DISUSUN OLEH:
SOPYANSYAH-1618204017
UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
2019
RESUME
SAHAM DAN ANALISIS FUNDAMENTAL, ANALISIS TEKNIKAL
SAHAM
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Keuntungan Saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal
dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu
hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang
saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada
setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor
1
membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga
Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Risiko Saham
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp
2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor
menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per
saham.
Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat
prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan
tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari
pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga
saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga
saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata
lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand
tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut
(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang
sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi
seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
2
Klasifikasi Sektor dan Subsektor
Basic industry & chemicals: industri dasar mencakup usaha pengubahan material dasar
menjadi barang setengah jadi; atau barang jadi yang masih akan diproses di sektor
perekonomian selanjutnya. Industri kimia mencakup usaha pengolahan bahan-bahan terkait
kimia dasar yang akan digunakan pada proses produksi selanjutnya dan industri farmasi.
- Cement
- Ceramics, Glass, Porcelain
- Metal And Allied Products
- Chemicals
- Plastics and Packaging
- Animal Feed
- Wood Industries
- Pulp and Paper
- Others
Miscellaneous industry: meliputi usaha pembuatan mesin-mesin berat maupun ringan;
termasuk komponen penunjangnya.
- Machinery And Heavy Equipment
3
- Automotive and Components
- Textile, Garment
- Footwear
- Cable
- Electronics
Consumer goods industry: usaha pengolahan yang mengubah bahan dasar/setengah
jadi menjadi barang jadi yang umumnya dapat dikonsumsi pribadi/rumah tangga.
- Food And Beverages
- Tobacco Manufacturers
- Pharmaceuticals
- Cosmetics and Household
- Houseware
- Others
Property, real estate, and building construction: konstruksi meliputi usaha pembuatan,
perbaikan, pembongkaran rumah dan berbagai jenis gedung. Real estate mencakup usaha
pembelian, penjualan, persewaan, dan pengoperasian berbagai macam bangunan tempat
tinggal dan bukan tempat tinggal.
- Property and Real Estate
- Building Construction
Infrastructure, utility, and transportation: usaha yang meliputi penyediaan energi, sarana
transportasi dan telekomunikasi, serta bangunan infrasruktur dan jasa-jasa penunjangnya.
Bangunan infrastruktur meliputi bangunan non gedung dan rumah.
- Energy
- Toll Road, Airport, Harbor and Allied Products
- Telecommunication
- Transportation
- Non Building Construction
Finance: usaha terkait sektor keuangan, meliputi perantara keuangan, lembaga pembiayaan,
asuransi, perusahaan efek, dan perusahaan investasi.
- Bank
- Financial Institution
- Securities Company
- Insurance
4
- Others
Trade, service, and investment: mencakup usaha perdagangan partai besar dan kecil/eceran,
serta usaha terkait sektor jasa seperti hotel, restoran, komputer dan perangkatnya, periklanan
dan media serta industri percetakan.
- Wholesale
- Retail Trade
- Restaurant, Hotel and Tourism
- Advertising, Printing & Media
- Healthcare
- Computer And Services
- Investment Company
- Others
5
3) Analisis perusahaan dan penentuan saham perusahaan mana yang terbaik.
ANALISIS INDUSTRI
6
Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam analisis fundamental.
Analisis industri biasanya dilakukan setelah kita melakukan analisis ekonomi. Dalam
analisis industri, investor mencoba membandingkan kinerja dari berbagai industri untuk
mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling menjanjikan ataupun
sebaliknya. Masalah pengelompokan industri menjadi semakin rumit ketika berhadapan
dengan banyak perusahaan yang mempunyai sekian banyak ragam lini bisnis.
Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik
untuk meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai
prospek yang menguntungkan. Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar
investor dapat menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri
yang mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik
Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan:
1) Mengestimasi earning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri.
2) Mengestimasi price earning ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai
expected earning multiplier industri.
Jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan kita peroleh nilai akhir yang
diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry). Tingkat return yang
diharapkan dari suatu industri ditentukan dengan membagi nilai akhir yang diharapkan
dari suatu industri ditambah dividen yang diharapkan dari industri, dengan nilai awal
industri tersebut pada periode sebelumnya.
Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat return harapan dari industri terhadap
tingkat return yang disyaratkan oleh investor, investor akan dapat menentukan industri
mana saja yang layak dijadikan pilihan investasinya.
Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu
industri:
1) Daur hidup industri (industry life cycle).
2) Analisis input-output.
3) Hubungan antara industri dengan ekonomi secara keseluruhan.
Ketiga teknik saling melengkapi sehingga investor dapat mengkombinasikan ketiga
teknik tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai posisi dan prospek
industri dalam berbagai skenario.
7
Faktor penting lain yang mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh suatu
industri adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut. Intensitas persaingan dalam
suatu industri akan menentukan kemampuan industri untuk tetap memperoleh tingkat
return di atas rata-rata.
ANALISIS PERUSAHAAN
Analisis perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan
layak dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa memberikan
gambaran tentang nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan kinerja manajemen,
serta prospek perusahaan di masa datang.
Dua komponen (earning per share, EPS dan price earning ratio, P/E) diutamakan
dalam analisis perusahaan karena tiga alasan:
Kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik saham.
Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning.
Adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham.
8
Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan
Di samping bisa dengan melihat laporan keuangan, analisis perusahaan juga dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Indikator penting untuk melihat
prospek perusahaan di masa datang adalah pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Dua rasio profitabilitas utama yang umumnya dipakai saat analisis ini adalah ROE
dan ROA. Apakah dan bagaimanakah mengukur ROE dan ROA?
Return on Equity (ROE): menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.
Laba bersih setelah bunga dan pajak
ROE =
Jumlah modal sendiri
Return on Asset (ROA): menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang
dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.
EBIT
ROA =
2. ANALISIS TEKNIKAL Jumlah aset
Analisis Teknikal adalah suatu metode meramalkan pergerakan harga saham dan
meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara mempelajari grafik
harga saham, volume perdagangan dan IHSG. Analisis teknikal menilai harga saham
berdasarkan refleksi harga di masa lalu dengan membaca sentimen, tren dan proyeksi yang
mungkin terjadi di masa depan.
Analisis ini juga membantu investor maupun manajer investasi dalam memperkirakan
arah pergerakan harga, membuat batas pergerakan dalam kondisi tertentu dan
menunjukkan target arah beserta risikonya.
9
Analisa teknikal mengikuti trend yang sedang terjadi di pasar, analisa teknikal
mempercayai bahwa pasar bergerak dalam trend tertentu dan trend ini akan bergerak
terus hingga terjadi perubahan permintaan dan penawaran.
Contrantian view
Strategi kontrarian, sebaliknya, berpendapat mayoritas investor saham salah dan kita
dapat memanfaatkan kesalahan ini dengan cara mengambil posisi melawan pasar
(kontra).
Support dan Resistance Level
Support dan Resistance' adalah salah satu konsep yang paling umum digunakan dalam
analisis teknikal. Memang cara penentuan garis support dan resistance ini tidak persis
sama untuk setiap trader, akan tetapi ada prinsip umum yang dapat dijadikan pedoman
untuk menentukannya.
10
Metode Subyektif
Adalah metode penentuan garis penganalisa dengan opini dan argumentasi individu
berdasarkan pengalaman. Memiliki kelemahan besar karena sangat subyektif, tetapi memiliki
keunggulan karena sederhana dan mendahului (leading) harga. Metode didasarkan pada
beberapa titik kunci (key point) analisa.
Trend
(Kecenderungan Gerakan Harga) Merupakan titik kunci yang paling mudah ditemui.
Dianalisa berdasarkan gerakan harga dalam waktu tertentu, misalnya 3 harian, mingguan,
atau tahunan.
Berdasarkan arahnya, dikenal 3 jenis trend:
Trend Up: kecenderungan harga naik
Trend Down: kecenderungan harga turun
Stagnasi: kecenderungan harga bergerak ke samping
Berdasarkan waktunya, trend dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: short term, medium term,
dan long term.
Trend utama (major trend) berlangsung dalam 3 tahap: accumulation stage, bull market
model (mark-up stage), bear market model (distribution stage).
Trend bisa ditunjukkan oleh volume transaksi. Trend akan terus berlanjut sampai ada
sinyal tertentu yang menunjukkan adanya pembalikan (reversal).
11
Lines
(Garis-Garis Penganalisa)
Merupakan alat pembantu utama dalam analisa grafik yang digambar dengan
menghubungkan titik-titik tertentu.
Terdapat 4 jenis garis penganalisa:
1. Support Line: tingkat harga di mana demand dipandang cukup kuat untuk menahan harga
jatuh lebih dalam. Support line merupakan batas psikologis peserta pasar untuk
melakukan pembelian (buy action).
2. Resistence Line: tingkat harga di mana supply dipandang cukup kuat untuk menahan
harga naik lebih tinggi. Resistence line merupakan batas psikologis peserta pasar untuk
melakukan penjualan (sell action).
3. Sensitive Line: garis horizontal yang melalui titik terendah/tertinggi yang pernah tercapai
sebelumnya. Dikenal 2 macam sensitive line, yaitu: support level & resistence level.
4. Channel Line: garis paralel yang ditarik sejajar dengan trend line. Channel line
membantu trader untuk mengetahui trading range.
12
Pattern
(Pola Harga Masa Lampau)
Gambaran sejarah bentuk-bentuk gerakan harga sekuritas di masa lampau. Analisa
didasarkan asumsi bahwa kejadian/peristiwa di alam akan berulang mengikuti suatu pola yang
pernah terjadi sebelumnya (history repeat itself).
Pola-pola yang penting di antaranya:
Reversal Pattern: merupakan bentuk/pola gerakan harga dalam pergantian kecenderungan.
Continuation pattern: merupakan bentuk/pola gerakan harga dalam melanjutkan
kecenderungan.
Character pattern: suatu pola yang tidak random dan sering berulang tetapi hanya berlaku
khusus untuk satu sekuritas tertentu.
Gap pattern: pola yang terbentuk akibat harga low hari ini lebih besar dari pada harga high
kemarin, atau sebaliknya.
13
Metode Mechanical
Adalah metode yang mendasarkan analisanya pada metode statistika melalui indikator-
indikator tertentu, sehingga bersifat obyektif, logis, dan umum. Memiliki keunggulan lebih dapat
melepaskan diri dari faktor emosi pada saat pengambilan keputusan untuk masuk-keluar pasar.
Key point yang harus diperhatikan adalah: trend dan divergence.
Moving Average
Moving Average (MA) adalah salah satu alat analisa teknikal yang menggunakan rata-rata bergerak
dengan rentang waktu tertentu dari data harga-harga historis, yang biasanya digunakan untuk harga
Penutupan (Close/Settlement). Bebarapa hal yang menyangkut alat analisa ini:
o Fungsi utamanya adalah memberikan indikasi bahwa suatu trend telah dimulai, sedang
berlangsung atau segera berakhir.
o MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam trend harga menaik akan berada di
bawah MA yang menggunakan rentang waktu lebih singkat.
o MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam trend harga menurun akan berada di
atas MA yang menggunakan rentang waktu lebih singkat
14
Relative Strength Index (Rsi)
Indikator Relative Strength Index (RSI) ini menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan
penurunan harga, yang di terjemahkan kedalam indikator yang mempunyai selang penilaian antara
0-100. Beberapa informasi yang dapat kita peroleh dari analisa dengan menggunakan RSI adalah :
o Konfirmasi kejadian overbought / oversold
o Konfirmasi kejadian positif atau negative divergence
o Konfirmasi dominasi gerakan, yaitu apakah dominan kenaikan atau dominan penurunan
Relative Strength Index menghitung rasio dari rata-rata kenaikan harga penutupan dengan rata-rata
penurunan harga penutupan dalam periode tertentu.
15
TEKNIKAL VS FUNDAMENTAL
1. Perbedaan utama fundamental dan teknikal adalah pada asumsi tentang kecepatan informasi
memengaruhi harga saham. Teknikalis percaya reaksi harga saham terhadap informasi adalah
lambat, sementara fundamentalis percaya kalau penyesuaiannya berlangsung cepat.
2. Teknikalis percaya pasar tidak efisien, sedangkan fundamentalis percaya pasar efisien tetapi
lemah. Perbedaan lain adalah fundamentalis lebih menekankan pada seleksi saham dengan
mencari nilai intrinsik dan membandingkannya dengan harga di pasar.
3. Fundamentalis berusaha menjawab pertanyaan what dan why to buy, sedangkan teknikalis
menekankan momentum atau market timing dan mencoba menjawab when to buy.
4. Asumsi teknikalis adalah harga saham bergerak dalam pola tertentu dan relatif berulang dari
waktu ke waktu. Jika fundamentalis menggunakan laba dan laporan keuangan untuk analisisnya,
teknikalis menggunakan indikator harga dan volume sebagai variabel utamanya.
5. Analisis fundamental lebih tepat untuk investor yang menggunakan strategi pasif atau buy and
hold (membeli dan terus memegangnya untuk jangka panjang). Sementara analisis teknikal
dianjurkan untuk investor dengan strategi aktif yaitu yang melakukan trading saham hampir
setiap hari.
Jika kita ingin sukses dalam trading surat berharga/saham/ forex, tidak ada jalan lain anda
harus menggunakan kedua jenis analisis. Penggunaan satu jenis analisis dengan mengabaikan jenis
analisis yang lain hanya akan memberikan hasil yang merugikan dalam jangka waktu panjang. Kedua
16
jenis analisis ini harus dipakai secara bersamaan karena keduanya saling mengisi satu sama lain.
Trader yang baik selalu mengikutsertakan kedua jenis analisis ini, tapi berapa besar porsi masing-
masing jenis analisis berbeda untuk tipe-tipe trader.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu › Analisis_fundamental_dan_teknikal
17