Anda di halaman 1dari 9

Program Studi D3 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta


2019

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP


PERKEMBANGAN KELUARGA PASANGAN BARU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR

Yayuk Aprilina1, Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep,2


1
Mahasiswa Prodi D3-Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
keplexqiu99@gmail.com
2
Dosen Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
baktikitaa@gmail.com

ABSTRAK
Tahap perkembangan keluarga pasangan baru (beginning family) merupakan
tahap dimana suatu keluarga yang baru menikah dan belum mempunyai anak.
Tahap perekembangan keluarga pasangan baru salah satunya mendiskusikan
memiliki anak atau perencanaan KB. Penanganan yang diberikan untuk mencegah
kurangnya pengetahuan yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan pada
tahap perkembangan keluarga pasangan baru tentang KB dan jenis-jenis alat
kontrasepsi. Studi Kasus ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
pada tahap perkembangan keluarga pasangan baru tentang keluarga berencana.
Metode studi kasus dan pengambilan sampel yang digunakan yaitu pada keluarga
pada tahap perkembangan keluarga pasangan baru. Alat bantu pendidikan
kesehatan menggunakan media leaflet tentang KB, hal tersebut efektif untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga pada tahap perkembangan keluarga pasangan
baru. Metode pengambilan data dengan menggunakan pendekatan studi kasus
yang dilaksanakan pada tanggal 22-26 Februari 2019. Hasil pengelolaan asuhan
keperawatan menunjukan bahwa peningkatan pengetahuan keluarga meningkat
ditandai dengan adanya peningkatan nilai kuesioner pre-test 6 dan post-test 10
dengan jumlah soal 10.

Kata kunci: Tahap perkembangan keluarga pasangan baru, pendidikan kesehatan,


keluarga berencana.
Diploma 3 Nursing Study Program
STIKes Kusuma Husada Surakarta
2019

FAMILY NURSING CARE IN THE DEVELOPMENT STAGE OF


NEWLY MARRIED IN THE WORKING AREA OF GONDANGREJO
PUBLIC HEALTH, KARANGANYAR

Yayuk Aprilina1, Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep,2


1
Student of Diploma 3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada
Surakarta
keplexqiu99@gmail.com
2
Lecturer of Diploma 3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma
Husada Surakarta baktikitaa@gmail.com

ABSTRACT
The beginning family development stage is the stage where a family is
newly married and does not have children. The family development stage of the
new couple discusses possessing children or planning family planning. Handling
provided to prevent a lack of knowledge is to provide health education at the
family development stage of the beginning family about family planning and
types of contraception. This case study aimed to increase family knowledge at the
beginning family development stage of family planning. Case study methods and
sampling utilized in families at the development stage of beginning family. Health
education instrument applied a leaflet about family planning. It was effective to
increase family knowledge at the family development stage of beginning family.
Data collection method conducted a case study approach carried out on 22-26
February 2019. The results of the nursing care management showed an increase in
family knowledge which indicated by an increase in the pre-test questionnaire
score 6 and post-test 10 with the total number of questions 10.

Keywords: The Family Development Stage of Beginning Family, Health


Education, Family Planning.
PENDAHULUAN MOW 5,3%, kondom 2,4%, dan
Keluarga pasangan baru MOP hanya 0,9%. Kabupaten/kota
merupakan pembentukan keluarga dengan presentase tertinggi adalah
dimulai dari perkawinan seorang Rembang yaitu 83,5 persen, diikuti
laki-laki dengan perempuan serta Semarang 83,2%, dan Pemalang
perpindahan dari status lajang ke 81,5%. Kabupaten/kota dengan
hubungan baru yang intim serta persentase terendah yaitu Tegal
mulai meninggalkan keluarganya dengan 71,4%, diikuti Cilacap
masing-masing (Andarmoyo, 2012). 71,5%, dan Sukoharjo 74,4%.
Masalah yang terjadi pada pasangan Belum maksimalnya
yang baru menikah antara lain : penggunaan KB pada masyarakat
membina hubungan intim yang dapat menyebabkan meningkatnya
memuaskan, menetapkan tujuan jumlah penduduk yang ada di
bersama, mendiskusikan rencana Indonesia. Hal ini dikarenakan
memiliki anak atau KB, persiapan ketidakdisiplinan dalam pengunaan
menjadi orang tua, memahami alat kontrasepsi yang dinilai akan
prenatal care (pengertian kehamilan, berpengaruh terhadap efektivitas
persalinan dan menjadi orang tua), fungsi kontrasepsi sebagai pencegah
membina hubungan dengan orang kehamilan. Akibatnya, banyak
lain, teman dan kelompok sosial pasangan usia subur yang hamil
(Harnilawati,2013) diluar kehendak karena belum
Menurut data Kemenkes RI waktunya untuk hamil dan
(2012) angka keikutsertaan KB menjadikan Indonesia dengan jumlah
menunjukan peningkatan sangat penduduk sebanyak 252.124.458
kecil hanya 0,5% dalam 5 tahun jiwa dengan luas wilayah
terakhir, baik pada semua cara KB 2
1.913.378,68 km dan kepadatan
maupun pada cara modern, Target penduduk sebesar 131,76 jiwa/km2
RPJM (Rencana Pembangunan (BKKBN, 2015).
Jangka Menengah) untuk cara Berdasarkan data diatas bahwa
modern sebesar 60,1% dan MDGs peningkatan jumlah penduduk yang
(Millenium Development Goals) relatif masih tinggi, menekan untuk
2015 sebesar 65% namun capaian mengikuti program Keluarga
2012 baru sebesar 57,9%. Menurut Berencana. Kurangnya sosialisasi
Kemenkes RI (2016) persentase tentang alat kontrasepsi yang
peserta KB baru terhadap pasangan membuat kurangnya pengetahuan
usia subur di Indonesia pada tahun dan kesadaran masyarakat tentang
2015 sebesar 13,46%. Angka ini pentingnya program Keluarga
lebih rendah dibandingkan capaian Berencana. Program Keluarga
tahun 2014 sebesar 16,51%. Berencana dapat menekan jumlah
Menurut Dinkes Jawa Tengah penduduk yang terus meningkat,
(2015) peserta KB aktif Provinsi melahirkan anak-anak yang
Jawa Tengah tahun 2015 sebesar berkualitas, karena adanya waktu
78,24% dengan metode kontrasepsi yang cukup unuk mengasuh anak,
yang banyak digunakan oleh peserta mempersiapkan pendidikan,
KB aktif adalah suntikan 56,2%, pil menciptakan keluarga yang
14,1%, implant 12%, IUD 9%, sejahtera, dan mengurangi bahaya
yang berhubungan dengan kehamilan individu, keluarga, kelompok atau
yang terlalu dekat jaraknya atau pada masyarakat secara keseluruhan ingin
wanita yang pernah mengalami hidup sehat, tahu bagaimana caranya
banyak kehamilan (BKKBN, 2015). dan melakukan apa yang bisa
Keluarga berencana (KB) adalah dilakukan (Bria, 2014).
usaha peningkatan kepedulian dan STUDI KASUS
peran serta masyarakat melalui Studi kasus ini telah
pendewasaan usia perkawinan, dilaksanakan pada 22-26 Februari
pengaturan, kelahiran, pembinaan 2019 dengan empat kali kunjungan
ketahanan keluarga dan peningkatan rumah di Desa Wonorejo Kidul,
kesejahteraan keluarga untuk Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
mewujudkan keluarga kecil bahagia Karanganyar, Jawa Tengah.
sejahtera (Soleha, 2016). KB dalam Studi kasus ini menggunakan
pengertian khusus adalah keluarga metode pendidikan kesehatan dengan
berencana dalam kehidupan sehari- menggunakan alat bantu leafleat
hari berkisar pada pencegahan pada keluarga tahap perkembangan
konsepsi atau pencegahan terjadinya keluarga pasangan baru.
pertemuan antara sel mani Studi kasus ini mengambil
(Spermatozoa) dari pria dan sel telur subjek pada keluarga dengan tahap
(ovum) dari wanita sekitar keluarga pasangan baru dan
persetubuhan (Irianto, 2014). pengambilan subjek pada studi kasus
Pendidikan kesehatan adalah ini yaitu satu keluarga yang
gabungan berbagai kegiatan dan tercantum pada kartu keluarga.
kesempatan yang berlandaskan Fokus studi kasus ini
prinsip-prinsip belajar untuk berfokus pada asuhan keperawatan
mencapai suatu keadaan, dimana keluarga dengan tahap
individu, keluarga, kelompok atau perkembangan keluarga baru.
masyarakat secara keseluruhan ingin Pengumpulan data dilakukan
hidup sehat, tahu bagaimana caranya dengan menggunakan wawancara,
dan melakukan apa yang bisa observasi, pemeriksaan fisik,
dilakukan (Bria, 2014). dokumentasi dan angket.
Edukator merupakan salah satu HASIL DAN PEMBAHASAN
peran perawat, peran perawat Pada studi kasus ini
sebagai edukator yaitu perawat dilakukan implementasi yaitu
mampu meningkatkan kesadaran memberikan pendidikan kesehatan
masyarakat untuk pentingnya tentang KB dengan alat bantu
kesehatan melalui penyuluhan leafleat untuk meningkatkan
kesehatan. Dalam penyuluhan pengetahuan keluarga tahap
kesehatan perawat dapat memberikan perkembangan keluarga baru.
edukator pada masyarakat secara Pendidikan kesehatan secara
luas dalam masalah kesehatannya. terstruktur dilakukan sekali dan
Penyuluhan kesehatan adalah setiap kunjungan berikutnya
gabungan berbagai kegiatan dan dilakukan evaluasi pendidikan
kesempatan yang berlandaskan kesehatan dengan melakukan tanya
prinsip-prinsip belajar untuk jawab kepada keluarga.
mencapai suatu keadaan, dimana
Penyuluhan atau pendidikan KESIMPULAN
kesehatan lebih efektif dalam Setelah penulis melakukan asuhan
meningkatkan pengetahuan dari pada keperawatan keluarga pada tahap
hanya dengan menggunakan metode perkembangan keluarga pasangan
leafleat saja, karena ada faktor luar baru di wilayah kerja Puskesmas
yang mempengaruhi keberhasilan Gondangrejo kabupaten Karanganyar
penyuluhan atau pendidikan yang meliputi pengkajian, penentuan
kesehatan. Faktor-faktor tersebut diagnosa, intervensi keperawatan,
yaitu faktor penyuluh, faktor sasaran, implementasi keperawatan, dan
dan faktor proses penyuluhan, dilihat evaluasi keperawatan.
dari faktor penyuluh, mungkin pada 1. Pengkajian
saat penyuluhan atau pendidikan Pengkajian dilakukan pada
kesehatan, penyuluhan menguasai tanggal 22 Februari 2019. Selama
materi, berpenampilan baik dan menjadi pasangan suami istri
sopan, penggunaan bahasa yang keluarga Tn. A mengatakan
dipahami klien, serta saat belum pernah ada petugas
penyampaian yang menarik. Dari kesehatan yang datang untuk
faktor sasaran, tingkat pendidikan memberikan penyuluhan atau
klien, sosial ekonomi, dan kondisi pendidikan kesehatan tentang KB
lingkungan yang mendukung acara dan jenis-jenis alat kontrasepsi
penyuluhan atau pendidikan sehingga keluarga Tn. A belum
kesehatan. Dari proses penyuluhan, faham betul apa itu keluarga
penyuluh dank lien memiliki waktu berencana dan apa saja jenis-jenis
yang tepat dan menggunakan alat KB serta saat ditanya keluarga Tn.
peraga yang dapat menarik perhatian A tampak kebingungan untuk
klien. menjawab pertanyaan yang
Table 1. Peningkatan skor sebelum diajukan oleh penulis.
dan sesudah Pendidikan Kesehatan 2. Diagnosa Keperawatan
tentang KB pada Keluarga Tn. A Diagnosa yang muncul
Pre- Post- pada asuhan keperawatan
test test keluarga Tn.A adalah kurang
Variabel efektifnya koping keluarga
Pengetahuan 6 10 (00074) dengan hasil skoring
prioritas masalah asuhan
Dari tabel diatas menunjukan adanya keperawatan keluarga yaitu 2 2/3
peningkatan pengetahuan sebelum yang terdiri dari sifat masalah:
diberikan pendidikan kesehatan dan aktual dengan skor 3,
sesudah diberikan pendidikan kemungkinan masalah dapat
kesehatan. Saat pengkajian klien diubah: sebagian dengan skor 1,
mendapat skor 6 dengan menjawab 6 kemungkinan masalah dapat
soal benar dan 4 soal salah. Jumlah dicegah: cukup dengan skor 2,
pernyataan yang terdapat pada menonjolnya masalah: masalah
kuesioner yaitu 10 pernyataan dan tidak dirasakan skor 0.
saat evaluasi skor meningkat menjadi 3. Intervensi Keperawatan
10 dengan kuesioner yang sama. Intervensi yang ditegakkan
pada diagnosa keperawatan
kurang efektifnya koping keluarga 4. Implementasi Keperawatan
(00074) adalah setelah dilakukan Implementasi yang
tindakan keperawatan selama 4 x dilakukan penulis untuk
kunjungan keluarga diharapkan meningkatkan kurang efektifnya
koping keluarga menjadi efektif koping keluarga dengan intervensi
dengan kriteria hasil dapat yang sudah disusun selama 4x
memenuhi lima fungsi keluarga, kunjungan rumah dari tanggal 22-
antara lain : 1. Keluarga mampu 26 Februari 2019. Penulis
mengenal masalah: pengelola menekankan pemberian
stress (1862), 2. Keluarga mampu pendidikan kesehatan tentang
mengambil keputusan: keluarga berencana dan jenis-jenis
berpartisipasi dalam memutuskan alat kontrasepsi.
keperawatan kesehatan (1606), 3. 5. Evaluasi Keperawatan
Keluarga mampu melakukan Evaluasi hari terakhir
perawatan: koping keluarga tanggal 26 Februari 2019
(2600) dan fungsi keluarga didapatkan data subjektif kelurga
(2602), 4. Keluarga mampu Tn. A megatakan sudah mengerti
memodifikasi lingkungan: tentang KB dan jenis-jenis alat
komunikasi (0902) dan kontrasepsi. Data objektif
pengambilan keputusan (0906) didapatkan keluarga tampak
dan 5. Kemampuan kooperatif dalam menjawab
memanfaatkan fasilitas pelayanan pertayaan yang diajukan,
kesehatan: perilaku mencari pengetahuan keluarga Tn. A
pelayanan kesehatan (1603). meningkat ditandai dengan
Untuk mencapai kriteria perbedaan nilai angket sebelum
hasil diatas diberikan intervensi, dan sesudah diberikan pendidikan
antara lain: 1. Pendidikan kesehatan dan keluarga Tn. A
kesehatan tentang keluarga Tampak sudah tidak bingung lagi
berencana dan jenis-jenis alat untuk menentukan alat
kontrasepsi (5510), 2. Dukungan kontrasepsi. Analisis: keluarga
membuat keputusan dengan bantu mampu memenuhi 5 fungsi
klien dalam menentukan alat kesehatan keluarga yaitu keluarga
kontrasepsi (5250), 3. Konseling: mampu mengenal masalah
memfasilitasi keluarga untuk kesehatan, keluarga mampu
bertanya tentang KB (5240), 4. mengambil keputusan, keluarga
Peningkatan keterlibatan mampu merawat anggota
keluarga: dalam hal ini keluarga, keluarga mampu
peningkatan partisipasi keluarga memodifikasi lingkungan, dan
(7110), 5. Mendengar aktif dalam keluarga mampu memanfaatkan
hal ini mendengarkan apa yang fasilitas pelayanan kesehatan.
diungkapkan oleh keluarga Planning: keluarga Tn. A mampu
tentang kurangnya pengetahuan memanfaatkan fasilitas kesehatan.
keluarga tentang KB (4920), dan SARAN
6. Mengunjungi fasilitas 1. Bagi Perawat
kesehatan (7560). Karya Tulis Ilmiah ini
dapat menjadi salah satu alternatif
untuk melakukan implementasi Bria, Eurusia. 2014. Hubungan
keperawatan dalam asuhan Peran Tenaga Kesehatan
keperawatan keluarga pada tahap Dalam Memberikan
perkembangan keluarga pasangan Konseling KB Dengan
baru. Penggunaan Alat
2. Bagi Puskesmas Kontrasepsi pada Wanita
Mampu memberikan Pasangan Usia Subur di
pelayanan dan mempertahankan Puskesmas Rafae Kabupaten
hubungan kerja, baik antara tim Bela Nusa Tenggara Timur
kesehatan dengan klien. Sehingga Vol.4 No.2.
dapat meningkatkan mutu Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita
pelayanan asuhan keperawatan Selekta
keluarga dan komunitas
khususnya mengenai pendidikan Kuisioner Pengetahuan dan
kesehatan KB. Sikap Dalam Penelitian
3. Bagi Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Dapat meningkatkan mutu Medika.
pelayanan pendidikan yang lebih Dharma, K.K. 2013.Metodologi
berkualitas dan professional Penelitian Keperawatan.
sehingga dapat tercipta perawat Jakarta: CV. Trans Info
professional, terampil, inovatif, Media.
dan bermutu memberikan asuhan Dinkes Jawa Tengah. 2015. Profil
keperawatan secara menyeluruh Kesehatan Provinsi Jawa
berdasarkan kode etik Tengah Tahun 2015.
keperawatan. Semarang: Dinkes Jawa
REFERENSI Tengah.
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Harnilawati. 2013. Konsep dan
Keperawatan Keluarga. Proses
Jakarta: EGC.
Andarmoyo. 2012. Keperawatan Keperawatan Keluarga.
Keluarga. Yogyakarta: Graha Sulawesi Selatan: Pustaka As
Ilmu. Salam.
Arum & Sujiatini. 2011. Panduan Irianto, Koes. 2014. Pelayanan
Lengkap Pelayanan Keluarga Keluarga Berencana.
Berencana Terkini. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta: Nuha Medika. Kemenkes RI. 2012. Situasi
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keluarga Berencana di
Keperawatan. Jakarta: EGC. Indonesia. Jakarta: Kemenkes
A.Wawan & Dewi. 2011. Teori dan RI.
Pengukuran Pengetahuan, Kemenkes RI. 2016. Profil
Sikap, dan Perilaku Manusia. Kesehatan Indonesia 2015.
Cetakan II. Yogyakarta: Jakarta: Kementrian
Nuha Medika. Kesehatan RI.
BKKBN.2015. Keluarga Berencana Murwani.2014. Pendidikan
& Kesehatan Reproduksi. Kesehatan
Jakarta. dalam
Keperawatan, edk 2.
Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.
Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rinka Cipta.
Riasmini, Ni Made. Dkk.
2017.Panduan

Asuhan
Keperawatan: Individu,
Keluarga, Kelompok dan
Komunitas Dengan
Modifikasi Nanda, ICNP,
Noc dan Nic di Puskesmas
dan Masyarakat. Jakarta:
Penerbit Universitas
Indonesia (Ui- Press).
Saifuddin. 2010. Buku Panduan
Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, edk 2. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: CV.
Alvabeta.

Anda mungkin juga menyukai