7
Mahasiswa disana dengan kebutuhan dunia kerja.
Tidak heran, tingkat pengangguran di Jerman salah
satu yang paling rendah di Eropa pada khususnya
dan di dunia pada umumnya.
Berbeda hal nya dengan negara kita ini,
keterlambatan merupakan hal yang biasa terjadi,
entah sanksi yang kurang tegas ataupun memang
kebiasaan kita karena pribahasa ‘Lebih baik
terlambat daripada tidak sama sekali’. Menanggapi
kasus lingkungan di Indonesia tak akan pernah ada
habisnya, setiap hari pasti ada saja orang yang
membuang sampah sembarangan, jika tidak pun
setiap orang yang membuang sampah ke tempat
pembuangan yang sudah sangat menumpuk mereka
akan mengabaikan nya dan menganggap akan ada
tukang sampah yang mengangkutnya, entah
kelalaian siapa apakah pemerintah atau masyarakat
tak akan ada jawaban yang pasti. Apalagi oknum
yang hobi membuang sampah ke sungai, pikirnya
mungkin sampah itu akan hanyut terbawa arus
sungan, namun kenyataan nya tak seperti itu,
mengingat banjir yang sering terjadi dikarenakan
hujan deras dan sungai yang meluap ke daratan
akibat tersumbat sampah. Bila kita membandingkan
pendidikan kejuruan di Indonesia dengan di Jerman,
sudah pasti yang menang adalah negara Jerman.
Tak aneh, karena negara Jerman adalah salah satu
kiblat pendidikan di dunia. Bahkan anak bangsa
yang berprestasi di Indonesia pun tak sedikit yang
melanjutkan pendidikan disana.
Jadi dapat disimpilkan bahwa pendidikan karakter
di Indonesia masih tertinggal jauh dari negara
Jerman, dapat dikatakan begitu karena beberapa
aspek yang dibahas di atas negara Jerman lah yang
selalu unggul. Oleh karena itu pemerintah harus
mengambil tindakan dan segera menyusul
ketertinggalan dengan meningkatkan sistem
pendidikan berkarakter di Indonesia ini dan
meninjau atau berkaca kepada negara maju lain
untuk meningkatkan aspek ketertinggalan negara ini
menjadi lebih baik lagi, sehingga Indonesia mampu
bersaing dalam sistem penndidikan di dunia.