Anda di halaman 1dari 85

SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan


Rawat Jalan di Rumah Sakit

SKRIPSI

Oleh:
PUTRI LURINSA DAHLIA LANDAU

NIM. 10317053

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan
Rawat Jalan di Rumah Sakit

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
PUTRI LURINSA DAHLIA LANDAU
NIM. 10317053

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan

Rawat Jalan di Rumah Sakit

SKRIPSI

Oleh:
PUTRI LURINSA DAHLIA LANDAU
NIM. 10317053

Skripsi ini Disetujui


6 Juni 2020

Pembimbing 1

Reny Nugraheni, S.KM.,MM.,M.Kes

Mengetahui,
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Reny Nugraheni, S.KM., MM., M.Kes


Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

ii
HALAMAN PENGESAHAN

SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW : Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan

Rawat Jalan di Rumah Sakit

SKRIPSI

Oleh:
PUTRI LURINSA DAHLIA LANDAU
NIM. 10317053

Telah di uji
Pada 8 Desember 2020

Oleh Tim Penguji :

Penguji I : Reny Nugraheni, S.KM.,MM.,M.Kes ( )


Penguji II : Gerardin Ranind Kirana, S.K.M., M.P.H ( )
Penguji III : Dadiek Sumardianto, S.KM., M.Kes ( )

Mengetahui :

Fakultas Ilmu Kesehatan

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Ika Rahmawati, S. Kep. Ns, M. Kep


Dekan

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Putri Lurinsa Dahlia Landau

Nim : 10317053

Progam Studi : S1 Kesehatan Masyarakat

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien

BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan. Apabila

kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kediri, 3 November 2020

Putri Lurinsa Dahlia Landau

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas semua

berkat dan rahmat-Nya sehingga tersusunlah skripsi berjudul “Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan

Rawat Jalan di Rumah Sakit “ sebagai salah satu persyaratan akademis dalam

rangka menyelesaikan skripsi Prodi S1 Kesehatan Masyarakat.

Selama penyusunan skripsi penelitian. Penulis tidak luput dari kendala.

Kendala tersebut dapat di atasi penulis berkat adanya bantuan. Bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Ec. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata

Kediri.

2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan

Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan pendidikan.

3. Ika Rahmawati, S. Kep. Ns, M. Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiayata Kediri yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

4. Reny Nugraheni, S.KM.,MM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

pendidikan.

v
5. Reny Nugraheni, S.KM.,MM.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

6. Reny Nugraheni, S.KM.,MM.,M.Kes selaku Penguji I Skripsi.

7. Gerardin Ranind Kirana, S.K.M., M.P.Hselaku Penguji II Skrispi.

8. Dadiek Sumardianto, S.KM., M.Kesselaku Penguji III Skripsi.

9. Kedua orang tuaku, Kakek, Nenek, dan keluarga besar saya yang selalu

memberikan dukungan dan doa kepada saya.

10. Sahabat saya Aulia, Lady, Faren, Rahayu dan Laili yang selalu memberi

dukungan dan memberi masukan agar saya bisa menyelesaikan proposal

skripsi.

11. Andre Wicaksono Azizur Rohman yang sudah memberi semangat dan doa

hingga saya bisa menyelesaikan proposal skripsi.

12. Angger Dwi Martika dan Gemilang Cahyo yang sudah memberi semangat dan

doa kepada saya.

13. Keluarga S1 Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti Wiyata Angkatan 2017 yang

telah memberikan dukungan dan doa agar cepat terselesaikannya penulisan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi

vi
ini. Kami sadar, bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, 6 Juni 2020

Penulis

vii
ABSTRAK

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap


Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Putri Lurinsa Dahlia Landau1, Reny Nugraheni2

Pelayanan yang bermutu dan efisien dapat mempertahankan dan


menumbuhkan rasa kepuasan pasien terhadap suatu rumah sakit (Istiqna, 2015).
Kepuasan pasien memiliki hubungan yang erat dengan kualitas. Kualitas
memberikan suatu dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan hubungan yang
kuat dengan rumah sakit (Fahrepi, Rate, & Hadi, 2019). Dalam jangka panjang,
ikatan seperti ini memungkinkan rumah sakit untuk memahami dengan seksama
harapan dan kebutuhan pasien. Dengan demikian rumah sakit dapat meningkatkan
kepuasan pasien dengan cara memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan
dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pasien yang kurang
menyenangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat
jalan di rumah sakit. Desain penelitian yang digunakan yaitu studi literatur atau
kajian literatur. Sampel yang di gunakan yaitu berupa jurnal penelitian yang
berkaitan dengan judul penelitian sebanyak 3 jurnal. Dari sampel jurnal tersebut,
jurnal dikupas dengan di bandingkan, diringkas dan dikumpulkan . Data-data yang
di peroleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Berdasarkan
analisis yang di lakukan di dapatkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di
rumah sakit adalah faktor Tanglibility dengan tingkat kepuasan pasien sebesar
82,43%, Reliability denga tingkat kepuasan pasien sebesar 80,3%,
Responsiveness dengan tingkat kepuasan pasien sebesar 81,16%, Empathy dengan
tingkat kepuasan pasien sebesar 78,7%, Assurance dengan tingkat kepuasan
pasien sebesar 81,06%.

Kata Kunci : Mutu Pelayanan kesehatan , BPJS kesehatan, Kepuasan Pasien.

viii
ABSTRACT

Factors Associated with BPJS Patient Satisfaction with Outpatient Services


in Hospitals
Putri Lurinsa Dahlia Landau1, Reny Nugraheni2

Quality and efficient service can maintain and foster a sense of patient
satisfaction with a hospital (Istiqna, 2015). Patient satisfaction has a close
relationship with quality. Quality provides an incentive for patients to form a
strong relationship with the hospital (Fahrepi, Rate, & Hadi, 2019). In the long
term, this kind of bonding allows the organization to thoroughly understand the
patient's expectations and needs. Thus the hospital can increase patient
satisfaction by maximizing pleasant experiences and minimizing or eliminating
unpleasant patient experiences. The purpose of this study was to identify factors
related to BPJS patient satisfaction with outpatient services at the hospital. The
research design used is literature study or literature review. The sample used is in
the form of research journals related to research titles as many as 3 journals. From
the sample journals, journals are peeled and compared, summarized and collected.
The data obtained were then analyzed using descriptive analysis methods. Based
on the analysis conducted, it can be concluded that the factors related to BPJS
patient satisfaction with outpatient services in the hospital are Tangibility factors
with a patient satisfaction level of 82.43%, Reliability with a patient satisfaction
level of 80.3%, Responsiveness with a patient satisfaction level of 81.16%,
Empathy with a patient satisfaction level of 78.7%, Assurance with a patient
satisfaction level of 81.06%.

Keywords :Quality of health services, BPJS health, patient satisfaction.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................vii
ABSTRACT....................................................................................................viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xii
DAFTAR DAFTAR ARTI LAMBANG,SINGKATAN DAN ISTILAH. .xiii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitan......................................................................................3
1. Tujuan Umum.....................................................................................3
2. Tujuan Khusus....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................4
1. Bagi Penulis........................................................................................4
2. Bagi Pembaca......................................................................................4
3. Bagi Institusi.......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................6


A. BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)........................................6
1. Pengertian BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).................7
2. Kepesertaan BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)...............7
3. Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan.....................................8
B. Kualitas Pelayanan..................................................................................9
1. Pengertian Kualitas Pelayanan............................................................9
2. Dimensi Kualitas Pelayanan.............................................................10
C. Kepuasan...............................................................................................11
1. Pengertian Kepuasan.........................................................................11
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien...............12
3. Faktor-faktor yang memepengaruhi kepuasan pasien.......................14
4. Metode Pengukuran kepuasan pasien...............................................14
5. Tujuan adanya pengukuran kepuasan pasien....................................16
D. Rumah sakit...........................................................................................16
1. Pengertian Rumah sakit...................................................................16
2. Klasifikasi Rumah sakit...................................................................16
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit...........................17
4. Kewajiban Rumah Sakit menurut peraturan menteri kesehatan
republik Indonesia nomor 4 tahun 2018..........................................20

x
BAB III KERANGKA KONSEP...................................................................26
A. Kerangka Konsep..................................................................................26
B. Penjelasan Kerangka konsep.................................................................27

BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................28


A. Desain Penelitian...................................................................................28
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling...............................................28
C. Unit Analisis..........................................................................................30
D. Prosedur Pengumpulan data..................................................................31
E. Pengolahan data.....................................................................................31
F. Definisi Operasional..............................................................................31
G. Kerangka Kerja......................................................................................33

BAB V HASIL PENELITIAN........................................................................34


A. Karakter Responden..............................................................................34
1. Karakteristik berdasarkan Usia .......................................................34
2. Karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin........................35
3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan............................37
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan..............................38
B. Kepuasan Pasien dari Dimensi Tangible...............................................39
C. Kepuasan pasien dari Dimensi Reliability............................................41
D. Kepuasan pasien dari Dimensi Responsiveness....................................42
E. Kepuasan pasien dari Dimensi Empathy...............................................45
F. Kepuasan pasien dari Dimensi Assurance.............................................47

BAB VI PEMBAHASAN................................................................................51
A. Karakteristik Responden.......................................................................51
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia....................................51
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.....................52
3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan............................52
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan..............................53
B. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Tangible.........54
C. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Reliability......54
D. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi
Responsiveness.....................................................................................55
E. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Empathy........55
F. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Assurance......56

BAB VII PENUTUP........................................................................................58


A. Kesimpulan ...........................................................................................58
B. Saran......................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................61


LAMPIRAN.....................................................................................................63

xi
DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Kriteria inklusi dan kriteria ekslusi Systematic Literature Review25
Tabel IV.2 Definisi Operasional.................................................................... 32
Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan usia ...................................34
Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ....................35
Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan .......................37
Tabel V.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ..........................38
Tabel V.5 Kepuasan pasien dari Dimensi Tangible .....................................39
Tabel V.6 Kepuasan pasien dari Dimensi Reliability ..................................41
Tabel V.7 Kepuasan pasien dari Dimensi Responsiveness ..........................43
Tabel V.8 Kepuasan pasien dari Dimensi Empathy .....................................45
Tabel V.9 Kepuasan pasien dari Dimensi Assurance ..................................47

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Kerangka konsep faktor-faktor yang berhubungan dengan


kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di
rumah sakit.................................................................................26
Gambar IV.1 Kerangka Kerja faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di
rumah sakit.................................................................................33

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Layak Etik .............................................................................63


Lampiran 2. Lembar Bimbingan Skripsi ............................................................64

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar arti lambang


. : Titik
, : Koma
& : Dan

Daftar Singkatan
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
JK N : Jaminan Kesehatan Nasional
PBI : Penerima Bantuan Iuran
SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional
SLR : Systematic Literatur Review
UHC : Universal Health Coverage

Daftar Istilah
Assurance : Jaminan
Customer Satisfaction : Kepuasaan pelanggan
Empathy : Kemudahan komunikasi
Expected Service : Pelayanan yang diharapkan
Health Services : Pelayanan Kesehatan
Improvement : Perbaikan
Mandatory : Bersifat wajib
Perseived Service : Pelayanan yang dirasakan
Reliability : Kehandalan
Responsiveness : Daya Tanggap
Tangible : Bukti Fisik

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu hak asasi manusia dan unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di

maksud dalam pancasila dan pembukaan UUD 1945. Untuk mewujudkan

komitmen global, setiap negara mengemban Universal Health Coverage

(UHC) bagi seluruh penduduk. Maka, Pemerintah bertanggung jawab atas

pelaksaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Badan penyelenggara

jaminan sosial telah diatur di dalam Undang-Undang No.24 Tahun 2011

Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (BPJS Kesehatan , 2014

; Andi dkk, 2019 ).

BPJS Kesehatan harus memahami kebutuhan pelayanan kesehatan

masyarakat yang dilayaninya dalam menentukan cara yang paling efektif

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Suatu pelayanan

kesehatan bermutu yaitu pelayanan yang memenuhi kebutuhan dan keinginan

pasien agar pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah

sakit dengan melakukan pelayanan prima. Melalui pelayanan prima, rumah

sakit diharapkan akan menghasilkan keunggulan kompetitif (competitive

advantage) dengan pelayanan bermutu dan efisien (Departemen Kesehatan

RI. 2009 ; Hasbina dkk, 2020).

Pelayanan yang bermutu dan efisien dapat mempertahankan dan

menumbuhkan rasa kepuasan pasien terhadap suatu rumah sakit (Istiqna,

1
2

2015). Kepuasan pasien memiliki hubungan yang erat dengan kualitas.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan

hubungan yang kuat dengan rumah sakit (Fahrepi, Rate, & Hadi, 2019).

Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan rumah sakit untuk

memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan pasien. Dengan demikian

rumah sakit dapat meningkatkan kepuasan pasien dengan cara

memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau

meniadakan pengalaman pasien yang kurang menyenangkan (Tjiptono, 2006 ;

Hasbina dkk, 2020).

Terdapat buruknya manajemen serta pelayanan jasa kesehatan

kepesertaan BPJS kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien

telah mengakibatkan banyak kerugian baik bagi rumah sakit ataupun bagi

pasien. Berdasarkan hasil survei membuktikan bahwa tidak semua pasien yang

kecewa dengan pelayanan rumah sakit dapat menyampaikan keluhannya. Hal

tersebut menyatakan bahwa pasien yang tidak menyampaikan keluhannya,

bukan berarti dianggap puas dengan pelayanan BPJS yang ada di rumah sakit.

Hal demikian memiliki arti bahwa diamnya pasien merupakan salah satu

sinyal buruk bagi rumah sakit. Karena sebanyak 4% yang menyampaikan

keluhannya adalah mereka yang benar-benar setia atau membutuhkan jasa

rumah sakit tersebut (Nany Librianty,2016).

Jika kenyataan lebih besar dari yang diharapkan, maka pelayanan dapat

dikatakan bermutu, sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diinginkan, maka

pelayanan dapat dinyatakan kurang bermutu, apabila kenyataan sama dengan

harapan, maka pelayanan disebut memuaskan. Parasuraman,et al menjelaskan bahwa


3

terdapat 5 faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan berdasarkan lima dimensi yaitu

Tangible ( bukti fisik ), Reliability ( kehandalan ), Responsiveness ( daya tanggap),

Assurance dan Empathy ( Suryati dkk, 2017). Kemudian disebutkan bahwa faktor

kepuasan pasien juga dapat dilihat dari hubungan karakteristik responden pasien

seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan , dan pendidikan (Suryati dk, 2017).

Dengan adanya latar belakang yang telah di uraikan maka peneliti

tertarik melakukan sebuah penulisan dengan metode Study Systematic

Literatur Review dengan judul “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah

yang didapatkan adalah bagaimana mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di rumah sakit ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden terhadap kepuasan

pasien BPJS pada pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

b. Untuk mengidentifikasi faktor tanglibility terhadap kepuasan pasien

BPJS pada pelayanan rawat jalan di rumah sakit.


4

c. Untuk mengidentiikasi faktor reliability terhadap kepuasan pasien

BPJS pada pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

d. Untuk mengidentifikasi faktor responsiveness terhadap kepuasan

pasien BPJS pada pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

e. Untuk mengidentifikasi faktor assurance terhadap kepuasan pasien

BPJS pada pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

f. Untuk mengidentifikasi faktor empathy terhadap kepuasan pasien

BPJS pada pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai wujud pengaplikasian ilmu yang telah di pelajari

sehingga dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan. Serta

menambah wawasan kepada peneliti bagaimana mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan

rawat jalan di rumah sakit.

2. Bagi Pembaca

Sebagai referensi pada studi atau penelitian di masa yang akan

datang.

3. Bagi Institusi

Penelitian ini bisa menjadi bahan lanjutan sebagai informasi dan

referensi bagi institusi khususnya pada bidang Administrasi Kebijakan


5

Kesehatan Kesehatan Masyarakat dan menjadi tambahan kepustakaan

dalam melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di rumah

sakit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

1. Pengertian BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk

menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup

dengan layak. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara

penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan

penyelenggaran jaminan sosial (BPJS)( Rafika, 2016 ; Undang-Undang.

RI No. 40, 2004:1).

Menurut Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor Tahun 2014 menyatakan bahwa, Jaminan Kesehatan

adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh

manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah

membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS

Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan

program Jaminan Kesehatan ( Rafika , 2016).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme

asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) bertujuan untuk

6
7

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya

dibayar oleh Pemerintah ( Rafika, 2016).

2. KepesertaanBadan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Menurut Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 menyebutkan bahwa kepesertaan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai berikut :

Peserta terdiri atas:

a. Peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran)

Peserta PBI Jaminan Kesehatan terdiri atas orang yang tergolong

fakir miskin dan orang tidak mampu.

b. Peserta bukan PBI (bukan Penerima Bantuan Iuran)

Peserta bukan PBI (bukan Penerima Bantuan Iuran) terdiriatas:

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya termasuk warga

negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)

bulan dan anggota keluarganya terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil,

anggota TNI, anggota Polri, Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah

Non Pegawai Negeri, Pegawai swasta, dan lain-lain.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya termasuk

warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6

(enam) bulan dan anggota keluarganya, Bukan Pekerja dan anggota

keluarganya terdiri atas:Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja

mandiri.
8

3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:

a) Investor

b) Pemberi Kerja

c) Penerima Pensiun

Penerima pensiun terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil

yang berhenti dengan hak pensiun, Anggota TNI dan Anggota

Polri yang berhenti dengan hak pensiun, Pejabat Negara yang

berhenti dengan hak pensiun, janda, duda, atau anak yatim

piatu dari penerima pensiun mendapat hak pensiun.

4) Veteran,

5) Perintis Kemerdekaan,

6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis

Kemerdekaan.

(Rafika, 2016).

3. Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan

a. Hak Peserta BPJS Kesehatan

1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh

pelayanan kesehatan.

2) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban

serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan


9

4) Menyampaikan keluhan atau pengaduan, kritik dan saran secara

lisan atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan

(Yuni Triwardani, 2017 ; BPJS Kesehatan, 2013).

b. Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan

1) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang

besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,

perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat, atau pindah

fasilitas kesehatan tingkat I

3) Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan

oleh orang yang tidak berhak.

4) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

( BPJS Kesehatan, 2013 ; BPJS Kesehatan, 2013).

B. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Wyckof (dalam Lovelock 1998), kualitas pelayanan

adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. (Rafika,

2016).

Menurut Parasuraman, et al mengemukakan bahwa terdapat dua

faktor yang mempengarhui kualitas pelayanan yaitu pelayanan yang

diharapkan (expected service) dan pelayanan yang dirasakan (perseived

service). Apabila jasa yang yang diterima atau dirasakan sesuai dengan
10

yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan

(Rafika, 2016 ; Tjiptono, 2004:59-60).

Berdasarkan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas

pelayanan adalah totalitas karakteristik pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan harapan pasien dan standar yang ada (Rafika, 2016).

2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman,et al menjelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi mutu pelayanan dinilai berdasarkan lima dimensi yaitu :

a. Tangible (bukti fisik)

Yaitu dimensi yang berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,

perlengkapan, serta penampilan karyawan. Sedangkan Kother (2001)

menjelaskan wujud fisik (tangible) sebagai kemampuan suatu

perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak luar.

Penampilan dan kemampuan sarana serta prasarana fisik perusahaan

dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan

yang diberikan oleh pemberi jasa. Fasilitas fisik tersebut meliputi

gadung, perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi),

serta penampilan pegawainya.

b. Reliability (kehandalan)

Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan apa

yang dijanjikan dengan segera, akurat, memuaskan dan terpercaya.

Kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen yang berarti ketepatan

waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,


11

sikap yang sistematik, dan dengan akurasi yang tinggi.penumbuhan

janji dalam pelayanaan akan mencerminkan kredibilitas perusahaan.

Dibandingkan dengan empat dimensi kualitas pelayanan lainnya

yaitu wujud fisik, daya tanggap, jaminan dan kepastian, serta empati

dimensi kehandalan sering dipersepsikan menjadi yang paling penting

bagi pelanggan dari beragam industri jasa. Karena apabila konsumen

merasakan bahwa keandalan suatu perusahaan jasa sangat sesuai

dengan harapan, maka mereka akan bersedia mengeluarkan biaya

tambahan agar perusahaan melaksanakan transaksi seperti yang

dijanjikan.

c. Responsiveness ( daya tanggap)

Dimensi ini adalah dimensi yang paling dinamis. Harapan

konsumen hampir dapat dipastikan akan berubah seiring dengan

kecepatan daya tanggap dari pemberi jasa.

Daya tanggap (responsiveness) berkenaan dengan kesediaan dan

kemampuan para karyawan untuk membantu para konsumen dan

merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa

akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Tingkat

kesediaan atau kepedulian ini akan dilihat smapai sejauh mana pihak

perusahaan berusaha dalam membantu konsumennya. Adapun

bentuknya bisa dilakukan dengan penyampaian informasi yang jelas,

tindakan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh pelanggan. Sedangkan


12

Kotler (2001:616) mendefinisikan daya tanggap sebagai kemampuan

untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat.

d. Assurance

Adalah jaminan kepada konsumen mencakup pengetahuan,

ketrampilan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya bebas

dari bahaya, resiko dan keragu – raguan, perilaku para karyawan

diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan dan perusahaan

diharapkan dapat menumbuhkan rasa aman bagi pelanggannya.

Sedangkan Kptler (2001:617) menjelaskan keyakinan (assurance)

adalah pengetahuan terhadap produk secara tepat, kesopanan santunan

karyawan dalam memberi pelayanan, kemampuan dalam member

informasi, kemampuan dalam member keamanan dan kemampuan

dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

e. Empathy

Adalah memberikan sikap yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan.

(Suryati , 2017 ; Parasuraman, A.et al, 2008)

C. Kepuasan

1. Pengertian Kepuasan
13

Menurut Philip Kotler mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan

(customer satisfaction) adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang

yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome

produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

(Suryati, 2017 ; Kotler 2007).

Rashid dan Amina (2014) mengemukakan bahwa kepuasan dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu kepuasan yang berwujud merupakan

kepuasan yang dapat dirasakan dan dilihat oleh pelanggan serta telah

dimanfaatkan, dan kepuasan psikologika yang bersifat tidak terwujud dari

pelayanan kesehatan tetapi dapat dirasakan oleh pasien ( Rafika, 2016).

Rama (2011) mengemukakan bahwa kepuasan pasien akan terpenuhi

apabila proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan kepada konsumen

sudah sesuai dengan yang mereka harapkan atau dipersepsikan.

Terpenuhinya kebutuhan pasien akan mampu memberikan gambaran

terhadap kepuasan pasien, oleh karena itu tingkat kepuasan pasien sangat

tergantung pada persepsi atau harapan mereka pada pemberi jasa

pelayanan. Kebutuhan pasien yang sering diharapkan adalah keamanan

pelayanan, harga dalam memperoleh pelayanan, ketepatan dan kecepatan

pelayanan kesehatan (Rafika, 2016).

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa kepuasan

merupakan perasaan senang individu sebagai pelanggan layanan kesehatan

karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa

pelayanan kesehatan. Bila harapan kurang atau jauh dari kenyataan maka
14

pelanggan tidak puas. Bila harapan sebanding dengan kenyataan maka

pelanggan puas dan bila kenyataan yang diterima melampui harapan maka

pelanggan sangat puas pelayanan kesehatan yang diberikan (Rafika, 2016).

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien

Baros (2011) menyatakan bahwa derajat kepuasan pelanggan

dipengaruhi oleh latar belakang pelanggan, kedudukan sosial, tingkat

ekonomi, budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin (Yuni T. 2017).

a. Jenis Kelamin

Mohammed (2011) menyatakan bahwa laki-laki mempunyai

tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari pada perempuan.

b. Umur

Umur merupakan perkembangan manusia yang dalam setiap

perubahannya dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan

keputusan untuk kesehatannya. Usia akan mempengaruhi pengetahuan

yang dimiliki oleh seseorang yang nantinya dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan untuk status kesehatannya (Pratiwi, 2010 ;

Rafika, 2016).

c. Pendidikan

Retnowati (2010), menjelaskanbahwa terdapat hubungan antara

tingkat pendidikan dengan status kesehatan. Tingkat pendidikann

secara tidak langsung akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, dan

berdampak pada pengambilan keputusan terhadap kesehatannya.

Tingkat pendidikan adalah salah satu factor struktur sosial yang


15

menurut Anderson (1974) dalam teori Health System Models dapat

memberikan dorongan kepada seseorang dalam mengambil tindakan

untuk kesehatannya (Rafika, 2016 ; Notoatmodjo, 2012:234).

d. Pekerjaan

Menurut Rahman (2006) menyatakan bahwa orang yang bekerja

cenderung memiliki harapan lebih tinggi dibandingkan orang yang

tidak bekerja terhadap pelayanan kesehatannya ( Rafika, 2016 ).

e. Status Kepesertaan

Menurut Rahman (2006) menyatakan bahwa orang yang

bekerja cenderung memiliki harapan lebih tinggi dibandingkan orang

yang tidak bekerja terhadap pelayanan kesehatan (Rafika, 2016).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Menurut Boy S. Sabarguna (2004:46-47) menjelaskan bahwa, ada

beberapa aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien, yaitu :

a. Aspek kenyaman yang meliputi lokasi tempat pelayanan kesehatan

yaitu, kebersihan, kenyamanan ruangan yang akan digunakan pasien,

makanan yang dimakan, dan peralatan yang tersedia dalam ruangan.

b. Aspek hubungan pasien dengan staf rumah sakit, meliputi keramahan

petugas terutama perawat, informasi yang diberikan oleh petugas,

komunikatif, responatif, suportif, dan cekatan dalam melayani pasien.

c. Aspek kompetensi, meliputi keberanian bertindak, pengalaman, gelar,

dan terkenal.
16

d. Aspek biaya, meliputi mahalnya pelayanan terjangkau tidaknya oleh

pasien, dan ada tidaknya keringanan yang diberikan kepada pasien.

4. Metode pengukuran kepuasan pasien

Menurut Kotler (1994) mengemukakan bahwa ada empat metode

dalam mengukur kepuasan suatu pelayanan (Tjiptono, 2004:148-150)

yaitu:

a. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer

oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para

pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan

mereka, Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran diletakkan di

tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati

pelanggan), menyediakan kartu komentar (yang bisa diisi langsung

ataupun yang bisa dikirimkan via pos kepada perusahaan)

menyediakan saluran telepon khusus (customer hot lines), dan lain-

lain.

b. Survei Kepuasan Pelanggan

Menurut McNeal dan Lamb dalam Peterson dan Wilso (1992)

mengemukakan bahwa umumnya banyak penelitian mengenai

kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei,

baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Pengukuran


17

kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan

directly reported satisfaction, derived dissatisfaction, problem

analysis, dan importance performance analysis.

c. Ghost Shopping (Pembelanja Misterius).

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan

beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai

pelanggan/ pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu

ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai

kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan

pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain

itu paraghost shopper juga mengamati atau menilai cara

perusahaandan pesaingnya menjawab pertanyaan pelanggan dan

menangani setiap keluhan.

d. Last Customer Analysis

Dalam metode ini sedikit unik. Perusahaan berusahan

menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau

yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah akan

diperolahnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini

sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan

selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas

pelanggan.(Rafika, 2016 )

5. Tujuan adanya pengukuran kepuasan pasien


18

Tujuan pengukuran kepuasan yaitu mengetahui dengan baik

bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis, mengetahui dimana

harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara

terus-menerus untuk memuaskan pelanggan, terutama untuk hal-hal yang

dianggap penting oleh para pelanggan, dan menentukan apakah perubahan

yang dilakukan mengarah ke perbaikan (improvement) ( Rafika, 2016 ;

Supranto, 2011:3).

D. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu

pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial

ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan

yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya (Fabyenne V, 2015 ; Undang-Undang

RI No.44 tahun 2009).

2. Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun

2009 tentang rumah sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan

kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum

diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah

sakit:
19

a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas

dan subspesialistik luas.

b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-

kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik luas.

c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik

dasar.

d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai tiasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

(Fabyenne V, 2015 ; UU RI No.44, 2009)

3. Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Rumah Sakit

a. Pelayanan Yang Diberikan Dokter

Pelayanan kedokteran (medical services) adalah bagian dari

pelayanan kesehatan (health services) yang tujuan utamanya adalah

untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta

sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga (Fabyenne V,

2015 ; Azwar, 2000).

Uraian UUNo. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, dinyatakan

bahwa tenaga kesehatan (termasuk dokter) dalam melaksanakan

kewajibannya wajib mematuhi standar protesi dan menghormati hak-

hak pasien. Meskipun dokter tidak dapat bekerja sendiri untuk tugas-
20

tugasnya tersebut, dokter diakui memiliki peran sentral dalam

membentuk citra dan kinerja rumah sakit. Hak-hak pasien adalah hak

atas informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia

kedokteran dan hak atas pendapat kedua (Fabyenne V, 2015 ; Soeroso,

2002).

b. Pelayanan Yang Diberikan Perawat

Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan

bahwa keperawatan telah diakui sebagai salah satu profesi di bidang

kesehatan. Sebagai profesional, seorang perawat harus mampu

menerima responsibilitas dan akunbilitas atas asuhan keperawatan

yang telah diberikannya kepada pasien (Soeroso, 2002). Responbilitas

adalah tanggung jawab, misalnya pada saat memberikan obat atau

tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab terhadap kebutuhan

pasien, memberikan secara aman dan benar serta mengevaluasi respons

pasien terhadap setiap pemberian obat atau tindakan tersebut.

Akuntabilitas atau tanggung gugat berarti perawat dapat digugat atas

segala hal yang dilakukannya kepada pasien. Perawat bertanggung

gugat terhadap pasien, dokter sebagai mitra kerjanya, dan masyarakat.

Agar dapat bertanggung gugat, perawat harus senantiasa bertindak

sesuai standar profesi dan etika profesinya. Akuntabilitas memerlukan

evaluasi kinerja berdasarkan mutu yang telah ditetapkan (Fabyenne V,

2015 ; Soeroso, 2002).

c. Pelayanan Penunjang Medik Yang Diberikan


21

Rumah sakit adalah bagian yang sangat penting dari suatu

sistem kesehatan. Rumah sakit mempakan organisasi yang bersifat

padat karya, padat modal, padat teknologi dan padat keterampilan.

Suatu rumah sakit agar bisa beroperasional tidak cukup mempunyai

sumber daya manusia saja, tetapi harus didukung pula oleh pelayanan

penunjang medis dimana pelayanan ini merupakan tugas pokok (jasa

profesional) dari kegiatan rumah sakit, tetapi lebih bersifat struktural

sehingga pengonlrolan oleh pihak manajemen rumah sakit lebih

mudah karena ada prosedur-prosedur khusus, terdiri dari pelayanan

radiologi, laboratorium, anestesi, gigi, farmasi, dan rehabilitasi medis

(Fabyenne V, 2015 ; Aditama, 2000).

d. Pelayanan Administrasi Yang Diberikan

Setelah pasien mendapatkan pelayanan perawatan di ruang

rawat inap, maka sebagai bagian terakhir dari proses perawatan

sebelum pasien pulang, salah satu kewajiban yang harus dipenuhi

adalah kewajiban memberikan pembayaran uang pantas kepada pihak

pemberi jasa, dalam hal ini adalah rumah sakit. Hal ini perlu

ditegakkan demi tercapainya kesebandingan antara hak dan kewajiban

dalam hubungan pasien dan pihak pemberi jasa. Tentunya kewajiban

ini disesuaikan dengan kemampuan ekonomi pasien itu sendiri. Pasien

dengan pelayanan kesehatan yang sepenuhnya dijamin oleh

perusahaan akan selalu ada kecenderungan menghabiskan biaya yang


22

lebih besar karena tidak adanya resiko pembayaran atau beban pribadi

(Fabyenne V, 2015 ; Sulastomo, 2003).

e. Fasilitas Ruangan Rawat Inap

Untuk mendukung kesehatan di lingkungan rumah sakit terdapat

kriteria, yaitu:

1) Lokasi atau lingkungan rumah sakit : nyaman, tenang, aman

terhindar dari pencemaran dan selalu dalam keadaan bersih.

2) Ruangannya : Lantai dan dinding bersih, penerangan yang cukup,

tersedia tempat sampah, bebas bau tidak sedap, bebas dari

gangguan serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya.

Lubang penghawaan yang cukup, menjamin penggantian udara

dalam kamar dengan baik begitu juga tentang atap, langit-langit

pintu, sesuai dengan syarat yang telah ditentukan (Fabyenne V,

2015 ;Suryawati dkk, 2006).

4. Kewajiban Rumah Sakit menurut peraturan menteri kesehatan

republik Indonesia nomor 4 tahun 2018:

a. Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:

1) Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit

kepada masyarakat.

2) Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti

diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan

pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.


23

3) Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien dengan

kemempuan pelayanannya.

4) Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya.

5) Menyediakan sarana dan prasarana dan pelayanan bagi masyarakat

tidak mampu atau miskin.

6) Melaksanakan fungsional.

7) Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.

8) Menyelenggarakan rekam medis.

9) Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak meliputi

sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, srana untuk prang cacat,

wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia.

10) Melaksanakan sistem rujukan.

11) Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar

profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan.

12) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak

dan kewajiban pasien.

13) Menghormati dan melindungi hak pasien.

14) Melaksanakan etika Rumah Sakit.

15) Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan

bencana.
24

16) Melaksanakan program pemerintah disbanding kesehatan baik

secara regional maupun nasional.

17) Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran

atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.

18) Menyusun dan melakukan peraturan internal Rumah Sakit

(hospital by laws).

19) Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas

Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas, dan

20) Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan

tanpa rokok.

b. Kewajiban Pasien menurut peraturan menteri kesehatan republik

Indonesia nomor 4 tahun 2018

Dalam menerima pelayanan dari Rumah Sakit, Pasien mempunyai

kewajiban:

1) Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

2) Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab;

3) Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga

Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit ;

4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai

dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah

kesehatannya;

5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan

jaminan kesehatan yang dimilikinya;


25

6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga

Kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang

bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk

menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga

Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh

Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah

kesehatannya; dan

8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

c. Perizinan Rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2019.

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat.

2) Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online

Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS adalah

perizinan berusaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS untuk dan

atas nama menteri, gubernur, atau bupati/wali kota kepada pemilik

dan pengelola Rumah Sakit melalui sistem elektronik yang

terintegrasi.
26

3) Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS yang selanjutnya

disebut Lembaga OSS adalah lembaga pemerintah non

kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang koordinasi penanaman modal.

4) Izin Mendirikan Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Izin

Mendirikan adalah izin usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS

untuk dan atas nama menteri, gubernur, atau bupati/wali kota

setelah pemilik Rumah Sakit melakukan pendaftaran sampai

sebelum pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan memenuhi

persyaratan dan/atau komitmen.

5) Izin Operasional Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Izin

Operasional adalah izin komersial atau operasional yang

diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,

gubernur, atau bupati/wali kota setelah pemilik Rumah Sakit

mendapatkan Izin Mendirikan.

6) Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang

memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

7) Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.


27

8) Kementerian Kesehatan adalah kementerian yang mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan.

9) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang kesehatan.

10) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian

Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pelayanan

kesehatan.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

2010:100).

Pelayanan rawat jalan di


Faktor Karakteristik Pasien:
Rumah Sakit
-Umur
-Jenis kelamin
-Pendidikan
-Pekerjaan

Tangible Reliability Responsivene Assurance Empathy


s
Waktu Kejelasan Asuransi Pelayanan
Sarana
tunggu informasi dan Kesehatan dokter
dan
prasarana kemampuan
Rumah membantu
Sakit pelanggan

Kepuasan Pasien Rawat Jalan


BPJS Kesehatan

Keterangan :

= Tidak diteliti

= Diteliti

28
29

B. Penjelasan Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep di atas di jelaskan bahwa Pasien rawat

jalan BPJS Kesehatan di Rumah Sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor

karakteristik pasien antara lain yaitu umur, Jenis kelamin, Pendidikan, dan

Pekerjaan. Pada penelitian ini peneliti akan menganalisis mengenai pelayanan

rawat jalan di rumah sakit. Kualitas pelayanan di rumah sakit itu sendiri dapat

di ukur berdasarkan lima dimensi yaitu Tangible (bukti fisik) dengan maksud

bagaimana mengenai sarana dan prasarana yang di berikan oleh rumah sakit

tersebut terhadap pasien BPJS rawat jalan, Reliability (kehandalan) yaitu

bagaimana pelayanan waktu tunggu pasien BPJS rawat jalan, Responsiveness

(daya tanggap) yaitu bagaimana mengenai informasi dari rumah sakit yang di

berikan kepada pasien BPJS rawat jalan, Assurance yaitu mengenai asuransi

kesehatan yang di gunakan pasien apakah berpengaruh terhadap pelayanan

yang diberikan oleh rumah sakit dan Empathy yaitu megenai pelayanan dokter

yang diberikan terhadap pasien BPJS rawat jalan. Kemudian dapat dianalisis

faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap

pelayanan rawat jalan di suatu rumah sakit berdasarkan literatur review.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah teknik dalam perencanaan penelitian yang

berguna sebagai mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir

pengumpulan data. Desain penelitian yang dipakai adalah desain penelitian

metode systematic literatur review (SLR) yang mengedepankan physical

distancing dan social distancing. Systematic literatur review merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mereview penelitian- penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Dalam SLR peneliti

melakukan identifikasi, menilai dan menginterpretasi semua fakta/data

penelitian yang tersedia utuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117). Populasi penelitian ini yaitu Jurnal

Pasien BPJS Rawat Jalan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin

30
31

mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono,

2015). Sampel pada penelitian ini adalah yaitu Jurnal Pasien BPJS Rawat

Jalan di Rumah Sakit berdasarkan kriteria inklusi yang dibuat oleh penulis.

Kriteria inklusi adala kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang bisa di ambil sebagai sampel (Notoadmodjo,

2018).

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat di

ambil sebagai sampel (Notoadmodjo, 2018).

Adapaun Kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sebagai berikut :

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang bisa di ambil sebagai sampel (Notoadmodjo,

2018).

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat di

ambil sebagai sampel (Notoadmodjo, 2018).

Adapaun Kriteria inklusi dan kriteria ekslus isebagai berikut :

Kriteria inklusi adala kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang bisa di ambil sebagai sampel (Notoadmodjo,

2018).

a. Terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit

b. Jurnal ISSN

c. Jurnal tahun terbitan 5 tahun terakhir


32

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populaso yang tidak dapat

di ambil sebagai sampel (Notoadmodjo, 2018).

a. Subjek Studi tidak relevan

b. Luaran klinis yang tidak sesuai dengan peneliti inginkan

c. Parameter yang tidak sesui dengan yang penulis inginkan

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu

teknik pengambilan sampel yang dilakukan atas dasar pertimbangan

peneliti semata yang menganggap bawa unsur-unsur yang dikeendaki telah

ada dalam anggota sampel yang di ambil (Suraman, et al, 2016).

C. Unit Analisis

Pelayanan yang bermutu dan efisien dapat mempertahankan dan

menumbuhkan rasa kepuasan pasien terhadap suatu rumah sakit. Kepuasan

pasien memiliki hubungan yang erat dengan kualitas. Kualitas memberikan

suatu dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat

dengan rumah sakit. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan

rumah sakit untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan pasien.

Dengan demikian rumah sakit dapat meningkatkan kepuasan pasien dengan

cara memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan

atau meniadakan pengalaman pasien yang kurang menyenangkan disuatu

rumah sakit. peneliti tertarik melakukan sebuah penulisan dengan metode

Systematic Literatur Review untuk mengetahui Faktor-Faktor yang


33

Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan

di Rumah Sakit.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Data Sumber menjelaskan tentang asal usul data penelitian yang

digunakan. Pada penelitian dengan pendekatan SLR, sumber data yang

digunakan dapat berasal dari jurnal yang dapat membantu peneliti untuk

mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian penelitian.

Pada penelitian ini data yang di gunakan adalah 3 referensi yang

merupakan hasil dari jurnal terdahulu dengan topik yang sama yaitu

mengenai gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan

Pasien BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit.

E. Pengolahan Data

Analisa data dengan pendekatan sistematik literatur review (SLR)

dilakukan dengan mensintesa fakta yang ditemukan pada sumber referensi,

dan disajikan dalam bentuk deskriptif atau narasi.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian: Definisi operasional variabel

penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


34

Tabel IV.2 Definisi Operasional

N Variabel Definisi Operasional


O
1. Tangible ( bukti fisik ) Yaitu Berupafasilitas fisik, perlengkapan,
sarana, dan penampilan pegawai.
2. Reliability Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
(kehandalan) dijanjikan dengan segera, akurat, dan
memuaskan.
3. Responsiveness (daya Yaitu keinginan para karyawan dalam
tanggap) memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance adalah jaminan mencakup pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan, kesopanan, dan sikap
dapat dipercaya bebas dari bahaya, resiko dan
keragu – raguan.
4. Empathy adalah kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan pelanggan. (Suryati, 2017
; Parasuraman, A.et al, 2008)
5. Kepuasan Pasien adalah pasien BPJS yang telah merasa bahwa
pelayanan rumah sakit mengenai tangible,
reliability, responsiveness, assurance dan
empathy sesuai berdasarkan harapan pasien.
6. Umur Umur merupakan perkembangan manusia yang
dalam setiap perubahannya dapat
mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
keputusan untuk kesehatannya. Usia akan
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang yang nantinya dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan untuk status
kesehatannya ( Pratiwi, 2010 ; Rafika , 2016).
7. Pendidikan Tingkat pendidikan adalah salah satu factor
35

struktur sosial yang menurut Anderson (1974)


dalam teori Health System Models dapat
memberikan dorongan kepada seseorang dalam
mengambil tindakan untuk kesehatannya
(Rafika, 2016 ; Notoatmodjo, 2012:234).
8. Pekerjaan Menurut Rahman (2006) menyatakan bahwa
orang yang bekerja cenderung memiliki harapan
lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak
bekerja terhadap pelayanan kesehatannya
( Rafika, 2016 ).
9. Jenis Kelamin Gender merupakan bagian dari system sosial,
sepertistatus sosial, usia, dan etnis, itu adalah
faktor penting dalam menentukan peran, hak,
tanggung jawab dan hubungan antara pria dan
wanita. Penampilan, sikap, kepribadian
tanggung jawab adalah perilaku yang akan
membentuk gender.

G. Kerangka Kerja
36

Identifikasi

100 dokumen berupa jurnal


teridentifikasi dari pencarian
database
Pemeriksaan

86 jurnal dieliminasi karena


100 jurnal dibaca judulnya
judul tidak sesuai dengan kata
kunci
Pengecekan Kesesuaian

14 jurnal dibuka 10 jurnal dieliminasi karena tidak


bisa diakses

4 jurnal dibaca manuscript- 1 jurnal dieliminasi karena


nya secara utuh hanya membahas mengenai 3
dimensi kualitas pelayanan
kesehatan
Studi yang Dianalisis

3 jurnal dilakukan SLR

Gambar IV.1 Alur Kerangka Kerja

BAB V
HASIL PENELITIAN
37

A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik berdasarkan Usia

Berdasarkan usia pasien didapatkan karakteristik responden pada tabel V.1

Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan usia

No Jurnal Hasil Keterangan


1. Suryati., Widjanarko, Bagoes., 41-65 tahun 66,2% Diketahui bahwa
Istiarti VG Tinoek. “Faktor-faktor pengguna BPJS rawat
yang Berhubungan dengan Pasien jalan mayoritas usia
BPJS terhadap Pelayanan Rawat 41-65 tahun yaitu
Jalan di Rumah Sakit Panti Wilasa sebesar 66,2%.
Citarum Semarang”. 2017.
2. Wildani, Hasbina., Badiran, 16-25 tahun 20,0% Diketahui bahwa
Muhammad., Hadi, Anto J. 26-35 tahun 34,7% pengguna BPJS rawat
“Hubungan Kualitas Pelayanan 36-45 tahun 10,7% jalan mayoritas usia
Kesehatan Rawat Jalan dengan 46-55 tahun 17,3% 26-35 tahun yaitu
Tingkat Kepuasan Pasien Peserta 56-65 tahun 12,0% sebanyak 34,7%.
Jaminan Kesehatan Nasional di RSU 66-75 tahun 5,3%
Muhammadiyah SumateraUtara”.
2020.
3. Hastuti, Siti K W., Mudayana, 10-24 tahun 17,2% Diketahui bahwa
Ahmad., Nurdhila, Arum P., 25-44 tahun 58,6% pengguna BPJS rawat
Hadiyatma, Deskha. “Hubungan >45 tahun 24.1 % jalan mayoritas usia
Mutu Pelayanan dengan Kepuasan 25-44 tahun yaitu
Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit sebanyak 58,6%
Umum daerah Yogyakarta”. 2017
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk, 2017)

Berdasarkan hasil literature jurnal pertama tahun 2017 disebutkan

bahwa usia pasien BPJS rawat jalan adalah mayoritas pada usia lanjut

yaitu 41-65 tahun dengan presentase sebesar 66,2% . Berdasarkan


38

literature jurnal kedua tahun 2020 disebutkan bahwa usia pasien BPJS

rawat jalan adalah mayoritas usia 26-35 tahun dengan presentase sebesar

34,7%. Berdasarkan literature jurnal ketiga tahun 2017 disebutkan bahwa

usia pasien BPJS rawat jalan adalah mayoritas usia 25-44 tahun dengan

presentase 58,6%. Berdasarkan ketiga analisa literature jurnal terdahulu

didapatkan bahwa mayoritas pasien BPJS rawat jalan adalah pasien

dengan usia 25-44 tahun.

2. Karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin pasien didapatkan karakteristik responden

pada tabel V.2

Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jurnal Hasil Keterangan


1. Suryati., Widjanarko, Perempuan sebesar 59,7% Diketahui bahwa
Bagoes., Istiarti VG Laki-laki sebesar 41,3% pengguna BPJS rawat
Tinoek. “Faktor-faktor jalan mayoritas
yang Berhubungan berjenis kelamin
dengan Pasien BPJS perempuan yaitu
terhadap Pelayanan 59,7%
Rawat Jalan di Rumah
Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang”.
2017.
2. Wildani, Hasbina., Perempuan 92% Diketahui bahwa
Badiran, Muhammad., Laki-laki 8% mayoritas berjenis
Hadi, Anto J. “Hubungan kelamin perempuan
Kualitas Pelayanan yaitu 92%
Kesehatan Rawat Jalan
dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Peserta
39

No Jurnal Hasil Keterangan


Jaminan Kesehatan
Nasional di RSU
Muhammadiyah
SumateraUtara”. 2020.
3. Hastuti, Siti K W., Perempuan 57,1% Diketahui bahwa
Mudayana, Ahmad., Laki-laki 42,9% mayoritas berjenis
Nurdhila, Arum P., kelamin laki-laki
Hadiyatma, Deskha. 57,1%
“Hubungan Mutu
Pelayanan dengan
Kepuasan Pasien Peserta
BPJS di Rumah Sakit
Umum daerah
Yogyakarta”. 2017
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)

Berdasarkan ketiga analisa literature jurnal terdahulu didapatkan

bahwa mayoritas pasien BPJS rawat jalan adalah pasien dengan jenis

kelamin perempuan.

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan pendidikan pasien didapatkan karakteristik responden pada

tabel V.3

Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


40

N Jurnal Hasil Keterangan


o
1. Suryati., Widjanarko, Perguruan tinggi 55% Diketahui bahwa
Bagoes., Istiarti VG Tinoek. mayoritas pendidikan
“Faktor-faktor yang pasien pengguna BPJS
Berhubungan dengan Pasien rawat jalan adalah
BPJS terhadap Pelayanan perguruan tinggi yaitu
Rawat Jalan di Rumah Sakit sebesar 55%
Panti Wilasa Citarum
Semarang”. 2017.
2. Wildani, Hasbina., Badiran, SD 17,3% Diketahui bahwa
Muhammad., Hadi, Anto J. SMP 13,3% mayoritas pendidikan
“Hubungan Kualitas SMA 52% pasien pengguna BPJS
Pelayanan Kesehatan Rawat Perguruan Tinggi rawat jalan adalah
Jalan dengan Tingkat 17,4% SMA yaitu 52%
Kepuasan Pasien Peserta
Jaminan Kesehatan Nasional
di RSU Muhammadiyah
SumateraUtara”. 2020.
3. Hastuti, Siti K W., Mudayana, SD 7,9% Diketahui bahwa
Ahmad., Nurdhila, Arum P., SMP 23,6% mayoritas pendidikan
Hadiyatma, Deskha. SMA 57,1% pasien pengguna BPJS
“Hubungan Mutu Pelayanan Perguruan Tinggi rawat jalan adalah
dengan Kepuasan Pasien 9,8% SMA yaitu 57,1%
Peserta BPJS di Rumah Sakit
Umum daerah Yogyakarta”.
2017
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)

Berdasarkan ketiga analisa literature jurnal terdahulu didapatkan

bahwa mayoritas pasien BPJS rawat jalan adalah pasien dengan

pendidikan SMA.

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


41

Berdasarkan pekerjaan pasien didapatkan karakteristik responden

pada tabel V.4

Tabel V.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

N Jurnal Hasil Keterangan


o
1. Suryati., Widjanarko, Bagoes., PNS 44% Diketahui bahwa
Istiarti VG Tinoek. “Faktor-faktor Wiraswasta mayoritas pekerjaan
yang Berhubungan dengan Pasien 0% pasien pengguna BPJS
BPJS terhadap Pelayanan Rawat Petani 0% rawat jalan adalah pasien
Jalan di Rumah Sakit Panti Wilasa Tidak bekerja yang tidak bekerja sebesar
Citarum Semarang”. 2017. 56% 56%
2. Wildani, Hasbina., Badiran, PNS 8% Diketahui bahwa
Muhammad., Hadi, Anto J. Wiraswasta mayoritas pekerjaan
“Hubungan Kualitas Pelayanan 22,7% pasien pengguna BPJS
Kesehatan Rawat Jalan dengan Petani 16% rawat jalan adalah pasien
Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Tidak bekerja BPJS yang tidak bekerja
Jaminan Kesehatan Nasional di 53,4% sebanyak 53,4%
RSU Muhammadiyah
SumateraUtara”. 2020.
3. Hastuti, Siti K W., Mudayana, PNS 1,5% Diketahui bahwa
Ahmad., Nurdhila, Arum P., Wiraswasta mayoritas pekerjaan
Hadiyatma, Deskha. “Hubungan 42,4% pasien pengguna BPJS
Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Petani 14,3% rawat jalan adalah pasien
Pasien Peserta BPJS di Rumah Tidak bekerja BPJS yang bekerja
Sakit Umum daerah Yogyakarta”. 41,8% sebagai wiraswasta
2017 sebanyak 42,4%
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)

Berdasarkan ketiga analisa literature jurnal terdahulu didapatkan

bahwa mayoritas pasien BPJS rawat jalan adalah tidak bekerja.

B. Kepuasan Pasien dari Dimensi Tangible


42

Berdasarkan kepuasan pasien BPJS kesehatan dari Dimensi Tangible

yang diteliti dari 3 jurnal yang dapat dinilai secara terperinci dengan melihat

rasa kepuasan pasien BPJS kesehatan sebagai berikut:

Tabel V.5 Kepuasan pasien dari Dimensi Tangible

No Jurnal Hasil Keterangan


1. Suryati., Widjanarko, Puas 72,7% Presentase pasien yang
Bagoes., Istiarti VG Tinoek. Tidak puas merasa puas lebih besar
“Faktor-faktor yang 27,3%. dibandingkan dengan pasien
Berhubungan dengan yang merasa tidak puas. Hal
Pasien BPJS terhadap tersebut dikarenakan
Pelayanan Rawat Jalan di kurangnya perhatian pasien
Rumah Sakit Panti Wilasa terhadap sarana dan prasarana
Citarum Semarang”. 2017. rumah sakit. Karena sikap
pasien apabila datang ke
rumah sakit hanya berharap
segera sembuh dari sakitnya
2. Wildani, Hasbina., Badiran, Puas 74,6% Berdasarkan analisis
Muhammad., Hadi, Anto J. Tidak puas didapatkan bahwa pasien
“Hubungan Kualitas 26,4%. BPJS merasa puas
Pelayanan Kesehatan Rawat dikarenakan tata letak rumah
Jalan dengan Tingkat sakit mudah ditemukan oleh
Kepuasan Pasien Peserta pasien, ruang poli bersih dan
Jaminan Kesehatan rapi, pencahayaan sudah
Nasional di RSU cukup.
Muhammadiyah
SumateraUtara”. 2020.
3. Hastuti, Siti K W., Puas 42,9% Berdasarkan analisis di
Mudayana, Ahmad., Tidak Puas dapatkan bahwa presentase
Nurdhila, Arum P., 57,1% pasien yang merasa tidak puas
Hadiyatma, Deskha. lebih besar dibandingkan
“Hubungan Mutu dengan pasien yang merasa
Pelayanan dengan puas. Hal tersebut
Kepuasan Pasien Peserta dikarenakan kurang puas
43

No Jurnal Hasil Keterangan


BPJS di Rumah Sakit dengan mutu pelayanan
Umum daerah Yogyakarta”. terkait dengan lingkungan dan
2017 ruang tunggu yang belum
nyaman.

Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari literature jurnal pertama tahun

2017 dijelaskan bahwa presentase pasien yang merasa puas lebih besar

dibandingkan dengan pasien yang merasa tidak puas. Hal tersebut dikarenakan

kurangnya perhatian pasien terhadap sarana dan prasarana rumah sakit.

Karena sikap pasien apabila datang ke rumah sakit hanya berharap segera

sembuh dari sakitnya. Literature jurnal kedua tahun 2020 menjelaskan bahwa

berdasarkan analisis didapatkan bahwa pasien BPJS merasa puas dikarenakan

tata letak rumah sakit mudah ditemukan oleh pasien, ruang poli bersih dan

rapi, pencahayaan sudah cukup. Dan berdasarkan literature jurnal ketiga tahun

2017 menjelaskan bahwa bahwa presentase pasien yang merasa tidak puas lebih

besar dibandingkan dengan pasien yang merasa puas. Hal tersebut dikarenakan

kurang puas dengan mutu pelayanan terkait dengan lingkungan dan ruang tunggu

yang belum nyaman.

C. Kepuasan pasien dari Dimensi Reliability

Berdasarkan kepuasan pasien BPJS kesehatan dari Dimensi Reliability

yang diteliti dari 3 jurnal yang dapat dinilai secara terperinci dengan melihat

rasa kepuasan pasien BPJS kesehatan sebagai berikut:

Tabel V.6 Kepuasan pasien dari Dimensi Reliability


44

No Jurnal Hasil Keterangan


1. Suryati., Widjanarko, Puas 66,2% Berdasarkan analisis
Bagoes., Istiarti VG Tinoek. Tidak puas didapatkan bahwa salah satu
“Faktor-faktor yang 33,8%. indikator kepuasan pasien
Berhubungan dengan Pasien adalah waktu tunggu, waktu
BPJS terhadap Pelayanan tunggu yang lama terhadap
Rawat Jalan di Rumah Sakit pelayanan medis maupun
Panti Wilasa Citarum nonmedis pada unit rawat
Semarang”. 2017. jalan akan mengurangi
kepuasan pasien.
2. Wildani, Hasbina., Badiran, Puas74,7% Berdasarkan analisis
Muhammad., Hadi, Anto J. Tidak puas25,3%. didapatkan bahwa pasien
“Hubungan Kualitas BPJS merasa puas
Pelayanan Kesehatan Rawat dikarenakan petugas
Jalan dengan Tingkat kesehatan melaksanakan
Kepuasan Pasien Peserta tugasnya dengan cara sopan
Jaminan Kesehatan dan santun, tepat waktu,
Nasional di RSU semua petugas kesehatan
Muhammadiyah ramah, menerima pasien
SumateraUtara”. 2020. secara cepat dan tidak
berbelit-belit hal tersebut
yang dapat membuat pasien
merasa puas.
3. Hastuti, Siti K W., Puas 32,5% Berdasarkan analisis
Mudayana, Ahmad., Tidak puas didapatkan bahwa pasien
Nurdhila, Arum P., 57,1%. merasa tidak puas dengan
Hadiyatma, Deskha. aspek realiability hal tersebut
“Hubungan Mutu Pelayanan dikarenakan pelayanan
dengan Kepuasan Pasien diberikan tidak cepat dan
Peserta BPJS di Rumah berbelit-belit, dan dokter
Sakit Umum daerah datang tidak tepat waktu.
Yogyakarta”. 2017
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)
45

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari literature jurnal pertama

tahun 2017 dijelaskan bahwa analisis didapatkan bahwa salah satu indikator

kepuasan pasien adalah waktu tunggu, waktu tunggu yang lama terhadap

pelayanan medis maupun nonmedis pada unit rawat jalan akan mengurangi

kepuasan pasien. Literature jurnal kedua tahun 2020 menjelaskan bahwa

analisis didapatkan bahwa pasien BPJS merasa puas dikarenakan petugas

kesehatan melaksanakan tugasnya dengan cara sopan dan santun, tepat waktu,

semua petugas kesehatan ramah, menerima pasien secara cepat dan tidak

berbelit-belit hal tersebut yang dapat membuat pasien merasa puas. Dan

berdasarkan literature jurnal ketiga tahun 2017 menjelaskan bahwa analisis

didapatkan bahwa pasien merasa tidak puas dengan aspek realiability hal

tersebut dikarenakan pelayanan diberikan tidak cepat dan berbelit-belit, dan dokter

datang tidak tepat waktu.

D. Kepuasan pasien dari Dimensi Responsiveness

Berdasarkan kepuasan pasien BPJS kesehatan dari Dimensi

Responsiveness yang diteliti dari 3 jurnal yang dapat dinilai secara terperinci

dengan melihat rasa kepuasan pasien BPJS kesehatan sebagai berikut:

Tabel V.7 Kepuasan pasien dari Dimensi Responsiveness

No Jurnal Hasil Keterangan


1. Suryati., Widjanarko, Puas 68,8% Berdasarkan hasil analisis
Bagoes., Istiarti VG Tinoek. Tidak puas didapatkan bahwa pada
“Faktor-faktor yang 31,2%. aspek responsiveness yang
Berhubungan dengan Pasien menyatakan bahwa satu hal
BPJS terhadap Pelayanan yang harus diperhatikan
46

Rawat Jalan di Rumah Sakit dalam suatu pelayanan


Panti Wilasa Citarum adalah kejelasan informasi
Semarang”. 2017. dan kemampuan petugas
kesehatan untuk membantu
pasien. Petugas kesehatan
yang tidak tanggap terhadap
pasien akan menyebabkan
ketidak puasaan pasien.
2. Wildani, Hasbina., Badiran, Puas74,7% Berdasarkan analisis
Muhammad., Hadi, Anto J. Tidak puas didapatkan bahwa
“Hubungan Kualitas 25,3%. Presentase pasien yang
Pelayanan Kesehatan Rawat merasa puas lebih besar
Jalan dengan Tingkat dibandingkan dengan pasien
Kepuasan Pasien Peserta yang merasa tidak puas. Hal
Jaminan Kesehatan Nasional tersebut dikarenakan
di RSU Muhammadiyah kemampuan dokter dan
SumateraUtara”. 2020. perawat untuk cepat
tanggap menyelesaikan
keluhan pasien sudah baik,
tindakan petugas juga sudah
cepat saat dibutuhkan.
3. Hastuti, Siti K W., Puas 35% Berdasarkan analisis
Mudayana, Ahmad., Tidak puas 65%. didapatkan bahwa pasien
Nurdhila, Arum P., merasa tidak puas dengan
Hadiyatma, Deskha. aspek responsiveness hal
“Hubungan Mutu Pelayanan tersebut dikarenakan
dengan Kepuasan Pasien petugas tidak cepat dalam
Peserta BPJS di Rumah Sakit merespon keinginan pasien.
Umum daerah Yogyakarta”.
2017
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari literature jurnal pertama

tahun 2017 dijelaskan bahwa hasil analisis didapatkan bahwa pada aspek
47

responsiveness yang menyatakan bahwa satu hal yang harus diperhatikan

dalam suatu pelayanan adalah kejelasan informasi dan kemampuan petugas

kesehatan untuk membantu pasien. Petugas kesehatan yang tidak tanggap

terhadap pasien akan menyebabkan ketidak puasaan pasien. Literature jurnal

kedua tahun 2020 menjelaskan bahwa analisis didapatkan bahwa Presentase

pasien yang merasa puas lebih besar dibandingkan dengan pasien yang merasa

tidak puas. Hal tersebut dikarenakan kemampuan dokter dan perawat untuk

cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien sudah baik, tindakan petugas

juga sudah cepat saat dibutuhkan. Dan berdasarkan literature jurnal ketiga

tahun 2017 menjelaskan bahwa analisis didapatkan bahwa pasien merasa tidak

puas dengan aspek responsiveness hal tersebut dikarenakan petugas tidak cepat

dalam merespon keinginan pasien.

E. Kepuasan pasien dari Dimensi Empathy

Berdasarkan kepuasan pasien BPJS kesehatan dari Dimensi Empathy

yang diteliti dari 3 jurnal yang dapat dinilai secara terperinci dengan melihat

rasa kepuasan pasien BPJS kesehatan sebagai berikut:

Tabel V.8 Kepuasan pasien dari Dimensi Empathy

No Jurnal Hasil Keterangan


1. Suryati., Widjanarko, Puasan 58,4% Berdasarkan analisis
48

Bagoes., Istiarti VG Tinoek. Tidak puas didapatkan bahwa perhatian


“Faktor-faktor yang 41,6%. pelayanan yang di berikan
Berhubungan dengan Pasien oleh dokter dipengaruhi oleh
BPJS terhadap Pelayanan usia pasien yang berkisar
Rawat Jalan di Rumah Sakit antara 41-65 tahun terhadap
Panti Wilasa Citarum kepuasan pasien. Hal tersebut
Semarang”. 2017. dikarenakan faktor usia
mempengaruhi pendapat
pasien untuk mengutarakan
pendapatnya.
2. Wildani, Hasbina., Badiran, Puas74,7% Berdasarkan analisis
Muhammad., Hadi, Anto J. Tidak puas didapatkan bahwa presentase
“Hubungan Kualitas 25,3%. pasien yang merasa puas
Pelayanan Kesehatan Rawat lebih besar dibandingkan
Jalan dengan Tingkat dengan pasien yang merasa
Kepuasan Pasien Peserta tidak puas. Hal tersebut
Jaminan Kesehatan dikarenakan petugas
Nasional di RSU membantu pasien tanpa
Muhammadiyah memandang agama, suku dan
SumateraUtara”. 2020. status sosial kaya atau
miskin, tidak pernah
menunjukkan rasa jijik
meskipun luka gangren
pasien karena sakit gula tidak
enak atau bau, petugas juga
selalu memandikan pasien
setiap pagi bagi yang perlu
bantuan dan mengganti alat
tenun pasien setiap hari dan
jika kotor.
3. Hastuti, Siti K W., Puas 41,4% Berdasarkan analisis
Mudayana, Ahmad., Tidak puas didapatkan bahwa pasien
Nurdhila, Arum P., 58,6%. merasa tidak puas dengan
Hadiyatma, Deskha. aspek Empathy hal tersebut
49

“Hubungan Mutu Pelayanan dikarenakan pasien merasa


dengan Kepuasan Pasien belum puas dengan cara
Peserta BPJS di Rumah komunikasi petugas dan cara
Sakit Umum daerah petugas dalam menenangkan
Yogyakarta”. 2017 pasien .
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari literature jurnal pertama tahun

2017 dijelaskan bahwa analisis didapatkan bahwa perhatian pelayanan yang di

berikan oleh dokter berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hal tersebut

dikarenakan pelayanan yang memuaskan kepada pasien dalam bentuk fasilitas

maupun komunikasi antara dokter dengan pasien dapat meningkatkan

kepuasan pasien. Literature jurnal kedua tahun 2020 menjelaskan bahwa

analisis didapatkan bahwa presentase pasien yang merasa puas lebih besar

dibandingkan dengan pasien yang merasa tidak puas. Hal tersebut dikarenakan

petugas membantu pasien tanpa memandang agama, suku dan status sosial

kaya atau miskin, tidak pernah menunjukkan rasa jijik meskipun luka gangren

pasien karena sakit gula tidak enak atau bau, petugas juga selalu memandikan

pasien setiap pagi bagi yang perlu bantuan dan mengganti alat tenun pasien

setiap hari dan jika kotor. Dan berdasarkan literature jurnal ketiga tahun 2017

menjelaskan bahwa analisis didapatkan bahwa pasien merasa tidak puas dengan

aspek Empathy hal tersebut dikarenakan pasien merasa belum puas dengan cara

komunikasi petugas dan cara petugas dalam menenangkan pasien .

F. Kepuasan pasien dari Dimensi Assurance


50

Berdasarkan kepuasan pasien BPJS kesehatan dari Dimensi Assurance

yang diteliti dari 3 jurnal yang dapat dinilai secara terperinci dengan melihat

rasa kepuasan pasien BPJS kesehatan sebagai berikut:

Tabel V.9 Kepuasan pasien dari Dimensi Assurance

No Jurnal Hasil Keterangan


1. Suryati., Widjanarko, Puas 68,8% Berdasarkan analisis
Bagoes., Istiarti VG Tidak puas didapatkan bahwa jaminan

Tinoek. “Faktor-faktor 31,2%. merupakan suatu faktor


penentu yang menentukan
yang Berhubungan
kepuasan pasien, yang
dengan Pasien BPJS
dimaksud dalam hal tersebut
terhadap Pelayanan
adalah bagaimana mengenai
Rawat Jalan di Rumah
jaminan keterampilan,
Sakit Panti Wilasa kesopanan kemampuan yang
Citarum Semarang”. diberikan oleh petugas
2017. kesehatan.
2. Wildani, Hasbina., Puas74,4% Berdasarkan analisis di
Badiran, Muhammad., Tidak puas dapatkan bahwa presentase

Hadi, Anto J. 25,3%. pasien yang merasa puas


lebih besar dibandingkan
“Hubungan Kualitas
dengan pasien yang merasa
Pelayanan Kesehatan
tidak puas. Hal tersebut
Rawat Jalan dengan
dikarenakan dapat dilihat
Tingkat Kepuasan
dari jenis spesialisasi yang
Pasien Peserta Jaminan ada di rumah sakit tipe D
Kesehatan Nasional di sudah terpenuhi yaitu 4
RSU Muhammadiyah pelayanan dasar (Poli
SumateraUtara”. 2020. Obgyn, Poli Anak, Poli
Penyakit Dalam dan Poli
Bedah). Dokter spesialis
yang ada juga masih
mencukupi sesuai kebutuhan
51

atau kunjungan pasien.


Dokter spesialis obgyn
berjumlah 3 orang, spesialis
anak 1 orang, spesialis
penyakit dalam 2 orang dan
spesialis bedah 1 orang).
Selain poli spesialis dasar
rumah sakit juga mempunyai
dokter spesialis lainnya
seperti dokter spesialis mata,
dokter speialis kulit dan
kelamin.
3. Hastuti, Siti K W., Puas 37,4% Berdasarkan analisis
Mudayana, Ahmad., Tidak puas didapatkan bahwa pasien
Nurdhila, Arum P., 58,6%. merasa tidak puas dengan
Hadiyatma, Deskha.
aspek Assurance hal
“Hubungan Mutu
tersebut dikarenakan
Pelayanan dengan
responden banyak yang
Kepuasan Pasien Peserta
tidak mengetahui latar
BPJS di Rumah Sakit
Umum daerah
belakang pendidikan

Yogyakarta”. 2017 perawat yang


menanganinya serta
petugas kesehatan belum
mampu sepenuhnya
memberikan kepercayaan
kepada pasien.
Sumber:(Suryati dkk,2017; Wildani dkk,2020; Hastuti dkk,2017)

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari literature jurnal pertama

tahun 2017 dijelaskan bahwa analisis didapatkan bahwa jaminan merupakan

suatu faktor penentu yang menentukan kepuasan pasien, yang dimaksud

dalam hal tersebut adalah bagaimana mengenai jaminan keterampilan,


52

kesopanan kemampuan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Literature

jurnal kedua tahun 2020 menjelaskan bahwa analisis di dapatkan bahwa

presentase pasien yang merasa puas lebih besar dibandingkan dengan pasien

yang merasa tidak puas. Hal tersebut dikarenakan dapat dilihat dari jenis

spesialisasi yang ada di rumah sakit tipe D sudah terpenuhi yaitu 4 pelayanan

dasar (Poli Obgyn, Poli Anak, Poli Penyakit Dalam dan Poli Bedah). Dokter

spesialis yang ada juga masih mencukupi sesuai kebutuhan atau kunjungan

pasien. Dokter spesialis obgyn berjumlah 3 orang, spesialis anak 1 orang,

spesialis penyakit dalam 2 orang dan spesialis bedah 1 orang). Selain poli

spesialis dasar rumah sakit juga mempunyai dokter spesialis lainnya seperti

dokter spesialis mata, dokter speialis kulit dan kelamin. Dan berdasarkan

literature jurnal ketiga tahun 2017 menjelaskan bahwa analisis didapatkan

bahwa pasien merasa tidak puas dengan aspek Assurance hal tersebut dikarenakan

responden banyak yang tidak mengetahui latar belakang pendidikan perawat yang

menanganinya serta petugas kesehatan belum mampu sepenuhnya memberikan

kepercayaan kepada pasien.


BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan

bahwa terdapat Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS

terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit. Faktor-Faktor tersebut antara

lain adalah beberapa aspek dari pelayanan kesehatan yang tersedia di suatu rumah

sakit itu sendiri antara lain adalah Tangible, Reliability, Responsiveness,

Assurance, Empathy.

A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan analisis penelitian terdahulu dua dari tiga jurnal

menyebutkan bahwa mayoritas pengguna BPJS rawat jalan berusia 25-44

tahun. Namun , disatu dari tiga jurnal menyebutkan bahwa mayoritas

pengguna BPJS rawat jalan adalah usia 41-65 tahun. Hal tersebut

menggambarkan bahwa pengguna BPJS rawat jalan terbanyak adalah usia

25-44 tahun, hal tersebut dikarenakan usia memiliki pengaruh terhadap

tingkat kematangan dalam berfikir dan bekerja. Kematangan jiwa dan

pengalaman akan meningkatkan pengetahuan seseorang yang lebih tinggi

tingkat kedewasaannya (Wawan dkk,2010 ; Novya dkk,2017). Tetapi

penelitian (Hermawati dkk, 2017) menyatakan bahwa tingkat kesadaran

berasuransi kesehatan tidak dipengaruhi oleh usia.

53
54

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan analisis penelitian terdahulu dari tiga jurnal

menyebutkan bahwa mayoritas pengguna BPJS rawat jalan berjenis

kelamin perempuan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian (Hermawati

dkk, 2013) yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan

mengenai asuransi kesehatan antara kelompok responden laki-laki dan

kelompok responden perempuan, yang mana meskipun tidak memiliki

perbedaan yang signifikan tetapi tingkat kesadaran perempuan mengenai

asurasi kesehatan lebih baik dari laki-laki. Selain itu perempuan memiliki

resiko sakit lebih besar dari laki-laki sehingga perempuan lebih sadar akan

berasuransi kesehatan untuk melidungi dirinya dari resiko sakit yang tidak

pasti datangnya di bandingkan dengan laki-laki. (Novya dkk, 2017).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan analisis penelitian terdahulu dari tiga jurnal

menyebutkan bahwa mayoritas pengguna BPJS rawat jalan memiliki

tingkat pendidikan terakhir SMA. Hal tersebut dikarenakan pendidikan

yang tinggi merupakan faktor seseorang untuk dapat menerima informasi

dengan cukup mudah. Meskipun perguruan tinggi merupakan jenjang

pendidikan yang lebih tinggi namun dikarenakan berdasarkan penelitian di

dapatkan bahwa tamatan pengguna BPJS rawat jalan merupakan tamatan

SMA maka hal tersebut menyatakan bahwa responden memiliki

pengetahuan mengenai BPJS cukup baik. Hal tersebut sesuai dengan Teori

Nursalam yang menyebutkan bahwa pendidikan berkaitan dengan


55

pengetahuan seseorang sehingga masyarakat yang berpendidikan terakhir

SD dan yang tidak bersekolah memiliki pengetahuan kurang baik (Wawan

dkk, 2010).

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan analisis penelitian terdahulu dua dari tiga jurnal

menyebutkan bahwa mayoritas pengguna BPJS rawat jalan adalah pasien

yang tidak memiliki perkerjaan. Namun, disatu dari tiga jurnal

menyebutkan bahwa mayoritas pengguna BPJS rawat jalan adalah pasien

yang memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta. Hal tersebut

menggambarkan bahwa pengguna BPJS rawat jalan terbanyak adalah

pasien yang tidak memiliki pekerjaan. hal tersebut dikarenakan responden

yang tidak bekerja merupakan peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran). Jika

responden tidak bekerja tersebut merupakan dari golongan terdaftar kurang

mampu oleh pemerintah setempat maka responden tersebut merupakan

peserta PBI yang administrasi BPJSnya di tanggung oleh pemerintah

sehingga responden dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yang memadai

(PERPRES RI, 2013 ; Novya dkk, 2017).

B. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Tangible

Berdasarkan analisis peneliti didapatkan bahwa faktor tangible

memiliki hubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan

rawat jalan di rumah sakit. Faktor tangible yang di maksud merupakan

bukti fisik pelayanan kesehatan yang berupa fasilitas fisik, perlengkapan,

dan sarana prasana. Berdasarkan analisis dari referensi penelitian yang


56

berbeda didapatkan dua dari tiga jurnal menyebutkan bahwa pasien BPJS

merasa puas terhadap pelayanan Tangible yang ada pada rumah sakit hal

tersebut dikarenakan berbagai macam alasan salah satu diantaranya yaitu

karena kurangnya perhatian pasien terhadap sarana dan prasarana yang ada

di rumah sakit, berdasarkan penelitian lain disebutkan bahwa pasien

merasa benar-benar puas dikarenakan fasilitas dan sarana-prasarana yang

ada dirumah sakit telah memadai dan sudah sesuai dengan harapan pasien.

Sedangkan satu dari tiga jurnal menyatakan bahwa pasien BPJS merasa

tidak puas terhadap pelayanan Tangible hal tersebut dikarenakan pasien

kurang puas dengan mutu pelayanan terkait dengan lingkungan dan ruang

tunggu yang belum nyaman.

C. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Reliability

Berdasarkan analisis peneliti didapatkan bahwa faktor Reliabilty

memiliki hubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat

jalan. Reliability yang dimaksud adalah suatu pelayanan yang menjanjikan

dengan segera, akurat dan memuaskan. Berdasarkan analisa penulis dari dua

dari tiga literatur yang di analisis didapatkan bahwa pasien merasa puas di

karenakan pasien tidak membutuhkan waktu tunggu yang lama, seperti pada

antrian yang ada di loket tidak panjang karena pasien yang berobat segera di

daftar oleh petugas kesehatan, serta tenaga kesehatan yang cekatan dalam

menangani keluhan pasien. Karena waktu tunggu yang lama terhadap

pelayanan medis rawat jalan akan mengurangi kepuasan pasien. Kemudian,


57

satu dari tiga penelitian menyebutkan pasien merasa tidak puas dengan aspek

realiability hal tersebut dikarenakan pelayanan diberikan tidak cepat dan

berbelit-belit, dan dokter datang tidak tepat waktu.

D. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Responsiveness

Berdasarkan analisis peneliti didapatkan bahwa faktor responsiveness

memiliki hubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat

jalan. Pada aspek responsiveness yang dapat di nilai oleh pasien adalah

kejelasan informasi dan kemampuan petugas kesehatan untuk membantu

pasien. Ketidak tanggapan yang dimiliki oleh petugas kesehatan hanya akan

menyebabkan ketidak puasan pasien. Berdasarkan analisis yang di lakukan

oleh peneliti terhadap dua dari tiga jurnal penelitian terdahulu, di dapatkan

bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan aspek responsiveness hal

tersebut dikarenakan kemampuan petugas kesehatan cepat dan tanggap untuk

menyelesaikan keluhan pasien, penanganan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan tidak berbelit-belit, petugas kesehatan mampu memberikan

kejelasan informasi terhadap pasien. Kemudian satu dari tiga jurnal terdahulu

menyebutkan bahwa pasien merasa tidak puas dengan aspek responsiveness

hal tersebut dikarenakan petugas tidak cepat dalam merespon keinginan

pasien.

E. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Empathy

Berdasarkan analisis peneliti didapatkan bahwa faktor empathy

memiliki hubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat


58

jalan. Dalam hal ini yang menjadi penilaian pasien adalah perhatian yang

diberikan oleh petugas kesehatan terhadap pasien, pemahaman petugas

kesehatan terhadap keluhan pasien, petugas kesehatan mudah dihubungi oleh

pasien, petugas kesehatan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap

pasien. Berdasarkan analisis yang di lakukan oleh peneliti terhadap dua dari

tiga jurnal penelitian terdahulu, di dapatkan bahwa pasien merasa puas

dengan pelayanan aspek empathy hal tersebut dikarenakan petugas mampu

berkomunikasi dengan baik terhadap pasien, petugas kesehatan mampu

membantu pasien tanpa memandang agama, suku dan status sosial kaya atau

miskin, petugas kesehatan tidak pernah menunjukkan rasa jijik meskipun luka

gangren pasien karena sakit gula tidakenak atau bau, petugas juga selalu

memandikan pasien setiap pagi bagi yang perlu bantuan dan mengganti alat

tenun pasien setiap hari dan jika kotor. Kemudian satu dari tiga jurnal

penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pasien merasa tidak puas dengan

aspek Empathy hal tersebut dikarenakan pasien merasa belum puas dengan

cara komunikasi petugas dan cara petugas dalam menenangkan pasien .

F. Kepuasan pasien BPJS kesehatan dilihat dari Dimensi Assurance

Berdasarkan analisis peneliti didapatkan bahwa faktor assurance

memiliki hubungan dengan kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rawat

jalan. Dalam hal ini yang menjadi penilaian pasien adalah kesopanan petugas

kesehatan terhadap pasien, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh

petugas kesehatan, kemampuan kesehatan untuk memberikan jaminan

terhadap pasien. Berdasarkan analisis yang di lakukan oleh peneliti terhadap


59

dua dari tiga jurnal penelitian terdahulu, di dapatkan bahwa pasien merasa

puas dengan pelayanan aspek assurance hal tersebut dikarenakan pasien

merasa diperlakukan sama dengan pasien yang lain petugas kesehatan tidak

memiliki kesan membeda-bedakan dalam pelayanannya, petugas kesehatan

yang memberikan pelayanan dinilai berkompeten, untuk jumlah obat yang

didapatkan oleh pasien sesuai dengan keluhan atau sakit yang diderita pasien

dan tidak terdapat pengurangan obat untuk pasien.

Bila layanan yang diterima (perceived service) sesuai dengan yang

diharapkan, maka kualitas layanan kesehatan yang dipersepsikan memili

penilaian pasien baik dan memuaskan. Jika layanan kesehatan yang diterima

melampaui harapan pasien, maka kualitas layanan kesehatan dipersepsikan

sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya layanan kesehatan yang diterima oleh

pasien lebih rendah dari pada yang diharapkan oleh pasien, maka kualitas

layanan kesehatan akan dipersepsikan buruk. Pelayanan kesehatan yang baik

merupakan hak penuh masyarakat yang harus dijawab dengan kewajiban

petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang prima dan membantu

program pemerintah untuk menjamin kesehatan seluruh masyarakat. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Budiastuti (2007) dimana, pasien

dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima

mengacu pada beberapa faktor, antara lain: kualitas produk atau jasa, mutu

pelayanan, faktor emosional, harga, dan biaya. Keberhasilan yang diperoleh

suatu layanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanannya sangat

berhubungan erat dengan kepuasan pasien.


60

Kemudian satu dari tiga jurnal penelitian terdahulu menyebutkan bahwa

pasien merasa tidak puas dengan aspek Assurance hal tersebut dikarenakan

responden banyak yang tidak mengetahui latar belakang pendidikan perawat

yang menanganinya serta petugas kesehatan belum mampu sepenuhnya

memberikan kepercayaan kepada pasien.


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang didapatkan oleh peneliti didapatkan

kesimpulan bahwa :

1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia merupakan faktor yang

berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS rawat jalan dirumah sakit

dikarenakan usia memiliki pengaruh terhadap tingkat kematangan dalam

berfikir dan bekerja dengan kepuasan pasien mayoritas berusia diantara

25-44 tahun.

2. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin merupakan faktor

yang berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS rawat jalan dirumah

sakit dikarenakan perempuan memiliki resiko sakit lebih besar dari laki-

laki sehingga perempuan lebih sadar akan berasuransi kesehatan untuk

melindungi dirinya dari resiko sakit yang tidak pasti datangnya

dibandingkan laki-laki dengan kepuasan pasien mayoritas berjenis kelamin

perempuan.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan merupakan faktor yang

berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS rawat jalan dirumah sakit

dikarenakan pendidikan yang tinggi merupakan faktor seseorang untuk

dapat menerima informasi dengan cukup mudah dengan kepuasan pasien

mayoritas berpendidikan terakhir adalah SMA.

61
62

4. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan merupakan faktor yang

berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS rawat jalan dirumah sakit

dikarenakan responden yang tidak bekerja merupakan peserta PBI

(Penerima Bantuan Iuran) dengan kepuasan pasien mayoritas pekerjaannya

adalah tidak bekerja.

5. Tanglibility merupakan faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien

BPJS rawat jalan di rumah sakit hal tersebut dikarenakan kepuasan pasien

dipengaruhi oleh sarana-prasana dan fasilitas fisik yang terdapat dirumah

sakit dengan rata-rata kepuasan pasien sebesar 73,65%.

6. Reliability merupakan faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien

BPJS rawat jalan di rumah sakit hal tersebut dikarenakan kepuasan pasien

dipengaruhi oleh waktu tunggu dan durasi lamanya pelayanan yang ada di

rumah sakit dengan rata-rata kepuasan pasien sebesar 70,45%.

7. Responsiveness merupakan faktor yang berhubungan dengan kepuasan

pasien BPJS rawat jalan di rumah sakit hal tersebut dikarenakan kepuasan

pasien dipengaruhi oleh kemampuan petugas kesehatan cepat dan tanggap

untuk menyelesaikan keluhan pasien, penanganan yang dilakukan oleh

petugas kesehatan tidak berbelit-belit, dan petugas kesehatan mampu

memberikan kejelasan informasi terhadap pasien dengan rata-rata

kepuasan pasien sebesar 71,75%.

8. Empathy merupakan faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien

BPJS rawat jalan di rumah sakit hal tersebut dikarenakan kepuasan pasien

dipengaruhi oleh perhatian yang diberikan oleh petugas kesehatan


63

terhadap pasien, pemahaman petugas kesehatan terhadap keluhan pasien,

petugas kesehatan mudah dihubungi oleh pasien, petugas kesehatan

mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pasien dengan rata-rata

kepuasan pasien sebesar 66,55%.

9. Assurance merupakan faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien

BPJS rawat jalan di rumah sakit hal tersebut dikarenakan kepuasan pasien

dipengaruhi oleh kesopanan petugas kesehatan terhadap pasien,

keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh petugas kesehatan,

kemampuan kesehatan untuk memberikan jaminan terhadap pasien dengan

rata-rata kepuasan pasien sebesar 71,6%.

10. Berdasarkan analisis tiga jurnal penelitian terdahulu didapatkan bahwa

pada dua jurnal terdapat persamaan kepuasan pasien dari karakteristik

responden dan 5 dimensi kualitas pelayanan kesehatan.

B. Saran

Berdasarkan analisis dari peneliti didapatkan saran :

1. Bagi pihak rumah sakit

a. Disarankan untuk memperbaiki dan selalu meningkatkan perhatian

petugas Instalasi Rawat Jalan terhadap pasien dengan cara

menegakkan peraturan pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP yang

ada seperti 3S yaitu senyum, Salam dan Sapa bagi semua pasien yang

datang untuk menerima pelayanan di rumah sakit.

b. Disarankan untuk mengembangkan media komunikasi pendaftaran

pasien BPJS melalui sms atau telepon untuk mempercepat pelayanan.


64

c. Disarankan untuk meningkatkan kecepatan waktu pelayanan apotek

dengan menambah jumlah tenaga pada saat jam sibuk.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan survey

langsung terhadap layanan kesehatan bahwa faktor tanglibility, reliability,

responsiveness, empathy dan assurance berhubungan dengan kepuasan

pasien BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

3. Bagi Masyarakat

Disarankan kepada masyarakat sebagai responden dan pelanggan

rumah sakit untuk menyampaikan hal– hal yang berkaitan dengan

pelayanan kesehatan yang diterima kepada pihak rumah sakit sehingga

pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan pengguna jasa pelayanan

kesehatan.

4. Bagi BPJS Kesehatan

Diharapkan pihak BPJS Kesehatan dapat meningkatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yaitu alat pemeriksaan di rumah sakit yang

mempermudah pelayanan rawat jalan di rumah sakit.


65
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, 2000. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi Kedua. Jakarta :


Universitas Indonesia.

Andi Waldi., Tasman., Hartian D. 2019. Faktor-Faktor yang berhubungan


dengan Kepuasan Pelayanan Pasien BPJS di Puskesmas Kemaraya Kota
Kendari. MIRACLE Journal of Public Health, 2 (1)

Azwar, A, 2000. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Jakarta :


Binarupa Aksara.

BPJS Kesehatan. 2014. Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan. Jakarta :
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.

Fabyenne, Vasileva. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan


Pasien BPJS Kesehatan Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014. Skripsi.
Palembang : Universitas Muhammadiyah Palembang

Hasbina, W., Muhammad B., Anto J,H. 2020. Hubungan Kualitas Pelayanan
kesehatan Rawat Jalan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara.Jurnal
Komunitas Kesehatan Masyarakat, 1 ( 2)

Istiqna N. 2015. Harapan Dan Kenyataan Pasien Jkn Terhadap Pelayanan Rawat
Jalan Rumah Sakit Unhas Comparative Analysis Of Hope And Services
Received By Patient Jkn Toward Outpatient Service Quality Of Unhas
Hospital. J MKMI.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi)


Jakarta:Rineka Cipta.

Parasuraman, A.et al. 2008. Serqual : A Multiple – Item Scale forMeasuring


Customer Perceptions of Service Qualit. Jakarta : PT.Indeks.Kotler.

Rafika, Farianita . 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan kepuasan


Peseta BPJS Terhadap Pelayanan Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit
TK.III Bhakti Wira TamTama Semarang. Skripsi. Semarang : Universitas
Negeri Semarang

Soeroso, Santoso. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit.


Jakarta : EGC .

Sulastomo. 2003. Manajemen Kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

66
67

Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan


Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Suryati., Widjanarko, Bagoes., Istiarti,VG Tinoek. 2017. Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit Panti Wilasa. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
(e-Journal), 5 (5).

Suryawati C., Dharminto., Shaluhiyah. 2006. Penyusunan Indikator Kepuasan


Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. (4) 177-184.

Tjiptono F. 2014. Pemasaran Jasa- Prinsip, penerapan dan penelitian.


Yogyakarta: Andi offset

Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit.


Jakarta Indonesia : Biro Hukum Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Yuni, Triwardani. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan


Pasien BPJS Pada Pelayanan di Puskesmas Pamulang. Skripsi. Jakarta :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
68

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat layak etik


69

Lampiran 2 : Lembar Bimbingan Skripsi

Anda mungkin juga menyukai