TINJAUAN TEORITIS
A. Hardiness
1. Pengertian Hardiness
membuat individu menjadi lebih kuat, tahan, stabil, dan optimis dalam
menghadapi stres dan mengurangi efek negatif yang dihadapi (Kobasa, dalam
Tizar). Cotton (dalam Widyarini, 2010) lebih jelas lagi mengartikan hardiness
bermakna yang menetralkan efek negatif stres. Sementara Quick, dkk (dalam
merefleksikan sebuah orientasi yang lebih optimis terhadap hal- hal yang
yang menekan tidaklah sama, tetapi tergantung pada banyak hal, salah
menegangkan. Ada juga tipe kepribadian tertentu yang memiliki daya tahan
9
10
mempunyai kemampuan dan daya tahan terhadap stres adalah hardiness atau
ini sebagai sesuatu yang harus dimanfaatkan dan diisi agar mempunyai
individu menjadi lebih kuat, tahan, stabil, dan optimis dalam menghadapi stres
2. Dimensi Hardiness
a. Commitment Vs Alienation
mencegah hilangnya kontak dengan diri sendiri meski dalam keadaan yang
yang kuat mudah tertarik dan terlibat secara tulus kedalam apapun yang
untuk mengidentifikasi dan memberikan arti pada setiap kejadian yang ada
dilingkungannya.
menyerah pada tekanan. Pada saat menghadapi stres individu ini akan
melakukan strategy coping (koping) yang sesuai dengan nilai, tujuan dan
akan mudah merasa bosan atau merasa tidak berarti, karena mereka
menarik diri dari tugas yang harus dikerjakan, pasif dan lebih suka
12
b. Control Vs Powerlessness
ketika berhadapan dengan hal- hal yang tidak terduga. Aspek kontrol
kuat akan lebih optimis dalam menghadapi hal-hal diluar dirinya. Individu
dan akan selalu disakiti oleh hal-hal yang tidak dapat dikendalikan dan
c. Challenge Vs Threatened
sebagai suatu masalah atau tantangan yang perlu diatasi. Dengan demikian
dinamis dan memiliki kemampuan dan keinginan untuk maju yang kuat.
sesuatu itu harus stabil karena kestabilan adalah kewajaran dan meraka
Stres dapat menimbulkan hal yang negative maupun hal yang positif
& Khan, dalam Rahmawan, 2011). Hardiness, dukungan sosial dan praktek-
Penelitian yang dilakukan oleh Maddi dan Kobasa (dalam Rahmawan, 2011)
Paul (1984) mengatakan bahwa ketiga komponen dari sifat hardiness secara
B. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
informasi atau nasehat verbal dan nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang
diberikan oleh orang lain atau didapat karena hubungan mereka dengan
lingkungan dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi dirinya.
2005) dukungan sosial adalah informasi dan umpan balik dari orang lain
bahwa ia dicintai dan diperhatikan, ia memiliki harga diri dan dihargai, serta
transaksi interpersonal yang melibatkan satu atau lebih aspek- aspek yang
instrumental.
16
dan dicintai.
sosial, yaitu:
a. Dukungan emosional
disebut juga dengan istilah emosi atau dukungan teman dekat. Hal ini
b. Dukungan informasi
dukungan.
d. Dukungan penghargaan
untuk orang yang bersangkutan, dorongan maju atau menyetujui suatu ide,
orang itu dengan orang lain, seperti orang- orang yang kurang mampu atau
scale”, dimana masing- masing komponen dapat berdiri sendiri, namun satu
adalah:
a. Kerekatan emosi
rasa aman bagi yang menerima. Orang yang menerima dukungan sosial
semacam ini akan merasa tentram, aman dan damai yang ditunjukkan
dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial semacam ini
18
yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup,
anggota keluarga, teman dekat, sanak keluarga yang akrab dan memiliki
b. Integrasi sosial
c. Adanya pengakuan
sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya
e. Bimbingan
bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, figur yang
Menurut Rook dan Dooley (dalam Kuntjoro, 2002), ada dua sumber
bahwa keluarga merupakan salah satu sumber dukungan sosial. Jaringan sosial
yang terdekat dengan anak adalah keluarga. Bagi remaja panti asuhan,
Dukungan sosial tersebut remaja dapatkan dari pengasuh dan teman- teman
menjadikan mereka dekat satu sama lain, terlebih lagi meraka telah bersama
memberi nasehat dan simpati yang tidak didapat dari orang tuanya sekalipun.
ada dua yaitu dukungan sosial yang bersifat natural dan bersifat artifisial.
Sumber dukungan dalam panti asuhan bersumber dari pengasuh dan teman
1. Pengertian Remaja
masa kanak- kanak kamasa dewasa, yang diikuti dengan berbagai masalah
yang ada karena adanya perubahan fisik, psikis dan sosial. Karakteristik masa
ini adalah kondisi psikologis remaja yang masih sangat labil sehingga mudah
dipengaruhi. Secara negatif, periode ini disebut juga periode “serba tidak” (the
“un stage), yaitu ubbalance dictable= tidak atau belum seimbang, unstable=
tidak dapat diramalkan. Pada periode ini terjadi perubahan- perubahan yang
(Sulaeman, 1995)
berakhir pada sekitar usia 18 tahun hingga 22 tahun ( dalam Santrock, 2003).
Hurlock (dalam Mapiare, 1982) mengatakan bahwa masa remaja berada usia
13-21 tahun, dengan pembagian yaitu awal remaja yang berada pada rentang
usia 13/14-17 tahun dan masa akhir remaja berada antara usia 17-21 tahun.
WHO membagi masa remaja ke dalam dua bagian, yaitu remaja awal 10-14
tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan remaja yang digunakan di
Indonesia berada pada rentang usia 11-24 tahun dan belum menikah (dalam
meliputi, (a) remaja awal 12-15 tahun, (b) remaja madya 15-18 tahun, (c)
yang jelas. Remaja tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi tidak pula
golongan orang dewasa. Remaja berdaa diantara anak-anak dan orang dewasa.
Monks juga menyebutkan bahwa masa remaja berkisar antara usia 12-22
tahun.
intelektual. Selain itu, secara umum individu yang dapat digolongkan dalam
fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan
dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa
dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dibidang pembangunan nasional.
Panti aasuhan juga sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi
dan secara khusus panti asuhan mempunyai fungsi sebagai pusat pelayanan
1. Kerangka pemikiran
kasih sayang dan harga diri, yang semuanya itu adalah faktor kebutuhan
24
ibu sangat penting bagi perkembangan psikis anak yang sehat. Kasih sayang
ibu merupakan suatu syarat yang tidak bisa tiada untuk menjamin suatu
pemberian kasih sayang ini tidak harus berasal dari seorang ibu biologis,
melainkan dapat pula dari orang lain, misalnya ayah, nenek, kakak atau orang
seutuhnya baik secara materi maupun berupa dukungan moril. Contohnya saja
mengasuh dan membimbing anak-anak yang tidak memiliki keluarga lagi atau
juga bisa disebabkan karena orang tua yang bercerai atau sudah meninggal
dunia atau memang sengaja menitipkan anak tersebut dipanti asuhan. Panti
selayaknya.
tua akan memberi dampak tertentu terhadap hidup dan kejiwaan seorang anak.
kasih sayang yang paling murni dari orang tua (Bastaman, 2001).
ada. Kehadiran pengasuh sebagai pengganti orang tua yang dapat melindungi
meaning dan berkomitmen yang lebih besar dari pada orang-orang yang
Agar dapat menyesuaikan diri secara baik meski dalam kondisi stress
kesejahteraan psikologis.
2. Hipotesis
dukungan sosial dengan hardiness pada remaja yang tinggal di panti asuhan.
Semakin besar dukungan sosial yang diterima maka akan semakin tinggi pula