Anda di halaman 1dari 13

Reichstag

http://www.galeriarsitektur.com/a139/reichstag 

Ada beberapa gedung yang harus menopang beban simbolis sebagai pusat
sejarah seperti gedung parlemen di Berlin, Jerman, yang terletak di reruntuhan
akhir Perang Dunia II. Kini, dengan bersatunya kembali Jerman, Reichstag
telah lahir kembali dari puing-puing masa lalunya. Ditutupi kubah kaca dan baja
yang sangat menakjubkan, struktur kunonya telah diubah secara arsitektur
menjadi menara api bersinar, mengirim pesan demokratis dan kedamaian secara
simbolis.

Pada tahun 1993, arsitek Inggris bernama Norman Foster


memenangkan kompetisi internasional atas Reichstag, walaupun tidak sampai
dua tahun kemudian desain finalnya baru disetujui. Tantangan yang dihadapi
Foster adalah untuk memuat tiga pemisah-gedung harus difungsikan sebagai
gedung parlemen yang akan memenuhi kebutuhan anggota parlemen, publik, dan
pers. Gedung ini juga harus efisien bagi lingkungan, menggunakan energi
minimum walaupun gedungnya berukuran sangat besar, Terakhir, arsitekturnya
merupakan arsitektur ideal modern Jerman, yang optimis terhadap masa depan
tanpa menghiraukan pengalaman pahit di masa lalu.

Gedung yang diselesaikan pada tahun 1999 ini, merupakan kombinasi menarik
dari masa kuno dan masa kini. Interiornya yang gelap dan mengintimidasi, telah
tersapu dan terganti oleh ruang transparan yang dipenuhi cahaya dan udara.
Ruang diskusi berdinding kaca membuat publik memiliki 400 kursi. Atapnya juga
merupakan ruang publik dengan restoran teras yang dibagi untuk pengunjung
dan para politisi.

Namun, beberapa bagian yang berasal dari masa lalu masih dirawat dengan baik.
Koridor aerial baja antikarat dan kaca yang mengapung di bawah kubah ukir dari
zaman Kaiser. Pintu masuk ruang pameran dilapisi dengan batu, dan pada
beberapa dindingnya di ukir dengan graffiti Cyrillic, ditulis Tentara Merah selama
peperangan Berlin pada tahun 1945.

Kubah Cahaya

Rencana awal restorasi proyek tidak


termasuk mengembalikan kembali kubah terkenal Reichstag, yang hancur dalam
kebakaran pada tahun 1933 dan akhirnya dihancurkan pada tahun 1954. Untuk
membuat kembali terkenal ini, akan menjadi latihan nostalgia yang berbahaya.
Tetapi kubah kaca dan baja yang akhirnya di rancang Foster berkat
pendahulunya yang kaku, kini dilihat sebagai simbol Berlin kontemporer.

Dengan diameter 130 kaki (40 m) dan berat 1.344 ton (1.200 ton metrik), kubah
ini memuat kaca berkilau seluas 3.600 yard 2 (3.000 m2). Di dalam strukturnya,

terdapat sepasang baja menuju ke


tangga spiral landai ke podium bagian atas. Namun, keistimewaan yang paling
mengejutkan adalah “pahatan cahaya”, yaitu sebuah cermin kerucut ini
mengarahkan sinar matahari langsung ke ruang-ruang, memantulkan awan dan
langit. Pada malam hari, efek cahayanya bahkan lebih dramatis, cahaya kubah
bersinar dalam kegelapan.
http://sejarah-hitler.blogspot.co.id/2008/03/kebakaran-reichstag.html

Adolf Hitler, kanselir Jerman yang baru, tidak mempunyai maksud menggunakan

hukum-hukum demokrasi. Dia hanya menggunakan hukum itu sebagai jalan untuk

menjadikan dirinya sebagai diktaktor secara sah secepat mungkin kemudian memulai revolusi

Nazi.

Bahkan sebelum dia bersumpah, dia berusaha untuk memenuhi tujuan itu dengan

menginginkan pemilihan baru. Saat Hindenburg menunggu dengan tidak sabar di ruang lain,

Hitler berdebat dengan pemimpin konservatif Hugenberg, yang secara keras menentang

gagasannya. Rencana Hitler untuk mendudukkan mayoritas anggota Nazi dalam pemilu di

Reichstag yang akan merupakan stempel, membuat hukum apapun yang dia inginkan dapat

disahkan secara sempurna.

Pada hari pertamanya sebagai kanselir, Hitler menggerakkan Hindenburg untuk

membubarkan Reichstag dan mengadakan pemilihan baru yang dia inginkan – diadakan pada

tanggal 5 Maret 1933.

Malam itu, Hitler menghadiri makan malam dengan Staff Jenderal Jerman dan mengatakan

pada mereka Jerman akan dipersenjatai kembali sebagai langkah awal untuk mendapatkan

kembali posisi terdahulu mereka di dunia. Dia juga memberi mereka isyarat yang kuat

dengan mengatakan bahwa akan ada penaklukan wilayah timur dan Jermanisasi yang kejam

dari daerah yang ditaklukkan.

Hitler juga meyakinkan pada para jenderal bahwa tidak ada maksud untuk mengganti

pasukan reguler dengan SA storm trooper. Selama beberapa tahun hal ini menjadi perhatian
besar dari para jenderal yang ingin menjaga posisi mereka di kekuasaan dan menjaga

kekuatan militer tradisional tetap utuh.

Storm trooper Hitler akan mencapai kekuasaan tertinggi mereka sendiri dan memulai suatu

pemerintahan teror yang akan bertahan sepanjang pemerintahan itu sendiri.

Presiden Hindenburg jatuh di bawah kata-kata Hitler dan menandatangani apapun yang

diletakkan dihadapannya. Dia menandatangani undang-undang darurat yang menyerahkan

propinsi Prussia Jerman ke tangan orang kepercayaan Hitler, wakil kanselir Papen. Göring

sebagai menteri dalam negeri Prussia mengontrol polisi. Prussia adalah propinsi terbesar dan

paling penting di Jerman yang didalamnya terdapat Berlin ibukota Jerman.

Göring segera mengganti ratusan polisi yang setia kepada republik dengan anggota Nazi yang

setia pada Hitler. Dia juga memerintahkan tidak mencampuri urusan SA dan SS dalam hal

apapun. Ini berarti setiap orang yang disiksa, dipukul atau bahkan dibunuh oleh Nazi, tak ada

seorangpun yang menolong.

Göring kemudian memerintahkan polisi untuk tidak menunjukkan belas kasihan pada orang

yang dianggap memusuhi negara, berarti juga memusuhi Hitler, terutama kaum komunis.

"Petugas Polisi yang menggunakan senjatanya dalam menjalankan tugas berada dalam

perlindunganku. Siapapun yang gagal menjalankan tugas akan dikenakan tindakan

disipliner." – Perintah Hermann Göring pada polisi Prussia, Februari 1933.

Pada tanggal 22 February, Göring membentuk pasukan pembantu polisi berjumlah 50,000

orang, kebanyakan terdiri atas anggota SA dan SS. Pasukan storm trooper Nazi yang kejam,

suka ribut, pembunuh, sekarang mempunyai kekuasaan polisi.


Dua hari berikutnya, mereka menggerebek markas besar komunis di Berlin. Göring secara

palsu mengatakan dia telah membongkar rencana pemberontakan komunis dalam

penggerebekan itu. Tetapi sebenarnya dia membongkar daftar anggota partai komunis dan

bermaksud menangkap setiap orang dari empat ribu anggota.

Göring dan Goebbels, dengan persetujuan Hitler, kemudian merencanakan untuk

menimbulkan kepanikan dengan membakar gedung Reichstag dan menyalahkan kaum

komunis. Gedung Reichstag adalah gedung di Berlin tempat anggota terpilih republik

melakukan pertemuan untuk menjalankan pemerintahan.

Dengan suatu kebetulan yang aneh, terdapat seorang di Berlin, seorang komunis gila yang

merencanakan pemberontakan seorang diri. Seorang pembakar rumah bernama Marinus van

der Lubbe, 24 tahun, dari Belanda, yang tengah mengembara keliling Berlin selama satu

minggu berusaha untuk membakar bangunan pemerintahan guna memprotes kapitalisme dan

memulai revolusi. Pada 27 Februari, dia memutuskan untuk membakar gedung Reichstag.
Membawa alat pembakar, dia menghabiskan waktu

sepanjang hari bersembunyi di sekitar gedung, sebelum masuk sekitar pukul 9 malam. Dia

melepas kaosnya , menyulutnya dengan api, dan mulai bekerja menggunakan obornya.

Kejadian sebenarnya tidak akan pernah diketahui, tetapi pasukan storm trooper Nazi dibawah

arahan Göring juga terlibat pembakaran tempat itu. Mereka telah berteman dengan pembakar

rumah dan mungkin telah tahu atau bahkan mendukung dia untuk membakar Reichstag

malam itu. Pasukan storm trooper, dipimpin oleh pimpinan SA Karl Ernst, menggunakan

terowongan bawah tanah yang menghubungkan rumah Göring dengan gudang bawah tanah

di Reichstag. Mereka memasuki bangunan, menyebarkan bensin dan membakar, kemudian

pergi dengan cepat melalui terowongan.

Cahaya merah membara dari kebakaran Reichstag tertangkap mata Presiden Hindenburg dan

wakil kanselir Papen yang sedang makan malam di sebuah restoran yang berhadapan dengan

gedung yang terbakar itu. Papen membawa Hindenburg yang lebih tua ke dalam mobilnya

dan membawanya ke tempat kejadian.


Hitler berada di apartemen Goebbels sedang makan malam. Mereka bergegas menuju tempat

kejadian dan bertemu dengan Göring yang berteriak melakukan tuduhan palsu dan ancaman

pada kaum komunis.

Pada pandangan pertama, Hitler menggambarkan kebakaran sebagai mercu suar dari surga.

"Kamu sekarang menjadi saksi awal dari epos besar dalam sejarah Jerman...kebakaran ini

adalah permulaan," Hitler berkata pada wartawan di tempat kejadian.

Setelah menyaksikan kerusakan, pertemuan darurat pemimpin pemerintahan diadakan. Ketika

dikabarkan penahanan pembakar komunis, Van der Lubbe, Hitler menjadi sangat marah.

"Rakyat Jerman telah terlalu lama bersikap lunak. Setiap pejabat komunis harus ditembak.

Semua deputi komunis harus digantung malam ini. Semua teman komunis harus ditahan. Dan

juga untuk Social Democrat dan Reichsbanner!"

Hitler meninggalkan lokasi kebakaran dan langsung menuju ke kantor surat kabarnya,

Völkischer Beobachter, untuk mengawasi pemberitaan tentang kebakaran. Dia tidak tidur

semalam suntuk bersama Goebbels meletakkan bersama kertas-kertas penuh cerita tentang

rencana komunis mengambil alih kekuasaan dengan kekerasan di Berlin.

Pada rapat kabinet yang di adakan pagi harinya, 28 Februari, Kanselir Hitler menginginkan

undang-undang darurat untuk mengatasi krisis. Dia mendapat sedikit penentangan dari

anggota kabinetnya yang sebagian besar bukan Nazi. Malam harinya Hitler dan Papen

menemui Hindenburg dan orang tua yang kebingungan itu menandatangani dekrit "untuk

perlindungan pada masyarakat dan negara."

Undang-undang darurat menyatakan: "Pembatasan pada kebebasan perseorangan, atas hak

untuk untuk kebebasan mengemukakan pendapat, termasuk kebebasan pers; atas hak untuk
berkumpul dan berserikat; dan pengungkapan paksa benda pos pribadi, telegram dan

komunikasi telepon dan surat perintah untuk penggeledahan rumah, perintah untuk penyitaan

atau pembatasan hak milik, juga diizinkan diatas batasan undang-undang yang sah jika tidak

ditentukan."

Dengan segera, diikuti dengan barisan pertama kumpulan Nazi besar dalam truk penuh SA

dan SS meraung-raung sepanjang jalan masuk ke dalam tempat berkumpulnya kaum komunis

dan menerjang rumah-rumah kaum komunis. Ribuan komunis dan juga kaum Social

Democrat dan kaum liberal dibawa ke 'pengawasan protektif' dalam barak SA tempat mereka

dipukuli dan disiksa.

"Aku tidak khawatir tentang keadilan; misiku hanya menghancurkan dan memusnahkan,

tidak ada lagi!" - Hermann Göring, 3 Maret 1933.

Lima puluh satu anti Nazi terbunuh. Nazi menekan semua aktivitas politik, pertemuan dan

publikasi dari partai selain Nazi. Kampanye menentang Nazi dianggap ilegal.

"Setiap peluru yang keluar dari barel pistol polisi sekarang adalah peluruku. Jika ada yang

menyebut ini pembunuhan, maka akulah pembunuhnya. Aku memerintahkannya. Aku

mendukungnya. Aku menerima tanggung jawab, dan aku tidak takut melakukannya." -

Hermann Göring.

Surat kabar-surat kabar Nazi melanjutkan mencetak bukti palsu tentang konspirasi komunis,

menyatakan bahwa hanya Hitler dan Nazi yang dapat mencegah pengambil alihan kekuasaan

oleh komunis. Joseph Goebbels sekarang yang mengendalikan stasiun radio dan menyiarkan

propaganda Nazi dan pidato Hitler ke seluruh negeri.

Nazi sekarang mengalihkan perhatiannya ke hari pemilihan umum, 5 Maret.


Semua sumber daya pemerintahan yang penting untuk kemenagan besar di tempatkan di

bawah kendali Joseph Goebbels. Para industrialis besar yang membantu Hitler ke dalam

kekuasaan dengan senang hati mengucurkan dana tiga juta mark lebih. Adanya dana dari

Krupp dan I. G. Farben diantara yang masuk kantong mereka adalah atas desakan Göring.

"Pengorbanan yang kita minta adalah lebih mudah untuk dipikul jika kamu menyadari bahwa

pemilihan itu akan menjadi yang terakhir untuk sepuluh tahun ke depan, mungkin untuk

seratus tahun kedepan," Göring memberitahu mereka.

Tanpa masalah keuangan dam kekuatan negara di belakang mereka, Nazi berkampanye

dengan hebat untuk mendapatkan mayoritas yang diinginkan Hitler.

Pada tanggal 5 Maret, pemilihan bebas terakhir dilakukan. Tetapi masyarakat menolak

memberi Hitler mayoritas, memberikan pada Nazis hanya 44 persen dari total suara, 17,

277,180. Di samping propaganda besar dan tingkah laku brutal, partai-partai lain tetap

memiliki pendukung mereka sendiri. Partai Center mendapat lebih dari empat juta suara dan

Partai Social Democrat lebih dari tujuh juta. Komunis kehilangan suara tetapi masih

mendapat lebih dari empat juta.

Tujuan dari pemerintahan diktaktor yang sah sekarang dalam jangkauan. Tetapi kekurangan

dari mayoritas dua pertiga di Reichstag adalah suatu hambatan. Tetapi bagi Hitler dan teman

dekatnya yang kejam, hambatan itu segera diatasi.

Mengenai Van der Lubbe, komunis pembakar itu, dia diadili dan dihukum, kemudian

digantung.

Reichstag I
https://dixna.wordpress.com/2007/09/03/reichstag-tak-
sekedar-gedung-parlemen/

HATI saya tergetar begitu menginjakkan kaki di halaman Reichstag. Bukan karena besarnya
bangunan yang menjulang di hadapan saya, tapi saya haru bisa menginjakkan kaki di salah
satu bekas lokasi pertempuran paling hebat dalam sejarah perang Eropa.
Berlin adalah benteng terakhir Adolf Hitler, dan bangunan di depan saya itu dulu dibakar
seorang komunis Belanda, persis ketika Hitler merebut kekuasaan dari Hindenburg, Presiden
Republik Weimar.
Hitler dan gundiknya, serta Goebbels beserta seluruh keluarganya, dan sejumlah petinggi
Nazi berkubu di bunker beberapa blok dari gedung ini. Hitler dan pendukung fanatiknya
bunuh diri di bunker itu, setelah Third Reich (Kerajaan Ketiga) benar-benar runtuh.
Reichstag dulu artinya parlemen Jerman (bermakna insitusi politik). Namun sekarang
Reichstag lebih bermakna fisik sebagai gedung tempat parlemen beraktivitas. Parlemen
Jerman sendiri disebut Bundestag.
Gedung ini berlokasi di Platz der Republik 1 BerlinTiergarten. Di musim panas menjadi salah
satu tujuan utama turisme. Dalam situs resmi Bundestag disebut ada 15 juta orang telah
berkunjung ke komplek Reichstag sejak ibukota Jerman pindah dari Bonn ke Berlin.
Arsitektur bangunannya sekarang gado-gado. Sejak didirikan pada 9 Juni 1884 di masa
kekaisaran Wilhelm I, gedung ini sudah mengalami berbagai perubahan. Ketika Hilter mulai
berkuasa, Reichstag dibakar nyaris ludes.
Sebanyak 96 anggota parlemen musuh politik Hitler tewas dibunuh. Monumen kematian ke-
96 orang itu kini ada di halaman Reichstag agar ke pinggir jalan raya, dalam bentuk
lempengan batu alam bertuliskan nama mereka, dijejer sepanjang lebih kurang 20 meter.
Sejumlah renovasi menjadikan gedung ini memperlihatkan corak arsitektur abad pertengahan
hingga gaya futuristik dari cupula, atau kubah kaca karya arsitek Sir Norman Foster dari
Inggris.
Desain cupula kaca ini bukannya tanpa kontroversi. Di awal rencana banyak ditentang karena
menabrak ciri Reichstag yang kental dengan gaya gotic. Tapi sekarang malah jadi salah satu
simbol beken Berlin.
Bertolak belakang dengan gedung kura-kura DPR/MPR RI di Senayan yang dipagar
menjulang memisahkan dengan dunia sekitarnya, Reichstag ini sangat terbuka. Bahkan di
musim panas turis bisa antre mengular panjang hanya untuk berkeliling gedung ini.
Pengunjung bisa mengikuti tur ke ruang sidang para wakil rakyat, bahkan duduk di kursi
yang biasanya dipakai untuk sidang. Semuanya free alias gratis! Untuk kunjungan grup atau
perorangan yang difasilitasi pemerintah Jerman, ada pintu khusus.
Pengamanan gedung ketat dengan standar teknologi canggih. Semua bawaan pengunjung
diperiksa lewat mesin pemindai, seperti pemeriksaan di bandara. Fisik pengunjung pun
diperiksa menggunakan detektor logam.
Jika pengunjung ingin ke atap gedung yang ada kubah kacanya, ada dua lift besar yang
pengoperasiannya dilakukan oleh staf khusus pengelola gedung. Petugas ini selalu ada di
dalam lift baik naik maupun turun.
Pengunjung biasanya takkan pernah melewatkan naik ke kubah Reichstag, karena memang di
sinilah view terbaik yang bisa didapatkan. Orang bisa menyaksikan kota Berlin ke segala
penjuru.
Untuk naik ke puncak kubah, ada jalan berbentuk spiral yang di kiri kanan atas bawah ada
kaca. Efek pemandangan yang muncul memang menakjubkan. Seolah-olah di mana-mana
ada orang kita kalau kita berada di kubah itu.
Di dasar kubah kaca berderat foto-foto dalam papan bertutup kaca yang menceritakan sejarah
perjalanan Jerman. Meski berbahan kaca, tapi pengunjung di dalam kubah tak bakal
kegerahan di musim panas karena hawa di puncak Reichstag sejuk seperti di Lembang.

Konrad Hermann Albert Speer


http://anehxdidunia.blogspot.co.id/2012/08/6-bangunan-megah-bersejarah-
peninggalan.html

Konrad Hermann Albert Speer (19 Maret 1905 – 1 September 1981) adalah seorang
arsitek Jerman dan perwira Nazi, arsitek utama Adolf Hitler (1933–1945) dan menteri
persenjataan (1942–1945). Ia adalah salah satu terdakwa dalam Peradilan
Nuernberg.
Ia belajar teknik arsitektur di Universitas Karlsruhe, München dan Institut Teknologi
Berlin dan lulus ujian pada tahun 1927 lalu menjadi asisten Heinrich Tessenow. Ia
menghadiri pidato Partai Nazi pada tahun 1930 di balai bir Berlin dan bergabung
dengan partai itu pada bulan Januari 1931.

Ia dijatuhi hukuman 20 tahun penjara di Pengadilan Nürnberg, menghabiskan waktu-


waktunya di penjara Spandau. Setelah bebas pada tahun 1966, ia menulis beberapa
buku, yaitu : Erinnerungen (1969), Spandauer Tagebücher (1975), Der Sklavenstaat
(1981)
 
Foto-foto dibawah ini adalah peninggalan jaman Nazi, dan masih ada sampai
sekarang

1. Reichstag, German. Jaman Nazi

1. Reichstag, German. Jaman Sekarang

Gedung Reichstag dipakai untuk keperluan propaganda dan ketika Perang Dunia II
berkecamuk untuk keperluan militer. Gedung ini juga dipertimbangkan untuk dirubah
menjadi sebuah "Menara Flak" (tempat menaruh senjata anti udara dan tempat
perlindungan), karena bentuknya yang cukup simetris. Tetapi setelah ditimbang
dikatakan tidak cocok.

Gedung ini lalu juga tambah rusak karena serangan udara. Sewaktu Pertempuran
Berlin pada 1945, gedung ini menjadi target utama Tentara Merah, meski alasannya
kurang jelas. Sebab Reichstag tidak memiliki peran politik, militer atau strategis lagi.
Sejatinya, kaum Nazi menelantarkan gedung ini. Sahabat anehdidunia.blogspot.com
Foto termasyhur seorang prajurit Tentara Merah Uni Soviet yang mengibarkan
bendera Palu-Arit di atap gedung ini, diambil pada 2 Mei 1945, beberapa hari
setelah pasukan Tentara Merah merebut gedung ini.

Anda mungkin juga menyukai