Anda di halaman 1dari 35

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan,

Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk


SNI 8631:2018

Standar Nasional Indonesia

Spesifikasi lahan uruk di tempat pemrosesan akhir

dikomersialkan”
sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah
tangga

ICS 91.020 Badan Standardisasi Nasional


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
dikomersialkan”
© BSN 2018

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Daftar isi

Daftar isi.................................................................................................................................... i 
Prakata ................................................................................................................................... iii 
Pendahuluan........................................................................................................................... iv 
1  Ruang lingkup................................................................................................................... 1 
2  Acuan normatif ................................................................................................................. 1 
3  Istilah dan definisi ............................................................................................................. 1 
4  Persyaratan umum ........................................................................................................... 3 
5  Persyaratan teknis ............................................................................................................ 3 
5.1  Fungsi ............................................................................................................................. 10 
5.2  Kriteria ............................................................................................................................ 12 
5.3  Bentuk ............................................................................................................................ 21 
5.4  Ukuran ............................................................................................................................ 21 
Bibliografi ............................................................................................................................... 28 

dikomersialkan”
Tabel 1 – Baku mutu efluen IPL ..............................................................................................5 
Tabel 2 – Peralatan berat untuk operasional penimbunan sampah ........................................ 6 
Tabel 3 – Kapasitas operasi alat berat dan spesifikasinya ...................................................... 6 
Tabel 4 – Jenis prasarana dan sarana TPA untuk sistem lahan uruk terkendali dan lahan
uruk saniter .............................................................................................................................. 7 
Tabel 5 – Fungsi komponen .................................................................................................. 10 
Tabel 6 – Kriteria komponen.................................................................................................. 12 
Tabel 7 – Persyaratan spesifikasi geomembran.................................................................... 17 
Tabel 8 – Persyaratan spesifikasi geotekstil.......................................................................... 17 
Tabel 9 – Kriteria teknis alternatif 1 pengolahan lindi ............................................................ 18 
Tabel 10 – Kriteria teknis alternatif 2 pengolahan lindi .......................................................... 19 
Tabel 11 – Kriteria teknis alternatif 3 pengolahan lindi .......................................................... 19 
Tabel 12 – Kriteria teknis alternatif 4 pengolahan lindi .......................................................... 20 
Tabel 13 – Kriteria teknis alternatif 5 pengolahan lindi .......................................................... 20 
Tabel 14 – Kriteria teknis alternatif 6 pengolahan lindi .......................................................... 21 
Tabel 15 – Jenis bahan lahan uruk........................................................................................ 24 

Gambar 1 – Contoh pola aliran lindi ...................................................................................... 16 


Gambar 2 – Pelapis dasar tanah TPA dengan geomembran dan tanah lempung ................ 17 
Gambar 3 – Contoh penangkap gas sistem beronjong ......................................................... 23 

© BSN 2018 i
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Gambar A.1 – Desain pemasangan pipa drainase lindi dan gas vertikal ............................. 25 
Gambar A.2 – Sistem pengumpul lindi ................................................................................. 25 
Gambar A.3 – Pembagian area lahan aktif pengurukan ....................................................... 26 
Gambar A.4 – Contoh instalasi pengolahan lindi .................................................................. 26 
Gambar A.5 – Gambar site plan TPA ................................................................................... 27 
Gambar A.6 – Pembagian lahan TPA ................................................................................... 27 

dikomersialkan”

© BSN 2018 ii
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 8631:2018 dengan judul “Spesifikasi lahan uruk di tempat
pemrosesan akhir sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga” merupakan
standar baru

Standar ini dipersiapkan oleh Komite Teknik 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil, pada Subkomite Teknis 91-01-S3 Perumahan dan Sarana Prasarana
Permukiman melalui Gugus Kerja Lingkungan Perumahan dan Permukiman.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Peraturan Kepala BSN Nomor 4 tahun 2016 tentang
Pedoman Penulisan Standar Nasional Indonesia dan telah dibahas dalam forum Rapat
Konsensus pada tanggal 22 Juni 2016 di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan
dan Permukiman yang melibatkan para narasumber, pakar, dan lembaga terkait. Standar ini
telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 1 September 2018 sampai dengan
31 Oktober 2018, dengan hasil akhir tidak ada tanggapan substansial maupun editorial.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

dikomersialkan”

© BSN 2018 iii


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Pendahuluan

Satandar Nasional Indonesia ini merevisi Pt S-07-2000-C, Spesifikasi area penimbunan


sampah dengan sistem lahan uruk terkendali di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah,
menyangkut perubahan dimensi, alternatif pemilihan jenis lapisan dasar dan pengumpul lindi
dan penyesuaian istilah dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008, tentang
Pengelolaan Persampahan, Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dan Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Tempat pemrosesan akhir sampah pada dasarnya merupakan akhir dari proses penanganan
sampah yang aman dan ramah lingkungan. Namun adanya keterbatasan biaya dan
kapasitas SDM serta pola kumpul-angkut-buang yang ada selama ini telah berdampak pada
pembebanan yang terlalu berat di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) baik ditinjau
dari kebutuhan lahan maupun beban pencemaran lingkungan. Pemasalahan TPA yang
akhir-akhir ini telah mengemuka secara nasional.

Mengacu pada Undang-Undang RI No 18 Tahun 2008, Pengelolaan Persampahan dan


Peraturan Pemerintah 122 tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum BAB IV
tentang pencegahan pencemaran air pasal 33, yang didalamnya juga mengatur pengelolaan

dikomersialkan”
sampah,Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 bahwa penanganan sampah yang
memadai perlu dilakukan untuk perlindungan air baku air minum dan secara tegas
dinyatakan bahwa TPA wajib dilengkapi dengan zona penyangga dan metoda pemrosesan
akhir dilakukan secara lahan uruk saniter (sanitary landfill) (kota besar/metropolitan) dan
lahan uruk terkendali (controlled landfill) (kota sedang/kecil) sebagai transisi. Selain itu perlu
juga dilakukan pemantauan kualitas hasil pengolahan lindi (efluen) secara berkala.
Ketentuan tersebut mulai berlaku pada tahun 2008 dan 5 tahun kedepan sudah harus
mengaplikasikannya.

Menindak lanjuti hal-hal tersebut di atas, diperlukan lokasi TPA yang memenuhi persyaratan,
perencanaan TPA yang memadai, konstruksi TPA yang sesuai dengan perencanaan dan
pengoperasian sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Mengingat masalah persampahan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah


kota/kabupaten, kewenangan pemerintah pusat hanya hanya terkait pengaturan, pembinaan
dan pengawasan, tidak termasuk penyediaan sarana. Penyediaan sarana hanya bersifat
stimulan.

Spesifikasi area penimbunan dengan sistem lahan uruk terkendali di tempat pemrosesan
akhir sampah berisi ruang lingkup, acuan normatif, persyaratan teknis, bahan dan komponen
sebagai acuan bagi pemerintah kota/kabupaten dalam konstruksi TPA yang dapat
disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

© BSN 2018 iv
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Spesifikasi lahan uruk di tempat pemrosesan akhir sampah rumah tangga dan
sejenis sampah rumah tangga

1 Ruang lingkup

Standar ini mencakup persyaratan teknis mengenai fungsi, kriteria, bentuk, ukuran dan
bahan/komponen untuk persyaratan fasilitas dasar dan fasilitas perlindungan lingkungan
lahan urukuntuk sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga. Jenis lahan uruk
adalah sistem anaerobik dan bukan TPA di lahan rawa/gambut.

2 Acuan normatif

ASTM C33, Standard Specification for Concrete Aggregates


SNI 06-0162-1987, Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar bangunan
SNI 03-0394-1989, Batu alam untuk bahan bangunan
SNI 03-1757-1990, Batu pecah atau kerikil alam untuk digunakan sebagai fondasi
pengerasan jalan dan agregat beton, penentuan kekerasan dengan menggunakan bejana
tekanan Rudeloff
SNI 19-3241-1994, Tata cara pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir sampah
SNI 03-0090-1999, Spesifikasi beronjong kawat

dikomersialkan”
SNI 19-2454-2002, Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan
SNI 2847:2013, Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung

3 Istilah dan definisi

3.1
bidang kerja
lahan TPA yang digunakan untuk penimbunan sampah selama periode operasi jangka
menengah atau pendek

3.2
beronjong
anyaman kawat atau bambu yang diisi dengan batu pecah atau batu kali yang berfungsi
untuk menahan longsor

3.3
dekomposisi
proses penguraian sampah organik oleh mikroorganisme

3.4
densitas proktor
kemampatan kepadatan tanah hasil uji proktor

3.5
geomembran
lapisan kedap air pada dasar lahan urukuntuk mencegah kebocoran lindi

© BSN 2018 1 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

3.6
geotekstil
lapisan untuk melindungi geomembran dari kerusakan fisik akibat material timbunan,
penahan sampah dan lapisan filter lindi.

3.7
geoliner
lapisan kedap air untuk menahan lindi agar tidak meresap ke dalam tanah, dapat berupa
geomembran dan geotekstil

3.8
lahan aktif
lahan yang hanya digunakan untuk area penimbunan sampah pada lokasi / tempat
pemrosesan akhir sampah

3.9
lindi
cairan yang timbul sebagai limbah cair akibat masuknya aireksternal ke dalam urukan atau
timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik
hasil prosesdekomposisi

3.10
sampah rumah tangga
sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, yang tidak termasuk

dikomersialkan”
tinja dan sampah spesifik

3.11
sampah sejenis sampah rumah tangga
sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya

3.12
sel
tempat penimbunan sampah harian

3.13
tempat pemrosesan akhir
tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman
bagi manusia dan lingkungan

3.14
zona penyangga
zona di luar kawasan TPA sampah yang berfungsi untuk mengurangi dampak yang
diakibatkan oleh kegiatan TPA sampah terhadap lingkungan di sekitarnya.

3.15
lahan uruk terkendali
lahanuruk terkendali adalah pengurukan sampah, dengan cara dipadatkan dan ditutup
dengan tanah penutup sekurang-kurangnya setiap tujuh hari. Metode ini merupakan metode
yang bersifat antara, sebelum mampu menerapkan metode lahan uruk saniter.

© BSN 2018 2 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

3.16
lahanuruksaniter
pengurukan sampah yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis, dengan
penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurukan serta penutupan sampah setiap
hari.

3.17
anaerobik
tidak memerlukan oksigen

4 Persyaratan umum

Metode lahan uruk direkomendasikan diterapkan pada kota-kota sedang dan kecil, maupun
kota besar

Konstruksi lahan uruk di TPA harus dapat menjamin fungsi:


a. pengendalian vektor penyakit;
b. sistem pengumpulan dan pengolahan lindi;
c. penanganan gas;
d. pemeliharaan estetika sekitar lingkungan;
e. pelaksanaan kesehatan dan keselamatan pekerja; dan
f. penanganan tanggap darurat bahaya kebakaran dan kelongsoran.

dikomersialkan”
Sebaiknya lokasi TPA dapat menampung selama ± 5 tahun operasi untuk setiap sel dan
secara keseluruhan diperhitungkan minimal untuk 20 tahun operasi.

5 Persyaratan teknis

Persyaratan teknis meliputi fungsi, kriteria, bentuk, ukuran dan bahan/komponen untuk
persyaratan fasilitas dasar dan fasilitas perlindungan lingkungan lahan uruk untuk sampah
perkotaan.

Prasarana dan sarana TPA harus dilengkapi:

(1) Fasilitas dasar

Terdiri atas:
a. Jalan
1. Jalan masuk/ jalan akses;
2. Jalan operasi yang dibutuhkan dalam pengoperasian TPA terdiri dari 3 (tiga) jenis,
yaitu:
1) Jalan operasi penimbunan sampah jalan kerja alat-alat berat menuju sel sampah
yang ditentukan dalam lahan penimbunan,jenis jalan bersifat temporer setiap saat
dapat ditimbun dengan sampah.
2) Jalan operasi yang mengelilingi TPA, jenis jalan bersifat permanen dapat berupa
jalan beton, aspal atau perkerasan jalan sesuai beban dan kondisi tanah.
3) Jalan penghubung antar fasilitas, yaitu kantor / pos jaga bengkel, tempat parkir,
tempat cuci kendaraan. Jenis jalan bersifat permanen.

© BSN 2018 3 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

b. Listrik atau genset


c. Drainase lokal drainase di sekitar TPA, berupa drainase permanen (di sisi jalan utama, di
sekeliling timbunan terakhir, daerah sekitar kantor, gudang, bengkel, tempat cuci) dan
d. Fasilitas air bersih
Penyediaan air bersih ini dapat dilakukan dengan sumur bor dan pompa.
e. Pintu gerbang dan pagar
f. Kantor TPA
Luas bangunan kantor tergantung pada lahan yang tersedia dengan mempertimbangkan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain administrasi pengoperasian TPA,
tampilan rencana tapak, tempat cuci kendaraan, kamar mandi / wc gudang, bengkel dan
alat pemadam kebakaran.
g. Papan nama
Papan nama berisi nama TPA, pengelola, jenis sampah dan waktu kerja yang dipasang
di depan pintu masuk TPA.

(2) Fasilitas Perlindungan Lingkungan

Terdiri atas:
a. Lapisan kedap air (liner dasar);
b. Saluran pengumpul lindi;
c. Instalasi pengolahan lindi;

dikomersialkan”
Pengolahan lindi yang paling sesuai dengan kondisi di Indonesia adalah menggunakan
sistem kolam stabilisasi (kombinasi proses anaerobik - aerobik), namun hal ini hanya
mampu mengolah beban organik lindi < 40 %.Perlu dilakukan tes aliran dan kebocoran
kolam lindi.
d. Zona penyangga;
e. Sumur uji atau pantau;
f. Penanganan gas;
g. Tanggul dan talud;
h. Drainase TPA/tanggul sekeliling sel sampah (sekaligus untuk penguncian
geomembrane).

(3) Fasilitas Pendukung

Terdiri atas:
a. Garasi alat berat;
b. Tempat pencucian alat angkut dan alat berat;
c. Alat pertolongan pertama pada kecelakaan;
d. Jembatan timbang;
Jembatan timbang berfungsi untuk menghitung berat sampah yang masuk ke TPA
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Lokasi jembatan timbang harus dekat dengan kantor/pos jaga dan terletak pada jalan
masuk TPA.
- Jembatan timbang harus dapat menahan beban minimal 10-20 ton, tergantung pada
tonnase truk sampah.
- Lebar jembatan timbang harus dapat mengakomodir lebar kendaraan truk sampah
yang akan masuk ke TPA.

© BSN 2018 4 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

e. Laboratorium;
Unit laboratorium pada lokasi TPA merupakan salah satu alternatif. Bila tidak efisien
maka unit laboratorium bisa menggunakan jasa laboratorium yang merupakan
laboratorium rujukan dan akreditasi. Minimal peralatan laboratorium yang diperlukan
adalah pH meter dan kalorimeter.
Sebelum tersedianya baku mutu efluen lindi dari sebuah lahan uruk sampah kota, maka
efluen IPL lindi harus memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 seperti tercantum dalam Tabel 1
berikut ini.

Tabel 1 – Baku mutu efluen IPL

Kadar paling tinggi


Parameter
Nilai Satuan
pH 6 s.d 9 -
BOD 150 mg/l
COD 300 mg/l
TSS 100 mg/l
N total 60 mg/l
Merkuri 0,005 mg/l

dikomersialkan”
Kadmium 0,1 mg/l

f. Tempat parkir
g. Bengkel/ hanggar alat berat
Peralatan bengkel minimal yang harus di TPA adalah peralatan untuk pemeliharaan dan
kerusakan ringan.
h. Pemadam kebakaran
Proteksi pemadam kebakaran harus memenuhi standar sebagai berikut:
‐ Tersedia dengan jumlah tekanan yang cukup
‐ Tersedia kantong-kantong berisi tanah dan pasir yang terpelihara di medan urukan
‐ Tim pemadam yang terorganisir mudah dihubungi
‐ Tersedia alat pemadam kebakaran yang siap pakai
i. Hanggar truk sampah
j. Hanggar cuci kendaraan
k. Sarana sanitasi / fasilitas toilet
l. Sarana ibadah
m. Pos jaga
n. Gapura
o. Gudang

© BSN 2018 5 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

(4) Fasilitas operasional

a. Alat berat

Fasilitas operasional di lokasi TPA berupa alat berat.


Pemilihan alat berat harus mempertimbangkan kegiatan pemrosesan akhir seperti
pemindahan sampah, pemadatan sampah, penggalian/pemindahan tanah. Pemilihan alat
berat disesuaikan dengan kebutuhan (jumlah, jenis dan ukuran).

Kebutuhan alat berat didasarkan pada kapasitas operasi harian sampah, dapat dilihat pada
Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 – Peralatan berat untuk operasional penimbunan sampah

Spesifikasi Peralatan Fungsi


Alat pengangkut seperti truck, dump truck Untuk mengangkut tanah penutup (bila
dengan volume 6 – 12 m3 diperlukan)
Armroll truck Untuk mengangkut sampah di dalam container
dari TPS atau sumber sampah ke TPA atau
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Bodi arm roll truck bisa ditinggal di lokasi
penampungan sampah.
Compactor truck Pemadatan timbunan sampah pada lokasi

dikomersialkan”
datar.
Street sweeper vehicle Untuk mengumpulkan dan mengangkut
sampah jalanan dari jalan-jalan protokol ke
TPST / Waste to Energy (WTE) / TPA.
Trailer Berfungsi juga sebagai alat angkut, namun
dengan kapasitas dan berat di atas dump truck.
Loader atau buldoser(120 - 300 HP) atau Mendorong, menyebarkan dan
landfill compactor (200 - 400 HP) Menggilas/memadatkan lapisan sampah.
Gunakan blade sesuai spesifikasi pabrik guna
memenuhi kebutuhan kapasitas aktivitas.
Alat gali seperti backhoe / Ekskavator Untuk penggalian dan peletakan tanah penutup
denganbucket 0,5 - 1,5 m3 ataupun memindahkan sampah.
Shredder Untuk mencacah sampah.

Tabel 3 – Kapasitas operasi alat berat dan spesifikasinya

kapasitas operasi
kebutuhan alat berat Daya (HP)
(m3/hari)
hidraulik ekskavator 153
< 60 track tipe traktor/buldoser 74
track tipel oader 90
hidraulik ekskavator 153
track tipe traktor/buldoser 125
60–180
track tipe loader 148
landfill compactor 253
hidraulik ekskavator 153
track tipe traktor/buldoser 125
180–300
track tipe loader 148
landfill compactor 253

© BSN 2018 6 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 3 – (lanjutan)

kapasitas
kebutuhan alat berat Daya(HP)
operasi(m3/hari)
hidraulik ekskavator 153
track tipe traktor/buldoser 125-235
300–420
track tipe loader 148
landfill compactor 253
hidraulik ekskavator 153
track tipe traktor/buldoser 235-305
420–600
track tipe loader 239
landfill compactor 253-401
hidraulik ekskavator 153
600–900 track tipe traktor/buldoser 308
landfill compactor 401
hidraulik ekskavator 153
> 900 track tipe traktor/buldoser 405-580
landfill compactor 499

b. Truk pengangkut tanah penutup

dikomersialkan”
c. Lahan penyimpanan tanah galian
Sisa galian yang diperoleh dapat digunakan sebagai material penutup harian.Tanah hasil
galian tidak serta merta dapat juga dimanfaatkan untuk tanggul dan talud penahan
longsor, tergantung jenis tanah sehingga perlu dilakukan uji terlebih dahulu.
d. Tanah penutup rutin dan karpet drainase
e. Transportasi lokal
f. Cadangan bahan bakar
g. Cadangan insektisida/pengendali vektor
h. Ruang registrasi
i. Fasilitas pemilahan, daur ulang, dan pengomposan

TPA dapat dilengkapi dengan fasilitas pendauran ulang, pengomposan, dan atau gas bio.
Tabel 4 berikut menjelaskan beberapa perbedaan antara lahan uruk saniter dan lahan uruk
terkendali.

Tabel 4 – Jenis prasarana dan sarana TPA untuk sistem lahan uruk terkendali dan
lahan uruk saniter

No Parameter Lahan uruk terkendali Lahan uruk saniter


(1) Fasilitas dasar
a. Jalan
Jalan masuk/jalan akses
Jalan operasi Diharuskan Diharuskan
b. Listrik atau genset Diharuskan Diharuskan
c. Drainase TPA/drainase Diharuskan Diharuskan
lokal
d. Fasilitas air bersih Diharuskan Diharuskan

© BSN 2018 7 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 4 – (lanjutan)

No Parameter Lahan uruk terkendali Lahan uruk saniter


e. Pintu gerbang – pagar Diharuskan Diharuskan
f. Kantor TPA Minimum digabung dengan Diharuskan
pos jaga
g. Papan nama Diharuskan Diharuskan
(2) Fasilitas Perlindungan Lingkungan
a. Lapisan kedap air (liner Tanah dengan Tanah dengan
dasar) permeabilitas rendah permeabilitas rendah
dipadatkan 2 x 30 cm, bila dipadatkan 3 x 30 cm, bila
perlu gunakan perlu gunakan
geomembranHigh-density geomembran HDPE
polyethylene(HDPE)
b. Saluran pengumpul lindi Minimal saluran kerikil Sistem saluran dan pipa
perforasi
c. Instalasi pengolahan lindi Kolam-kolam stabilisasi Pengolahan biologis, bila
perlu ditambah pengolahan
kimia, dan land treatment
Kolam penampung lindi Diharuskan Diharuskan
Resirkulasi lindi Dianjurkan Diharuskan

dikomersialkan”
d. Zona penyangga Diharuskan Diharuskan
e. Sumur uji atau pantau Minimum 1 hulu dan 1 hilir Minimum 1 hulu, 2 hilir dan
sesuai arah aliran air tanah 1 unit di luar lokasi sesuai
arah aliran air tanah
f. Penanganan gas Miminimum dengan kerikil Sistem vertikal dengan
horizontal – vertikal beronjong kerikil dan pipa,
karpet kerikil setiap 5 m
lapisan, dihubungkan
dengan perpipaan recovery
gas
g. Tanggul dan talud
h. Drainase TPA / tanggul Diharuskan Diharuskan
sekeliling sel
(3) Fasilitas Pendukung
a. Garasi alat berat Diharuskan Diharuskan

b. Tempat pencucian alat Minimum ada faucet Diharuskan


angkut dan alat berat
c. Alat pertolongan pertama
pada kecelakaan
d. Jembatan timbang Diharuskan Diharuskan
e. Laboratorium Dianjurkan Dianjurkan
f. Tempat parkir Dianjurkan Dianjurkan
g. Bengkel/Hanggar alat berat Dianjurkan Diharuskan
h. Pemadam kebakaran Diharuskan Diharuskan
i. Hanggar truk sampah Dianjurkan Dianjurkan
j. Hanggar cuci kendaraan

© BSN 2018 8 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 4 – (lanjutan)

No Parameter Lahan uruk terkendali Lahan uruk saniter


k. Sarana sanitasi/ Mandi Cuci Kakus (MCK) Kamar mandi dan WC
fasilitas toilet terpisah
l. Sarana ibadah Dianjurkan Diharuskan
m. Pos jaga Diharuskan Diharuskan
n. Gapura
o. Gudang Dianjurkan Diharuskan
(4) Fasilitas operasional
a. Alat berat Dozer dan loader, Dozer, loader dan
dianjurkan dilengkapi ekskavator
ekskavator
b. Truk pengangkut tanah
penutup
c. Lahan penyimpanan tanah
galian
d. Tanah penutup rutin dan Minimum setiap 7 hari Setiap hari
karpet drainase
Sistem penutup antara Bila tidak digunakan lebih Bila tidak digunakan lebih
dari 1 bulan dari 1 bulan, dan setiap
mencapai ketinggian

dikomersialkan”
lapisan 5 m
Sistem penutup final Minimum tanah kedap 20 Sistem terpadu dengan
cm, ditambah sub-drainase lapisan kedap, sub-
air-permukaan, ditambah drainase air-permukaan,
top-soil pelindung, karpet
penangkap gas, bila perlu
dengan geosintetis, diakhiri
dengan top-soil minimum
60 cm
Karpet kerikil minimum 20 Dianjurkan Diharuskan
cm
Pasir pelindung minimum Dianjurkan Diharuskan
20 cm
e. Transportasi lokal Dianjurkan Diharuskan
f. Cadangan bahan bakar Diharuskan Diharuskan
g. Cadangan insktisida Diharuskan Diharuskan
Pengendali vektor dan bau
h. Ruang registrasi Diharuskan, minimum Diharuskan, digital
manual
i. Fasilitas pemilahan, daur Diharuskan Diharuskan
ulang dan pengomposan

© BSN 2018 9 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

5.1 Fungsi

Tabel 5 – Fungsi komponen

No Komponen Fungsi

1. Fasilitas Dasar
a. Jalan masuk/akses Menghubungkan TPA dengan jalan umum yang telah tersedia
TPA dengan spesifikasi jalan, termasuk jembatan, sesuai dengan
tonase beban kendaraan;
Jalan operasional Diperlukan oleh kendaraan pengangkut menuju titik
pembongkaran sampah (working face).
Jalan kerja alat-alat berat menuju sel sampah yang
ditentukan dalam lahan penimbunan. Lebar sel sebaiknya
berkisar antara 1,5 – 3 lebar blade alat berat agar manuver
alat berat dapat lebih efisien. Jalan ini bersifat sementara
karena pada akhirnya akan ditimbun dengan sampah. Jalan
kerja tidak dibuat spesifik karena alat berat berjalan di atas
sampah yang sudah dipadatkan.
b. Drainase Drainase di TPA berfungsi untuk mengendalikan aliran
TPA/drainase lokal limpasan air hujan yang jatuh pada area sekitar TPA ke
tempat penampungan atau badan air terdekat dengan tujuan
untuk memperkecil aliran yang masuk ke timbunan sampah.
c. Fasilitas air bersih Fasilitas air bersih akan digunakan terutama untuk kebutuhan

dikomersialkan”
kantor, pencucian kendaraan (truck dan alat berat), maupun
fasilitas TPA lainnya.
d. Pintu gerbang – pagar Untuk menjaga keamanan TPA, dapat berupa pagar tanaman
sehingga sekaligus dapat juga berfungsi sebagai daerah
penyangga minimal setebal 5 m dan dilengkapi dengan pagar
kawat atau lainnya

2. Fasilitas Perlindungan Lingkungan


a. Lapisan kedap air Untuk mencegah rembesan air lindi yang mengalir ke
(liner dasar) dasar TPA dan/atau kolam pengolahan lindi ke dalam
lapisan tanah di bawahnya.
b. Instalasi pengolahan lindi Untuk menyisihkan polutan dan kontaminan yang
terkandung di dalamnya supaya memenuhi baku mutu
yang ditentukan.
Alternatif 1 Kolam Anaerobik : Penyisihan Kebutuhan Oksigen
Anaerobik, Fakultatif, Biokimia (BOD) yang relatif tinggi (>
Maturasi dan Biofilter: 1000 mg/L), sedimentasi, stabilisasi
influen
Fakultatif : Penyisihan BOD (pada lapisan atas
proses aerobik, lapisan bawah
anaerobik)
Maturasi : Penyisihan BOD, mikroorganisme
patogen, nutrient pada proses
aerobik
Biofilter : Menyaring efluen sebelum dibuang
ke badan air dengan media
kontaktor

© BSN 2018 10 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 5 – (lanjutan)

No Komponen Fungsi
Alternatif 2 Kolam Anaerobik, Anaerobik : Penyisihan BOD yang relatif
Fakultatif, Maturasi dan Land tinggi (> 1000 mg/L),
treatment / Wetland sedimentasi, stabilisasi influen
Fakultatif : Penyisihan BOD
Maturasi : Penyisihan mikroorganisme
patogen, nutrien
Wetland : Penyisihan BOD dan nutrien
dengan menggunakan tanaman
air
Alternatif 3 Anaerobic Baffled ABR : Penyisihan BOD yang relatif
Reactor (ABR) dengan tinggi (> 1000 mg/L),
Aerated Lagoon sedimentasi padatan, stabilisasi
influen
Aerated Lagoon : Penyisihan BOD dan solid
Alternatif 4 Proses Koagulasi - Koagulasi- : Pembentukan flok padatan
Flokulasi, Sedimentasi, Kolam Flokulasi
Anaerobik atau ABR Sedimentasi : Penyisihan flok padatan
Kolam anaerobik : Penyisihan BOD yang relatif
tinggi (> 1000 mg/L),

dikomersialkan”
sedimentasi
padatan, stabilisasi influen
ABR : Penyisihan BOD yang relatif
tinggi (>1000 mg/L),
sedimentasi
padatan, stabilisasi influen
Alternatif 5 Proses Koagulasi - Koagulasi - : Pembentukan flok padatan
Flokulasi, Sedimentasi I, Flokulasi
Aerated Lagoon, Sedimentasi Aerated Lagoon : Penyisihan BOD
II Sedimentasi I/II : Penyisihan solid
c. Daerah penyangga / zona Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan
penyangga oleh kegiatan pembuangan akhir sampah terhadap
lingkungan sekitarnya.
d. Sumur uji atau pantau Untuk memantau kemungkinan terjadinya pencemaran
lindi terhadap air tanah di sekitar TPA
e. Penanganan gas Untuk mengalirkan dan mengurangi akumulasi tekanan
Ventilasi gas gas
f. Tanggul / talud / perkuatan Untuk menahan timbunan sampah dari longsor akibat
tebing erosi saat hujan atau timbunan sampah yang terlalu
tinggi.
g. Drainase penimbunan Untuk mengendalikan aliran limpasan air hujan dengan
tujuan memperkecil aliran yang masuk ke timbunan
sampah
3. Fasilitas Pendukung
a. Garasi / hangar / bengkel untuk menyimpan dan atau memperbaiki kendaraan
atau alat besar yang rusak.

© BSN 2018 11 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 5 – (lanjutan)

b. Alat pertolongan pertama sebagai tindakan pertama, maka kecelakaan yang


pada kecelakaan menimbulkan luka berat harus segera dibawa ke
Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
4. Fasilitas operasional
a. Alat berat Peralatan berat digunakan untuk:
- Operasional TPA terkait penimbunan sampah
- Menggali lokasi penimbunan
- Menggali tanah penutup
- Penyebaran, pemadatan dan penutupan tanah
penutup
b. Lahan penyimpanan tanah Untuk menyimpan tanah uruk (hasil pengupasan atau
galian hasil penyaringan sampah lama atau dibeli dari luar)
c. Fasilitas pemilahan, daur Untuk mengolah sampah anorganik seperti plastik,
ulang dan pengomposan kaleng dll.

5.2 Kriteria

Kriteria komponen-komponen area penimbunan sampah sesuai dengan Tabel 6.

dikomersialkan”
Tabel 6 – Kriteria komponen

No Komponen Kriteria
(1) Fasilitas dasar
a. Jalan
Jalan masuk / akses TPA - Dapat dilalui kendaraan truk sampah 2 arah
- Lebar jalan 8 m, kemiringan permukaan jalan 2 % s.d
3 % ke arah saluran drainase, tipe jalan kelas 3 dan
mampu menahan beban perlintasan dengan tekanan
gandar 10 tahun dan kecepatan kendaraan 30 km/jam
(sesuai dengan ketentuan Ditjen Bina Marga).
Jalan operasi - Kecepatan kendaraan = 20 km/jam
- Lebar jalan di seluruh area TPA 5 m (beserta saluran
drainase)
- Bahu jalan (kiri dan kanan jalan) selebar 0,5 meter
dengan konstruksi beton karena kesulitan
transportasi peralatan aspal ke lokasi dan daya tahan
beton yang lebih lama.
- Kemiringan < 6 %
- Slope tanggul jalan 1:1,5 dengan ketinggian 0,5 m
s.d 4 m
- Beban kendaraan minimum 30 ton
- Lapisan perkerasan untuk jalan beton
(2) Fasilitas perlindungan lingkungan
a. Lapisan dasar TPA 1. Lapisan dasar TPA harus kedap air sehingga lindi
terhambat meresap kedalam tanah dan tidak
mencemari air tanah.
Koefisien permeabilitas lapisan dasar TPA harus
lebih kecil dari 10–6 cm/det

© BSN 2018 12 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 6 – (lanjutan)

No Komponen Kriteria
2. Pelapisan dasar kedap air dapat dilakukan dengan
cara melapisi dasar TPA dengan tanah lempung
yang dipadatkan (30 cm x 2) atau geomembrane
setebal 1,5 – 2 mm, tergantung pada kondisi tanah.
3. Dasar TPA harus dilengkapi saluran pipa pengumpul
lindi dan kemiringan minimal 2 % ke arah saluran
pengumpul maupun penampung lindi.
4. Pembentukan dasar TPA harus dilakukan secara
bertahap sesuai dengan urutan zona/blok dengan
urutan pertama sedekat mungkin ke kolam
pengolahan lindi.
5. Bila menurut desain perlu digunakan geositentis
seperti geomembran, geotekstil, non-woven, geonet,
dan sebagainya, pemasangan bahan ini hendaknya
disesuaikan spesifikasi teknis yang telah
direncanakan, dan dilaksanakan oleh kontraktor
yang berpengalaman dalam bidang ini, lihat Tabel 7
dan Tabel 8.
Gambaran lapisan dasar TPA dapat dilihat pada
Gambar 2.
Sistem kedap air (liner dasar) - Kemiringan minimal 2 % ke arah penampung lindi

dikomersialkan”
- tanah lempung / tanah stabil - Kepadatan proktor 95 %, minimal 1 x 10-7/detik
yang dipadatkan atau - HDPE ketebalan minimal 1,5 mm s.d 2 mm
- geomembran; - Serat sintetik ketebalan 4 mm, persyaratan
- geotekstil; spesifikasi lihat Tabel 7 dan Tabel 8).
- kerikil bulat - Diameter 50 mm s.d 70 mm
b. Saluran pengumpul lindi Saluran pengumpul lindi terdiri dari saluran
pengumpulsekunder dan primer.
a) Kriteria saluran pengumpul sekunder:
1. Dipasang memanjang di tengah atau di pinggir
tergantung pada bentuk blok/zona penimbun.
Pola pemasangan pipa lindi sesuai dengan
kontur lahan sesuai dengan perencanaan,
- pola garis lurus
Pipa diletakkan lurus, sesuai untuk area
penimbunan yang lebar, pipa dapat dipasang
paralel
- tulang ikan
Pipa cabang dihubungkan dengan pipa utama,
sesuai di area landfill yang besar
- pola tangga
Untuk lokasi penimbunan yang datar dan sulit
untuk mendapatkan gradien memanjang.
2. Saluran pengumpul lindi tersebut menerima aliran
dari dasar lahan dengan kemiringan minimal 2 %
ke arah saluran pengumpul maupun penampung
lindi.
3. Saluran pengumpul terdiri dari rangkaian pipa
HDPE berlubang, untuk lahan uruk anaerobik
diameter minimal 200 mm.

© BSN 2018 13 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 6 – (lanjutan)

No Komponen Kriteria
4. Dasar saluran dapat dilapisi dengan liner (lapisan
kedap air).
b) Kriteria saluran pengumpul primer:
1. Menggunakan pipa HDPE dengan diameter
minimal 300 mm.
2. pipa berlubang bagian atas, untuk lahan
uruksistem anaerobik 1/3 bagian atas pipa.
3. Untuk pipa ke bak pengumpul lindi tidak
berlubang, saluran primer dapat dihubungkan
dengan hilir saluran sekunder oleh bak kontrol,
yang berfungsi pula sebagai ventilasi yang
dikombinasikan dengan pengumpul gas vertikal.
Kemiringan saluran pengumpul lindi antara 1 % s.d 2 %
dengan pengaliran secara gravitasi menuju instalasi
pengolah lindi (IPL).
Ukuran pengumpul dan penyalur lindi adalah sebagai
berikut:
a) pengumpul lindi berupa lapisan kerikil yang
ditempatkan di atas dasar area dengan ukuran
sebagai berikut:
1) tebal minimal 20 cm untuk saluran kerikil;

dikomersialkan”
2) diameter kerikil 30 mm s.d 50 mm;
3) kemiringan 1 % s.d 2 % ke arah penyaluran
lindi.
b) atau pengumpul lindi berupa pipa dengan diameter
20 cm;
c) saluran penyalur lindi berupa pipa HDPE atau
Polyethylene (PE), bambu atau beton pracetak
dengan jarak antar lubang 5 cm s.d 10 cm dan
diameter lubang 10 mm s.d 20 mm;
Beronjong seperti pada Gambar 4.
c. Zona penyangga Daerah penyangga ini dapat berupa jalur hijau dan
pagar tanaman di sekeliling TPA, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Jenis tanaman adalah tanaman tinggi dikombinasi
dengan tanaman perdu yang mudah tumbuh dan
rimbun.
2) Kerapatan pohon adalah dengan jarak taman 2 m s.d
5 m untuk tanaman keras.
3) Lebar jalur hijau minimal 10 meter.
Spesies yang direkomendasikan berdasarkan fungsi
utamnya adalah:
a. Tanaman perdu yang dapat dipilih selain jenis
tanaman yang direkomendasikan, antara lain:
Puring (Codiaeum variegatum), Beluntas / Bajuntas
(Puchea indica L), Bougenvile (Bougainvillea), Daun
Wungu / Daun putri / Demung (Graptophyllum
pictum (L.)Grifl), Wedelia (Wedelia trilobata (L.)
Hitch), Tapak kuda (Ipomoea pescaprae),
Euphorbia.

© BSN 2018 14 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 6 – (lanjutan)

No Komponen Kriteria

b. Tanaman penyerap bau yang direkomendasikan,


yaitu: Angsana, Flamboyan, Kemuning (Murraya
paniculata), Pohon Tanjung (Mimoscrops elengi).
Tanaman penyerap emisi CO2 dan debu yang
direkomendasikan, yaitu: Pohon Damar (Agathis alba),
Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla), Pohon
Glodogan (Polyathea longifolia), Pohon Trembesi
(Albizia saman), Pohon Akasia (Acacia auriculiformis),
Pohon Tanjung (Mimoscrops elengi).
d. Sumur uji atau pantau 1) Lokasi sumur uji harus terletak pada beberapa
tempat, yaitu sebelum lokasi penimbunan sampah, di
lokasi sekitar penimbunan dan pada lokasi setelah
penimbunan.
2) Penempatan lokasi harus tidak pada daerah yang
akan tertimbun sampah dan ke arah hilir aliran air
tanah.
3) Kedalaman sumur uji disesuaikan dengan
kedalaman air tanah. Penggalian sumur uji harus
mencapai muka air tanah.

dikomersialkan”
e. Penanganan gas 1) Pipa ventilasi dipasang dari dasar TPA secara
bertahap pada setiap lapisan sampah dan dapat
dihubungkan dengan pipa pengumpul lindi.
2) Pipa ventilasi gas berupa yang tahan terhadap
tekanan diameter 150 mm (diameter lubang perforasi
maksimum 1,5 cm) yang dikelilingi oleh saluran
beronjong berdiameter 400 mm dan diisi batu pecah
diameter 50 mm s.d 100 mm.
3) Ketinggian pipa ventilasi tergantung pada rencana
tinggi timbunan (setiap lapisan sampah ditambah 50
cm).
4) Pipa ventilasi pada akhir timbunan harus ditambah
dengan pipa besi diameter 150 mm.
5) Gas yang keluar dari ujung pipa besi harus dibakar
atau dimanfaatkan sebagai energi alternatif.
6) Jarak antara pipa ventilasi gas 50 m s.d 70 m.
7) Pada sistem lahan uruk saniter, gas bio harus
dialirkan ke pipa penangkap gas melalui ventilasi
sistem penangkap gas, lalu dibakar pada gas flare.
Sangat dianjurkan menangkap gas bio tersebut
untuk dimanfaatkan.
Penangkap gas
1. Beronjong batu pecah / Sesuai dengan SNI 03-0090-1987
batu kali
2. Pelindung dari drum berisi Sesuai dengan SNI 06-0162-1987
batu pecah
3. Pipa HDPE Sesuai dengan SNI 03-0394-1989

© BSN 2018 15 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 6 – (lanjutan)

No Komponen Kriteria
f. Tanggul dan talud - Kedalaman tanggul disesuaikan dengan
kondisi lapisan
- Bahan tanggul tergantung kondisi setempat,
asal kuat dan bisa menahan sampah
- Jika tanggul juga berfungsi untuk operasi
timbunan sampah, lebar tanggul minimal 4 m,
bahan tanggul berupa batu kali
- Tanggul mampu menahan beban 12 ton,
dengan perkerasan jalan kelas 3 (tiga)
- Sesuai dengan Pt 16-2004-A.
(3) Fasilitas operasional
a. Lahan penyimpanan tanah 10 % dari kebutuhan tanah /material penutup
galian dan tanah penutup zona operasional
b. Material penutup
1) media penutup / antara Permeabilitas minimal 10-3 mm/detik
(tanah uruk atau plastik
degredable)
2) media penutup akhir Permeabilitas minimal 10-5 mm/detik
3) tanah liat Permeabilitas minimal 10-6 mm/detik
4) top soil (lapisan tanah Tanah dengan kandungan hara tinggi

dikomersialkan”
teratas)

Gambar 1 – Contoh pola aliran lindi

© BSN 2018 16 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Gambar 2 – Pelapis dasar tanah TPA dengan geomembran dan tanah lempung

Tabel 7 – Persyaratan spesifikasi geomembran

dikomersialkan”
No Data Teknis Metoda Tes Satuan Nilai Keterangan
1. Thickness ASTM D 5199 Mm 1,5 Minimal
2. Density ASTM D 1505 g/cm3 0,94 Minimal
ASTM D 792
3. Tensile Strength at Yield ASTM D 638 N/mm 25 Minimal
4. Elogation at Yield ASTM D 638 % 12 Minimal
5. Tensile Strength at Break ASTM D 638 N/mm 45 Minimal
6. Elongation at Break ASTM D 638 % 700 Minimal
7. Tear Resistance ASTM D 1004 N 200 Minimal
8. Puncture Resistance ASTM D 4833 N 500 Minimal
9. Width ASTM D 1593 mm 7.000 Minimal
10. Elongation Multi Axial DIN 53861 % 15 Minimal
11. Carbon Black Content ASTM 1603 % 2 Maksimal
CATATAN Satuan dalam metrik

Tabel 8 – Persyaratan spesifikasi geotekstil

No Data Teknis Metode Tes Satuan Nilai Keterangan


1. Mass per Unit Area EN ISO 9864 g/m2 500 Minimal
2. Thickness EN ISO 9863- Mm 4.00 Minimal
1
3. Max Tensile Strength EN ISO 10319 kN/m 34 Minimal
4. Elongation at Max tensile EN ISO 10319 % 80/50 Minimal
Strength, md/cmd
5. Puncture Force EN ISO 12236 N 5400 Minimal
6. Elongation at Static Puncture EN ISO 12236 % 50 Minimal
Strength
7. Characteristic Opening Size EN ISO 12956 Mm 0,08 Minimal
CATATAN Satuan dalam metrik

© BSN 2018 17 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Pengolahan lindi
Beberapa pilihan alternatif teknologi yang diterapkan di Indonesia adalah:
a) Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Biofilter (alternatif 1).
b) Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Landtreatment/Wetland (alternatif 2).
c) Anaerobic Baffled Reactor(ABR) dengan Aerated Lagoon (alternatif 3).
d) Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi, Kolam Anaerobik (alternatif 4).
e) Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi, ABR (alternatif 5).
f) Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi I, Sedimentasi II, Aerated Lagoon (alternatif 6).

Dengan kriteria pengolahan lindi dapat dilihat pada Tabel 9 s.d Tabel 14.

Tabel 9 – Kriteria teknis alternatif 1 pengolahan lindi

Proses Pengolahan
No. Kriteria
Anaerobik Fakultatif Maturasi Biofilter

1. Kedalaman,(m) 2,5 – 5 1–2 1 – 1,5 2

2. Penyisihan BOD, (%) 50 – 85 70 – 80 60 – 89 75


3. Waktu Detensi, (hari) 20 – 50 5 – 30 7 – 20 3–5
Beban Organik 224 – 560 56 -135 < 17

dikomersialkan”
(kg/Ha hari)
4.
Beban organik - - - < 80
(kg/m3 media)
5. pH 6,5 - 7,2 6,5 - 8,5 6,5 - 10,5 -
6. Material Dapat tahan Dapat
Dapat tahan Batu, Kerikil,
terhadap sifat tahan
terhadap sifat Ijuk, Pasir
asam lindi dan asam terhadap
lindi
kuat menahan dan sifat asam
kuat
tekanan aliran menahan lindi dan
air serta beban kuat
tekanan aliran
air air menahan
serta
beban air tekanan
aliran air
serta
beban air
beton beton beton
bertulang atau bertulang bertulang
minimal atau minimal atau
pasangan batu pasangan minimal
kali dilapisi batu kali pasangan
geomembran dilapisi batu kali
yang kedap air geomembran dilapisi
yang kedap geomembr
air an yang
kedap air

© BSN 2018 18 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 10 – Kriteria teknis alternatif 2 pengolahan lindi

Proses Pengolahan
No. Kriteria
Anaerobik Fakultatif Maturasi Wetland
1. Kedalaman,(m) 2,5 - 5 1–2 1 - 1,5 0,1 - 0,6
0,3 - 0,8
2. Penyisihan 50 – 85 70 – 80 60 – 89 -
BOD, (%)
3. Waktu Detensi, 20 – 50 5 – 30 7 – 20 4 – 15
(hari)
4. Beban Organik 224 – 560 56 -135 < 17 < 67
(kg/Ha hari)
5. pH 6,5 - 7,2 6,5 - 8,5 6,5 - 10,5 -
6. Material Dapat tahan Dapat tahan Dapat tahan media pasir/
terhadap sifat terhadap sifat terhadap sifat kerikil untuk
asam lindi asam lindi asam lindi mengurangi
dan kuat dan kuat dan kuat pencemaran
menahan menahan menahan logam
tekanan tekanan tekanan
aliran air aliran air aliran air
serta beban serta beban serta beban
air air air
beton beton beton jenis tanaman
bertulang bertulang bertulang hidropyta antara

dikomersialkan”
atau minimal atau minimal atau minimal lain : Cyperus
pasangan pasangan pasangan papyrus (N, P),
batu kali batu kali batu kali cattails (Thypa
dilapisi dilapisi dilapisi angustifilia),
geomembran geomembran geomembran Canna sp
yang kedap yang kedap yang kedap (organik, N,P),
air air air Typa
angustifolia,
Typa latifolia
(organik, nutrien

Tabel 11 – Kriteria teknis alternatif 3 pengolahan lindi

Proses Pengolahan
No. Kriteria
ABR Aerated Lagoon
1. Kedalaman,(m) 2-4 1,8 – 6
2. Penyisihan BOD, (%) 70 - 85 80 – 95
3. Waktu Detensi, (hari) 1 -2 3 – 10
4. Beban Organik (kg/Ha hari) 4 - 14 0,32 - 0,64
5. pH 6,5 - 7,2 6,5 - 8,0
6. Material Dapat tahan terhadap Dapat tahan terhadap
sifat asam lindi dan kuat sifat asam lindi dan kuat
menahan tekanan aliran menahan tekanan aliran
air serta beban air air serta beban air
beton bertulang atau beton bertulang atau
minimal pasangan batu minimal pasangan batu
kali dilapisi geomembran kali dilapisi geomembran
yang kedap air yang kedap air

© BSN 2018 19 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 12 – Kriteria teknis alternatif 4 pengolahan lindi

Proses Pengolahan
No Kriteria Koagulasi-
Sedimentasi Kolam Anaerobik
Flokulasi
1. Kedalaman,(m) - 3–5 2,5 – 5
2. Penyisihan BOD,(%) - - 50 – 85
3. Waktu Detensi 0,5 jam 1,5 - 3 jam 20 - 50 hari
4. Beban Organik - - 224 – 560
(kg/Ha hari)
5. Beban hidraulik - 8-16 m3/m2hari -
6. pH 6,5 - 7,2 6,5 - 8,5 6,5 - 10,5
7. Material Dapat tahan Dapat tahan Dapat tahan
terhadap sifat terhadap sifat terhadap sifat asam
asam lindi dan asam lindi dan lindi dan kuat
kuat menahan kuat menahan menahan tekanan
tekanan aliran air tekanan aliran air aliran air serta
serta beban air serta beban air beban air
beton bertulang beton bertulang beton bertulang
atau minimal atau minimal atau minimal
pasangan batu pasangan batu pasangan batu kali
kali dilapisi kali dilapisi dilapisi
geomembran geomembran geomembran yang
yang kedap air yang kedap air kedap air

dikomersialkan”
8. Jenis koagulan, mg/l Kapur (CaOH), Tawas (AI2(S04)3), Polimer kationik 1%

Tabel 13 – Kriteria teknis alternatif 5 pengolahan lindi

Proses Pengolahan
No Kriteria Koagulasi-
Sedimentasi ABR
Flokulasi
1. Kedalaman,(m) - 3-5 2-4
2. Penyisihan BOD, - - 70 - 85
(%)
3. Waktu Detensi 0,5 jam 1,5 - 3 jam 1-2 hari
4. Beban Organik - - 4-14 kg/m3 hari
(kg/Ha hari)
5. Beban hidraulik - 8-16 m3/m2hari 16,8 - 38,4
m3/m2hari
6. pH 6,5 - 7,2 6,5 - 8,5 -
7. Material Dapat tahan Dapat tahan Dapat tahan
terhadap sifat terhadap sifat terhadap sifat asam
asam lindi dan asam lindi dan lindi dan kuat
kuat menahan kuat menahan menahan tekanan
tekanan aliran air tekanan aliran air aliran air serta
serta beban air serta beban air beban air
beton bertulang beton bertulang beton bertulang atau
atau minimal atau minimal minimal pasangan
pasangan batu pasangan batu kali batu kali dilapisi
kali dilapisi dilapisi geomembran yang
geomembran geomembran yang kedap air
yang kedap air kedap air
8. Jenis koagulan, mg/l Kapur (CaOH), Tawas (AI2(S04)3), Polimer kationik 1%

© BSN 2018 20 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 14 – Kriteria teknis alternatif 6 pengolahan lindi

Proses Pengolahan
No Kriteria Koagulasi -
Sedimentasi I/II Aerated Lagoon
Flokulasi
1. Kedalaman,(m) - 3–5 1,8 - 6
2. Penyisihan BOD, (%) - - 80 – 95
3. Waktu Detensi, (hari) 0,5 jam 1,5 - 3 jam 3 – 10
4. Beban Organik (kg/Ha - 0,5-5 kg/m2 jam 0,32 - 0,64
hari)
5. Beban Hidraulik - 8 – 16 -
(nf/ m3 hari)
6. pH - - 6,5 – 8
7. Material Dapat tahan Dapat tahan Dapat tahan
terhadap sifat terhadap sifat terhadap sifat
asam lindi dan asam lindi dan asam lindi dan
kuat menahan kuat menahan kuat menahan
tekanan aliran air tekanan aliran tekanan aliran air
serta beban air air serta beban serta beban air
air
beton bertulang beton bertulang beton bertulang
atau minimal atau minimal atau minimal
pasangan batu pasangan batu pasangan batu
kali dilapisi kali dilapisi kali dilapisi

dikomersialkan”
geomembran geomembran geomembran
yang kedap air yang kedap air yang kedap air
8. Jenis koagulan, (mg/L) Kapur (CaOH), Tawas (AI2(S04)3), Polimer kationik 1 %

5.3 Bentuk

5.3.1 Bentuk area penimbunan sampah

Bentuk area penimbunan sampah dengan sistem lahan uruk disesuaikan dengan lahan dan
kondisi yang tersedia dan perlu disiapkan lebih dari 1 zona penimbunan.

5.4 Ukuran

5.4.1 Dasar area penimbunan

a) jarak vertikal antara dasar area penimbunan terhadap muka air tanah pada musim hujan
minimal 3 m;
b) dasar area lahan uruk terdiri dari lapisan-lapisan bahan pelapis untuk mencegah
keluarnya cemaran lindi:
1) minimal 2 lapisan tanah kedap air di atas tanah asli yang sudah dipadatkan dengan
permeabilitas 1 x 10-7 mm/detik dengan ketebalan masing-masing 30 cm dan
dipadatkan densitas proctor 95 %; bila sulit diperoleh tanah kedap air dapat
menggunakan geoliner (geomembran dan geotekstil). Ketebalan geomembran
setebal 1,5 mm s.d 2 mm, tergantung pada kondisi tanah. Ketebalan geotekstil
minimal 4 mm;
2) di atas lapisan kedap air dipasang lapisan kerikil setebal (20 mm s.d 30 mm dengan
diameter kerikil (50 mm s.d 70 mm;

© BSN 2018 21 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

3) kemiringan 1 % s.d 2 % ke arah tempat penyalur lindi;


4) dilengkapi dengan pengumpul dan penyalur lindi.

5.4.2 Bidang kerja

Bidang kerja area dengan ukuran sebagai berikut:


a) lebar minimal tiga kali lebar blade alat berat yang beroperasi di TPA sampah;
b) panjang minimal untuk volume sampah masuk per hari dan maksimum untuk volume
sampah sampai 7 hari.

5.4.3 Timbunan sampah

Ukuran timbunan sampah sebagai berikut:


a) setiap tinggi timbunan sampah 0,5 m diratakan dengan menggunakan alat berat
(steelwheel compactor atau dozer) sebanyak 3 s.d 5 kali gilasan;
b) tinggi maksimal timbunan sampah lapis per lapis untuk ditutup tanah maksimal 5 m;
c) sistem terasering dilakukan setiap ketinggian timbunan mencapai 5 m, dengan kemiringan
maksimal 1:3 atau 1 bagian vertikal 3 bagian horizontal.

5.4.4 Penangkap gas

Ukuran penangkap gas sebagai berikut:

dikomersialkan”
a) pipa ventilasi gas berupa pipa berlubang berdiameter 150 mm, Ø lubang maksimum
(10 mm s.d 20 mm dengan jarak antar lubang 10 cm;
b) pipa ventilasi diberi pelindung berupa beronjong atau drum berlubang dengan diameter
40 cm dan diisi kerikil atau batu pecah dilihat pada Gambar 4.
c) jarak antara saluran gas vertikal (25 m s.d 50 m;
d) penangkap gas secara horizontal pada setiap 5 m;
e) pipa ventilasi pada akhir timbunan sebelum penutupan dengan top soil ditambah pipa
berlubang diameter 15 cm setinggi 2 m, yang bagian atasnya disambung dengan pipa
pelepas gas dari PVC atau GIP;
f) dilengkapi sistem flaring (pembakaran gas) untuk dibuang langsung atau dimanfaatkan
menjadi energi listrik.

Tipe sistem penangkap gas yang telah diaplikasikandapat dilihat pada Gambar 3.

5.5 Persyaratan bahan

Pemilihan bahan dasar area penimbunan ditentukan berdasarkan kondisi tanah setempat:
a. tanah liat untuk kondisi tanah setempat yang mengandung tanah liat;
b. geomembran dan geotekstil untuk kondisi tanah berpasir atau daerah yang sulit
mendapatkan tanah liat.

Jenis bahan yang digunakan seperti Tabel 15.

© BSN 2018 22 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
dikomersialkan”
SNI 8631:2018

Gambar 3 – Contoh penangkap gas sistem bronjong

23 dari 28
© BSN 2018
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Tabel 15 – Jenis bahan lahan uruk

Bahan
Media Pipa Geo
No Komponen Tanah Batu
Kerikil tanah liat penutup Bronjong Pasir membran
uruk Beton HDPE pecah
akhir & geotekstil
1. Dasar area √
Dipadat- √
kan
2. Pengumpul

dan penyalur √ √ √
lindi
3. Penangkap √
√ √ √ √
gas atau drum
4. Material √ √
penutup
5. Drainase √/
bidang kerja Pipa
beton pra
cetak

dikomersialkan”

© BSN 2018 24 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
dikomersialkan”
SNI 8631:2018

Gambar A.1 – Desain pemasangan pipa drainase lindi dan gas vertikal

Gambar A.2 – Sistem pengumpul lindi


Contoh gambar
Lampiran A
(informatif)

25 dari 28
© BSN 2018
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
dikomersialkan”
Gambar A.3 – Pembagian area lahan aktif pengurukan

Gambar A.4 – Contoh instalasi pengolahan lindi

26 dari 28
SNI 8631:2018

© BSN 2018
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
dikomersialkan”
SNI 8631:2018

Gambar A.6 – Pembagian lahan TPA


Gambar A.5 – Gambar site plan TPA

27 dari 28
© BSN 2018
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
SNI 8631:2018

Bibliografi

[1] Undang-undang No 18 Tahun 2008,Pengelolaan Persampahan

[2] Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dep. PU, 2006, Pedoman Pengoperasian dan
Pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sistem Controlled Landfill dan
Sanitary Landfill

[3] Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016, Baku Mutu Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah.

[4] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik IndonesiaNomor 19/PRT/M/2012,


Pedoman Penataan Ruang Kawasan sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

[5] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik IndonesiaNomor 03/PRT/M/2013,


Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dan Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

[6] Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015,Sistem Penyediaan Air Minum

[7] Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 2012, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

dikomersialkan”
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

[8] Pt S-07-2000-C, Spesifikasi area penimbunan dengan sistem lahan uruk terkendali di
TPA sampah

[9] Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971N.I. – 2)

© BSN 2018 28 dari 28


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk
Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] Komtek/Subkomtek perumus SNI

Subkomite Teknis 91-01-S3, Subkomite Teknis Perumahan dan Sarana Prasarana


Permukiman

[2] Susunan keanggotaan Subkomtek perumus SNI

Ketua : Prof. Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES


Wakil Ketua : Ir. Arvi Argyantoro, MA
Sekretaris : Ir. Sri Darwati, M.Sc.
Anggota : 1. Dr. Mont. Kania Dewi, ST., MT.
2. Ir. Paulus Agus Susanto, MT.
3. Ir. Elly Yuliani, MT.
4. Ir. Hendra Susanto
5. Susiani Susanti, ST., MT.
6. Dr. Ir. Rumiati Rosalina Tobing, MT.
7. Ir. Budi Sutjahjo, MT.
8. Ir. Indra Djunaedi
CATATAN:
Susunan keanggotaan Subkomite Teknis 91-01-S3 diatas adalah pada saat Standar

dikomersialkan”
ini ditetapkan.

[3] Konseptor rancangan SNI

Nama Lembaga

Ir. Sri Darwati, M.Sc Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Kem. PUPR

Ir. Fitrijani Anggraeni, MT. Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Kem. PUPR

Drs. Tuti Kustiasih, MIL Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Kem. PUPR

[4] Sekretariat Pengelola Sub Komite Teknis Perumus SNI

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman, Badan


Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai