Bab Iv
Bab Iv
Bab 4
TEORI PRODUKSI
A. FUNGSI PRODUKSI
Secara lebih umum, produk total dari suatu faktor produksi bisa
ditunjukkan sebagai sebuah fungsi yang menghubungkan output dengan
kuantitas sumber daya yang digunakan.
Ciri-ciri tersebut juga ditunjukkan dalam gambar 4.2 sebagai titik B'.
Disini kita melihat lagi bahwa MPx = Apx dan Apx berada pada keadaan
3
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-10
4
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Gambar 4.1. Produk Total, Rata-rata Dan Marjinal Dari Input X, Dimana Y=2
Produk Total (Q)
Q* B
TP
input X
0 X1 X2 X3
A
5
B`
C’ APX
0 X1 X2 X3 input X
MPx
Gambar 5.2 Kurva Produk Total, Rata-rata dan Marginal
C. ISOKUAN PRODUKSI
Modal
Isokuan
C M1 E1
E1 Isokos
6
M1
E2
M2 E2
M2 E3
M3
M3 E3
Modal
ME
7
IQ
Input Y
10
9
8
7 Q=122
6
5
4
3 Q=91
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Input X
Output Q
Input Y
Q2
Q1 Q2
Q2`
Q1` Q1 Q2`
Q1`
Input X
Gambar 4.6. Penentuan Isokuan
Kurva isokuan tersebut bisa dipindahkan ke permukaan input seperti
ditunjukkan oleh kurva-kurva Q2' dan Q2" dalam gambar 4.5 dan kemudian
dipindahkan ke gambar dua dimensi yang ditunjukkan dalam gambar 4.6.
Kurva-kurva yang terakhir ini menunjukkan bentuk standar dari sebuah
isokuan.
Input Y
Q1
Q2
Input X
Gas
Q1 Q2 Q3 Minyak
Kerangka
0 2 4 6 Kain
Ban
C3
C2
C1
L1 L2 L3 Tenaga kerja
Pada sisi lain dari subtitutabilitas input ini adalah sistem produksi di
mana input saling melengkapi secara sempurna satu sama lain. Dalam
keadaan seperti ini jumlah yang tepat dari masing-masing input dibutuhkan
untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Gambar 4.8(b), yang
melukiskan isokuan sepeda dan tidak ada cara apapun untuk menggantikan
dan dengan kerangka, demikian sebaliknya. Pulpen dan tinta, takaran
11
obat, lensa dan kerangka kacamata, mesin mobil dan kerangka mobil,
semua merupakan contoh dari input-input yang komplementer (saling
melengkapi). Isokuan produksi dari input-input yang komplementer ini
mempunyai bentuk siku-siku seperti ditunjukkan pada gambar 4.8(b).
Gambar 4.8(c) menunjukkan keadaan tengah-tengah (intermediate)
dan proses produksi dimana input bisa saling menggantikan, tetapi
subtitutabilitasnya tidak sempurna. Sebuah baju bisa dibuat dengan jumlah
tenaga kerja (L1) yang relatif sedikit dan jumlah kain (C1). Baju yang sama
bisa juga dibuat dengan kain yang lebih sedikit (C2) jika lebih banyak tenaga
ke (1,2) yang digunakan, karena pekerja tersebut bisa memotong bahan kain
tersebut lebih hati-hati dan mengurangi pemborosan bahan. Akhirnya, baju
tersebut bisa dibuat dengan kain yang lebih sedikit lagi (C3), tetapi pekerja
harus lebih sungguh-sungguh berhati-hati sehingga input tenaga kerja naik
menjadi L3. Perhatikan bahwa pada saat ada pertambahan tenaga kerja dan
L1 ke L2, maka input kain turun dari C1 ke C2, kenaikan tenaga kerja
yang sangat besar dari L2 ke L3 diperlukan untuk memperoleh penurunan
jumlah kain yang sama dari C2 ke C3. Subtitutabilitas tenaga kerja terhadap
kain tersebut menurun dari Ll menjadi L2 dan kemudian menjadi L3.
Input Y
12
E1 = 1.000.000
8 E2 = 2.000.000
E3 = 3.000.000
0 2 4 6 input X
Gambar 4.9. Kurva Isokos
Rp. 500.000,00
Slope Rp. 250.000,00 2
Input Y
Q3
Q2
Q1
input X
X1 X2 X3
PX MPX
(4.1)
PY MPY
MPY MPX
(4.2)
PY PX
MPY 9 MPX 10
3 dan 5
PY 3 PX 2