Anda di halaman 1dari 28

RESUME

MATA KULIAH PASAR MODAL


DAN MANAJEMEN KEUANGAN

TEORI PASAR MODAL & PEMBENTUKAN PORTOFOLIO


(PORTFOLIO SELECTION)

DOSEN PEMBINA MATA KULIAH:


Dr. H. ISLAHUZZAMAN, S.E., M.Si., Ak

DISUSUN OLEH:
SOPYANSYAH-1618204017

UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
2019

1
RESUME

TEORI PASAR MODAL & PEMBENTUKAN PORTOFOLIO


(PORTFOLIO SELECTION)

Definisi Pasar Modal

Pasar modal pada hakekatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran
klaim jangka panjang, memungkinkan penambahan financial asset dan hutang pada saat yang
sama memungkinkan investor untuk selalu mengubah dan menyesuaikan portofolio
investasinya. Sedangkan fungsi pasar modal adalah meningkatkan aliran dana jangka panjang
dengan “kriteria pasarnya” secara efisien akan menunjang pertumbuhan rill ekonomi secara
keseluruhan.

Instrument pasar modal terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrument pemilikan
(equity) seperti saham dan instrument hutang (obligasi) seperti obligasi perusahaan, obligasi
langganan, obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dan sebagainya. Dengan
adanya pasar modal, maka perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana
sehingga Kegiatan ekonomi di berbagai sector dapat ditingkatkan. Terjadinya peningkatan
kegiatan ekonomi akan menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja yang luas yang
dengan sendirinya dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, secara langsung.
Lembaga-lembaga keuangan menjembatani jurang pemisah antara pihak yang
menggunakan dana dan pihak penyedia dana. Tanpa lembaga-lembaga perantara
sesungguhnya pasar modal tidak akan dapat berfungsi secara baik dan akan merusak
pembangunan ekonomi. Di pasar modal ada istilah pasar perdana, pasar sekunder, dan
bursa paralel.
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang,
ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen laiinnya. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain ( misalnya pemerintah ) dan sarana
bagi kegiatan berinvestasi.

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public
2
authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep
yang lebih sempit dari pasar keuangan(financial market ). Dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun
jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan dipasar modal merupakan instrumen


jagka panjang seperti saham (stock), obligasi (bond), waran (warrant), right, reksa dana
(mutual fund ), dan berbagai instrumen derivative seperti opsi (option ), kontrak berjangka
(futures), dan lain-lain.

Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pangertian yang


lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “ kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek
ynag diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

Saham biasa sebagai salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal.

Instrumen investasi di pasar modal biasa disebut sebagai efek, yaitu surat-surat
berharga umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang
pasar modal, efek adalah setiap pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham obligasi,
sekuritas kredit, tanda bukti hutang, setiap right, waran opsi, atau derivative dari efek, atau
setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.

Saham biasa ( common stock ) merupakan salah satu instrumen yang paling sering
diperjualbelikan di pasar modal. Secara sederhana saham (common stock) dapat didefenisikan
sebagai tanda penyertaan modal atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang memberikan beberapa hak kepada
pemiliknya, antara lain : Hak control (untuk memilih pemimpin perusahaan ), hak menerima
pembagian keuntungan ( dividen ), hak preemptive (hak untuk mendapatkan persentase
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan saham baru) dan hak klaim
sisa.

Membeli saham seperti halnya dengan menabung, imbalan yang akan diperoleh
dengan kepemilikan saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak
terhingga, tidak terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham sangat besar, tetapi
tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan penerbit mampu

3
menghasilkan laba yang besar maka ada kemugkinan para pemegang sahamnya akan
menikmati keuntungan yang besar pula. Karena laba yang besar tersebut, menyediakan dana
yang besar pula untuk didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen.

Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Dalam laporan keuangan


tersebut dapat dilihat besarnya laba perusahaan pada tahun yang bersangkutan, laba yang
diperoleh ini akan dialokasikan untuk dua kepentingan, yaitu dibagikan sebagai deviden dan
laba ditahan yang digunakan untuk pengembangan usaha. Pemegang saham harus bersedia
menahan atau memegang saham yang dibeli dalam waktu yang relative lama (setidaknya satu
tahun) untuk mendapatkan dividen. Dalam kurun waktu tersebut emiten sudah wajib
menerbitkan laporan keuangan untuk membagikan dividen. Meskipun demikian bisa juga
tidak perlu terlalu lama menahan saham, ini dapat terjadi kalau kita melakukan pembelian-
pembelian saham menjelang emiten membayar dividen.

Dengan kepemilikan saham, pemegang saham juga dapat memperoleh capital gain.
Capital gain akan diperoleh bila harga jual melebihi harga beli. Namun, disamping
memberikan penghasilan yang tidak terhingga, risiko yang ditanggung pemilik saham juga
relatif paling tinggi, karena pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila emiten bangkrut.
Secara normal, artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal
hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen atau menderita capital loss.

A. Mekanisme Pasar Modal

Kegiatan pasar modal dengan lembaga-lembaga perantara emisi dan bursa


Berta lembaga-lembaga perantara perdagangan adalah merupakan suatu mekanisme
yang sekaligus digerakan akan mengatur permintaan dan penawaran akan dana, dan
pengeluaran dana akan tertuju kepada sektor-sektor produksi.

Hubungan antara pemilik dana (investor) dan pengelola dana (perusahaan) dalam
pasar modal agak berbeda dibanding dengan dalam perbankan. Risiko pemilik dana
dalam pasar modal relatif lebih besar, di samping itu jangkauan sepenanya lebih
lus di banding dengan perbankan. Sehubungan dengan hal itu para investor dan juga
pemerintah berkepentingan untuk menekan risiko ter sebut sekecil mungkin, dengan
tidak menghambat mekanisme pasar modal itu sendiri. Cara mengurangi risiko itu antara
lain dengan menggunakan bantuan lembaga-lembaga perantara yang telah diberi izin
oleh pemerintah untuk beroperasi. Dengan adanya lembaga -lembaga perantara tersebut

4
maka jarak antara sumber dana (investor) dengan yang butuh dana (perusahaan)
menjadi semakin jauh, sehingga perlu adanya aturan main sebagai berikut :

1. Emiten

Emiten (calon emiten) yaitu badan usaha yang bermaksud mengeluarkan-menawarkan


efek kepada masyarakat, pertama-tama harus mengubungi perantara emisi.

2. Perantara Emisi
Yang dimaksud dengan perantara emisi di sini adalah :
a. Penjamin emisi (Underwriter)
b. Akuntan Publik

c. Perusahaan Penilai (Appraisal Company)

3. Badan Pelaksana Pasar Modal

Setelah diadakan penilaian oleh perusahaan penilai dan pemeriksaan oleh Akuntan
Publik, calon emiten mengajukan permohonan pendaftaran emisi kepada Bapepam
melalui Perusahaan Penjamin, dengan melampirkan pernyataan pendaftaran,
prospektus dan laporan keuangan (pasal 3 ayat (1) Surat Keputusan Menteri
Keuangan No.. KEP 1672/MK/IV/12/1976).

4. Bursa Efek,

Untuk setiap permohonan yang mendapat persetujuan dari peinipinan


Bapepam diberikan Surat izin menawarkan efek di Bursa (pasal 10 ayat (1) Surat.
Keputusan Menteri Keuangan No KEP1672/MK/IV/12/1976). Setelah izin emisi
diterima, penawaran pertama dilakukan dengan penjualan perdana di luar bursa
dalam batas waktu yang telah ditentukan. Dalam penjualan perdana tersebut
biasanya yang dilayani adalah pembeli-pembeli besar, seperti dana pensiun, perusahaan
asuransi, bank- tabungan, PT. Danareksa, yayasan-yayasan dan perusahaan penjamin.

Apabila batas penjualan perdana telah habis, maka penjualan selanjutnya harus
melalui makelar dan komisioner di Bursa dan efek itu saat diperdagangkan secara
tertutup atau secara terbuka. Secara tertutup, maksudnya penawaran diajukan dalam
amplop tertutup. Secara terbuka artinya tawar menawar secara langsung di bawah
pimpinan kol.

5
5. Perantara perdagangan efek
Efek yang sudah tercatat di bursa hanya boleh diperdagangkan melalui perantara
perdagangan efek. Yang dimaksud dengan perantara perdagangan efek adalah makelar
dan komisioner efek.

a. Makelar adalah makelar yang dimaksud dalam KUHP yang melakukan usaha
di bidang pembelian clan atau penjualan efek untuk kepentingan orang lain dengan
memperoleh imbalan.

b. Komisioner adalah komisioner sebagai dimaksud dalam KUHP yang melakukan


usaha di bidang pembelian clan atau penjualan efek untuk diri sendiri clan atau
untuk orang lain dengan memperoleh imbalan.

6. Investor/pemodal
Sebelum membeli atau menjual efek, investor perlu meng adakan pilihan yang
tepat tentang :
Efek yang dibeli hendaknya terdaftar pads Daftar Kurs Resmi yang dikeluarkan oleh Bursa
Efek Indonesia. Makelar dan komisioner yang diminta untuk melaksanakan
amanat/order supaya yang terdaftar sebagai anggota Kurs Efek Indonesia.

Setelah menentukan pilihan efek yang akan dibeli sampai kanlah aunanat/order
anda secara tertulis ataupun secara lisan dengan perantaraar tilpon tetapi kemudian disusuli
secara tertulis kepada makelarpicomisioner yang anda pilih dengan menyebutkan :

– Jumlah nominal atau lembar

– Nama efek dan emitennya


– Kurs (harga)

– Syarat-syarat lain (seperti batas waktu berlakunya aiiianat/6rder dan cars


penyelesaiannya.

Hanya dengan jalan demikian anda dapat membatasi atau mengurangi risiko
dalam jual bell efek, sampai seminimum mungkin.

7. Risiko, Return, dan Diversifikasi


1) Risiko Investasi

Risiko dapat diartikan sebagai berikut:


6
a. Kesempatan timbulnya kerugian
b. Probabilitas timbulnya kerugian
c. Penyimpangan aktual dari yang diharapkan
d. Probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan

Jadi jika kita mengatakan bahwa suatu investasi mempunyai risiko, berarti bahwa
investasi tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang pasti. Dengan kata lain, risiko
dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari
tingkat keuntungan yang diharapkan. Memang tidak semua pihak sepakat merumuskan risiko
dalam artian ini. Sebagai contoh, ada yang mengukur risiko sebagai probabilitas menderita
kerugian. Tetapi dalam teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan
menyimpang dari yang diharapkan. Karena itu risiko mempunyai dua dimensi, yaitu
menyimpang lebih besar atau lebih kecil yang diharapkan.

Dalam konteks portofolio pasar, risiko investasi (total risk) terdiri dari dua komponen,
yaitu:

a. Risiko sistematis ( systematic risk )


Merupakan risiko pasar yang bersifat umum karena risiko ini mempengaruhi pada tiap
sekuritas atau portofolio di dalam pasar secara keseluruhan. Risiko ini terjadi karena
kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat dihindari oleh para
investor, misalnya : perubahan keadaan perekonomian secara keseluruhan, masa boom,
masa resesi, terjadinya inflasi dan sebagainya.

b. Risiko tak sistematis ( unsystematic risk )


Merupakan risiko yang unik atau khusus untuk perusahaan-perusahaan tertentu dan
terlepas dari faktor-faktor perekonomian, politik, atau faktor-faktor lainnya. Misalnya
terjadi lonjakan teknologi, bertambahnya pesaing yang memproduksi produk serupa dan
sebagainya. Risiko semacam ini dapat dihindari ( avoidable ) atau diperkecil melalui
diversifikasi ( diversible ).

Ada tiga kelompok investor yang berprilaku tidak sama dalam menghadapi risiko,
antara lain:

1. Risk Averse, yaitu investor yang mengharapkan return atau tingkat pengembalian lebih
tinggi bila risiko meningkat.
7
2. Risk indifferent, yaitu investor yang bersedia menerima return atau tingkat pengembalian
yang tetap walaupun risiko meningkat.
3. Risk Seeking, yaitu investor yang bersedia menerima tingkat pengembalian/return yang
menurun walaupun risiko meningkat.

2) Return Investasi
Pengembalian investasi atau biasa juga disebut sebagai tingkat keuntungan investasi
atau investment return dapat diartikan sebagai penerimaan atau penghasilan dari suatu
investasi, berupa aliran kas dan atau kenaikan dalam nilai investasi yang diperoleh investor
dimasa mendatang. Seperti diketahui bahwa tidak semua jenis investasi memberikan tingkat
pengembalian (return) yang pasti seperti deposito dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) . Ada
jenis investasi yang memberikan return yang bervariasi, sehingga cenderung menyebabkan
fluktuasi terhadap pendapatan yang diterima oleh investor, investasi semacam ini dikenal
sebagai investasi berisiko (risky investment) yaitu sarana investasi yang mungkin
memberikan tingkat pengembalian realisasi (realized return) yang menyimpang dari tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return).

Tingkat pengembalian realisasi merupakan hasil dari investasi diukur dari


pengembalian yang diperoleh dalam periode waktu tertentu, umumnya satu tahun.
Pengembalian realisasi sama dengan perubahan dalam nilai investasi dalam kurun waktu
tertentu dibagi dengan nilai investasi,sedangkan tingkat pengembalian yang diharapkan
adalah rata-rata distribusi probabilitas tingkat pengembalian yang mungkin diperoleh.

Dalam merancang suatu portofolio, para investor senantiasa berupaya


memaksimumkan expected return dari investasi mereka, dengan mempertimbangkan tingkat
risiko tertentu yang akan mereka terima. Investor biasanya melakukan perkiraan terhadap
expected return portofolio mereka, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya
nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.

Jenis-jenis return menurut Jogiyanto ( 2000; 107) terbagi atas dua bagian yaitu:

1. Return realisasi ( realized return ) adalah merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi ini dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi sangat penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan dan berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi ( expected return ) dan risiko di masa yang akan datang.

8
2. Return ekspektasi ( expected return ) adalah return yang diharapkan akan diperoleh
investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,
return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

3) Diversifikasi Portofolio

Pengertian diversifikasi portofolio

Secara umum portofolio dapat diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa


aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga.
Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial, maupun keduanya.
Pembentukan portofolio berangkat dari suatu diversifikasi investasi seorang investor dengan
tujuan untuk mengoptimalkan return sekaligus meminimumkan tingkat risiko yang akan
dihadapi. Sesuai dengan pendapat Fabozzi (1999: 73) yang menyatakan bahwa “ diversifikasi
portofolio diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat
mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan “.

Menurut Andrias Harefa (2004) dalam artikelnya mengatakan bahwa diversifikasi


portofolio adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai
instumen investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi
ini biasa disebut dengan alokasi asset ( asset allocation ).

Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa dengan diversifikasi akan mengurangi


risiko yang akan ditanggung oleh investor. Jika suatu saham nilainya jatuh, sedang saham
lainnya naik, maka kerugian dan keuntungan ini diharapkan akan saling mengkompensir
sehingga fluktuasi pendapatan investor tidak akan begitu tajam. Berbeda dengan
pengembalian yang diharapkan dari portofolio, yang merupakan rata-rata tertimbang dari
pengembalian yang diharapkan oleh masing-masing sekuritas yang membentuk portofolio.
Risiko portofolio bukan merupakan penimbangan sederhana rata-rata tertimbang sekuritas
tunggal dalam portofolio. Risiko suatu portofolio tergantung pada:

1. Jumlah sekuritas dalam portofolio


2. Proporsi masing-masing sekuritas dalam portofolio
3. Risiko masing-masing sekuritas yang membentuk portofolio
4. Kovarian (koefisien korelasi ) antar tingkat keuntungan sekuritas dalam portofolio

9
Karena bukan merupakan rata-rata tertimbang dari risiko sekuritas tunggal dalam
portofolio, maka tidak jarang kita temukan risiko dari pengembalian sekuritas-sekuritas
individual jauh lebih besar dari risiko portofolio dan pengembalian rata-rata dari suatu
sekuritas individual lebih rendah dari pengembalian portofolio. Frank J.Fobozzi(1999:261)
mengatakan bahwa diversifikasi ditimbulkan oleh penggabungan sekuritas-sekuritas yang
pengembaliannya tidak saling berkorelasi secara sempurna, sehingga menguranig risiko
portofolio.

Pengembalian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian-pengembalian


sekuritas-sekuritas individual, berapapun banyaknya sekuritas dalam portofolio tersebut.
Secara teoritis, jika dapat mengumpulkan sekuritas-sekuritas dalam jumlah yang memadai
dan memiliki tingkat pengembalian yang tidak berkorelasi (negatif sempurna) maka risiko
portofolio dapat dihilangkan seluruhnya. Namun, situasi ini jarang ditemukan dalam
keuangan riil, tempat dimana pengembalian-pengembalian tersebut cenderung bereaksi
terhadap sejumlah faktor yang sama (misalnya siklus bisnis, dan suku bunga).

Jadi walaupun sebagian besar risiko total portofolio dapat dikurangi melalui
diversifikasi, risiko tersebut tidak dapat dihilangkan seluruhnya. Untuk mengetahui seberapa
besar dari risiko total portofolio, harus dibedakan antara risiko tidak sistematis yang bisa
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi dengan risiko sistematis yang tidak bisa
dihilangkan melalui diversifikasi. Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut sebagai
risiko total, keadaan semacam ini ditunjukkan pada gambar

Pengurangan risiko dengan diversifikasi

Standard deviasi

10
---------------------------------------------------------------------------------------

Risiko tidak sistematis

( dapat terdiversifikasi )

--------------------------------------------------------------------------------------

Risiko Total

Risiko Sistematis

( tidak dapat terdiversifikasi )

Jumlah Sekuriti

Bentuk-bentuk diversifikasi portofolio

Telah diketahui bahwa risiko yang dapat didiversifikasi adalah risiko yang tidak
sistematis (berdasarkan gambar 2.1). Menurut Jogiyanto (2000;162) mengatakan bahwa
risiko yang dapat didiversifikasikan adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik
dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi terhadap risiko ini sangat penting untuk investor,
karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor
dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara:

a. Diversifikasi dengan banyak aktiva


Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, maka semakin dekat
nilai rata-rata dengan nilai ekspektasi dari populasi. Hukum ini disebut dengan hukum
jumlah besar. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-
masing sekuritas secara statistik adalah independent.

b. Diversifikasi secara Random


Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih
sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang

11
relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih
sekuritas secara acak.

c. Diversifikasi secara Markowitz


Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang
mempunyai korelasi lebih kecil dari + 1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin
banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio.
Dengan menggunakan metode Markowitz, maka diversifikasi ini dapat dibuktikan secara
matematis.

1. Tingkat Pengembalian (return) Sekuritas Tunggal


Tingkat pengembalian (return) yang akan dilihat dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Return terealisasi (realized return)


Return terealisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikutip dari
Jogiyanto (1998:86):

Rit =

Pit - Pit-1
Pit-1
Dengan notasi:

R it = Return saham i pada periode t

P it = Harga saham i pada periode t

P it-1 = Harga saham i pada periode yang lalu ( t-1)

b. Market return
Menurut Jogiyanto (1998:162), untuk menghitung tingkat pengembalian pasar akan dihitung
dengan rumus:

IHSGt - IHSGt-1
Rm =
IHSGt-1
Keterangan:

Rm = Tingkat Pengembalian Pasar Piode t

12
IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir periode t

IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir periode


sebelumnya (t-1)

c. Return Ekspektasi
Untuk menghitung return ekspektasi saham tungggal digunakan rumus yang dikutip
dari Jogiyanto (1998:164):

E(Ri) = аi + ß i E ( Rm)

E(Ri) = Tingkat Pengembalian yang diharapkan dari saham i

ai = Notasi titik potong (komponen dari Ri yang independent


terhadap Rm)

ßi = Beta sekuritas saham i (koefisien yang mengukur perubahan Ri


akibat dari perubahan Rm )

E ( Rm) = Return Ekspektasi indeks pasar (nilai rata-rata Rm ).

Menurut Frank J. Fobozzi (1999:266) nilai a dan ß dari suatu sekuritas atau portofolio
hanya bisa diestimasikan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi.

2. Tingkat Pengembalian (return) Portofolio


Tingkat pengembalian (return) portofolio dihitung dengan rumus yang dikutip dari
Jogiyanto (1998:175) yaitu: n

E (R p ) =∑ { Wi E(Ri)}

i =1

keterangan: E (R p ) = Return Ekspektasi dari Portofolio

Wi = Porsi saham i terhadap seluruh saham di portofolio

E(Ri) = Return Ekspektasi dari saham ke i

n = Jumlah dari sekuritas tunggal dalam portofolio

3. Resiko Total Sekuritas Tunggal


Menurut Jogiyanto (1998:167), resiko total sekuritas tunggal dihitung dengan rumus:
13
σi² = ß i ² . σ m ² + σei ²

Keterangan:

σi² = Resiko total ( varian ) saham i

ß i ² . σ m ² = Resiko sistematis saham i

σei ² = Resiko tak sistematis saham i ( kesalahan residu saham i )

4. Resiko Total Portofolio


Resiko total portofolio merupakan penjumlahan dari resiko pasar (unsystematis risk)
dan resiko unik (unsystematic risk), diukur oleh varian portofolio, dikutip dari Jogiyanto
(1998:176):

σp² = ß p ² . σm ² + ( ∑ wi . σei ) ²

i=1

keterangan : σ p ² = Varian/resiko total portofolio

ß p ² . σm ² = Resiko Pasar portofolio

wi σei ² = Resiko unik Portofolio

Berdasarkan dari data harga saham bulanan tersebut, selanjutnya penulis


menghitung tingkat pengembalian saham sekuritas tunggal yang terealisasi (Realized
return) dengan menggunakan rumus Realized return, yaitu:

Rit =

Pit - Pit-1
Pit-1
1. Selanjutnya dihitung Return pasar untuk digunakan dalam menghitung return ekspektasi
saham sekuritas tunggal. Rumus yang digunakan dalam menghitung return ekspektasi
digunakan rumus:
E(Ri) = аi + ß i E ( Rm)

14
2. Setelah return saham sekuritas tunggal diperoleh, penulis selanjutnya menghitung besar
risiko dari saham sekuritas tunggal dengan menggunakan rumus:
σi² = ß i ² . σ m ² + σei ²

3. Setelah diperoleh risiko dan return saham sekuritas tunggal, dilakukan analisis terhadap
risiko dan return portofolio dengan porsi yang sama sebesar 1/36 atau 0,0278 yang
menunjukkan bahwa telah dilakukan diversifikasi. Untuk risiko dan return portofolio
digunakan rumus:
Risiko Portofolio : n

σp² = ß p ² . σm ² + ( ∑ wi . σei ) ²

i=1

Return Portofolio : n

E (R p ) =∑ { Wi E(Ri)}

i =1

4. Langkah selanjutnya dilakukan analisis perbandingan dengan menguji hipotesis-hipotesis


antara :
a. Risiko sekuritas tunggal dengan risiko portofolio.
b. Return saham sekuritas tunggal dengan
Alat analisis yang digunakan dalam menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, penulis
menggunakan Uji T berpasangan (paired sample T test) yang ada pada program SPSS
versi 12.0.

1 Return Realisasi Saham Sekuritas Tunggal

Tingkat pengembalian (return) merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi, atau return ekspektasi yang belum terjadi
tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Tabel 5.1 menyajikan hasil perhitungan
return saham selama periode Januari sampai Desember dirumuskan:

Rit Pit - Pit-1


= Pit-1

15
Dengan menggunakan harga saham (lampiran 1) diperoleh hasil perhitungan realisasi
saham selama tahun 2006 (Januari s/d Desember) yang dapat dilihat pada lampiran 2. setelah
diketahui return realisasi 36 emiten selama tahun 2006, dapat diambil rata-rata return saham
tersebut dengan metode rata-rata aritmatika dengan rumus:

R A = ( R1+ R2+...+Rn) / n

Dengan notasi :

RA = Rata-rata return

R1 = Return periode ke 1

R2 = Return periode ke 2

Rn = Return periode ke n

n = Jumlah observasi

2 Return Ekspektasi Saham Sekuritas Tunggal

Untuk menghitung return saham yang diharapkan investor (expected return)


digunakan rumus berdasarkan model indeks tunggal yaitu dengan rumus:

E(Ri) = аi + ß i E ( Rm)

Keterangan: E(Ri) = Return Ekspektasi Saham i

аi = Notasi titik potong saham i

ßi = Beta sekuritas saham i

E ( Rm) = Return ekspektasi indeks pasar

Nilai Rm dapat dilihat pada lampiran 3. sedangkan untuk nilai nilai a dan ß suatu
sekuritas ataupun portofolio diestimasikan dengan menggunakan analisis regresi dimana
return pasar (IHSG) sebagai variabel independent (X) dan return saham sebagai variabel
dependent (Y), Hal ini dilakukan untuk mencari nilai titik potong/konstanta (a) dan nilai
koefisien regresi (b) yang digunakan sebagai variabel dalam perhitungan return ekspektasi
saham. (Fobozzi: 1999)
16
Risiko Sekuritas Tunggal
Dalam berinvestasi selain menghitung return ekspektasi dari saham, juga harus
menghitung seberapa besar risiko yang harus diperhitungkan, karena antara return dan risiko
sangat erat kaitannya dan merupakan dua hal yang tidak terpisah dan sama pentingnya
dipertimbangkan dalam hal keputusan berinvestasi.

Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur risiko sekuritas tunggal yaitu
dengan menggunakan model indeks tunggal. Berdasarkan model ini risiko saham yang
dinotasikan dengan varian return (σ i ² ) terbagi atas dua bagian yaitu risiko yang
berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu ( ß il ² . σ l ² ) dan risiko unik masing-
masing saham (unique risk) yaitu σei ² . rumusnya:

σi² = ß il ² . σ l ² + σei ²

dengan notasi:

σi² = Risiko total (varian) saham i

ß il ² . σ l ² = risiko sistematis saham i

σei ² = risiko unik saham i (kesalahan residu saham i)

Perhitungan dari risiko total masing-masing sekuritas dimulai dengan menentukan


kesalahan residu untuk tiap periode dari masing-masing sekuritas (eit), yang dilanjutkan
dengan penentuan nilai ekspektasi dari kesalahan residu (E(ei)), dan diakhiri dengan
perhitungan standar deviasi kesalahan residu (σei) masing-masing saham (lampiran 4).

Analisis Return dan Risiko Portofolio


Setelah diperoleh nilai return dan risiko uantuk masing-masing sekuritas tunggal,
selanjutnya kita akan mencari nilai dari return dan risiko portofolio untuk mengukur
perubahan yang akan terjadi setelah dilakukan diversifikasi portofolio.

1 Return Portofolio

Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return realisasi


masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara matematis, return
portofolio dihitung menggunakan:

17
R p =∑ Wi . Ri

i =

Keterangan:

R p = Return realisasi portofolio

W i = Porsi saham i terhadap seluruh saham dalam portofolio

Ri = Return realisasi dari saham i

n = Jumlah dari sekuritas tunggal dalam portofolio.

Adapun return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return


ekspektasi masing-masing sekuritas di dalam portofolio. Rumus yang digunakan:
n

E (R p ) =∑ { Wi E(Ri)}

i =1

Keterangan:

E (R p ) = Return Ekspektasi dari Portofolio

Wi = Porsi saham i terhadap seluruh saham di portofolio

E(Ri) = Return Ekspektasi dari saham ke i

n = Jumlah dari sekuritas tunggal dalam portofolio

Berdasarkan hasil perhitungan return realisasi dan ekspektasi saham sekuritas tunggal
yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka nilai return realisasi dan portofolio
dapat dihitung. Dengan porsi yang sama untuk masing-masing sekuritas tunggal yaitu sebesar
1/36 = 0,0278 atau 2,78%, maka perhitungan portofolio yang terdiri dari 36 emiten saham
perusahaan industri barang-barang konsumsi yang ada di BEJ,

Risiko Portofolio

Kita tahu bahwa return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh return
sekuritas tunggal yang masuk dalam portofolio. Namun tidak halnya dengan risiko portofolio,

18
risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing
sekuritas tunggal. Sama halnya dengan metode yang digunakan dalam perhitungan risiko
sekuritas tunggal, risiko total portofoliopun diukur dengan menggunakan model indeks
tunggal yang dinotasikan dengan varian portofolio (σ p ² ). Di dalam varian portofolio juga
terkandung dua komponen risiko, yaitu risiko sistematis/pasar portofolio ( ß p ² . σm ²) dan
risiko tidak sistematis portofolio/unik portofolio. Rumus yang digunakan adalah sebagai:
n

σp² = ß p ² . σm ² + ( ∑ wi . σei ) ²

i=1

keterangan :

σp² = Varian/resiko total portofolio

ß p ² . σm ² = Resiko Pasar portofolio

(wi σei) ² = Resiko unik Portofolio

8.Tata Cara Perdagangan Efek (PAU UGM, 1990)


Perdagangan efek di Bursa Reguler dan di Bursa Paralel diselenggarakan masing-masing
oleh BAPEPAM dan Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang
dilaksanakan setiap hari kerja Senin sampai Jum'at. Waktu pelaksanaan di Bursa reguler
dilaksanakan dalam 2 session yaitu : session pertama, jam 10.00- 12.00 WIB dan session
ke dua, jam 13.00 - 14.00 WIB
Khusus untuk hari Jumat, session ke dua tidak diadakan.
Waktu penyelenggaraan di Bursa Paralel dilaksanakan hanya 1 (satu) session yaitu
jam 09.00 - 10.00 WIB. Sistem yang digunakan dalam perdagangan efek maupun tata cara
jual belinya:

1. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Reguler


Sistem perdagangan di bursa reguler dilaksanakan dalam dua sistem, yaitu Sistem Kol dan
Sistem Terus Menerus.
a. Sistem Kol
adalah sistem perdagangan yang dipimpin oleh petugas Bursa yang disebut pimpinan
Kol. Efek yang diperdagangkan dengan sistem Kol adalah efek yang untuk pertama

19
kalinya dicatatkan di Bursa dan dilakukan selama 2 (dua) hari secara berturut-turut,
setelah itu efek baru diperdagangkan dengan Sistem Terus Menerus.
Pada sistem Kol ini ada 2 (dua ) macam sistem, yaitu Sistem Kol Terbuka dan Sistem
Kol Tertutup.
Pada sistem Kol Terbuka, pimpinan Kol akan menyebutkan nama dan catatan kurs
terakhir suatu efek satu persatu secara berurutan sesuai dengan urutan yang
tercantum dalam daftar kurs resmi (DKR), kemudian anggota bursa akan melakukan
penawaran jual beli. Tawar menawar yang dilakukan oleh anggota bursa akan
berlangsung sampai terjadi persesuaian harga. Penawaran anggota bursa
dilakukan dengan angkat tangan dan berteriak Apabila suatu efek telah terjadi suatu
kurs/kesepakatan harga, maka pimpinan kol akan beralih ke efek lainnya. Pada Sistem
Kol Tertutup, pengajuan penawaran tidak di lakukan secara terbuka dengan
mengangkat Langan dan berteriak menyebutkan jurnlah dan harganya, tetapi
penawaran dilakukan dengan mengajukan penawaran dalam amplop tertutup.
b. Sistem Terus Menerus
Pada sistem ini perdagangan efek dilakukan oleh para anggota bursa secara
langsung tanpa melalui Pimpinan Kol, akan tetapi ada pejabat bursa yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan sistem ini. Pada sistem ini, para anggota
Bursa secara serentak meninggalkan tempat duduk setelah bursa dibuka oleh pejabat
bursa untuk menuliskan tawarannya di papan-papan tulis masing-masing efek yang
tersedia.
Jumlah pesanan maupun penawaran harga yag telah dicantumkan pada papan kurs
oleh anggota bursa tidak dapat dicabut kembali, apabila penawaran telah ditutup oleh
anggota bursa lain. Tawar menawar antara anggota bursa akan berlangsung terus
sampai terjadi persesuaian harga. Baik perdagangan dengan Sistem Kol maupun
perdagangan dengan Sistem Terus Menerus, terjadinya perubahan kurs ditentukan
dalam jumlah minimum 500 lembar saham. Sedangkan perhitungan perubahan kurs
(fraksi) ditetapkan sebesar Rp.25,- per point. Penyelesaian selanjutnya terhadap
efek setelah terjadi transaksi yang dilakukan oleh anggota Bursa, yaitu dengan
menggunakan Nota Transaksi dan atau Akta Pemindahan Hak yang ditangani
penjual dan pembeli atau kuasanya serta dilegalisir oleh pejabat bursa. Semua
transaksi di Bursa adalah transaksi tunai yang jangka waktu penyelesaiannya dilakukan
selambat-Iambatnya 4 (empat) hari tertutung sejak terjadinya transaksi.

20
2. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Paralel
Sistem perdagangan di Bursa Paralel dilakukan dengan Sistem Terus-menerus. Masing-
masing membentuk pasar (market maker) mempunyai papan tulis untuk tawar manawar
dengan para pialang
dengan membentuk harga saham. Sistem perdagangannya terbagi dalam 5 (lima)
periode, di mana setiap periode terdiri dari 15 menit. pelaksanaannya dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Pra Periode Perdagangan
Adalah masa penyesuaian harga penawaran dan harga pem belian bagi para
pembentuk pasar. Periode ini dilaksanakan pukul 08.45 - 09.00 WIB.
b. Periode Satu
Periode satu ini dilaksanakan berdasarkan daftar harga pedoman pada point a di
atas yag tereatat di lantai infonnasi dan dilakukan oleh para wakil pembentuk
pasar beserta perantara perdagangan efek dan pedagangan efek. Periode satu
ini dilaksanakan pada pukul 09.00--09.15 WIB.,
c. Periode Dua
Periode dua ini diawali dengan mencatatkan lagi harga pena waran dan harga
pembelian baru (bila ada) pada papan daftar harga di lantai informasi. Periode
ini dilaksanakan pukul 09.15- 9.30 WIB.
d. Periode Tiga
Periode tiga ini prosedumya perdagangannya sama dengan periode dua di
atas dan dilaksanakan pukul 9.30-9.45 WIB.
e. Periode Empat
Periode empat ini, prosedur perdagangannya sama dengan periode dua
dan tiga s erta diakhiri dengan penutupan. Pelaksanaannya pukul 9.45-
10.00 WIB.
f. Setiap kali menetapkan harga penawaran dan harga pembelian, pembentukan pasar
wajib menyerahkan slip harga tersebut kepada petugas lantai infonnasi yang
membubuhi paraf dan cap dari pembentuk pasar.
B. Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa

Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS


(Jakarta Automatic Trading System). Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh
21
Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI (Kliring Penjamin Efek
Indonesia). Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang
dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa atas
nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam DTB, termasuk
Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena:

 Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka
Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh
Bursa; dan atau
 Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS; dan atau

 Kelalaian atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian Peralatan Penunjang


dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau

 Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau
aplikasi Anggota Bursa Efek.

1. Segmen Pasar di Bursa

 Pasar Reguler;

 Pasar Tunai;

 Pasar Negosiasi.

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan pada Pasar
Tunai dan di Pasar Negosiasi pada sesi I.

Penyelesaian Transaksi

22
Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada Waktu JATS.

Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa:

 Jam Perdagangan Pasar Tunai:

Pesanan Nasabah.

Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah hanya pesanan terbatas
(limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas
harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.

Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh
ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau
menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di
Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.

Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot)
Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak
menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).

23
Satuan perubahan harga (fraksi)

AutoRejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah
harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh
JATS (auto rejection).

Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:

Kelompok Harga Batasan Auto Rejection


Harga < Rp 100 50%
Rp 100 < Harga < Rp 500 35%
Rp 500 < Harga < Rp 2.500 30%
Rp 2.500 < Harga < Rp
25%
5.000
> Rp 5.000 20%

Tawar menawar patokan harga Auto Rejection berpedoman pada:

 Harga Previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di Bursa;


 Harga Pra-Pembukaan bila terbentuk harga pembukaan di Pra-Pembukaan.

 Harga Teoritis untuk saham yang sudah diperdagangkan di Bursa yang  melakukan
tindakan korporasi (Corporate Action);

 Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di Bursa;

 Harga wajar yang ditetapkan oleh pihak independen untuk saham yang berasal dari
Perusahaan Publik atau saham dari Bursa lain.

 Auto rejection saham yang baru tercatat di bursa (hari pertama) adalah 2x parameter
di atas.

24
Pra-pembukaan

Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan. Anggota


Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan
satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan Auto Rejection. Harga
Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli
terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode Pra-
pembukaan. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-
pembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan
atau permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.

Pasar Reguler
Penawaran jual atau permintaan beli telah dimasukkan ke dalam JATS diproses JATS
memperhatikan:
1. Prioritas harga (price priority):
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan
beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
2. Prioritas-Waktu-(timePriority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS
memberikan prioritas kepada pe rmintaan beli atau penawaran jual yang diajukan
terlebih dahulu.

Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Sedangkan
penambahan jumlah Efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli untuk tingkat
harga yang sama diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun permintaan beli baru.
Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran
jual dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS.
Pasar-Negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara
individual (negosiasi secara langsung) antar:
 Anggota Bursa atau
25
 Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
 Nasabah dengan Anggota Bursa atau
 Anggota Bursa dengan KPEI
Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS.
Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan
tampilan informasi (advertising) dan bisa di ubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan
dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara
penawaran jual dan permintaan beli di JATS.
Penyelesaian Transaksi Bursa
 Pasar Reguler dan Pasar Tunai
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursa
jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.
- Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3 (T+3).
- Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0).
Penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan
ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek
dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI. Dalam
hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan
uang pengganti (ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125%
(seratus dua puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di
Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama;
Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya sebagaimana
di atas. Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada
KPEI sebagaimana tercantum dalam DHK Netting, maka kewajiban Anggota Bursa tersebut
wajib diselesaikan sesuai dengan Peraturan KPEI. Anggota Bursa yang tidak memenuhi
kewajibannya dalam penyelesaian Transaksi Bursa dilarang melakukan kegiatan perdagangan
Efek di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan ke Bursa bahwa semua kewajiban Anggota
Bursa tersebut telah terpenuhi dan Anggota Bursa dapat dikenakan sanksi sesuai dengan
Peraturan Bursa.

Penyelesaian-Transaksi-Bursa-Pasar-Negosiasi
Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara Per-transaksi (tidak netting). Bila tidak
26
ditetapkan, maka penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari
Bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi (T+3) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya
transaksi (T+0) khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan
secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dan tidak dijamin KPEI.

Biaya Transaksi
Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung
berdasarkan nilai pertransaksi Anggota Bursa sebagai berikut:

* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.

Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua juta
Rupiah) per bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPABnya dibekukan;
Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan selambat-lambatnya pada
hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh
pada hari Sabtu atau hari Minggu atau hari libur maka kewajiban dimaksud efektif pada hari
kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus)
setiap hari kalender keterlambatan.
Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambat-lambatnya 5 Hari Bursa
setelah lampaunya batas waktu pembayaran, maka Anggota Bursa  tersebut disamping
dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan diselesaikannya seluruh kewajiban
pembayaran biaya transaksi dan dendanya.Informasi detil mengenai tata cara perdagangan
Efek bisa dilihat dalam Peraturan BEI Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek.
Gambar 1 : Mekanisme Perdagangan Di Bursa Efek

27
 

28

Anda mungkin juga menyukai