pilihan seseorang atas pola konsumsi makan akibat proses pengolahan yang lama. Sedangkan
tersebut adalah gaya hidup. hidrat arang yang kualitas gizinya masih utuh
Menurut Kotler, gaya hidup adalah pola hidup seperti kentang, beras merah, atau jagung,
seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang umumnya dijadikan makanan selingan atau hampir
dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat tidak digemari. Buah atau sayuran yang juga
yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan rupa termasuk sumber hidrat arang utuh, lebih sering
keseluruhan pola perilaku seseorang dalam ditempatkan sebagai makanan sampingan, yang
kehidupan sehari-hari (Kotler, 1992:189). sering malah tidak sempat dimakan karena perut
Pola makan seperti tersebut di atas sudah lazim sudah terlalu kenyang. Sebaliknya, asupan pro-
diketahui, dan diterapkan keluarga-keluarga dalam tein yang hanya dianjurkan separuh dari total
mengatur menu makanannya. Hal ini berdasarkan asupan hidrat arang justru sering dikonsumsi lebih
anggapan bahwa “setiap kelompok makanan sama dari takaran.”
pentingnya, sehingga harus dimakan bersamaan, Dengan pola makan seperti itu, yang diperoleh
dan protein merupakan unsur yang menentukan bukannya sehat, melainkan kegemukan dan
dalam standar ukuran menu sehat. Akibatnya, pola masalah kesehatan lainnya. Mengenai kelebihan
makan menjadi terkonsentrasi pada menu seimbang berat badan, banyak faktor yang dapat
unsur empat sehatnya, tetapi susunan gizinya tidak menyebabkannya. Haas (1992, dalam Gunawan,
seimbang dengan kebutuhan tubuh” (Gunawan, 2001:18) menyatakan, “faktor keluarga, fisiologis,
2001:20). atau psikologis, bisa melatarbelakangi masalah
Konsep empat sehat dalam satu menu berat badan. Kebanyakan kasus kegemukan lebih
sebetulnya tidak terlalu menimbulkan masalah banyak dipengaruhi faktor keluarga daripada
seperti sekarang, karena pola makan manusia kecenderungan genetik.”
beberapa puluh tahun yang lalu lebih alamiah. Faktor fisiologis adalah faktor yang berkaitan
Seperti diungkapkan Gunawan (2001:21), “taraf dengan kondisi fisik. Misalnya, naiknya berat
hidup masyarakat yang meningkat, disertai dengan badan pada masa pertumbuhan anak, wanita hamil,
modernisasi teknologi industri makanan, dan pada orang dewasa serta lanjut usia karena
menyebabkan masyarakat semakin jauh dari kurang olah raga atau gaya hidup yang kurang
makanan-makanan alami. Selain itu, pola makan aktif. Sedangkan faktor psikologis berkaitan
masyarakat modern sudah dipengaruhi promosi dengan kondisi mental atau emosi seseorang.
gencar produk-produk makanan tinggi lemak, Misalnya, “jika sedang stres, orang cenderung
garam, dan gula. Misalnya, produk sereal bersalut melampiaskan perasaannya dengan makan terus-
gula, makanan instan, sari buah, margarin, camilan menerus” (Wirakusumah, 1997:18). Adapun faktor
asin, daging olahan, dan sebagainya. Makanan- genetik, pencetusnya dihasilkan oleh “gaya hidup
makanan seperti ini tidak memberi kontribusi gizi yang ditanamkan sejak dini dalam lingkungan
pada tubuh kecuali tambahan beban dan berat keluarga. Jika orang tua yang kegemukan
badan.” membiasakan pola makan yang buruk dalam
Selanjutnya, Gunawan (2001:20-21) keluarga, anak tentu meneruskan kebiasaan pola
mengungkapkan hasil pengamatannya mengenai makan tersebut” (Gunawan, 2001:18).
pola makan orang masa kini yang cenderung tidak
seimbang, bahkan berlebihan kandungan gizinya. “Food combining”
“Pola makan orang sekarang tinggi lemak jenuh
Food combining (kombinasi makanan serasi),
dan hidrat arang olahan, tetapi rendah hidrat arang
menurut Gunawan (2001:34), adalah “metode
utuh dan lemak tak jenuh ganda. Sebagai contoh,
pengaturan asupan makanan yang diselaraskan
sumber hidrat arang yang lebih banyak dikonsumsi

Anne Ratnasari. Komunikasi Kesehatan: Penyebaran Informasi Gaya Hidup Sehat 5


dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya penahan sakit. Penyakit Harvey dan Marilyn
yang berhubungan dengan sistem pencernaan. sembuh dalam waktu singkat setelah mengikuti
Manfaat pola makan ini akan meminimalkan jumlah pola makan food combining. Dalam satu bulan,
penumpukan sisa makanan dan metabolisme, Harvey berhasil mengurangi 25 kg kelebihan berat
sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat badannya, sedangkan Marilyn 10 kg dalam enam
makanan menjadi lancar, dan pemakaian energi minggu.
tubuh juga lebih efisien.” Meski terdapat bukti yang mendukung,
Banyak tokoh yang mengembangkan program namun sebagian besar ahli medis dan gizi tidak
food combining (Gunawan, 2001:36-38). Beberapa, seluruhnya sependapat. Mereka yang menentang
di antaranya, Dokter William Howard Hay, ahli pola makan ini mengatakan, pencernaan manusia
bedah terkenal Amerika tahun 1900-an, telah mampu mencerna semua makanan sekaligus,
melakukan penelitian pola makan ini. Ia sehingga metode memisah-misahkan makanan
mengembangkan suatu program pola makan untuk tertentu seperti pola makan ini dianggap sebagai
kesehatan yang disebut food separation perilaku yang tidak masuk akal. Sebenarnya, para
(pemisahan makanan) atau hay system diet. Dalam pelaku food combining dalam sehari makan sesuai
perkembangan selanjutnya, pola makan ini dikenal anjuran ahli gizi konvensional empat sehat
dengan food combining (Gunawan, 2001:36). (karbohidrat, protein hewani, sayur, dan buah).
Dr. Herbert M. Shelton (1895 – 1985), naturo- Perbedaaannya, pada pola makan konvensional,
path, ahli gizi, pengajar dan sekaligus pendiri Dr. menu makan empat sehat di makan bersamaan
Shelton’s Health School, di San Antonio, Texas. Ia pada setiap kali makan, sedangkan pada food com-
juga peneliti dan tokoh kesehatan alamiah yang bining makanan disantap diserasikan dengan
sangat gigih menentang arus pada zamannya. Hasil siklus tubuh manusia, dan jenis makanan yang
penelitiannya mengenai food combining dan puasa dimakan pun bukan pada saat setiap kali makan,
banyak digunakan oleh ahli-ahli gizi sebagai melainkan dalam satu hari makan. Contoh menu
sumber kepustakaan. acuan gizi konvensional dibandingkan dengan
Dr. Norman W. Walker, D. Sc., dikenal sebagai food combining dalam sehari dijelaskan pada
penulis buku-buku masalah kesehatan dan gizi. Tabel 1.
Selama 70 tahun, tidak pernah berhenti melakukan Memperhatikan uraian pada tabel 1, pola
penelitian mengenai kemampuan manusia berumur makan food combining, “melakukan penajaman
panjang dan tetap sehat. Ia sendiri adalah contoh konstruksi pola makan harian, agar proses
penganut food combining yang mampu mencapai pencernaan makanan dan penyerapan sari makanan
usia 109 tahun dan terbukti tetap produktif sampai lebih efektif dan efisien.”7 Pendapat ini diperkuat
akhir hayatnya. oleh pernyataan Gunawan, (2001:35), ‘berdasarkan
Jan Dries, ahli gizi di negeri Belanda. Selama siklus alamiah fungsi tubuh manusia, puncak
hampir 20 tahun, ia melakukan penelitian pada penyerapan dan asimilasi zat gizi terjadi setelah
ribuan pasien untuk mendapatkan pola diet yang pukul 8 malam sampai pukul 4 pagi, sehingga
paling tepat bagi setiap penyakit. Lebih dari 600 kurang tepat makanan empat sehat harus
orang penderita kanker berhasil disembuhkan dikonsumsi secara bersamaan, karena tiap jenis
dengan dries cancer diet, yang merupakan makanan memiliki perbedaan pH dan jenis enzim
modifikasi metode food combining. pengurainya. Beberapa unsur gizi memang
Harvey dan Marilyn Diamond dari Amerika, memerlukan kerjasama dengan unsur lain dalam
sepasang suami istri, penulis buku terkenal Fit for proses penyerapan. Namun, penelitian ilmiah
Life. Isi bukunya mengungkapkan pengalaman dalam ilmu gizi juga membuktikan bahwa zat-zat
pribadi mereka ketika mengalami kegemukan dan gizi bisa saling melengkapi dalam satu hari makan,
menderita sakit perut akut selama bertahun-tahun bukan dalam satu kali makan.”
yang membuat mereka ketergantungan pada obat

6 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Tabel 1
Contoh Menu Sehari Menurut Acuan Gizi Konvensional
dan “Food Combining”

Menu Acuan Gizi Konvensional Menu Food combining

Makan Pagi: Bangun tidur:


Nasi Air putih + sedikit air jeruk nipis
Sambal Goreng Kering Daging
Setup bincis dan wortel Makan pagi (jam 05.30-11.30):
Jus semangka
Kudapan Pagi: Apel
Bubur Kacang Hijau Jeruk Manis

Makan Siang: Makan siang:


Nasi Karedok Sayuran
Ikan Goreng Nasi
Sambal Goreng Tahu Perkedel Kentang
Sayur Asam Tempe Bacem
Pepaya
Kudapan sore:
Makan Malam: Lassi Mangga (Mangga + Yogurt)
Nasi
Telur Bumbu Rujak Makan Malam:
Tempe Goreng Salad sayuran
Sup Sayuran Steak daging Sapi
Pisang

Sumber: Acuan gizi menurut bagian Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo & Persatuan
Ahli Gizi Indonesia, serta menurut ahli nutrisi Food combining1

Siklus Sistem Pencernaan proses pembuangan. Melalui metabolisme, juga


terjadi proses pembentukan dan pembelahan sel-
Siklus pencernaan, menurut Gunawan sel dari seluruh jaringan tubuh.
(2001:31), “setiap fungsi tubuh mempunyai irama Ketidakseimbangan metabolisme dapat
biologis (istilah medisnya circadian rhythm), yang menimbulkan toksemia (suatu kondisi keracunan
jam kerjanya tetap dan sistematis dalam siklus 24 di dalam pembuluh darah).
jam per hari. Jika aktivitas salah satu siklus Pada saat kita tidur pun, aktivitas metabolisme
terhambat, aktivitas siklus berikutnya juga ikut tetap berlangsung. Setiap saat di dalam tubuh
terhambat. Hambatan ini besar pengaruhnya terjadi pergantian sel, di mana sejumlah 300 sampai
terhadap proses metabolisme.” Seperti dijelaskan 800 miliar sel-sel tua digantikan oleh sel-sel yang
pada tabel 2. baru. Sel-sel tua dan aus tidak diperlukan lagi,
Tabel 2 menjelaskan metabolisme adalah sehingga harus segera dikeluarkan melalui seluruh
proses kimiawi yang berlangsung terus-menerus sistem pembuangan seperti dubur, kantung kemih,
di dalam tubuh, dan sangat penting bagi permukaan kulit, dan paru-paru. Proses ini akan
kelangsungan hidup manusia. Metabolisme erat berlangsung secara normal dan alamiah jika
kaitannya dengan sejumlah aktivitas tubuh yang keseimbangan metabolisme terjaga. Masalah baru
terjadi di dalam sistem pencernaan–mulai dari timbul jika sel-sel tua tidak dapat dikeluarkan pada
proses makan, proses penyerapan, sampai ke

Anne Ratnasari. Komunikasi Kesehatan: Penyebaran Informasi Gaya Hidup Sehat 7


Tabel 2
Siklus Sistem Pencernaan

No Siklus Uraian
1. Siklus Pencernaan Merupakan saat yang tepat untuk mengonsumsi makanan padat
(12 siang – 8 malam) karena siklus pencernaan bekerja lebih aktif. Setelah pukul 8-9
malam sebaiknya tidak makan makanan padat lagi karena lambung
tidak boleh sesak dengan makanan pada saat tidur.

2. Siklus Penyerapan Pada saat tubuh dan pikiran kita sedang istirahat total atau tidur,
(8 malam – 4 pagi) tubuh mulai menyerap, mengasimilasi, dan mengedarkan zat
makanan. Kurang tidur malam hari atau makan larut malam akan
memboroskan energi dan mengganggu aktivitas siklus ini.

3 Siklus Pembuangan Secara intensif tubuh mulai melakukan pembuangan sisa makanan
(4 pagi – 12 siang) dan sisa metabolisme. Siklus ini paling banyak memakai energi.
Selagi siklus ini berlangsung sebaiknya tidak mengkonsumsi
makanan berat dan padat karena menurunkan intensitas proses
pembuangan, memperlambat proses pencernaan, dan memboroskan
energi.

Sumber: Gunawan (2001:31)

kecepatan yang sama dengan munculnya produksi dipusatkan pada tiga aspek, yaitu karakteristik
sel-sel baru. inovasi, saluran komunikasi, dan rentang waktu
Keseimbangan metabolisme juga erat adopsi.
kaitannya dengan efisiensi pemakaian energi.
Semakin boros energi yang dipakai, proses “Food Combining” sebagai Inovasi
pembentukan dan pembelahan sel akan semakin
Food combining sebagai inovasi di bidang
sering dan cepat. Energi tubuh harus dimanfaatkan
gizi (kesehatan) memiliki wujud sebagai gagasan
secara proporsional oleh seluruh fungsi tubuh.
yang harus disebarkan kepada masyarakat.
Pengurasan energi secara berlebihan dapat
Sehubungan dengan manfaat besar yang dapat
menurunkan vitalitas, menyebabkan kulit kusam,
diperoleh masyarakat, antara lain, untuk mencapai
lesu kronis, dan penuaan dini (Gunawan, 2001:30-
derajat kesehatan yang memuaskan. Sebuah
31).
inovasi mempunyai karakter tertentu akan
dipersepsi oleh calon pengadopsinya. Karakter
Pembahasan inovasi dianalisis berdasarkan pada tiga aspek,
Pembahasan penyebaran informasi gaya yaitu: relative advantage (keuntungan relatif),
hidup sehat dengan menerapkan food combining compatibility (kesesuaian), dan complexity
ditinjau dari teori difusi inovasi didasarkan pada (kompleksitas).
pola pengaturan asupan makanan yang dipandang Pada karakter keuntungan relatif, berkenaan
sebagai satu inovasi baru ketika disebarkan kepada dengan apa yang dapat ditawarkan ahli food com-
masyarakat dapat diterima atau ditolak. Dalam bining kepada masyarakat, jika dibandingkan
menganalisis penyebaran informasi tersebut dengan keuntungan yang disampaikan oleh ahli

8 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

di bidang gizi konvensional, dipandang pada sisi sejenisnya, plus pelengkapnya. Hal ini “mengikuti
ekonomi. Sebagai inovasi baru, food combining anjuran ahli gizi konvensional untuk menyantap
menawarkan keuntungan yang bersifat ekonomis, hidangan lengkap, karena pada pagi hari kita
karena kelebihan menu food combining adalah bersiap untuk melakukan pekerjaan berat. Padahal,
tingginya sumbangan gizi antioksidan, khususnya menurut pola food combining, sarapan pagi bukan
betakaroten dan vitamin C. Banyak mengonsumsi hidangan komplit yang berat, melainkan buah-
buah dan sayuran menjadikan berlimpah senyawa buahan segar, kecuali buah sarat lemak seperti
fitokimiawi berkhasiat. 8 Dengan demikian, alpukat dan durian. Karena pada buah-buahan
menerapkan food combining sebagai gaya hidup mengandung zat tenaga sebagai sumber energi.”9
sehat memungkinkan orang memiliki peluang besar Sedangkan pada sisi complexity, food com-
untuk menikmati hidup, tubuh menjadi sehat, bining sebagai inovasi baru juga memiliki tingkat
berenergi, terbebas dari penyakit, sehingga kompleksitas yang tinggi dan memerlukan
menghemat biaya untuk perawatan dari sakit. pemahaman yang mendalam untuk menerapkan
Karena itu, food combining memberi peluang untuk pola kombinasi makanan serasi dalam kehidupan
memeroleh keuntungan ekonomis. sehari-hari. Jika diamati lebih jauh, seperti
Pada sisi compatibility, kesesuaian food com- dilaporkan dalam artikel di media cetak, umpamanya
bining dengan nilai-nilai yang ada. Penyebaran Kompas, dan majalah Nirmala, pada umumnya
informasi food combining memiliki kemungkinan mereka yang mencoba menerapkan pola makan ini
mendapat kesulitan, terutama berhubungan terbatas pada lingkungan tertentu (perkotaan), dan
dengan nilai-nilai atau norma yang dianut oleh memiliki perhatian terhadap kesehatan dan
masyarakat calon pengadopsi. Sebagaimana telah kebugaran tubuh. Tetapi, adakalanya mempunyai
diketahui selama ini pola makan pada umumnya masalah dengan kesehatannya. Sebagai testimoni,
masyarakat mengikuti pola empat sehat “seorang ibu yang berprofesi sebagai dosen
(karbohidrat, protein hewani, sayur, dan buah) arsitektur di universitas swasta di Bandung,
pada setiap kali makan, bukan pada satu hari “setelah mengikuti food combining selama 6 bulan,
makan. berat badannya turun 16 kg dari 65 kg, kini berat
Selain itu, agak sulit mengubah selera makan badannya stabil (49 Kg) dan sembuh dari penyakit
masyarakat yang sudah sekian lama terbentuk. hepatitis. 10 Ada lagi yang lain, “setelah
Sehubungan pola makan food combining menerapkan food combining trigliseridanya, yang
mengajarkan sumber karbohidrat tidak dianjurkan tadinya melambung di atas 400, menjadi normal
disantap bersama sumber protein, khususnya pro- kembali.”11
tein hewani. Dengan demikian, menu diatur sebagai Banyak di antara mereka yang merasa
kombinasi protein dengan sayuran dan karbohidrat terbantu dengan menerapkan pola makan ini,
dengan sayuran. Rekonstruksi pola makan food khususnya dalam mencapai kesehatan yang
combining memungkinkan setiap zat gizi penghasil maksimal. Sedangkan untuk pengetahuan pola
energi berada dalam lingkungan paling kondusif kombinasi makanan serasi yang dimiliki masyarakat
untuk menjalani proses pencernaan dan pada umumnya, tampaknya belum banyak yang
penyerapan. Kalau hal itu dilanggar, bukan hanya mengetahuinya.
proses pencernaan awal karbohidrat yang
terganggu, namun tumpukan residu yang Saluran Komunikasi
ditimbulkannya ikut pula meminimalkan jumlah sari
Untuk membahas saluran komunikasi yang
makanan yang dapat diserap tubuh.
digunakan dalam penyebaran informasi food com-
Kesulitan lain, adalah mengubah pola asupan
bining, difokuskan pada komunikasi antarpribadi,
makanan ketika sarapan, misalnya, pada umumnya
komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
masyarakat terbiasa dengan ajaran hidangan
Sesuai dengan hasil penelitian difusi inovasi,
sarapan yang sarat energi, seperti nasi dan

Anne Ratnasari. Komunikasi Kesehatan: Penyebaran Informasi Gaya Hidup Sehat 9


“penggunaan saluran tersebut efektif dalam pembacanya. Di samping itu, juga melaporkan
penyebaran informasi kepada masyarakat” (Perry tanggapan peserta dalam setiap seminar food com-
dalam Baldwin, 2004:221). bining, mereka yang datang untuk berkonsultasi,
Para ahli nutrisi food combining rupanya bahkan permintaan untuk ceramah food combin-
menggunakan paduan antara, komunikasi ing semakin meluas ke berbagai kota di Indone-
antarpribadi, komunikasi kelompok, dan sia.”13
komunikasi massa dalam menyebarkan informasi
kombinasi pola makanan serasi kepada khalayak. Rentang Waktu
Komunikasi antarpribadi adalah “komunikasi
Dalam membahas penyebaran informasi baru,
antara dua orang yang membangun hubungan”
salah satu aspek penting yang perlu diungkap
(DeVito, 2001:4). Komunikasi kelompok menunjuk
adalah faktor waktu. Hal ini bertujuan agar inovasi
pada “ sekumpulan orang yang masing-masing
dapat menyebar merata ke semua lapisan
dihubungkan oleh tujuan yang sama dan
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian mengenai
mempunyai derajat organisasi tertentu di antara
ide-ide baru yang diungkapkan Rogers seperti
mereka” (DeVito, 1997:303). Sedangkan komunikasi
dikutip Perry (dalam Baldwin et al., 2004:23), “pada
massa memusatkan perhatian pada “lima variabel
umumnya memerlukan waktu lama.”
yang terkandung dalam tindak komunikasi, dan
Dalam penyebaran informasi pola makan food
memperlihatkan bagaimana variabel tersebut
combining, dari sejak mulai diluncurkan, tahun
bekerja pada media massa. Variabel tersebut yaitu:
2001–yang berarti sekarang sudah 7 tahun lebih,
sumber, khalayak, pesan, proses, dan konteks”
mendapat sambutan yang cukup baik dari para
(DeVito, 1997:505).
inovator. Pada masa awal, pola makan ini dianggap
Merujuk pada pendapat tersebut, konsultasi
aneh, tetapi kini sudah mulai menyebar dan sudah
peserta seminar dengan ahli food combining,
mulai dikenal oleh para early adopters, apalagi kini
masuk dalam bentuk komunikasi antarpribadi.
akses terhadap sumber-sumber informasi sudah
Penyebaran informasinya yang diselenggarakan
semakin mudah.
dalam bentuk seminar, merupakan bentuk
Agar dapat dikenal dan diadopsi sebagai
komunikasi kelompok. Sedangkan liputan kegiatan
inovasi baru, pola makan food combining mungkin
tersebut dimuat dalam artikel di media cetak, surat
tidak seperti inovasi pada umumnya, karena
kabar dan majalah, merupakan bentuk komunikasi
barangkali ada sebagian orang yang sudah memiliki
massa. Hal ini terbukti dengan liputan di berbagai
sikap dan perilaku yang menetap atas pola makan
media cetak mengenai pola makan food combin-
sesuai acuan gizi konvensional, atau bersikap ingin
ing ini. Misalnya, pada seminar-seminar food com-
melihat bagaimana bukti nyatanya (late adopters).
bining yang diselenggarakan mendapat sambutan
Dengan demikian, tidak heran bila penyebaran
hangat. Banyak di antara peserta yang meminta
informasi ini perlu waktu yang cukup lama. Karena,
konsultasi lebih jauh mengenai pola makan serasi
seperti kita ketahui, pola makan apa pun tidak
untuk mereka terapkan dalam kehidupan sehari-
bersifat mutlak, masing-masing memiliki
hari. Sebagai contoh, “salah seorang ibu rumah
keunggulan dan keterbatasan. Menjadi tugas
tangga yang berprofesi sebagai wiraswasta
konsultan komunikasi kesehatan membantu
mencoba menerapkan food combining untuk
masyarakat agar mereka mendapat manfaat
keluarganya, setelah membaca sebuah artikel Ny.
kesehatan setinggi mungkin dari pola makan yang
Andang Gunawan di sebuah majalah. Hasilnya,
dijalankan.
dia merasakan adanya perbaikan-perbaikan dalam
tubuh, kualitas kesehatan keluarga semakin baik
dan jauh dari obat-obatan”.12 Majalah Nirmala Penutup
membahas laporan khusus “topik food combin- Berdasarkan pemaparan terdahulu, maka dapat
ing, dan seberapa jauh manfaatnya bagi dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

10 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

(1) Informasi kombinasi makanan serasi (food mereka mendapat manfaat kesehatan setinggi
combining) sebagai inovasi baru di bidang mungkin dari pola makan yang dijalankan.
komunikasi kesehatan, tidak terlepas dari
pandangan masyarakat tentang karakteristik
yang menjadi ciri pada inovasi baru. Antara Catatan Akhir
lain, berkaitan dengan faktor keuntungan
1
relatif, kompatibilitas, dan kompleksitas. Pada Pikiran Rakyat.2007. “Waktunya Turunkan Berat
Badan.” Pikiran Rakyat.1 Oktober
karakter keuntungan relatif, berkenaan dengan
2
apa yang dapat ditawarkan para ahli food com- Nova.2007. “Ingin Sehat Salah Satunya dengan
Mengatur Pola Makan.” No. 1034/XX/17-23 Desember
bining kepada masyarakat, dapat dipandang 2007.
pada sisi ekonomi. Karena, dengan
3
menerapkan food combining sebagai gaya Gunawan, Andang. 2002. “Ulang Tahun sebagai
Refleksi.” Majalah Nirmala 05/IV/Mei/2002.
hidup sehat, memungkinkan orang, antara lain
4
memiliki peluang yang besar untuk menikmati Piotrow, P.T.; Kincaid, D.L.; Rimon,II,J.G.; et al. Health
Communication.Westport, CT: Praeger, 1997. Dalam
hidup karena tubuh menjadi sehat, berenergi, Health Communication 11.[www.healthypeople.gov/
dan terbebas dari penyakit. Pada sisi compat- Document/HTML/Volume1/11HealthCom.htm]<25/
ibility, kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada, 06/2003>.
penyebaran informasi food combining memiliki 5
Jackson,L.D.,and Duffy,B.K.,eds. Health Communica-
kesulitan, terutama berhubungan dengan nilai- tion Research.Westport, CT: Greenwood,1998. Dalam
nilai atau norma yang dianut masyarakat calon Health Communication 11.[www.healthypeople.gov/
Document/HTML/Volume1/11HealthCom.htm]<25/
pengadopsi. Saat ini, pola makan masyarakat 06/2003>.
pada umumnya mengikuti pola empat sehat 6
Apriadji, Wied Harry. “Food Combining, Ilmiah dan
(karbohidrat, protein hewani, sayur, dan buah) Rasional.” Majalah Nirmala. 05/IV/Mei 2002, hal. 13.
pada setiap kali makan, bukan pada satu hari
7
makan. Sedangkan pada sisi complexity, food Apriadji, Wied Harry. “Food Combining, Ilmiah dan
Rasional.” Majalah Nirmala. 05/IV/Mei 2002, hal. 9.
combining sebagai inovasi baru juga memiliki
8
tingkat kompleksitas yang tinggi, dan Apriadji, Wied Harry. “Food Combining, Ilmiah dan
Rasional.” Majalah Nirmala. 05/IV/Mei 2002, hal. 9.
memerlukan pemahaman yang mendalam
9
untuk menerapkan pola kombinasi makanan Apriadji, Wied Harry. “Food Combining, Ilmiah dan
Rasional.” Majalah Nirmala. 05/IV/Mei 2002, hal. 9.
serasi ini dalam kehidupan sehari-hari.
10
(2) Pada aspek saluran komunikasi, para ahli nutrisi Gunawan. 2001. “Pengalaman mengikuti Food Com-
bining,” hal. 129.
food combining menggunakan paduan antara
11
komunikasi antarpribadi, komunikasi Nirmala. 2002. “Wied Harry Apriadji.” Rubrik ‘Tamu
kelompok, dan komunikasi massa dalam Kita’ majalah Nirmala 05/IV/Mei 2002, hal. 16.
menyebarkan informasi kombinasi pola 12
Pintasari, Tarita “Surat Anda” Majalah Nirmala, 05/IV
makanan serasi kepada msyarakat. Mei 2002, hal.14.
(3) Dalam penyebaran informasi, pola makan food 13
Gunawan, Andang. 2002 “Ulang Tahun Sebagai
combining memerlukan waktu yang cukup Refleksi.” Majalah Nirmala, 05/IV/Mei 2002, hal.3.
lama. Karena, sesuai dengan hasil riset,
penyebaran ide-ide baru memerlukan waktu
yang cukup lama tersebar kepada masyarakat.
Agar informasi pola makan food combining Daftar Pustaka
dapat dikenal dan diadopsi sebagai inovasi Apriadji, Wied Harry. 2002. “Food Combining,
baru, diperlukan upaya yang kuat dari Ilmiah dan Rasional.” Majalah Nirmala. 05/
konsultan nutrisi atau komunikasi kesehatan IV/Mei, hal. 9.
yang mampu membantu masyarakat agar

Anne Ratnasari. Komunikasi Kesehatan: Penyebaran Informasi Gaya Hidup Sehat 11


Borchers, Timothy A. 2005. Persuasion in the
Nova. 2007.”Ingin Sehat Salah Satunya dengan
Media Age. Second Edition. New York:
Mengatur Pola Makan”. No. 1034/XX/17-23
Mc.Graw- Hill.
Desember.
DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi
Nirmala. 2002. “Wied HarryApriadji”. Rubrik Tamu
Antarmanusia. Penerjemah Agus Maulana,
Kita majalah Nirmala 05/IV/Mei.
Jakarta: Professional Books.
Perry, Stephen D. 2004. “Media: A Tool to Meet
________________. 2001. The Interpersonal
Our Needs”. Dalam Baldwin, John R.,
Communication Book. New York: Addison
Perry,S.D., & Moffit,M.A. Communication
Longman Inc.
Theories for Everyday Life. Boston: Pearson
Gunawan, Andang. 2001. Food combining: Education, Inc.
Kombinasi Makanan Serasi, Pola Makan
Pikiran Rakyat. 2007. “Waktunya Turunkan Berat
untuk Langsing dan Sehat. Jakarta: PT
Badan.” Pikiran Rakyat. (1 Oktober).
Gramedia Pustaka Utama.
Piotrow, P.T.; Kincaid, D.L.; Rimon,II,J.G.; et al.
_________________. “Pengalaman mengikuti
Health Communication. Westport, CT:
Food combining” (Sisipan) Jakarta: PT
Praeger, 1997. Dalam Health
Gramedia Pustaka Utama.
Communicatio11.[www.healthypeople.gov/
Jackson,L.D.,and Duffy,B.K.,(eds.) Health Com- Document/HTML/Volume1/
munication Research. Westport, CT: Green- HealthCom.htm]<25/06/2003>.
wood,1998. Dalam Health Communication 11.
Soekamto, Soerjono.1982. Sosiologi Suatu
[www. healthypeople. gov/document/HTML/
Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali.
Volume1/11HealthCom.htm]<25/06/2003>.
Wirakusumah, Emma S. 1997. Cara Aman dan
Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indone-
Efektif Menurunkan Berat Badan. Jakarta: PT.
sia: Segmentasi, Targeting, Positioning.
Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

12 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008

Anda mungkin juga menyukai