Anda di halaman 1dari 14

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Artikel)

Oleh
GADIS PRATIWI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA
KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN
Gadis Pratiwi1, Pramudiyanti2, Rini Rita T. Marpaung2
e-mail: gadispratiwi92@yahoo.com. HP: 085658799807

ABSTRAK

This research aimed to know students’ problem solving capability. The design
was simple descriptive by purposive sampling so those class VII.1,VII.2, VII.3,
VII.4, dan VII.5 were choosen as subject. The technique of analyze that has been
used is descriptive analysis. The qualitative data were obtained from conversion
assessment of student worksheet, poster and written test. The results of this
research showed that students’ problem solving capability had moderate criteria
(68.32). The average of percentage of student worksheet assessment had very
high criteria (85.68%), low criteria (58.48%) on poster assessment and had
moderate criteria (65.11%) on written test score.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa.
Desain yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan subjek penelitian yaitu
siswa kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, dan VII.5 yang dipilih secara purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data
kualitatif diperoleh dari konversi penilaian LKS, poster, dan tes tertulis. Hasil
penelitian menunjukan bahwa siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah
dengan kriteria sedang (68.32). Terlihat dari rerata persentase penilaian LKS
memiliki kriteria tinggi (85.68%), kriteria rendah (58.48%) pada penilaian poster
dan kriteria sedang (65.11%) pada nilai tes tertulis.

Kata kunci : LKS, pemecahan masalah, pencemaran lingkungan, poster, tes


tertulis
________________________
1
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila
2
Staf Pengajar
PENDAHULUAN insight (tilikan akal) amat
diperlukan. Dalam hal ini, hampir
Terdapat berbagai macam masalah
semua bidang studi dapat dijadikan
yang ada di kehidupan sehari-hari.
sarana belajar pemecahan masalah.
Oleh sebab itu, manusia harus
Untuk keperluan ini, guru
berpikir untuk memecahkan masalah
(khususnya yang mengajar eksakta,
tersebut. Menurut Hamalik dalam
seperti matematika dan IPA) sangat
Rahayu (2008:8) menjelaskan bahwa
dianjurkan menggunakan model dan
pemecahan masalah adalah suatu
strategi mengajar yang berorientasi
proses berpikir sebagai upaya dalam
pada cara pemecahan masalah.
menemukan suatu masalah dan
memecahkannya berdasarkan
Namun pada kenyataannya masih
informasi yang dikumpulkan dari
ada beberapa masalah pembelajaran
berbagai sumber sehingga dapat
yang ditemui di lapangan.
diambil suatu kesimpulan yang tepat.
Berdasarkan penelitian Usodo
(2012:1) dalam mengajarkan
Bagi siswa, kemampuan pemecahan
bagaimana memecahkan masalah,
masalah sangat diperlukan karena
beberapa guru memilih cara
akan digunakan ketika terjun
mengajar dengan selalu memberikan
langsung di masyarakat. Perlunya
contoh-contoh bagaimana
belajar pemecahan masalah telah
memecahkan suatu masalah, tanpa
diungkapkan oleh Lawson dalam
memberikan kesempatan kepada
Dalyono (2012:226-227). Ia
siswa untuk menemukan sendiri
berpendapat bahwa belajar
penyelesaiannya. Dengan cara guru
pemecahan masalah pada dasarnya
mengajar seperti itu, siswa tidak
adalah belajar menggunakan metode-
banyak mempunyai inisiatif atau
metode ilmiah atau berpikir secara
gagasan yang digunakan dalam
sistematis, logis, teratur, dan teliti.
memecahkan masalah. Oleh sebab
Tujuannya ialah untuk memecahkan
itu, siswa sering kali mengalami
masalah secara rasional, lugas, dan
kesulitan dalam memecahkan
tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa
masalah, misalnya siswa tidak tahu
dalam menguasai konsep-konsep,
apa yang harus diperbuat bila
prinsip-prinsip, dan generalisasi serta
diberikan permasalahan oleh guru, penelitian ini yaitu data kualitatif
meskipun sebenarnya telah memiliki berupa deskripsi kemampuan
bekal yang cukup untuk pemecahan masalah siswa pada
memecahkan masalah tersebut. konsep pencemaran lingkungan yang
diperoleh dari lembar observasi, data
Penelitian ini bertujuan untuk nilai tes tertulis siswa dan
mengetahui kemampuan pemecahan dokumentasi. Teknik pengumpulan
masalah siswa pada konsep data yang digunakan yaitu lembar
pencemaran lingkungan. penilaian (LKS dan poster), tes
tertulis dan dokumentasi. Analisis
METODOLOGI PENELITIAN data menggunakan analisis
Penelitian ini telah dilaksanakan deskriptif.
pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri
3 Pringsewu. Populasi dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah seluruh siswa di A. Hasil Penelitian
SMP Negeri 3 Pringsewu tahun Kemampuan pemecahan masalah
pelajaran 2013/2014. Subjek siswa yang akan dikaji dalam
penelitian adalah siswa kelas VII di penelitian ini meliputi aspek
SMP Negeri 3 Pringsewu. Subjek mengidentifikasi masalah,
dari penelitian ditentukan dengan merumuskan masalah, membuat
teknik purposive sampling alternative solusi dan memilih solusi.
(Sugiyono,2001:61). Berdasarkan Data hasil penelitian diperoleh dari
teknik tersebut, kelas yang diambil analisis pengerjaan LKS, pembuatan
sebagai subjek penelitian adalah VII1, poster, serta hasil tes tertulis
VII2, VII3, VII4 dan VII5 di SMP mengenai materi dampak
Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran pencemaran bagi makhluk hidup.
2013/2014. Data tersebut disajikan sebagai
berikut.
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu desain
penelitian deskriptif sederhana
(Furchan, 2004:447). Jenis data dari
Tabel 1. Presentase Kemampuan Pemecahan Tabel 3. Presentase Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Berdasarkan Penilaian Masalah Siswa Berdasarkan Penilaian
LKS Tes Tertulis

Aspek yang Aspek yang


± Sd Kriteria ± Sd Kriteria
diamati diamati
1 74.31 ± 5.53 S 1 96.91 ± 1.29 ST
2 91.56 ± 8.62 ST 2 72.83 ± 4.37 S
3 96.93 ± 4.97 ST 3 34.88 ± 5.98 SR
4 79.91 ± 8.30 T 4 55.84 ± 11.68 R
± Sd 85.68 ± 10.39 ST ± Sd 65.11 ± 26.27 S
Keterangan: = Rata-rata; Sd = Standardeviasi; Keterangan: = Rata-rata; Sd = Standardeviasi;
K= Kriteria; 1= Mengidentifikasimasalah; 2= K= Kriteria; 1= Mengidentifikasimasalah; 2=
Merumuskanmasalah; 3= Merumuskanmasalah; 3=
Membuatalternatifsolusi; 4= Memilihsolusi; ST= Membuatalternatifsolusi; 4= Memilihsolusi; ST=
Sangattinggi; T= Tinggi; S= Sedang. Sangattinggi; S= Sedang; R= Rendah; SR=
Sangat rendah.
Pada Tabel 1, diketahui bahwa
Pada Tabel 3. diketahui bahwa
presentase kemampuan pemecahan
presentase kemampuan pemecahan
masalah siswa berdasarkan penilaian
masalah siswa berdasarkan penilaian
LKS memiliki kriteria sangat tinggi
tes tertulis memiliki kriteria sedang
(85.68%). Adapun data kemampuan
(65.11%). Data kemampuan
pemecahan masalah siswa dari
pemecahan masalah siswa dari hasil
penilaian poster dapat dilihat pada
penilaian LKS, hasil penilaian poster,
table berikut.
dan hasil nilai tes tertulis pada
seluruh siswa kelas VII selanjutnya
Tabel 2. Presentase Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Berdasarkan Penilaian dirata-rata sehingga didapat hasil
Poster
kemampuan pemecahan masalah
Aspek yang
± Sd Kriteria
diamati pada setiap siswa. Berikut adalah
1 58.48 ± 24.37 R
± Sd 58.48 ± 24.37 R kemampuan pemecahan masalah
Keterangan: = Rata-rata; Sd = Standardeviasi;
K= Kriteria; 1= Membuatalternatifsolusi; R= siswa.
Rendah

Pada Tabel 2. diketahui bahwa Tabel 4. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa


presentase kemampuan pemecahan Kelas KPM ( ) Kriteria
masalah siswa berdasarkan penilaian VII.1 62.36 ± 9.57 S
VII.2 58.81 ± 7.62 R
poster memiliki kriteria rendah VII.3 64.30 ± 9.93 S
VII.4 78.56 ± 7.67 T
(58.48%). Adapun data kemampuan VII.5 77.58 ± 9.47 T
KPM akhir
68.32 ± 9.12 S
pemecahan masalah siswa dari nilai ( ± Sd)
Keterangan : KPM= Kemampuan pemecahan
tes tertulis dapat dilihat pada table masalah siswa yang diharapkan (dicari); T=
Tinggi; S= Sedang; R = Rendah.
berikut.
Pada Tabel 4. diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
kemampuan pemecahan masalah oleh siswa.
siswa SMP Negeri 3 Pringsewu yang
telah digabung yaitu memiliki Berdasarkan hasil analisis data
kriteria sedang (68.32). penilaian yang dilakukan pada siswa
SMP kelas VII menunjukkan bahwa
B. Pembahasan kemampuan pemecahan masalah
Kemampuan pemecahan masalah siswa dari LKS yang dinilai memiliki
merupakan suatu kemampuan yang kriteria sangat tinggi (Tabel 1). Rata-
sangat dibutuhkan oleh siswa. rata dari seluruh kelas pada setiap
Memecahkan masalah dapat aspek yaitu mengidentifikasi masalah
dipandang sebagai proses dimana memiliki kriteria sedang,
pelajar mengemukakan kombinasi merumuskan masalah dan membuat
aturan-aturan yang telah alternatif solusi memiliki kriteria
dipelajarinya lebih dahulu yang yang sama yaitu sangat tinggi.
digunakan untuk memecahkan Sedangkan pada aspek memilih
masalah yang baru. Namun solusi memiliki kriteria tinggi. Hal
memecahkan masalah bukan sekedar ini disebabkan karena banyak
menerapkan aturan-aturan yang jawaban pertanyaan LKS yang dapat
diketahui, tetapi juga menghasilkan diketahui siswa berdasarkan
pelajaran baru, dalam memecahkan praktikum yang siswa lakukan. LKS
masalah pelajar harus berpikir, dikerjakan secara berkelompok,
mencoba hipotesis dan bila berhasil sehingga siswa yang berada dalam
memecahkan masalah itu ia satu kelompok memiliki nilai yang
mempelajari sesuatu yang baru sama. Berikut adalah contoh jawaban
(Nasution (dalamFaulina, 2008:9- LKS pada aspek mengidentifikasi
10)). Untuk itu, proses pembelajaran masalah.
harus memiliki aspek-aspek yang
berkaitan dengan kemampuan
pemecahan masalah karena
kemampuan pemecahan masalah
Gambar 1. Contohjawaban LKS yang
sangat penting dalam menunjang mampumengidentifikasimasalahden
ganbaik (LKS No. D6)
Komentar : jawaban siswa diatas mampu
mengidentifikasi masalah sesuai dengan
permasalahan yang disajikan dalam pertanyaan.
Siswa mampu mengidentifikasi apakah limbah
sabun atau deterjen dapat berpengaruh pada
makhluk hidup yang lain (selain ikan) dan
jawaban siswa sesuai pertanyaan yang diberikan.

Sebagai pembanding, berikut


Gambar 3. Contoh jawaban LKS yang mampu
disajikan gambar contoh jawaban merumuskan masalah dengan baik
(LKS No. A)
LKS yang kurang mampu dalam
Komentar : terlihat jawaban siswa yang
menjawab pertanyaan. merumuskan masalah sesuai dengan masalah
yang terjadi. Siswa mampu membuat
merumuskan masalah dengan menggunakan
kalimat tanya yang baku dan sesuai dengan
wacana.

Berikut disajikan gambar contoh


Gambar 2. Contoh jawaban LKS yang kurang
mampu megidentifikasi masalah jawaban siswa yang tidak mampu
dengan baik (LKS No. D6)
merumuskan masalah.
Komentar : terlihat jawaban siswa diatas kurang
mampu mengidentifikasi masalah sesuai dengan
petanyaan yang diberikan, siswa tidak dapat
menjelaskan apakah Limbah sabun atau deterjen
dapat berpengaruh pada makhluk hidup yang lain
(selain ikan) sesuai jawaban yang diminta.
Sehingga bila ada siswa yang memberikan
jawaban seperti pada Gambar 2, maka
jawabannya kurang tepat.
Gambar 4. Contoh jawaban LKS yang kurang
mampu merumuskan masalah
Pada aspek merumuskan masalah dengan baik (LKS No. A)

dan membuat alternatif solusi Komentar : terlihat siswa tidak mampu


merumuskan masalah, jawaban siswa hanya
memperoleh kriteria sangat tinggi. berupa pertanyaan namun tidak mengandung
suatu rumusan masalah yang dapat dibuktikan
Hal ini disebabkan karena siswa dari permasalahan yang terdapat dalam wacana.

dibimbing terlebih dahulu oleh guru Berikut merupakan contoh jawaban


tentang pembuatan rumusan masalah. siswa pada aspek membuat alternatif
Berikut merupakan contoh jawaban solusi.
siswa pada aspek merumuskan
masalah dan membuat alternatif
solusi.

Gambar 5. Contoh jawaban LKS yang mampu


membuat alternatif solusi dengan
baik (LKS No. D4)

Komentar : terlihat jawaban siswa diatas mampu


membuat alternatif solusi terhadap permasalahan
yang terjadi. Siswa mampu membuat alternatif meningkatkan kemampuan
solusi untuk mencegah terjadinya pencemaran
serta menjelaskan caranya dengan tepat dan pemecahan masalah adalah
sesuai.
kemampuan mencari informasi yang
Berikut disajikan gambar contoh
relevan. Siswa harus dapat
jawaban siswa yang kurang mampu
membedakan informasi yang relevan
merumuskan masalah.
dan tidak relevan terhadap masalah
yang dihadapinya. Berikut
KPM siswa dari penilaian poster
merupakan contoh dari jawaban
memiliki kriteria rendah, sedangkan
siswa pada aspek memilih solusi.
KPM siswa dari tes tertulis memiliki
kriteria sedang.

Gambar 7. Contoh jawaban LKS yang mampu


memilih solusi dengan baik
(LKS No. C)
Gambar 6. Contoh jawaban LKS yang kurang Komentar : terlihat jawaban siswa diatas mampu
mampu membuat alternatif solusi memilih solusi secara benar berdasarkan
dengan baik (LKS No. D4) praktikum yang telah dilakukan yaitu merancang
langkah-langkah eksperimen secara benar dan
Komentar : terlihat siswa membuat alternatif berurutan.
solusi terhadap permasalahan lain. Limbah yang
dimaksud oleh pertanyaan yaitu limbah yang
disebabkan oleh sabun tetapi jawaban siswa yaitu Berikut ini disajikan contoh jawaban
limbah industri, pertanian dan sampah. Jawaban
tersebut tidak sesuai dengan pertanyaan yang siswa yang kurang tepat.
diberikan, maka pada Gambar 6 siswa kurang
mampu membuat alternatif solusi sesuai dengan
permasalahan yang terjadi. Hal ini disebabkan
karena siswa kurang paham dengan pertanyaan
yang diberikan.

Pada aspek memilih solusi terdapat


Gambar 8. Contoh jawaban LKS yang kurang
pertanyaan tentang merancang mampu memilih solusi dengan baik
(LKS No. C)
langkah-langkah pengamatan.Siswa
Komentar : jawaban tersebut kurang lengkap atau
diminta untuk merancang langkah- siswa kurang dapat memilih solusi dalam
menuliskan langkah-langkah eksperimen dengan
langkah pengamatan berdasarkan tepat dan berurutan.Banyak langkah-langkah
praktikum yang tidak dimasukkan. Hal tersebut
praktikum yang telah dilakukannya. diduga karena siswa belum terbiasa melakukan
praktikum yang langkah-langkah kerjanya dibuat
Hal ini yang menyebabkan siswa sendiri.

memiliki kriteria tinggi.Gorman Berdasarkan jawaban yang diberikan


(1974:312) menyebutkan bahwa oleh siswa pada LKS, dapat
salah satu faktor yang dapat disimpulkan bahwa siswa mampu
memahami dan mampu menjawab alternatif solusi terhadap masalah
pertanyaan-pertanyaan yang yang terjadi. Setiap poster hanya
mengandung aspek-aspek berisi satu atau dua solusi untuk
kemampuan pemecahan masalah. mengatasi masalah yang terjadi.
Namun, ada sebagian kecil siswa Terdapat juga poster yang hanya
yang kurang mampu memahami membahas satu jenis pencemaran
pertanyaan yang mengandung aspek- sedangkan tugas yang diminta yaitu
aspek kemampuan pemecahan cara penanggulangan untuk dua jenis
masalah. pencemaran (pencemaran udara dan
air). Sehingga kriteria poster pada
Berdasarkan penilaian poster (Tabel kelas tersebut sangat rendah. Adapun
2), aspek yang dapat dinilai hanya contoh poster yang dibuat oleh siswa
satu dari empat aspek yang diamati, dapat dilihat pada gambar berikut.
yaitu aspek kemampuan membuat
alternatif solusi. Fogarty dalam
Santyasa (2008:6) mengatakan pada
tahap ini siswa menggunakan
kecerdasan inter dan intra-personal
untuk saling memahami dan saling
berbagi pengetahuan antaranggota
kelompok terkait dengan
permasalahan yang dikaji. Dari hasil
analisis data penilaian poster terlihat
bahwa kemampuan pemecahan
masalah siswa pada kelas VII Gambar 9. Contoh poster yang dibuat oleh siswa
yang mampu menunjukan aspek KPM
memiliki kriteria rendah. Selain itu siswa

juga terlihat bahwa aspek membuat Komentar : poster yang dibuat oleh siswa diatas
mengandung banyak alternatif solusi untuk
alternatif solusi memiliki kriteria mencegah dan mengatasi kedua pencemaran yang
terjadi yaitu pencemaran udara dan air. Siswa
rendah. Hal ini disebabkan karena dapat membedakan antara pencegahan dan
penanggulangan pencemaran.
pada kelas VII.1, VII.2 dan VII.3
hasil poster yang dibuat oleh setiap
kelompok kurang mampu membuat
Berdasarkan hasil tes tertulis siswa
(Tabel 3), diketahui bahwa
kemampuan pemecahan masalah
siswa memiliki kriteria sedang.
Terlihat pada rincian aspek

Gambar 10. Contoh poster yang dibuat oleh


mengidentifikasi masalah memiliki
siswa yang kurang mampu
menunjukan aspek KPM siswa
kriteria sangat tinggi. Kriteria sedang

Komentar : poster yang dibuat oleh siswa diatas


pada aspek merumuskan masalah,
hanya berisi satu contoh kalimat persuasif untuk
menjaga lingkungan agar tidak tercemar. Poster
kriteria sangat rendah pada aspek
tersebut tidak berisi satupun alternatif solusi yang
lain untuk mencegah atau menanggulangi
membuat alternatif solusi dan kriteria
pencemaran udara maupun air.
rendah pada aspek memilih solusi.
Poster yang dibuat oleh siswa Hal ini disebabkan karena terdapat
merupakan tugas kelompok sebagai dua pertanyaan yang termasuk ke
tugas rumah dan dikumpulkan pada dalam aspek mengidentifikasi
pertemuan berikutnya. Hal ini diduga masalah, sehingga skor dari kedua
kurangnya waktu yang diberikan pertanyaan tersebut diakumulasikan
guru untuk menyelesaikan tugas menjadi satu skor aspek
poster tersebut dirumah karena mengidentifikasi masalah. Selain itu
pertemuan satu dan pertemuan dua hampir seluruh siswa mampu
yang terlalu cepat. Selain itu, jarak menjawab pertanyaan tersebut
rumah antar siswa yang satu dengan dengan skor yang maksimal
siswa yang lain yang berjauhan meskipun masih terdapat siswa yang
dalam kelompoknya sehingga salah dalam menjelaskan masalah
banyak siswa yang tidak ikut serta dan tidak sesuai dengan gambar.
dalam mengerjakan tugas poster. Berikut ini contoh jawaban siswa
Kemudian kurangnya pemahaman dari pertanyaan tes tertulis yang
siswa terhadap perintah yang berisi aspek mengidentifikasi
disampaikan oleh guru. Hal ini yang masalah.
menyebabkan kualitas poster yang
dibuat oleh siswa kurang maksimal
sehingga penilaian terhadap poster
sebagian besar rendah.
Komentar : terlihat bahwa jawaban dari
merumuskan masalah siswa sesuai dengan
permasalahan yang terjadi yaitu sungai yang
tercemar oleh sampah dan siswa dapat membuat
rumusan masalah dengan kalimat tanya yang
baku.

Gambar 11. Contoh jawaban siswa yang mampu Berikut ini disajikan jawaban siswa
mengidentifikasi masalah dengan
benar (pertanyaan tes No. 1a) yang kurang mampu merumuskan
Komentar : terlihat bahwa jawaban siswa diatas masalah sesuai dengan
mampu untuk mengidentifikasi masalah sesuai
dengan permasalahan yang terjadi pada permasalahan.
pertanyaan nomor 1. Siswa mampu menunjukkan
gambar yang merupakan peristiwa pencemaran
dan menjelaskan alasannya dengan benar.

Sebagai perbandingan, di bawah ini


Gambar 14. Contoh jawaban siswa yang kurang
disajikan jawaban siswa yang kurang mampumerumuskan masalah
dengan benar (pertanyaan tes No.
mampu mengidentifikasi masalah. 1c)

Komentar : kemampuan siswa pada Gambar 14


dalam membuat rumusan masalah, kurang sesuai
dengan permasalahan yang terjadi. Siswa hanya
membuat rumusan masalah dengan kalimat tanya
tetapi tidak relevan dengan masalahnya. Jawaban
tersebut sangat tidak sesuai dengan perintah pada
Gambar 12. Contoh jawaban siswa yang kurang pertanyaan yang diberikan.
mampu mengidentifikasi masalah
dengan benar (pertanyaan tes No.
1a)
Adapun contoh jawaban siswa yang

Komentar : terlihat bahwa jawaban siswa hanya


tepat pada aspek membuat alternatif
mampu menunjukkan gambar yang merupakan
peristiwa pencemaran tetapi kurang dapat
solusi akan disajikan pada gambar
menjelaskan alasannya dengan benar. Dari
jawaban tersebut juga tidak sesuai dengan
berikut.
permasalahan yang terjadi. Hal ini disebabkan
karena siswa tersebut kurang mampu mengetahui
apa yang dimaksud dengan mengidentifikasi
masalah.

Adapun jawaban siswa yang mampu


merumuskan masalah akan disajikan Gambar 15. Contoh jawaban siswa yang mampu
membuat alternatif solusi dengan
pada gambar berikut. baik (pertanyaan tes No. 4)

Komentar : pada gambar tersebut terlihat siswa


mampu beberapa alternatif solusi sesuai dengan
permasalahan yang terdapat pada wacana dengan
baik atas apa yang telah diidentifikasi yaitu
terjadinya pencemaran udara dan pencemaran air.
Siswa mampu memberikan alternatif solusi yang
tepat sesuai dengan permasalahan yang disajikan
pada pertanyaan.
Gambar 13. Contoh jawaban siswa yang mampu
merumuskan masalah dengan benar
(pertanyaan tes No. 1c)
Berikut jawaban siswa yang kurang
tepat dalam membuat alternatif
solusi.
Gambar 18. Contoh jawaban siswa yang kurang
mampu memilih solusi dengan baik
(pertanyaan tes No. 7)

Komentar : pada Gambar 18 terlihat bahwa siswa


Gambar 16. Contoh jawaban siswa yang kurang memilih solusi namun solusi yang diberikan tidak
mampu membuat alternatif solusi sesuai dengan solusi yang terdapat dalam wacana
dengan baik (pertanyaan tes No. 4) dan siswa juga tidak memberikan alasan,
sehingga jawaban pada Gambar 18 bukanlah
Komentar : pada Gambar 16 siswa tidak mampu jawaban yang tepat.
membuat alternatif solusi. Jawaban siswa pada
Gambar 16 termasuk dalam upaya pencegahan Dari jawaban yang diberikan, maka
pencemaran bukan merupakan suatu alternatif
solusi, sehingga bila siswa menjawab seperti pada dapat disimpulkan bahwa siswa
gambar maka jawaban siswa tidak tepat.
mampu memecahkan masalah. Hal
Adapun jawaban siswa yang tepat
ini dibuktikan dengan jawaban siswa
pada aspek memilih solusi dapat
yang mampu mengidentifikasi
dilihat selengkapnya pada gambar
masalah yang terjadi sehingga
berikut.
mampu merumuskan masalah,
membuat alternatif solusi, serta
memilih solusi terhadap masalah
yang terjadi. Akan tetapi kemampuan
pemecahan masalah tersebut belum
dipahami secara keseluruhan pada

Gambar 17. Contoh jawaban siswa yang mampu


setiap individu siswa, dibuktikan
memilih solusi dengan baik
(pertanyaan tes No. 7)
dengan adanya jawaban siswa yang

Komentar : dari gambar tersebut terlihat bahwa


kurang mampu memahami masalah
siswa mampu memilih salah satu solusi untuk
mengatasi permasalahan yang telah terjadi sesuai
yang terdapat pada soal secara tepat.
dengan wacana serta memberikan alasan dengan
benar.Salah satu bagian dari proses pemecahan
Hal ini menyebabkan jawaban siswa
masalah adalah pengambilan keputusan (decision
making), yang didefinisikan sebagai memilih
kurang tepat dalam mengidentifikasi
solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang
tersedia (Pramana dalam Paidi, 2010:2).
masalah, merumuskan masalah yang
terjadi, membuat alternatif solusi dan
Hal ini berbeda dengan contoh
memilih solusi.
jawaban siswa pada gambar berikut.

Berdasarkan penilaian yang telah


dilakukan maka dapat terlihat bahwa
siswa kelas VII SMPN 3 Pringsewu pada kebiasaan melakukan berbagai
cukup mampu memecahkan masalah. kegiatan tanpa mengetahui tujuan
Hal ini ditunjukan dengan dan alasan melakukannya.
kemampuan pemecahan masalah
siswa yang memiliki kriteria sedang, SIMPULAN DAN SARAN
berdasarkan penilaian LKS dengan Berdasarkan hasil analisis data dan
kriteria sangat tinggi, penilaian pembahasan, maka dapat disimpulkan
poster dengan kriteria rendah, dan tes bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 3
tertulis dengan kriteria sedang. Pringsewu memiliki rata-rata
kemampuan pemecahan masalah
Pembelajaran yang ada di sekolah dengan kriteria sedang pada konsep
hendaknya tidak terlepas dari pencemaran lingkungan, kemampuan
pembelajaran memecahkan masalah pemecahan masalah siswa kelas VII
dan terus meningkatkan SMP Negeri 3 Pringsewu berdasarkan
kemampuannya dalam memecahkan penilaian LKS memiliki kriteria
masalah. Karena pemecahan masalah tinggi, penilaian poster memiliki
merupakan tahapan dalam teori kriteria rendah dan tes tertulis
belajar yang paling tinggi. Hal ini memiliki kriteria sedang serta RPP
penting bagi siswa karena selain yang digunakan oleh guru untuk
dalam dunia sekolah, kemampuan mengajar cukup mampu
pemecahan masalah juga sangat memunculkan kemampuan
diperlukan dalam kehidupan sehari- pemecahan masalah siswa kelas VII
hari karena akan digunakan ketika SMP Negeri 3 Pringsewu.
terjun langsung di masyarakat.
Menurut Takwim dalam Paidi Berdasarkan simpulan yang telah
(2010:1) kemampuan pemecahan dirumuskan, maka peneliti
masalah dapat membantu siswa mengajukan saran bahwa model
membuat keputusan yang tepat, pembelajaran yang dipakai oleh guru
cermat, sistematis, logis dan hendaknya model pembelajaran yang
mempertimbangkan berbagai sudut cocok untuk memunculkan
pandang. Sebaliknya, kurangnya kemampuan pemecahan masalah
kemampuan ini mengakibatkan siswa siswa, misalnya Problem Based
Learning (PBL) atau inkuiri, Paidi. 2010. Model Pemecahan
Masalah dalam Pembelajaran
sebaiknya guru mampu memahami
Biologi di SMA. Artikel Semnas
model pembelajaran yang digunakan FMIPA 2010 UNY. (Online).
(http://staff.uny.ac.id/sites/defaul
agar lebih memunculkan kemampuan
t/files/132048519/Artikel%20Se
pemecahan masalah siswa selama mnas%20FMIPA2010%20UNY.
pdf, pada Selasa, 12 Februari
proses pembelajaran, pembuatan soal
2014 9.47 a.m.)
evaluasi kemampuan pemecahan Rahayu, S. 2008. Analisis
Kemampuan Siswa dalam
masalah sebaiknya dilaksanakan
Memecahkan Masalah pada
setelah proses pembelajaran sehingga Subkonsep Pencemaran
Lingkungan Melalui Metode
dapat mempertimbangkan
Studi Kasus. Bandung:
kemampuan siswa dalam menjawab Universitas Pendidikan
Indonesia.
pertanyaan dan hendaknya soal
Santyasa, I.W. 2008. Pembelajaran
evaluasi kemampuan pemecahan Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Kooperatif.
masalah dibuat sendiri oleh guru
Makalah Pelatihan
karena guru yang lebih mengetahui Pembelajaran dan Asesmen
Inovatif bagi Guru-Guru
sejauh mana kemampuan siswa dalam
Sekolah Menengah di Kec. Nusa
menjawab pertanyaan. Penida. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Sugiyono. 2001. Statistika untuk
DAFTAR PUSTAKA Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Usodo, Budi. 2012. Karakteristik
Dalyono, M. 2012. Psikologi
Intuisi Siswa SMA dalam
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Memecahkan Masalah
Cipta.
Matematika Ditinjau dari
Faulina, Herlin. 2008. Meningkatkan
Kemampuan Matematika dan
Aktivitas Belajar Matematika
Perbedaan Gender. (Online).
Siswa Kelas VIII-C Melalui
(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/i
Metode Pemecahan Masalah.
ndex.php/AKSIOMA/article/vie
Bandar Lampung: Universitas
w/1268/922.pdf, pada Minggu, 2
Lampung.
Maret 2014 2.52 p.m.)
Furchan, A. 2004. Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gorman, R. M. 1974. The
Psychology of Classroom
Learning, An Inductive
Approach. (Online).
(http://mathedu08.files.wordpres
s.com, pada Minggu, 6 Juli 2014
13.40 a.m.)

Anda mungkin juga menyukai