Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS TENTANG APRESIASI SENI

BUDAYA LUKISAN RADEN SALEH


"KAPAL DILANDA BADAI "

NAMA : YOZHA EXSHEILA CARSEMADOVA


E.S
KELAS : XII IPS 3
PELAJARAN : SENI BUDAYA
2020/2021
Judul lukisan : Kapal Dilanda Badai
Nama pelukis : Raden Saleh
Tahun : 1837
Media : Cat minyak pada kanvas
Ukuran : 97 x 74 cm
Aliran : Romantisme
A. DESKRIPSI
Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Kapal Dilanda Badai” (1837) ini merupakan ungkapan
khas karya yang beraliran Romantisisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin
mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan
menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah- pecah. Dari
petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis,
emosional, misterus, dan imajiner. Namun demikian, para seniman Romantisisme sering juga
berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.

Dalam lukisan “Kapal Dilanda Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh
mengungkapkan perjuangan yang dramatis, yakni dua buah kapal dalam hempasan badai
dahsyat di tengah lautan. Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan
terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas,
secercah sinar matahari yang memantul ke arah gulungan ombak, hal ini lebih memberi
tekanan suasana yang dramatis.
Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai Romantisisme, namun tema-tema karya
lukisannya bervariasi, dramatis, dan mempunyai elan vital yang tinggi. Karya-karya Raden
Saleh tidak hanya terbatas pada pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan
binatang yang bergulat dalam tragedi. Sebagai contoh, lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran
Hutan). “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di
Jawa). “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro). Meskipun demikian,
Raden Saleh belum sadar (sepenuhnya) berjuang menciptakan seni lukis Indonesia, tetapi
dorongan hidup yang diungkapkan tema-temanya sangat inspiratif bagi seluruh lapisan
masyarakat, lebih-lebih kaum terpelajar pribumi yang sedang bangkit nasionalismenya.
Noto Soeroto dalam tulisannya “Bij het 100ste Geboortejaar van Raden Saleh” (Peringatan
ke-100 tahun kelahiran Raden Saleh), tahun 1913, mengungkapkan bahwa dalam masa
kebangkitan nasional, orang Jawa didorong untuk mengerahkan kemampuannya sendiri. Akan
tetapi, titik terang dalam bidang kebudayaan (kesenian) tidak banyak dijumpai. Untuk itu,
kebersihan Raden Saleh diharapkan dapat membangkitkan perhatian orang Jawa pada
kesenian nasional.
B. ANALISIS

NO ASPEK YANG DIAMATI URAIAN HASIL PENGAMATAN


1. Unsur-unsur rupa yang 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di
menonjol alam dan terlihat nyata. Bentuk plastis yang berarti
bentuk benda yang dapat dilihat dan dirasakan
karena memiliki unsur nilai dari benda tersebut.
Contohnya kapal.
2. Tekstur, tekstur semu tidak memiliki kesan yang
sama antara penglihatan dan perabaan. tekstur semu
ini bisa terbentuk karena kesan perspektif dan gelap
terang.
3. Gelap terang terjadi karena adanya perbedaan
intensitas cahaya yang diterima oleh suatu objek.
Suatu gambar akan terbentuk karena adanya gelap
terang. Gelap terang menimbulkan kesan tekstur
dan kedalaman. Contohnya tampak pada lukisan
yaitu warna pada awan dan laut.
2. Objek yang tampak Dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah
lautan dengan suasana tampak lebih menekan oleh
kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi
yang menghancurkan salah satu kapal, serta dari sudut
atas, secercah sinar matahari yang memantul ke arah
gulungan ombak.
3. Bagian objek yang paling Kapal yang terombang-ambing di laut saat terjadi badai.
menarik
4. Makna simbolik pada unsur, Tema dalam lukisan berjudul badai adalah kekacauan
objek, atau tema jiwa manusia. Makna dalam lukisan tersebut adalah
perasaan gejolak jiwa manusia hidup di dunia yang
penuh dengan tantangan.

Anda mungkin juga menyukai