Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA

Laporan ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Praktek Kerja Lapangan II

OLEH :
NI KADEK AYU DWIANA MEGA PUTRI
NIM. 1706091006

PRODI D3 KEBIDANAN
JURUSAN ILMU OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK “MS” DENGAN
SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA IBU HAMIL RESIKO
TINGGI OLEH KARNA USIA 15 TAHUN DI BANJAR PASAR, DESA
YEHEMBANG, KEC. MENDOYO, KABUPATEN JEMBRANA.
TANGGAL 02 – 05 Juni 2020
Dosen Pembimbing : Wayan Sugandini, S.ST., M.Pd

OLEH :
NI KADEK AYU DWIANA MEGA PUTRI
NIM. 1706091006

PRODI D3 KEBIDANAN
JURUSAN ILMU OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK “MS” DENGAN


SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA IBU HAMIL RESIKO TINGGI
OLEH KARNA USIA 15 TAHUN DI BANJAR PASAR, DESA
YEHEMBANG, KEC. MENDOYO, KABUPATEN JEMBRANA.
TANGGAL 02 – 05 Juni 2020

DENGAN INI DISAHKAN PADA

HARI :
TANGGAL : JUNI 2020

Mengetahui
Pembimbing Institusi

(Wayan Sugandini,S,ST., M.Pd)


NIP. 19630303 198307 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah penulis berhasil menyelesaikan laporan yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Bapak “MS” dengan Dengan Salah Satu
Anggota Keluarga Ibu Hamil Resiko Tinggi Oleh Karna Usia 15 Tahun di Banjar
Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jemberana, tanggal
02-04 Mei 2020” tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah
Asuhan Kebidnan Komunitas pada Praktek Kerja Lapangan II. Dimana penulis
melakukan pengkajian data pada sebuah keluarga binaan yang berada di Banjar
Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jemberana. Dalam
penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh berbagai pihak. Maka dari itu melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Jampel selaku Rektor Universitas Pendidikan


Ganesha atas izin dan motivasinya.
2. Bapak Ketut Budaya Astra, S.Pd, M.Pd selaku Dekan Fakultas Olahraga
dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha atas izin dan motivasinya.
3. Bapak dr. Putu Suriyasa, MS.PKK., Sp. OK selaku Ketua Jurusan Ilmi
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha atas izin dan
motivasinya
4. Ibu Luh Nik Armini, S.ST., M.Keb Ketua Jurusan Kebidanan Universitas
Pendidikan Ganesha atas izin dan motivasinya.
5. Ibu Wayan Sugandini, S.ST., M.Pd selaku dosen pembimbing Asuhan
Keluarga yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
laporan ini.
6. Keluarga Bapak ”MS” yang telah bersedian menjadi KK Binaan selama
menyelesaikan laporan ini.

iii
Penulis mengetahui laporan ini tidak luput dari kesalahan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
menunjang kesempurnaan laporan ini dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Om Santhi, Santhi, Santhi, om

Yehembang, Juni 2020

penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................... v
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
1.2 Tujuan....................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum...............................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................................2
1.3 Cara Pengumpulan Data........................................................................................3
1.3.1 Wawancara....................................................................................................3
1.3.2 Studi Dokumentasi.......................................................................................4
1.3.3 Observasi.....................................................................................................4
1.3.4 Pemeriksaan Fisik........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga....................................................................................................5
2.2 Konsep Permasalahan Keluarga...........................................................................12
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Keluarga .................................................................24
BAB 3 MANAJEMEN ASUHAN KELUARGA
3.1 Pengkajian............................................................................................................30
3.1.1 Identitas Keluarga......................................................................................30
3.1.2 Ibu Hamil...................................................................................................35
3.1.3 Pengetahuan Keluarga Terkait Peran Serta Masyarakat...........................38
3.2 Analisa Data Pada Keluarga
3.2.1 Diagnosa....................................................................................................38
3.2.2 Masalah Kesehatan/Kebidanan dalam Keluarga.......................................39
3.2.3 Prioritas Masalah.......................................................................................39
3.3 Perencanaan.........................................................................................................40
3.4 Pelaksanaan...........................................................................................................41
3.5 Evaluasi ................................................................................................................43
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan Dengan Resiko Sangat Tinggi............................................................46
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................49
5.2 Saran ...................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Poedji Rochjati .................................................................................14

Tabel 2.2 Skala Prioritas dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga...............27

Tabel 3.1 Susunan Anggota Keluarga.......................................................................30

Tabel 3.2 Diangnosa Keluarga...................................................................................38

Tabel 3.3 Ibu Hamil Resiko Tinggi............................................................................39

Tabel 3.4 Perencanaan (Intervensi).............................................................................40

Tabel 3.5 Pelaksanaan (Implementasi)......................................................................41

Tabel 3.6 Evaluasi.......................................................................................................43

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Bapak “MS” ..........................................................31

Gambar 3.2 Denah Rumah Keluarga Bapak “MS”................................................... 35

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota (Duval,1972 dikutip dari setiadi, 2008). Keluarga adalah satuan unit
terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantung satu sama lain,(Nasrul Effendy, 2005). Asuhan
Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai
masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut  mereka
hadapi karena ketidak tahuan, ketidakmauan, dan ketidak mampuan dalam
mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
masalah kesehatan.
Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin
lamanya hamil yaitu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari (Prwirohardjo,2002:89).
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis namun dapat diikuti proses patologis
maupun disertai resiko tinggi yang mengancam keadaan ibu dan janin.
Wanita dengan kehamilan resiko tinggi perlu memperhatikan perawatan
kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi tersebut.
Pada tahun 2017 di Provinsi Bali masih terdapat 77,6 % terdapat ibu
hamil dengan resiko tinggi, di Kabupaten Jembrana masih terdapat 75,1 %
terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi sedangkan pada tahun 2018 tidak
terjadi perubahan berarti pada angka kejadian ibu hamil resiko tinggi. Hal ini
perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemegang program. Berdasarkan data
di Desa Yehembang wilayah kerja Puskesmas Mendoyo II tahun 2019 ini
sudah didapatkan data ibu hamil pada bulan Desember pada K1 berjumlah 18
orang dengan jumlah cakupan K1 ibu hamil resiko tinggi sebanyak 9 orang
dan resiko sangat tinggi 2 orang.

1
2

Menurut Manuaba (2013), penyebab dari makin tingginya angka resiko


tinggi pada ibu hamil yaitu karena kondisi ibu, umumnya kondisi fisik ibu
sangat mempengaruhi pada kehamilan yang dialaminya. Usia yang paling
tepat untuk hamil yaitu 20-35 tahun dan tinggi ideal untuk ibu hamil yaitu
minimal 145 cm. Apabila dari segi umur dan tinggi badan tidak memadai
makan ibu akan mengalami kehamilan resiko tinggi. Selain hal tersebut, factor
penyebab lainnya yaitu dari factor lingkungan yang mana dapat
mempengaruhi ibu sehingga mereka jarang memperhatikan makanan yang
mereka konsumsi dan jarang menyadari pemeriksaan rutin kehamilannya
sehingga ini mengakibatkan resiko tinggi semakin meningkat.
Menurut Depkes RI (2010), berbagai upaya dari kegiatan
penanganan kehamlan resiko tinggi antara lain dilakukan dengan pendeteksian
dini terkait dengan kehamilan resiko tinggi, kunjungan ke rumah ibu hamil bila
ditemukan ibu hamil yang tidak pernah melakukan ANC secara rutin,
pemerikssan ANC secara rutin,
Masalah inilah yang menjadi dasar penulis mengambil kasus pada
keluarga Bapak. “MS” di Br. Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo,
Kabupaten Jembrana.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan komunitas dalam mengasuh
keluarga untuk mengupayakan hidup sehat dan mencapai derajat kesehatan
yang optimal melalui upaya preventif, promotif yang dilakukan secara
terpadu, terarah dan berkesinambungan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam melakukan kegiatan praktek asuhan kebidanan komunitas pada
keluarga, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data secara
lengkap di asuhan kebidanan pada keluarga Bapak “MS” dengan
salah satu anggota keluarga ibu hamil G1P0A0 uk 24 minggu 3
3

Hari janin hidup intra uteri dengan resiko tinggi oleh karena usia
15 tahun
2. Mahasiswa mampu melaksanakan analisa serta interpretasi
data secara lengkap di asuhan kebidanan pada keluarga Bapak
“MS” dengan salah satu anggota keluarga ibu hamil G1P0A0 uk
24 minggu 3 Hari janin hidup intra uteri dengan resiko tinggi
oleh karena usia 15 tahun
3. Mahasiswa mampu menyusun prioritas masalah di
asuhan kebidanan pada keluarga Bapak “MS” dengan salah satu
anggota keluarga ibu hamil G1P0A0 uk 24 minggu 3 Hari janin
hidup intra uteri dengan resiko tinggi oleh karena usia 15 tahun
4. Mahasiswa mampu merumuskan perencanaan di asuhan
kebidanan pada keluarga keluarga Bapak “MS” dengan salah
satu anggota keluarga ibu hamil G1P0A0 uk 24 minggu 3 Hari
janin hidup intra uteri dengan resiko tinggi oleh karena usia 15
tahun
5. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan di
asuhankebidanan pada keluarga keluarga Bapak “MS” dengan
salah satu anggota keluarga ibu hamil G1P0A0 uk 24 minggu 3
Hari janin hidup intra uteri dengan resiko tinggi oleh karena usia
15 tahun
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi di asuhan kebidanan
pada keluarga keluarga Bapak “MS” dengan salah satu anggota
keluarga ibu hamil G1P0A0 uk 24 minggu 3 Hari janin hidup
intra uteri dengan resiko tinggi oleh karena usia 15 tahun

1.3 Cara Pengumpulan Data


1.3.1. Wawancara
Cara pengumpulan data salah satunya dengan melakukan wawancara
dengan anggota keluarganya, wawancara di lakukan secara langsung
kepada keluarga Bapak “MS” untuk mendapatkan data secara
subjektif.
4

1.3.2 Studi dokumentasi


Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada
subjek penelitian misalnya melalui catatan kesehatan. Studi
dokumentasi pada keluarga Bapak “MS” dilakukan dengan melihat
catatan kesehatan.
1.3.3 Observasi
Dalam pembuatan laporan asuhan pada masyarakat ini kami
menggunakan tehnik observasi untuk pengumpulan data dengan
mengobservasi keadaan dari keluarga, Bapak “MS” bagaimana
lingkungan dari keluarga tersebut.
1.3.4 Pemeriksaan Fisik
Dengan melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga Bapak “MS”
Alat yang diperlukan dalam pemeriksaan fisik:
a. Spignomanimeter
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Pengukuran tinggi badan
e. Timbangan berat badan
f. Pengukuran LILA
g. Arloji bukan digital
h. Senter
i. Materline
j. Funduskup
k. Hammer patella
l. Kapas DTT dan tisue
m. Bengkok
n. APD (handscoen, celemek, mitella, dll)
,BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Pengertian Keluarga
Menurut Depkes RI (2010) dalam Effendy (2012) keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul yang tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan suatu ketergantungan.
Menurut WHO (2010) dalam Mubarok (2012) Keluarga adalah
anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui ikatan darah,
adopsi atau perkawinan.Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu atap karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing- masing dengan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya, 2013 dalam FIK- UI, 2014).
Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
suatu kelompok atau unit terkecil yang mempunyai hubungan erat karena
hubungan darah atau dengan cara perkawinan atau pengangkatan, yang
didalam perannya masing-masing serta mempertahankan kebudayaan. 

2.1.2 Struktur Keluarga


Menurut Effendy (2012) struktur keluarga adalah sebagai berikut.
1. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5
6

5. Keluarga Kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami/istri.

2.1.3 Ciri-ciri Keluarga


Menurut Effendy (2012) ciri-ciri keluarga secara umum adalah sebagai
berikut.
1. Terorganisasi
Keluarga saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga memiiki
keterbatasandalam amenjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
Sedangkan, di Indonesia ciri-ciri khusus keluarga Indonesia adalah sebagai
berikut.
1) Suami sebagai pengambil keputusan.
2) Suatu kesatuan yang utuh.
3) Bertanggungjawab.
4) Meneruskan nilai budaya-budaya bangsa.
5) Ikatan keluarga sangat erat.

2.1.4 Bentuk-bentuk Keluarga


1. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2. Keluarga besar (Ettended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi,
dan sebagainnya.
7

3. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari


wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
6. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi atau tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

2.1.5 Peranan Keluarga


Menurut Effendy (2012) berbagai peranan dalam keluarga adalah sebagai
berikut.
1. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, perlindungan, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anaknya,
perlindungan dan salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, spiritual.
2.1.6 Fungsi Keluarga (Friedman, 2008)
1. Fungsi biologis
Untuk melanjutkan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora
keluarga
8

2. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
3. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak
4. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang.
5. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan
membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang,
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
2.1.7 Lima Tugas Keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan keluarga yang tidak boleh di
abaikan, karna kesehatan berperan penting dalam keluarga.
2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga
Adapun klarifikasi nya adalah :
a. Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
b. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
di hadapi salah satu anggota keluarga?
c. Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang di lakukan
terhadap salah satu anggota keluarganya?
9

d. Apakah kepala keluarga percaya pada petugas kesehatan?


e. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau
fasilitas kesehatan?
3. Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit
Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di rasakan
keluarga (friedman,1998) Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga
memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah keperawatan keluarga,
Untuk mengetahui yang dapat di kaji yaitu :
a. Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
b. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang
perawatan yang di perlukan pasien?
c. Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien?
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki di sekitar
lingkungan rumah
b. Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaat
nya
c. Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan
rumah yang menunjang kesehatan
5. Menggunakan pelayanan kesehatan
Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana
kesehatan yang perlu di kaji tentang :
a. Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat di
jangkau keluarga
b. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c. Kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada
d. Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga

2.1.8 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers
cit Friedman, 2013) :
10

1. Pasangan baru (keluarga baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30
bulan :
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
11

4. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab,mengingatremajasudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
12

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.2 Konsep Permasalahan Keluarga


2.2.1 Konsep Kehamilan
2.2.1.1 Pengertian Kehamiln.
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2010).
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh
wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan
kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sulistyawati,
2009).
13

2.2.1.2 Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi


Resiko adalah suatu ukuran statistic epidemiologi dari
kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat darurat obstetri yang tidak
diinginkan pada masa mendatang yaitu perkiraan/prediksi akan terjadinya
komplikasi dalam persalinan dengan dampak kematian/kesakitan pada ibu
atau bayi (Prawirohardjo, 2010). Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan
yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan
yang dihadapi (Manuaba, 2010).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu
maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan
dan nifas normal (Kusmarjadi, 2008).
2.2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Risiko Tinggi
Beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang ibu
selama kehamilan, persalinan, dan nifas akan memberikan ancaman pada
kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan ini
bisa digolongkan sebagai faktor medis dan faktor non medis :
1) Faktor medis antara lain: penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan
obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi
persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetic.
2) Faktor non-medis anatara lain : kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi,
dan kepercayaan,. Status gizi buruk, sosio ekonomi yang rendah,
kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan kehamilan
secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.
2.2.1.4 Dampak Kehamilan Resiko Tinggi
Dampak kehamilan resiko tinggi bagi ibu dan janin menurut Poedji
Rochyati (2003) yaitu :
1) Bagi ibu
(1) Perdarahan yang terjadi sebelum bayi lahir dan juga perdarahan
dapat terjadi sesudah bayi lahir, infeksi dan kematian ibu
14

(2) Keadaan kesehatan ibu terganggu seperti anemia yang dapat


menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit
(3) Kekendoran pada dinding perut, tampak ibu dengan perut
menggantung, kekendoran, pada dinding rahim
(4) Kesulitan dalam melahirkan
(5) Robekan rahim pada kelainan letak lintang
(6) Robekan atau perlukaan pada jalan lahir
(7) Radang dan perforasi pada dinding rahim
2) Bagi janin
(1) Bayi lahir prematur atau lahir belum cukup bulan, sebelum umur
kehamilan 37 minggu
(2) Bayi dengan berat badan lahir rendah/BBLR <2500gram
(3) Kematian janin dalam kandungan
(4) Pertumbuhan bayi terhambat
(5) Kelainan bawaan pada bayi
(6) Kelainan kongenital seperti, spina bifida, atresia dan
hidrosefalus
2.2.1.5 Skrining Kehamilan Resiko Tinggi (Poedji Rochjati)
Skrining kehamilan resiko tinggi merupakan cara untuk
mendeteksi dini kehamilan beresiko menggunakan skor Poedji Rochjati.
Tujuan melakukan skrining pada ibu hamil adalah untuk melakukan
pengelompokan sesuai dengan risiko kehamilannya, dan mempersiapkan
tempat persalinan yang aman sesuai dengan kebutuhannya, melakukan
pemberdayaan terhadap ibu hamil, suami, maupun keluarga agar
mempersiapkan mental, biaya untuk rujukan terencana.

Tabel 2.1 Skor Poedji Rochjati


I II III IV
KEL NO Triwulan
Masalah / Faktor Resiko SKOR
I II III.1 III.2
F.R . Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
15

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4


4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9
b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
a.         a. Kurang Darah      b. Malaria,
c.         c. TBC Paru            d. Payah
11 4
Jantung
e.         Kencing Manis (Diabetes) 4
f.         Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR

Berdasarkan penentuan skor tersebut, kehamilan dikelompokkan


ke dalam kelompok kehamilan resiko rendah, kehamilan resiko tinggi, dan
kehamilan reiko sangat tinggi.
1. Kelompok resiko rendah
Ibu hamil dikatakan memiliki resiko rendah jika ibu hami tersebut
tidak memiliki penyakit penyerta yang dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan bayi. Jumlah skor untuk ibu hamil resiko rendah yaitu 2
2. Kelompok resiko tinggi
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu
maupun janinya yang berdampak kurang menguntungkan baik bagi
16

ibu maupun janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat.


Menurut Poedji Rochjati ibu hamil termasuk kelompok resiko tinggi
jika ibu hamil memiliki skor 6-10
3. Kelompok resiko sangat tinggi
Ibu hamil dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko
kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan
di rumah sakit oleh dokter spesialis. Menurut Poedji Rochyati
dikatakan kelompok resiko sangat tinggi jika ibu hamil memiliki skor
lebih atau sama dengan 12
Pada kehamilan resti kemungkinan bisa terjadi kegawatdaruratan.
Adapun faktor resiko yang dikelompokkan berdasarkan
kegawatdaruratan obstetrik dibawah ini adalah :
1) Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO)
(1) Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur ≤16 tahun, rahim dan panggul belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan
keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu
mental ibu yang belum cukup dewasa. Bahaya yang mungkin
muncul antara lain yaitu bayi lahir belum cukup umur, perdarahan
bisa terjadi sebelum bayi lahir dan juga perdarahan dapat terjadi
sesudah bayi lahir . beberapa organ reproduksi remaja putri seperti
rahim belum cukup matang untuk menanggung beban kehamilan.
(2) Primi tua
Resiko kehamilan yang akan dihadapi pada primigravida tua
hampir mirip dengan primigravida muda, hanya saja karena faktor
kematangan fisik yang dimiliki maka ada beberapa resiko yang
akan berkurang pada primigravida tua. Misalnya menurunnya
resiko cacat janin yang disebabkan kekurangan asam folat, resiko
kelainan letak janin juga berkurang karena rahim ibu diusia ini
sudah matang, panggul juga sudah berkembang. Bahaya yang
mengancam primigravida justru berkaitan dengan fungsi organ
reproduksi diatas 35 tahun yang sudah menurun sehingga bisa
17

mengakibatkan perdarahan pada proses persalinan dan pre-


eklampsia.
(3) Anak terkecil < 2 tahun
Ibu hamil yang jarak kehamilannya dengan anak terkecil kurang
dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup
istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak
masih butuh asuhan dan perhatian orangtuanya. Adapun bahaya
yang dapat terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir karena
kondisi ibu lemah, bayi premature/ lahir belum cukup bulan,
sebelum 37 minggu bayi dengan berat badan rendah / BBLR<2500
gr
(4) Grande multi
Ibu pernah hamil atau melahirkan lebih dari 4 kali. Karena ibu
sering melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui
keadaan kesehatan yang terganggu seperti anemia, kurang gizi,
kekendoran pada dinding perut, tampak ibu dengan perut
menggantung, kekendoran dinding rahim. Bahaya yang dapat
terjadi yaitu kelainan letak, persalinan letak lintang robekan rahim
pada kelainan letak lintang, persalinan lama dan perdarahan pasca
persalinan

(5) Tinggi badan ≤ 145 cm


Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm,
dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit
karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.
(6) Riwayat obstetrik buruk
Ibu hamil dikatakan memiliki riwayat obstetric buruk bila pada
kehamilan yang pertama mengalami keguguran, lahir belum cukup
bulan, lahir mati atau hidup lalu mati umur ≤ 7 hari, kehamilan
yang lalu pernah mengalami keguguran ≥ 2 kali dan pada
kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terkahir janin mati dalam
18

kandungan. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil yang


memiliki riwayat obstetrik buruk yaitu kegagalan kehamilan dapat
berulang dan terjadi lagi.
(7) Persalinan dengan tindakan
Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam. Bahaya yang dapat terjadi jika persalinan dengan
tindakan cunam yaitu radang, bila tangan penolong tidak steril,
perforasi dan perdarahan
(8) Bekas operasi sesar
Ibu hamil pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar, oleh
karena itu, pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka
operasi. Bahaya pada robekan rahim, kematian janin, dan kematian
ibu, perdarahan dan infeksi.
2) Ada Gawat Obstetri / AGO
4. Penyakit pada ibu hamil
1. Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
< 10.5 gr% pada trimester II. Ibu hamil dengan anemia
memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi dengan Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan ,perdarahan
pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan. Gejala berupa pusing, rasa
lemah, kulit pucat, mudah pingsan, dan pucat, konjungtiva
tampak pucat. Maka dari itu, ibu perlu mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan suplementasi zat besi, sebanyak 27 mg/hari.
2. Malaria
Infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
ditemukan dalam darah. Gejalanya berupa demam, menggigil,
keluar keringat, sakit kepala dan muntah-muntah. Malaria lebih
sering dijumpai pada kehamilan trimester I dan III
dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Komplikasi pada
kehamilan karena infeksi malaria adalah abortus, penyulit
19

partus (anemia, hepatosplenomegali), persalinan prematur, bayi


lahir dengan berat lahir rendah, anemia.
3. Tuberculosis paru
Suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar tuberkulosis
menyerang paru. Gejalanya berupa batuk yang lama tidak
sembuh-sembuh, batuk, darah, malaise, kurus kering.penyakit
ini tidak langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular
setelah dilahirkan. Jika TBC berat dapat menurunkan fisik ibu,
tenaga, dan ASI ikut berkurang. Adapun bahayanya yang dapat
terjadi yaitu keguguran, bayi lahir belum cukup umur, dan
janin mati dalam kandungan
4. Payah jantung
Pada pasien termasuk risiko tinggi, tidak dianjurkan untuk
hamil. Tetapi bila kehamilan telah terjadi, dianjurkan untuk
melakukan terminasi. Namun terminasi juga memiliki risiko
mortalitas pada ibu, karena vasodilatasi pembuluh darah.
Pembatasan aktivitas fisik dan tirah baring di tempat tidur
sangat dianjurkan bila timbul gejala-gejala. Seperti, cepat lelah,
sakit kepala, pingsan, edema tungkai, sianosis, dan mengeluh
bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai. Pasien dengan
risiko tinggi sebaiknya dilakukan operasi sesar yang terencana,
agar keadaan hemodinamik dapat terjaga dengan baik
5. Diabetes mellitus
Penyakit dimana tubuh tidak bisa menghasilkan insulin dalam
jumlah cukup, atau tubuh kurang bisa memaksimalkan
penggunaan insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan
oleh pankreas untuk mengubah glukosa menjadi energi.
Diabetes gestasional, atau diabetes yang terjadi pada saat
kehamilan dapat menyebabkan persalinan premature,
hidramnion, kelainan bawaan, makrosomia, kematian janin
dalam kandungan sesudah umur kehamilan 36 minggu,
20

kematian bayi perinatal. Penelitian menunjukkan bahwa wanita


berusia lebih dari 35 tahun, memiliki risiko dua kali lebih besar
dari pada wanita berusia 20-35 tahun. Ibu hamil dengan
diabetes gestasional akan menghasilkan janin yang lebih besar,
sehingga risiko bedah sesar meningkat dan mempengaruhi
kesehatan janin maupun ibunya. Sebaiknya ibu hamil dengan
diabetes menjaga pola makan, olah raga teratur dan menjaga
agar kadar gula darah normal.
6. HIV/AIDS
Bahaya yang dapat terjadi yaitu gangguan pada sistem
kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah terkena infeksi.
Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada
kehamilan adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat
lahir rendah, serta peningkatan risiko prematur. Bayi dapat
tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI.
7. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau
kurang masak, yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi.
Bahaya yang dapat terjadi yaitu infeksi pada kehamilan muda
menyebabkan abortus, infeksi pada kehamilan lanjut
menyebabkan kelainan congenital, hidrosefalus.
5. Preeklamsia Ringan
Preeklamsia ringan merupakan sindrom spesifik hipertensi dalam
kehamilan yang disertai proteinuria, edema, dan tekanan darah ≥
140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu.
6. Hamil kembar (gemelli)
Kehamilan ganda atau kembar cenderung mengalami persalinan
prematur, karena disebabkan oleh frekuensi amnion kira-kira 18
sepuluh kali lebih besar dari kehamilan tunggal. Kehamilan ini
dianggap mempunyai risiko tinggi karena: kejadian komplikasi
pada kehamilan ganda lebih tinggi yaitu, emesis gravidarum,
hipertensi dalam kehamilan, kehamilan dengan hidroamnion,
21

persalinan prematuritas, IUGR (Intra Uterine Growth Retardation),


pertumbuhan tidak sama, terjadi transfusi antara janin, dikaitkan
dengan kelainan congenital, memerlukan tindakan operasi
persalinan, menimbulkan trauma persalinan., komplikasi
postpartum seperti perdarahan postpartum akibat atonia uteri,
infeksi pueperum, subinvolusi uteri, Saat hamil dikaitkan dengan
kejadian anemia karena nutrisi dan vitamin atau Fe masih kurang.
Ibu yang memiliki riwayat dengan kehamilan kembar yang kedua
kalinya akan memiliki risiko melahirkan dengan seksio sesarea
dibandingkan dengan kehamilan yang pertama kalinya dengan
posisi letak belakang kepala.
7. Hidramnion
Hidramnion (polihidroamnion) adalah jika air ketuban melebihi
2000 cc. Terjadinya hidroamnion dapat berasal dari maternal atau
fetal yaitu: atresia esofagus dan duodenal atresia, gangguan saraf
pusat, poliuria janin, yaitu diabetes insipidus, kegagalan jantung
janin, yaitu anemia berat, infeksi kongenital, yaitu sifilis dan viral
hepatitis. Komplikasi maternal hidroamnion antara lain: morbiditas
makin tinggi karena kelainan kongenital janin, terjadi persalinan
prematuritas, lebih sering solusio plasenta, gangguan sirkulasi
retroplasenta menyebabkan hipoksia janin/ fetal distres.
8. Janin mati dalam rahim (Intra Uterine Fetal Death)
Keluhan-keluhan yang dirasakan tidak terasa gerakan janin. Perut
terasa mengecil. Pada kehamilan normal gerakan janin dapat
dirasakan pada umur kehamilan 4-5 bulan. Bila gerakan janin
berkurang, melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12
jam, kehidupan janin mungkin terancam. Dari keluhan ibu dapat
dilakukan pemeriksaan: Denyut Jantung Janin (DJJ) tidak
terdengar. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati
dalam rahim, yaitu: Gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan
dari jaringan-jaringan mati yang masuk ke dalam darah ibu.
9. Kehamilan lebih bulan/serotinus
22

Kehamilan lebih bulan atau kehamilan postterm adalah kehamilan


yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih, dihitung dari haid
pertama haid terakhir menurut rumus Naegle dengan haid rata-rata
28 hari. Persalinan yang dianjurkan adalah persalinan induksi. Bila
keadaan janin baik maka tunda pengakhiran kehamilan selama 1
minggu dan lakukan tes tanpa tekanan selama 3 hari. Bila hasilnya
positif, maka segera lakukan seksio sesarea.
10. Letak lintang
Merupakan kelaianan letak janin di dalam rahim pada kehamilan
tua yaitu kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu.
Penyebab utama letak lintang adalah relaksasi berlebihan dinding
abdomen akibat multiparitas yang tinggi, janin prematur, plasenta
previa, uterus abnormal, cairan amnion berlebih, panggul sempit.
Letak lintang dan letak sungsang merupakan indikasi seksio
sesarea, untuk keselamatan ibu maupun janin.
11. Letak sungsang
Janin terletak memanjang dengan posisi kepala di bagian bawah
perut ibu, di fundus uteri terdapat bagian besar. Penyebabnya
adalah prematuritas, multiparitas, plasenta previa, gamelli dan lain-
lain.

3) Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO


(1) Perdarahan antepartum
Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi sebelum
kelahiran bayi. Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada
ibu hamil setelah 28 minggu, disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan antepartum harus dapat perhatian penuh, karena
merupakan tanda bahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan
janinnya, perdarahan dapat keluar sedikit-sedikittapi terus-
menerus, lama-lama ibu menderita syok, nadi lemah, dan tekanan
darah menurun.
(2) Pre eklampsia berat/eklampsia
23

Pre eklampsia berat terjadi bila ibu dengan pre eklampsia ringan
tidak dirawat dan tidak di tangani dengan benar. Pre eklampsia
berat bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-kejang
menjadi eklampsia. Bahaya yang dapat terjadi yaitu bahaya bagi
ibu, dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal
2.2.2 Penanganan kehamilan resiko tinggi melalui pemeriksaan kehamilan
(ANC)
Kehamilan resiko tinggi dapat segera ditangani bila gejalanya
ditemukan sejak dini sehingga dapat dilakukan tindakan untuk
mencegahnya agar tidak parah. Penanganan kehamilan resiko tinggi dapat
diatasi dengan cara memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur
ke puskesmas atau rumah sakit, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif bila ditemukan adanya kelainan. Pemeriksaan yang dimaksud
adalah pemeriksaan ANC. Asuhan antenatal (antenatal care) meliputi
pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi mengenai
kesehatan umum baik, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
menetapkan resiko kehamiilan (resiko rendah, resiko tinggi, resiko sangat
tinggi)
Dengan melakukan pemerikasaan kehamilan secara rutin ibu hamil
dengan resiko tinggi akan mendapatkan pelayanan kebidanan yang
berkualitas melalui rujukan bila dibutuhkan. Pelayanan esensial diberikan
kepada ibu resiko tinggi yaitu ada potensi gawat obstetric/APGO, dan ada
gawat obstetric/AGO masih sehat dapat di puskesmas rawat inap dengan
PONED maupun di rumah sakit dengan PONEK dalam upaya pencegahan
proaktif adanya komplikasi persalinan. Pelayanan emerjensi adalah
penanganan bagi ibu dengan ada gawat darurat obstetric/ADGO, yaitu
perdarahan antepartum, preeclampsia berat/eklampsiadan komplikasi
persalinan dini. Melakukan kunjungan ulang ANC secara teratur akan
dapat mempererat hubungan antara ibu hamil dengan resiko tinggi dengan
tenaga kesehatan melalui komunikasi, informasi, edukasi/KIE, dengan
harapan selama kehamilan ibu akan merasa aman dan nyaman, serta
terhindar dari bahaya/komplikasi yang mengancam jiwa dan tidak terduga.
24

2.3 Konsep Manjemen Asuhan Keluarga


Dalam menyelesaikan masalah kliennya, bidan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidananan adalah
metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari
langkah-langkah penyelesaian masalah serta melakukan tindakan untuk
menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Berikut ini konsep manajemen asuhan keluarga adalah sebagai berikut :
2.3.1 Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang dilakukan bidan untuk
mengukur keadaan klien dan keluarga dengan memakai norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang
berinteraksi dan kesanggupan untuk mengatasinya.
Untuk mendapatkan data keluarga yang akurat perlu sumber
informasi dari anggota keluarga yang paling mengetahui keadaan keluarga
dan biasanya adalah ibu.Sedangkan informasi tentang potensi keluarga
dapat diperoleh dari pengambilan keputusan dalam keluarga, atau kadang-
kadang orangtua. Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Wawancara
Cara pengumpulan data salah satunya dengan wawancara,
wawancara di lakukan secara langsung kepada keluarga dengan bertatap
mukadirumah keluarga dengan melakukan wawancara kita bisa
mendapatkan data secara subjektif yang berkaitan dengan hal-hal yang
perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, social budaya, ekonomi,
kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.
2. Studi dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa,
diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluaga dan catatan
kesehatan lainnya.
3. Observasi
25

Dalam pembuatan laporan asuhan keluarga ini, menggunakan


tehnik observasi untuk pengumpulan data dengan observasi keadaan dari
keluarga, keadaan bagaimana lingkungan dari keluarga tersebut.
4. Pemeriksaan fisik
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan Pemeriksaan fisik sebagai
metode pengumpulan data yang sistematika dengan memakai indera
penglihatan, pendengaran, penciuman dan rasa untuk mendeteksi masalah
kesehatan klien.Untuk pemeriksaan fisik digunakan tekhnik inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi.
2.3.2 Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan
ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
1. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan
mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai
masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan
antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial
budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang
berpengaruh terhadap kesehatan.Hal yang harus diperhatikan yaitu
perkembangan kesehatan keluarga, keadaan lingkungan, sosial budaya
setempat.

2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil
analisis.Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan
penyebabnya serta masalah potensial. Dalam perumusan masalah yang
terdapat bukanlah rumusan permasalahan individu melainkan permasalah
kesehatan keluarga merupakan cermin kesehatan keluarga, yang harus
diperhatikan adalah bagaimanakah ancaman kesehatan, kegagalan
menetapkan kesehatan, keadaan kegawatdaruratan, serta 3K keluarga
dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
26

3. Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah dikelompokkan menjadi :
a. keadaan tidak atau kurang sehat
b. ancaman kesehatan
c. keadaan sejahtera
2) Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinan keberhasilan
untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan
intervensi keperawatan dan kesehatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. pengetahuan yang ada sekarang, tekhnologi, dan tindakan untuk
menangani masalah.
b. sumber data keluarga : fisik, keuangan, tenaga
c. sumber data perawat : pengetahuan,keterampilan, waktu
d. sumber data lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
3) Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratna masalah yang
akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan:
a. lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
b. tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk
memperbaiki masalah.
c. adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual
dan menjadi parah.
4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan diatasi melalui intervensi keperawatan,
perawat pelu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah
keluarga tersebut. Dalam menentukan prioitas kesehatan dan
keperawatan keluarga perlu disusun skala prioitas sebagai berikut.

Tabel 2.2 Tabel Skala Prioritas dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
No Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
27

1. Sifat Masalah -
Skala
- Ancaman 2
1
Kesehatan
- Tidak 3
/kurang sehat
- Krisis 1
Kemungkinan - 2
masalah dapat
diubah
Skala :
2. -Dengan 2
mudah
- Hanya 1
sebagian
Tidak dapat 0
3 Potensial
masalah untuk -
diubah
Sekala :
- Tinggi 3 1
- Cukup 2
- Rendah 1

4. Menonjolnya - 1
masalah
Skala : 2
- Masalah
berat harus
ditangai 1
- Masalah yang
tidak perlu
28

segera
ditangani
- Masalah 0
tidak
dirasakan
SKOR TOTAL
Cara Skoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5
5) Perencanaan (Intervensi)
Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah kesehtan kelurga yang disusun secara sistematis
dengan menitikberatkan keterlibatan keluarga. Bila sudah diketahui
masalah utama kesehatan keluarga serta penyebannya, maka disusun
rencana dan tindakan yang dilakukan.
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan keluarga di
komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan
evaluasi.Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran,
maka disusun rencana pelaksanaan. Di dalam pelaksanaan mencakup:
6) Pemeliharaan kesehatan keluarga .
a. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.
b. Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan
kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana
evaluasi tercakup:
c. Tingkat kesehatan lingkungan.
d. Frekuensi penyuluhan.
e. Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
2.3.3 Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
29

kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka
perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam
melaksanakan tindakan dan evaluasi. Dalam melaksanakan harus
melibatkan keluarga (tingkat pendidikan keluarga, sumber daya yang ada,
norma adalam keluarga, sarana dan prasarana serta penerimaan keluarga).
Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun
2.3.4 Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji
kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka
identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah
lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN (Selasa, 02 Juni 2020)


3.1.1 Identitas Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : “MS”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Bali/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Br. Pasar, Desa Yehembang
2. Susunan Anggota Keluarga
Tabel 3.1 Susunan Anggota Keluarga
No Nama Jenis Usia Agama Pendidikan Pekerjaan Suku Hub Ket
Kelamin bangsa dengan
KK
1. “MS” L 20 Hindu SMP Petani Bali/In Kepala Hidup
thn donesia Keluarga
2. “DM” P 15 Hindu SD IRT Bali/In Istri Hidup
thn donesia

1) Status pernikahan: Sah


2) Lama Pernikahan: 4 Bulan
3) Usia pertama kali menikah
Suami : 20 tahun
Istri : 15 tahun
4) Jumlah Pernikahan
Suami : Pertama
Istri :Pertama

30
31

3. Status Kesehatan Keluarga (Dalam 1 tahun terakhir/ 5 tahun terakhir)


a. Genogram
3.1 Genogram keluarga Bapak “MS”

3.2

20 15
tahu tahun
n

Keterangan
: Laki-laki :
Perempuan

: dalam satu rumah :


menikah

4. Pengambilan Keputusan dalam Keluarga


Dalam keluarga Bapak “MS” dalam pengambilan keputusan dilakukan
secara musyawarah dengan anggota keluarganya. Namun yang paling
berperan dalam keluarga ini adalah bapak “MS” selaku kepala keluarga.
5. Kematian Anggota Keluarga
Di dalam keluarga Bapak “MS” dalam 1 tahun terakhir ini tidak ada
anggota keluarganya yang meninggal dunia.
6. Tipe Keluarga
Keluarga bapak “MS” termasuk tipe keluarga besar yaitu suami, istri
dan di tambah lagi dengan ibu dan bapak mertua. Hubungan antara
keluarga harmonis. Apabila menghadapi suatu masalah maka keluarga
akan memecahkannya secara bersama-sama.
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Saat ini keluarga bapak “MS” tergolong dalam perkembangan keluarga
child-bearing yaitu menantikan kelahiran anak pertama.
32

8. Hubungan dalam Keluarga


Keluarga bapak “MS” mengatakan setiap hari keluarga berkumpul dan
berinteraksi serta berkomunikasi dengan anggota keluarga dan terjalin
dengan baik. Bahasa yang digunakan oleh keluarga bapak “MS” adalah
Bahasa daerah dengan keluarga namun saat berinteraksi dengan
masyarakat keluarga menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
9. Peran dan Tugas masing-masing anggota keluarga
1) Peran Bapak”MS” sebagai suami dari istrinya, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran Ibu “DM” sebagai istri, ibu mempunyai peran untuk mengurus
suami dan rumah tangga, sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya di
samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
10. Sosial Kultural
Ini merupakan pernikahan bapak “MS” dan ibu “DM” yang pertama.
Bapak “MS” tinggal bersama istri dan kedua orangtuanya. Hubungan
dalam keluarga bapak “MS” harmonis. Keluarga bapak “MS” tidak
memiliki budaya yang dianut yang dapat menghambat atau
mempengaruhi kesehatan keluarga.
11. Kebiasaan sehari hari
1) Nutrisi
Keluarga bisa mengkonsumsi makanan dari masakan ibu
“DM”. Ibu mengatakan pola makan dikeluarganya teratur 3
kali sehari. Keluarga selalu mengkonsumsi nasi sebagai
makanan pokok. Ibu biasanya masak makanan beragam dan
bervariasi seperti dagiang ayam, ikan , telur, tempe tahu , dan
33

sayur sayuran. Sayur yang dikonsumsi adalah sayur bayam,


sayur hijau yang dibuat sop dan lain lain. Ibu mengatakan air
minum yang dikonsumsi adalah air dari sumber mata air dan
dengan proses perebusan terlebih dahulu.
(a) Nutrisi bapak “MS”
Bapak “MS” biasanya makan 3 kali dalam sehari dengan
porsi besar yaitu nasi satu piring penuh, sayur, daging, dan
buah buahan. Bapak “MS” minum dalam seharinya yaitu 8-
10 gelas. Bapak “MS” tidak ada keluhan dalam pola makan
dan minum.
(b) Nutrisi Ibu “DM”
Ibu “DM” biasanya makan 3 kali dalam sehari dengan porsi
sedang yaitu nasi satu piring, sayur, daging, dan buah
buahan. Ibu “DM” minum dalam seharinya yaitu 6-8 gelas.
Ibu “DM” tidak ada keluhan dalam pola makan dan minum
dan ibu mengatakan saat awal kehamilan merasa sedikit
mual namun sudah dapat diatasi.
2) Eliminasi
Keluarga biasanya BAB di jamban sendiri. Bapak “MS”
biasanya BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, tidak ada
keluhan dan BAK 5-6 kali sehari, warna kuning jernih, tidak
ada keluhan. Ibu “DM” biasanya BAB 1 kali sehari, konsistensi
lunak, tidak ada keluahan dan BAK 5-6 kali sehari, warna
kuning jernih tidak ada keluhan.
3) Istirahat Tidur
Keluarga selalu tidur malam pukul 21.00, Bapak “MS” biasa
bangun jam 06.00 pagi, Ibu “DM” biasa bangun 05.30 pagi
untuk menyiapkan sarapan dan membersihkan pekarangan
rumah. Bapak “MS” tidak bisa tidur siang karena sibuk
bekerja, ibu “DM” biasa tidur siang sekitar 1 jam pad pukul
13.00-14.00 wita.
4) Penggunaan Waktu Senggang
34

Waktu senggang bapak “MS” biasanya digunakan untuk


bekerja, ibu “DM” biasanya mengerjakan pekerjaan rumah.
5) Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
(a) Personal Hygiene
Bapak “MS” mandi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu,
gosok gigi setiap mandi, ganti pakaian 1 kali sehari dan bila
basah. Ibu “DM” mandi 2 kali sehari, keramas 2 kali
seminggu, gosok gigi setiap mandi, ganti pakaian 1 kali sehari
dan bila basah.
(b) Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Keluarga Bapak “MS” biasanya mencuci tangan memakai sabun
setiap sebelum dan sesudah makan, setelah melakukan aktivitas
dan setelah BAB/BAK.
(c) Tidak merokok di dalam rumah
Bapak “MS” mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok.
(d) Ibu mengatakan menggunakan garam beryodium .
6) Lingkungan rumah
Keluarga bapak “MS” tinggal bersama istrinya di rumah permanen
terbuat dari batako dan berlantai keramik, dengan luas tanah 3 are,
dan memiliki pekarangan rumah. Keadaan rumah cukup bersih,
terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, ibu memiliki kamar
mandi pribadi, dan kedaan rumah dengan tetangganya saling
berdekatan. Di dalam rumah terdapat ventilasi dan sudah
dimanfaatkan. Penerangan di rumah pada siang hari dengan sinar
matahari dan pada malam hari dengan menggunakan lampu.
Peletakkan perabotan rumah tangga ibu rapi. Sumber air bersih yang
digunakan ibu untuk memasak berasal dari mata air dan sudah
dimasak. Pembuangan limbah lewat peresapan tertutup dan sudah
mempunyai tempat sampah sementara dalam kondisi tertutup,
kemudian Bapak “MS” membuang ke sungai. Pekarangan belum
dimanfaatkan ibu. Ibu memelihara ayam yang sudah dikandang dan
keadaan cukup bersih.
35

Gambar 3.1 Denah Rumah Keluarga Bapak ”MS”

5
4 3 2
1

Keterangan :
1. Pelinggih
2. Kamar tidur 1
3. Kamar tidur 2
4. Dapur
5. Kamar mandi
6. Parker
7) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang terdekat di sekitar rumah bapak “MS”
adalah Puskesmas Jarak antara rumah bapak “MS” ke pelayanan
kesehatan ± 500 meter. Apabila anggota keluarga ada yang sakit
keluarga bapak “MS” berobat ke bidan dan dokter umum serta ibu
“DM” yang sedang hamil memeriksakan kehamilannya ke bidan.
Seluruh anggota keluarga Bapak “MS” sudah memiliki jaminan
kesehatan berupa BPJS.

3.1.2 Pemeriksaan Fisik Keluarga (Selasa, 02 Juni 2020)


1. Ibu Hamil
Nama : “DM”
Umur : 15 tahun
1) Riwayat Kehamilan Sekarang:
36

a. HPHT:15-12-2019 ,TP: 22-09-2020


Ibu mengatakan tidak merencanakan kehamilan ini, namun
kehamilan ini dapat diterima oleh keluarga bapak “MS” meskipun
awalnya orang tua dari ibu “DM” terpukul dengan keadaan
anaknya yang hamil diluar nikah tetapi dari pihak calon suami atau
keluarga bapak “MS” bersedia untuk bertanggung jawab.
2) Keluhan saat ini: Saat ini ibu tidak mengalami keluhan apapun.
3) Antopometri
TB : 154 cm
BB sekarang : 54 kg
BB sebelum hamil :51 kg
BB sebelumnya (15-05-2020) :53 kg
Lila :24 cm
4) Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36, 5 0C
Pernafasan :21 x/menit
5) Hasil Palpasi:
a. Leopold I :TFU 1 jari diatas pusat , belum teraba bagian janin.
DJJ :136x/menit
Mc.donald : 21 cm
b. Edema:
Pada ibu “DM” tidak terdapa edema pada kaki, tangan maupun
wajah ibu.
c. Observasi kemungkinan anemia:
Ibu “DM” mengatakan tidak mengalami anemia
d. Konfirmasi HB: 12 gr% (pada tanggal 15-05-2020)
e. Pemeriksaan Kehamilan:
Ibu “DM” memeriksakan kehamilannya pertama kali di Praktik
Mandiri Bidan (PMB) diantar oleh orang tuanya, dan diperiksa
oleh Bidan, ibu “DM” sudah memeriksakan kehamilannya dan
37

dinyatakan positif hamil oleh bidan pada tanggal 15-04-2020 dan


sekarang ibu “DM” rutin periksa kebidan 1 bulan sekali.
f. Imunisasi TT: Ibu “DM” sudah mendapatkan imunisasi TT
lengkap
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu:
Ibu mengatakan ini kehamilan ibu yang pertama dan ibu tidak pernah
mengalami keguguran sebelumnya.
6) Pantangan/anjuran yang dilakukan selama kehamilan:
Ibu ”DM” tidak memiliki pantangan apapun baik dari keluarganya
maupun keluarga mertuanya.
7) Pernahkah ibu mendapat informasi mengenai kehamilan
Ibu “DM” mengatakan sebelum pergi ke bidan ia belum pernah
mendapatkan informasi mengenai kehamilan di usianya yang masih
remaja ini tetapi setelah pergi ke bidan sudah mendapat informasi
mengenai kehamilannya dari Bidan
8) Apakah ibu mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
Ibu “DM” mengatakan belum mengetahui tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan ini.
9) Persiapan Persalinan
a. Rencana Pertolongan Persalinan
Ibu “DM” memiliki rencana bersalin di PMB yang dimana ditolong
Bidan.
b. Persiapan teknis (dana, perlengkapan, transportasi, dan lain-lain)
Ibu “DM” mengatakan belum memiliki persiapan untuk
persalinannya.
c. Golongan darah:
a) Ibu “DM” mengatakan golongan darahnya yaitu O dan yang
sama dengannya yaitu suaminya.
b) Ibu “DM” mengatakan calan pendonor darah jika terjadi sesuatu
pada saat persalinan yaitu suaminya sendiri.
38

3.1.3 Pengetahuan Keluarga Terkait Peran Serta Masyarakat (PSM)


1. Apakah masayarakat mengetahui tentang PSM di wilayahnya?
Keluarga bapak “MS” mengetahui tentang PSM seperti keamanan dan
kebersihan lingkungan. Dan keluarga bapak “MS” ikut terlibat dalam
PSM tersebut seperti gotong royong di banjar.
2. Tahu atau tidak tentang pelayanan kesehatan di wilayah tersebut
Keluarga bapak “MS” mengetahui pelayanan kesehatan di wilayahnya
seperti posyandu dan puskesmas, klinik dokter umum.
3. Tahu atau tidak tentang Desa Siaga
Keluarga bapak “MS” mengatakan tidak mengetahui tentang desa Siaga.
4. Apakah ikut serta dalam program Desa Siaga
Keluarga bapak “MS” tidak mengikuti program desa siaga karena di
wilayah tempat tinggalnya tidak berjalan mengenai program desa siaga
tersebut.

3.2 ANALISA DATA PADA KELUARGA


3.2.1 Diagnosa Keluarga
Tabel 3.2 Diagnosa Keluarga
No Data Diagnosa/Permasalahan
1 S: Ibu "DM" mengatakan ini Resiko terjadinya komplikasi
kehamilan yang pertama dalam kehamilannya yaitu
dan belum pernah dengan resiko tinggi oleh
mengalami abortus atau karena usia 15 tahun
keguguran sebelumnya.
Usia ibu “DM” : 15 TH
HPHT : 15- 12- 2019
TP : 22-09- 2020
O: TD : 110/80 mmhg
N: 76x/ menit
S : 36,5 0C
R : 21 kali / menit
BB : 54 kg
Sekor poedji rochjati
39

Ibu hamil : 2
Terlalu muda hamil I ≤16
Tahun : 4

3.2.2 Masalah Kesehatan/Kebidanan dalam Keluarga


1. Ibu hamil resiko tinggi
3.2.3 Prioritas Masalah
1. Ibu hamil resiko tinggi
Tabel 3.3 Ibu Hamil Resiko Tinggi
N Nilai Bobot
KRITERIA SKOR PEMBENARAN
O
1. - 1 Kemungkinan ibu
Sifat Masalah
mengalami masalah atau
Skala
2 komplikasi selama
- Ancaman
3 kehamilan karena ibu
Kesehatan 3/3 x 1 = 1
hamil di usia yang belum
- Tidak
3 dikatakan siap untuk
/kurang sehat
1 hamil yaitu ibu masih
Krisis
berusia 15 tahun
2. - 2
Kemungkinan
masalah dapat Keinginan untuk
diubah mengatasi masalah
Skala : dengan melakukan
2 2/2 x 2 = 2
-Dengan mudah pemeriksakan
- Hanya kehamilannya (ANC) ke
1
sebagian pelayanan kesehatan
Tidak dapat
0
3. Potensial - 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga sudah
masalah untuk melakukan pemeriksaan
diubah ke tenaga kesehatan.
Sekala : 3 Tetapi belum melakukan
40

- Tinggi 2
- Cukup 1
pemeriksaan USG
- Rendah

4. Menonjolnya - 1
masalah
Skala :
Keluarga menganggap
- Masalah berat 2
ada masalah dengan
harus ditangai
kehamilan ibu. Persepsi
- Masalah yang 2/2 x 1 = 1
keluarga menganggap
tidak perlu 1
ada masalah dengan
segera
kehamilan ibu.
ditangani
- Masalah tidak
dirasakan 0
SKOR TOTAL 5

3.3 Perencanaan (Intervensi)


Tabel 3.4 Perencanaan (Intervensi)

NO Permasalahan Tujuan Rencana kegiatan Kriteria evaluasi


1. Ketidak Setelah 1) Jelaskan pada ibu 1) Ibu dan keluarga mampu
mampuan diberikan tentang resiko hamil di mengenal resiko hamil di
keluarga asuhan usia muda, tanda usia muda, tanda bahaya
dalam kebidanan bahaya pada kehamilan pada kehamilan TM II yang
mengenal diharapkan TM II yang dapat dapat mempengaruhi
masalah keluarga mempengaruhi kehamilan resiko tinggi.
kesehatan mampu kehamilan resiko tinggi
pada salah mengenal dan persiapan 2) Keluarga mau aktif untuk
satu keluarga faktor resiko persalinan ibu. tanya jawab
dengan ibu kehamilan dan 2) Jelaskan kembali hal
hamil resiko dapat yang kurang
tinggi mengambil dimengerti. 3) Suami bersedia untuk
41

keputusan 3) Sarankan agar ibu mengajak istrinya


yang tepat memeriksakan memeriksakan kehamilan
untuk kehamilan secara secara teratur dan berkala
perawatan teratur dan berkala ke ke pelayanan kesehatan
kehamilan ibu pelayanan kesehatan.
sehingga dapat 4) Ibu dan keluarga bersedia
4) Motivasi ibu dan
mencegah untuk memanfaatkan
keluarga untuk
terjadinya layanan kesehatan
memanfaatkan fasilitas
penyulit atau
kesehatan.
komplikasi
pada
kehamilan dan
saat persalinan

3.4 Pelaksanaan (Implementasi)


Tabel 3.5 Pelaksanaan (Implementasi)

No Hari/Tanggal/Jam Kegiatan Hasil


1. Rabu, 03-06-2020 1. Menjelaskan kepada ibu 1. Ibu
pukul 10.00 wita tentang permasalahan dan suami mengatakan paham
yang terjadi di dalam tentang permasalahan yang
keluarganya. terjadi dalam keluarganya
2. Memberikan KIE pada bahwa ibu dengan kehamilan
ibu dan keluarga tentang yang beresiko tinggi oleh
resiko hamil di usia karena usia ibu yang masih 15
muda, tanda bahaya tahun.
pada kehamilan TM II 2. Ibu
yang dapat dan suami dengan seksama
mempengaruhi memperhatikan tentang KIE
kehamilan resiko tinggi. yang diberikan, dimana
3. Menjelaskan kepada ibu penjelasan yang diberikan
dan keluarga tentang resiko hamil di usia muda yaitu
pemenuhan kebutuhan resiko kematian ibu dan bayi,
42

bagi ibu hamil, pola tekanan darah ibu tinggi,


aktivitas dan pola resiko kelainan pada bayi, bayi
istirahat yang baik. lahir premature, bisa beresiko
4. Memberikan KIE ibu mengalami depresi, dll.
kepada KK untuk secara Serta tanda bahaya TM II yaitu
rutin dan berkala Keletihan yang berlebihan,
memeriksakan Tanda-tanda depresi,
kehamilan ibu di bidan Keputihan sangat banyak
maupun di dr Sp.OG disertai bau busuk atau
untuk USG menyengat, Pengeluaran cairan
5. Memberikan KIE (selaput ketuban pecah),
kepada keluarga untuk Perdarahan pervaginaan, Rasa
mempersiapkan nyeri hebat di abdomen,
persalinannya seperti Demam ≥ 38 0 C dll.
pakaian bayi dan ibu, 3. Ibu
kendaraan, jaminan dan keluarga mengatakan
kesehatan, uang, calon mengerti dengan penjelasan
pendonor, rencana tentang pemenuhan kebutuhan
tempat bersalin dan pada ibu hamil, pola aktivitas
penolong persalinan. dan pola istirahat yang baik.
6. Memberitahukan ibu 4. Ibu
tentang rencana dan keluarga mengatakan
penggunaan alat berjanji akan secara rutin dan
kontrasepsi. berkala memeriksakan
7. Memberikan ibu kehamilannya di bidan dan di
makanan tambahan pada dr. Sp.OG
ibu hamil untuk 5. Ibu
memenuhi kebutuhan dan keluarga belum
ibu hamil menyiapkan persiapan
persalinan seperti pakaian bayi
dan ibu, kendaraan, jaminan
kesehatan, uang namun sudah
43

menyiapkan calon pendonor,


rencana tempat bersalin dan
penolong persalinan dan
keluarga bersedia memberikan
motivasi kepada ibu dalam
menghadapi proses
kehamilannya.
6. Ibu
dan keluarga mengatakan
belum memiliki rencana untuk
menggunakan alat kontrasepsi
setelah persalinan.
7. Ibu
dan keluarga senang
mendapatkan makanan
tambahan ibu hamil dan
berjanji akan
mengkonsumsinya sesuai
kebutuhan.

3.5 Evaluasi
Tabel 3.6 Evaluasi
No Hari/Tanggal/Jam Permasalahan Evaluasi

1. Jumat, 05- 06- 2020 Ibu “DM” hamil S :


Pukul : 16.00 WITA dengan resiko sangat 1. Ibu mengatakan mengerti
tinggi oleh karena dengan penjelasan yang
Usia 15 Tahun. diberikan yaitu KIE tentang
resiko hamil di usia muda yaitu
resiko kematian ibu dan bayi,
tekanan darah ibu tinggi, resiko
44

kelainan pada bayi, bayi lahir


premature, bisa beresiko ibu
mengalami depresi, dll. Serta
tanda bahaya kehamilan TM II
Keletihan yang berlebihan,
Tanda-tanda depresi, Keputihan
sangat banyak disertai bau
busuk atau menyengat,
Pengeluaran cairan (selaput
ketuban pecah), Perdarahan
pervaginaan, Rasa nyeri hebat
0
di abdomen, Demam ≥ 38 C
dll.
2. Ibu mengatakan mengerti
dengan penjelasan pemenuhan
nutrisi pada ibu hamil, pola
istirahat dan pola nutrisi .
3. KK sudah memeriksakan
kehamilan istrinya secara teratur
atau apabila ada keluhan, ibu
belum USG namun suami
berencana mengajak ibu untuk
melakukan ANC di dr Sp.Og
untuk USG secepatnya.
4. Ibu mengatakan akan berdiskusi
dengan suami dalam
merencanakan penggunaan alat
kontrasepsi setelah bersalin
nanti.
5. Ibu mengatakan sudah
mengkonsumsi makanan
tambahan ibu hamil dengan
45

teratur.
O:
Keluarga tampak memperhatikan
dengan sungguh-sungguh,
keluarga aktif tanya jawab,
keluarga mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
penyuluh, suami sudah teratur
mengajak ibu untuk periksa ke
BPM
A : Masalah teratasi
P:
- Memberikan motivasi pada ibu
untuk selalu meningkatkan
kesehatan dan melakukan ANC
secara teratur ke BPM apabila
menemui masalah tentang
kehamilannya.
- Melakukan kerjasama dengan
bidan desa untuk pemantauan
lebih lanjut.
BAB 4
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari asuhan kebidanan yang membahas
tentang kesenjangan dan kendala selama melakukan asuhan pada klien.
Kesenjangan tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus. Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah
untuk perbaikan atau masukan demi meningkatkan asuhan kebidanan.
Asuhan kebidanan keluarga ini dilakukan dengan mengumpulkan data
berdasarkan pengkajian data subyektif, data obyektif, merumuskan diagnosa,
identifikasi masalah, perencanaan asuhan, melakukan penatalaksanaan dan
evaluasi sesuai dengan masalah yang dialami keluarga.
4.1 Pengkajian Data
1. Data Subyektif
Data subyektif dikumpulkan melalui anamnesa (wawancara) pada
pasien atau keluarganya. Berdasarkan uraian asuhan di atas, keluarga Bapak
“MS”merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sedang
hamil. Pada pengkajian data pasien pertama kali didapatkan hasil pada ibu
hamil “DM” G1P0A0 UK 24 Minggu 3 Hari Janin Hidup Intra Uteri dengan
resiko tinggi oleh karena usia ibu 15 tahun dengan skor Puji Rochjati
didapatkan skor 6.
Pada ibu hamil dengan risiko tinggi melakukan perawatan kehamilan di
bidan dan dokter, ibu hamil dengan risiko tinggi boleh bersalin di tolong oleh
bidan namun harus di dampingi oleh dokter. Jika dilihat dari penyebab
terjadinya kehamilan resiko tinggi yaitu karena kurangnya pengetahuan ibu
tentang kesehatan reproduksi. Ibu hamil yang hamil umur <16 tahun
dikhawatirkan kesehatan fisik dan rahim ibu belum berfungsi secara baik dan
masih dalam proses perkembangan atau pematangan organ. Bahaya yang
dapat terjadi yakni, perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah,
umur ibu <16 tahun dapat menyebabkan ibu beresiko mengalami berbagai
komplikasi,termasuk pada bayi dapat menyebabkan bayi prematur/ lahir
belum cukup bulan yakni sebelum 37 minggu, bayi dengan berat badan

46
47

rendah (BBLR), Menurut Poedji Rochyati (2003) dikatakan kelompok resiko


tinggi jika ibu hamil memiliki skor lebih atau sama dengan 6-10. Jadi tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan.

2. Data Obyektif
Data objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan pasien secara
menyeluruh. Berdasarkan hasil pemeriksaan ibu hamil didapatkan hasil
ku baik kesadaran komposmentis, antropometri lila 24 cm, BB : 54 kg,
TB : 154 cm. TTV : TD : 110/80 mmHg , N : 80 x/menit S : 36,5 0C, P :
21 kali permenit. Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada
abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi,
Leopold I : TFU 1 jari di atas pusat , belum teraba bagian janin
DJJ : 136 x/menit
Mc.donal :21 cm
Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan
3. Analisa
Dari data subjektif dan data objektif dapat di disimpulkan analisa yaitu :
G1P0A0 Uk 24 Minggu 3 Hari Janin Hidup Intra Uteri Dengan Resiko
Tinggi Oleh Karena Usia 15 Tahun.
4. Perencanaan
Rencana asuhan keluarga secara umum yang dilakukan pada
keluarga Bapak “MS” dengan masalah ibu hamil dengan resiki tinggi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan yakni dengan memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga
mengenai resiko hamil di usia muda, tanda bahaya pada kehamilan TM
II yang dapat mempengaruhi kehamilan resiko tinggi dan persiapan
persalinan ibu dan menyarankan bapak “MS” untuk selalu
memeriksakan kehamilan istrinya secara teratur ke tempat pelayanan
kesehatan
Penanganan kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dengan
pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil
resiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada
48

keadaan yang menyebabkan kamatian ibu dan bayi. Pengawasan


antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat di
perhitungkan dan dipersiapkan langkah - langkah dan persiapan
persalinan Menurut (Manuaba, 2008). Maka dari itu saya menyarankan
agar ibu memeriksakan kehamilan secara teratur dan berkala ke
pelayanan kesehatan
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan pada hari rabu, 03 Juni 2020 pukul 16.30
wita yaitu Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang resiko hamil
di usia muda, tanda bahaya pada kehamilan TM II yang dapat
mempengaruhi kehamilan resiko tinggi, menjelaskan pemenuhan
kebutuhan bagi ibu hamil, pola aktivitas dan pola istirahat yang baik, dan
menyarankan ibu untuk secara rutin dan berkala memeriksakan
kehamilan ibu di bidan maupun di dr Sp.OG untuk USG.
6. Evaluasi
Pada permasalahan ibu hamil dengan resiko tinggi yaitu keluarga ibu
dan anggota keluarga mengerti dengan kondisi ibu saat ini yang
mengalami resiko tinggi, Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan
yang diberikan, Keluarga tampak memperhatikan dengan sungguh-
sungguh, keluarga aktif tanya jawab, keluarga mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh, suami sudah teratur mengajak
ibu untuk periksa ke BPM
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas pada tugas ini memfokuskan pemberian
pelayanan pada suatu keluarga. Bentuk pemberian pelayanan yang
dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan dibidang kesehatan
khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya
bertujuan akhir untuk menurunkan angka kesakitan dalam keluarga. Dari
berbagai asuhan yang telah dilakukan diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan keluarga mengenai permasalahan kesehatan mereka sehingga
diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang sedang di hadapi di dalam lingkungannya. Pada keluarga
Bapak “MS” setelah diberikannya asuhan dengan cara berdiskusi mengenai
masalah kesehatan dan saat ini sudah dapat lebih memahaminya.

5.2 Saran
5.2.1 Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menggali lebih dalam lagi mengenai kesehatan
keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada
keluarga, serta mampu memberikan asuhan yang tepat di dalam keluarga untuk
meningkatkan derajat kesehatan suatu keluarga.

5.2.2 Pembimbing lapangan desa dan puskesmas


Dengan diadakannya asuhan ini diharapkan instansi kesehatan dan puskesmas
lebih meningkatkan peran dan fungsinya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat serta menindak lanjuti masalah-masalah
kesehatan.

49
50

5.2.3 Keluarga
Dengan diadakannya asuhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali masalah
kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri dalam
meningkatkan derajat kesehatan keluarga, diharapkan keluarga mampu untuk
menanggulangi hal tersebut serta Bapak “MS” diharapkan dapat merokok jauh
dari istri dan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Faktor Resiko dalam Kehamilan.


http://superbidanhapsari.wordpress.com/resiko-tinggi-dalam-kehamilan/.
Diakses pada tanggal 08 Januhari 2020
Effendi.1998.Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Eka Prasetyawati, Arsita. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha
Medika
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-sitituslih-6010-2-babii.pdf.
Diakses pada tanggal 08 Januhari 2020
Meilani, Niken.2009.Kebidanan Komunitas.Fitrimaya:Yogyakarta
Prawirohardjo,Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Putri, Mellisa. Diunggah tanggal 22 November 2015. “Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang”. https://prezi.com/ee-f9tv67gaj/metode-kb-jangka-panjang-mkjp/.
Diakses pada tanggal 08 Januhari 2020
Sulistiyanto, Henri. 2010. Panduan Super Lengkap Kehamilam Sehat dan
Menyenangkan. Yogyakarta : New Diglossia.
Yulifah,Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto.2011.Asuhan Kebidanan
Komunitas.Jakarta:Salemba Medika
PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Alamat : Jalan Bisma Barat No. 25A Singaraja-Bali
Telepon (0362) 7001042 Fax. (0362) 2134 Kode Pos 81117

LEMBAR KONSUL ASUHAN KELUARGA


Nama Mahasisiwa : Ni Kadek Ayu Dwiana Mega Putri
NIM : 1706091006
Judul Asuhan : Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Bapak “Ms”
Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Ibu Hamil
Resiko Tinggi Oleh Karna Usia 15 Tahun Di
Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kec. Mendoyo,
Kabupaten Jembrana. Tanggal 02 – 05 Juni
2020
Hari/ Tanggal Materi konsultasi Hasil Konsultasi Paraf
Pembimbing

Singaraja, Juni 2020


Pembimbing

(Wayan Sugandini, S.ST., M.Pd)


NIP : 19630303 198307 2 002

Anda mungkin juga menyukai