Anda di halaman 1dari 34

PENYULUHAN PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI (PBAK) DI

BANJAR/DUSUN PEJENGAJI DESA TEGALLALANG KECAMATAN


TEGALLALANG

Dosen Pembimbing : A.A Gde Raka Kayanaya, SST., M.Kes

Nama :
Ni Kadek Lispiani (001)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PROGRAM DIPLOMA TIGA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum dengan mengambil
keuntungan secara sepihak. Penghianatan terhadap kepercayaan merupakan salah
satu ciri ciri dari korupsi. Di Indonesia pada tahun 2019 tercatat 271 kasus
korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Agung, Kepolisian dan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan jumlah tersangka 580 orang, kerugian
negara Rp8,4 triliun, jumlah suap Rp200 miliar, pungutan liar Rp3,7 miliar
dan jumlah pencucian uang Rp108 miliar. Koruptor sangat kejam tidak
memikirkan dampak yang akan terjadi pada orang orang yang kekurangan.
Kergiaan negara yang tercatat tersebut seharusnya bisa dipergunakan untuk biaya
Pendidikan agar kelak generasi muda bangsa menjadi sumber daya manusia yang
baik dan berpotensi.
Korupsi merupakan hal yang sering menjadi perbincangan dikalangan
masyarakat. Korupsi bukan hanya terjadi karena uang saja hal-hal kecil seperti
bolos, menyontek, terlambat dan lain sebgaianya juga termasuk bibit-bibit korupsi
jika tidak segera dihentikan akan tumbuh dan berkembang serta sulit untuk
dihentikan. Melalui penyuluhan tentang Pendidikan anti korupsi dapat kita
ketahui lebih jauh tentang bagaimana ciri orang yang korupsi sampai cara
penanggulangannya. Ilmu ini dapat anda pergunakan di masyarakat agara
terhindat dari Tindakan pidana korupsi.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Apakah pengertian dari korupsi ?
1.1.2 Bagaimanakah ciri, pola dan modus korupsi ?
1.1.3 Bagaimana cara mengetahui penyebab terjadinya korupsi ?
1.1.4 Apakah akibat korupsi ?
1.1.5 Apa saja nilai-nilai korupsi ?
1.1.6 Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi korupsi ?

1.2 Tujuan penyuluhan


a. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan Pemuda dan Pemudi Banjar/Dusun Pejengaji Desa
Tegallalang, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar memahami
pentingnya Pendidikan Budaya Anti Korupsi.
b. Tujuan Khusus:
1. Pemuda-pemudi memahami pengertian Korupsi
2. Ciri, pola dan modus korupsi
3. Pemuda-pemudi memahami penyebab korupsi
4. Pemuda-pemudi memahami akibat korupsi
5. Pemuda-pemudi memahami nilai korupsi
6. Pemuda pemudi memahami cara mencegah dan menanggulangi korupsi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Korupsi


Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau “corruptus”.
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”. Dari
bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt”(Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda). Dariasal-usul
bahasanya korupsi bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok,memfitnah, menyimpang dari kesucian atau perkataan
menghina).Sedangkan pengertian korupsi dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta)adalah sebagai perbuatan curang, dapat
disuap, dan tidak bermoral. Adapun menurut Kamus BesarBahasa Indonesia,
korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan
dansebagainya untuk kepentingan pribadi maupun orang lain. Sedangkan
di dunia Internasional pengertian korupsi menurut Black’s  Law Dictionary
korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan
suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain secarasalah
menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan
suatu keuntungan untuk dirinyasendiri atau orang lain, berlawanan dengan
kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain. Korupsi menurut wikipedia dalam
arti yang luas:Korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan
rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda,dari yang
paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk
memberi danmenerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang
diresmikan, dan sebagainya.Jadi, korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh
setiap orang yang secara melawan hukummelakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapatmerugikan negara
atau perekonomian Negara.Pemerintah Indonesia memang sudah berupaya
untuk melakukan pemberantasan korupsi melaui proses penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan peradilan sesuai dengan undang-undang
yang berlaku. Namun semuanya juga harus melihat dari sisi individu yang
melakukan korupsi, karenadengan adanya faktor-faktor yangt menyebabkan
terjadinya korupsi maka perlu adanya strategi pemberantasan korupsi yang
lebih diarahkan kepada upaya-upaya pencegahan berdasarkan
strategi preventif, disamping harus tetap melakukan tindakan-tindakan
represif secara konsisten. Serta suksestidaknya upaya pemberantasan
korupsi tidak hanya ditentukan oleh adanya instrument hukum yang pasti dan
aparat hukum yang bersih, jujur,dan berani serta dukungan moral dari
masyarakat,melainkan juga dari political will pemimpin negara yang
harus menyatakan perang terhadap korupsi secara konsisten. Menurut Robert
Klitgaard, menyatakan Pengertian Korupsi adalah suatu tingkah laku yang
meyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk
memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi
(perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri), atau melanggar aturan
pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian korupsi yang
diungkapkan oleh Robert yaitu korupsi dilihat dari perspektif administrasi
negara. 3 Pengertian secara yuridis, baik dalam arti maupun jenisnya telah
dirumuskan di dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan undangundang
sebelumnya, yaitu UU No 3 Tahun 1971. Pemahaman tentang tindakan
korupsi tersebut mendorong pengabdi untuk melakukan penyuluhan guna
mencegahan tindakan korupsi baik di kalangan masyarakat umum maupun
negara. Tindakan pencegahan yang dimaksud hendaknya dilakukan sejak dini,
dimana peran generasi muda yang akan meneruskan tonggak kedaulatan
bangsa haruslah memiliki rasa cinta tanah air serta tertanam nya nilai-nilai
kejujuran yang luhur yang dapat membawa pada perubahan dan era baru
bebas korupsi. Korupsi yang kecil pada awalnya, dapat menjadi tindak pidana
korupsi, karna telah merugikan banyak pihak sehingga sangat diperlukan
pencegahan sejak dini. Tindakan pencegahan korupsi dengan melakukan
penyuluhan pada generasi muda untuk menanamkan nilai-nilai pancasila
dalam setiap tindakan generasi muda bangsa, serta mencari solusi bersama
dalam pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di masyarakat dan pada
negara.
2.2 Ciri, Pola dan Modus Korupsi
2.2.1 Ciri-ciri korupsi
 Suatu penghianatan terhadap kepercayaan.
 Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat pada
umumnya.
 Dengan sengaja mengabaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus
 Dilakukan dengan rahasia kecuali dalam keadaan dimana orang-orang  yang
berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak peduli
 Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak
 Adanya kewajiban atau keuntungan bersama dalam bentuk uang atau yang
lain
 Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki keputusan
yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya
 Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk pengesahan
hukum
2.2.2 Pola Korupsi
Menurut F.Frandi ada 7 bentuk pola korupsi , yaitu :
1. Pola Konvensional
Pola pertama, yakni sebagai pola konvensional itu. Artinya,
menggunakan uang kantor atau negara secara langsung untuk keperluan
pribadi. Karena pola konvensional ini justru sudah jarang dilakukan orang
(karena risikonya tinggi), lagi pula “skenarionya” sangat sederhana.
2. Pola Kuintansi fiktif
Sebenarnya pola ini lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan istilah
manipulasi alias penyelewengan. Sesuatu yang kecil dibikin jadi besar. Yang
besar dijadikan kecil. Yang ada dibuat tidak ada. Yang tidak ada diadakan,
dan sebagainya. Tapi karena pola ini lebih banyak mengandalkan pada buku
kuitansi dalam rangka menghadapi petugas inspektorat, audit, maupun pajak,
maka saya cenderung menamakannya sebagai pola kuitansi fiktif. Saya sebut
kuitansi fiktif karena kuitansinya memang terbukti ada. Tapi barang atau jasa
atau kegiatan yang dibeli/diselenggarakan justru lain dengan bukti
kuitansinya, atau malah sama sekali tidak ada. Kasus seperti ini boleh dibilang
umum dilakukan oleh kantor-kantor pemerintah, swasta, maupun BUMN.
3. Pola Komisi
Sebuah kantor pemerintah, swasta, maupun BUMN pastilah sering
belanja barang dalam jumlah besar, baik untuk kegiatan rutin maupun untuk
menunjang proyek-proyeknya. Taruhlah kantor saya perlu 200 baju seragam
untuk karyawannya. Harga baju di toko per lembar Rp 10.000. Tapi karena
membeli di pengusaha konfeksi, saya bisa memperoleh potongan harga
sampai 20 persen. Kalau manajemen di kantor saya jelek, dengan mudah
seluruh komisi itu saya makan sendiri.Ini baru baju. Bagaimana kalau mobil,
rumah, pesawat terbang atau kapal tanker? Karena jumlah komisi ini bisa
sangat besar, makanya manajemen yang baik akan selalu mencek : betulkah
cuma segitu komisi yang bisa dilepas? Bisakah ditawar lagi? Dalam keadaan
seperti ini, tentu uang komisi itu akan kembali ke kantor lagi. Lalu mati-
kutukah oknum di bagian pembelian? Tentu tidak! Misalnya komisi resmi
yang diberikan oleh perusahaan untuk perusahaan adalah 20 persen. Ternyata
di samping itu masih ada “komisi khusus” 2,5-5 persen yang “diselipkan” ke
kantung si petugas pembelian. Bisakah komisi seperti ini dibuktikan secara
hukum di pengadilan; tentu saja sulit. Bukankah kuitansi atau tanda terimanya
tidak ada? Tapi, sangat sulit bukan lalu berarti mustahil. Kalau kita mampu
melakukan pendekatan terhadap pihak pemberi komisi hingga berhasil
membuatnya “menyanyi”, maka bukan mustahil para penerima komisi di
kantor kita mengalami banyak kerepotan seperti halnya eks-PM Jepang
Kakuei Tanaka dulu. Kadang-kadang kasus korupsi dengan pola komisi ini
menjadi teramat rumit untuk diusut lebih lanjut, manakala komisi yang
diberikan bukanlah berbentuk uang sesuai dengan persentase melainkan
berupa barang sebagai hadiah, misalnya arloji, video. mobil, rumah, bahkan
tak jarang berupa perempuan cantik yang bisa diajak kencan. Tapi
bagaimanapun rumitnya, korupsi dengan pola ini toh masih tetap ada peluang
untuk diusut dan dibuktikan   secara hukum.
4. Pola Upeti
Komisi – meski berupa hadiah barang, termasuk Hadiah lebaran, Natal
dan Tahun Baru – asalnya selalu dari relasi dan selalu dihitung sesuai dengan
persentase nilai transaksi yang telah atau akan dilakukan. Upeti meski juga
bisa berupa uang maupun barang bahkan juga “pacar” datangnya dari
bawahan untuk atasan. Tujuannya bisa macam-macam. Misalnya saja agar
kondite tetap terjaga baik. Supaya kedudukan aman, tidak digeser atau
dimutasikan ke tempat yang “kering”. Supaya “permainan” yang
dilakukannya tetap berlangsung dengan selamat dan lain-lain.Dalam kondisi
tertentu, bisa terjadi tawar-menawar antara atasan dengan bawahan tentang
jumlah upeti yang mesti disetor. Dalam kondisi yang sudah cukup gawat
malahan si atasan bisa langsung memotong upeti yang sudah menjadi
kesepakatan bersama itu. Jadi sifatnya sudah sangat mirip dengan pola komisi,
bedanya cuma yang melakukan. Kalau komisi adalah antara oknum pembelian
dengan relasi, sedang upeti adalah antara bawahan dengan atasan. Dalam
bentuk kecil-kecilan, upeti ini bisa berupa makanan atau cenderamata untuk si
pengambil keputusan atau si penandatangan SPJ (Surat Perintah Jalan)
manakala seseorang akan bertugas keluar kota atau keluar negeri. Sepertinya
hal ini sudah menjadi semacam “budaya”. Saya sendiri selalu mencoba untuk
tidak melakukan hal itu bila kebetulan sedang ada tugas keluar. Tapi ketika
teman-teman yang kebetulan saya beri tugas keluar melakukan hal itu, terus
terang saya jadi agak kerepotan untuk menolaknya. Pemecahannya paling
dengan ganti membagi-bagikan makanan atau memberikan cenderamata itu
untuk teman yang lain yang kebetulan memang tidak pernah mendapat tugas
keluar.
5. Pola Menjegal Order
Misalnya saya bekerja sebagai tenaga sales di sebuah perusahaan
konfeksi. Gaji saya Rp 300.000 ditambah persentase dari transaksi yang
berhasil saya dapatkan. Tiba-tiba saya mendapatkan order senilai 500 juta
rupiah. Persentase yang saya dapat dari kantor sesuai dengan peraturan
pastilah kecil sekali. Mendingan order ini saya lempar ke pengusaha konfeksi
lain hingga saya menerima komisi yang lebih gede. Kalau order ini datangnya
dari relasi baru, kemungkinan terbongkarnya kasus saya ini akan jadi kecil
sekali. Tapi yang lebih menguntungkan lagi adalah kalau order tadi saya garap
sendiri. Itulah sebabnya kita lalu sering melihat adanya tenaga sales di sebuah
perusahaan percetakan yang di rumah juga punya mesin cetak sendiri. Ada
pegawai konfeksi yang di rumah punya usaha jahit sendiri. Ada pegawai
bengkel yang di rumah juga punya usaha perbengkelan dan sebagainya.
Order-order yang dijegal ini sebenarnya secara hukum adalah milik
perusahaan. Jadi karena pembuktian kasus seperti ini juga tidak sulit,
penindakannya secara administratif maupn hukum juga paling mudah untuk
dilakukan. Biasanya oknum seperti ini kalau ketahuan akan segera di-PHK.
Penjegalan order seperti ini tidak hanya jadi monopoli para tenaga sales.
Resepsionis, penjaga toko, tenaga administratif bagian pembuka surat, bahkan
juga satpam penjaga pintu gerbang pun bisa saja melakukan penjagalan order.
Resepsionis menguasai relasi yang datang lewat telepon, tenaga administrasi
menguasai pesanan lewat surat/wesel, dan satpam selalu bisa menyongsong
relasi yang datang langsung lewat pintu gerbang. Kasus seperti ini pernah
terjadi di kantor saya. Tapi begitu manajemen dibenahi, pola demikian
menjadi sangat sulit atau malah boleh dibilang mustahil untuk dilakukan.

6. Pola Perusahaan Rekanan


Apabila Anda seorang pimpinan proyek atau pejabat pengambil
keputusan, tentu akan terlalu kentara manakala punya perusahaan yang bisa
menangkap order-order dari kantor Anda sendiri. Kalau Anda bekerja di
sebuah kantor penerbitan lalu di rumah Anda punya perusahaan percetakan
untuk menampung order dari kantor, tentu teman-teman akan ribut lantaran
hal itu kelewat mencolok mata. Itulah sebabnya lalu banyak oknum pejabat
yang memberi modal pada si keponakan, si saudara sepupu, mertua, istri,
anak, dan kerabat dekat lain untuk bikin perusahaan rekanan. Kepadanyalah
kemudian segala macam order mengalir dengan lumayan deras. Di kalangan
elite di negeri ini, gejala demikian sebenarnya sudah bukan merupakan barang
baru lagi. Sebenarnya, sejauh perusahaan rekanan yang dikelola oleh sanak
famili tadi kualitasnya sama dengan perusahaan rekanan yang asli,
masalahnya sama sekali tidak ada. Boleh-boleh saja. Tapi biasanya, karena
pemberi order itu masih Oom sendiri, masih Pak De sendiri, dan sebagainya,
maka hukum bisnis jadi sering tersendat untuk diterapkan secara lugas.
Terjadilah kemudian penyimpangan kualitas, waktu, anggaran dan
sebagainya.
7. Pola Penyalahgunaan wewenang
Pola inilah yang oleh masyarakat banyak lazim disebut sebagai pungli,
uang semir, pelicin, sogok, suap dan lain-lain. Memang selalu ada anjuran
untuk tidak memberi iming-iming pungli kepada para petugas, agar mereka
tidak tergoda. Anjuran ini mirip sekali dengan imbauan untuk beli karcis di
loket stasiun dan bukan di calo. Tapi apa lacur. Karena permintaan jauh lebih
besar dari penawaran, jadinya ya tetap saja calo masih laku keras terutama di
saat-saat ramai seperti di sekitar Lebaran. Di kalangan para petugas/pegawai
negeri masalahnya sama saja. Selama mereka diberi gaji kecil, padahal
wewenangnya begitu besar, maka pungli pasti akan jalan terus. Soalnya,
masyarakat memang perlu pelayanan dan tidak mau direpotkan. Mereka
cenderung keluar uang sedikit asal urusan cepat selesai. Nilai-nilai yang
berlaku di masrakat ternyata kondusif untuk terjadinya korupsi. Korupsi
mudah timbul karena nilai-nilai yang berlaku di masyrakat kondusif untuk
terjadinya hal itu. Misyalnya, banyaknya anggota masyrakat yang dalam
pergaulan sehari-harinya ternyata dalam menghargai seseorang lebih
didasarkan pada kekayaan yang dimiliki orang yang bersangkutan. Ini dapat
dilihat bahwa sebagian besar aanngota masyrakat akan memberikan perlakuan
yang berbeda terhadapat seseorang apabila melihat penampilan lahiriah atau
kendaraan atau pun rumah yang mewah. Apabila masyrakat mengetahui
adanya orang yang melakukan perbuatan yang salah yang mengarah ke
perbuatan korupsi masyarakat tidak bertindak apa-apa asalkan orang tersebut
sering berdema. Misalnya, adanya pungutan tambahan dalam urusan
perijinan , masyrakat memandang cuek kejadian-kejadian tersebut karena
menganggap hal tersebut adalah hal yang sudah biasa, yang penting urusan
saya selesai. Masyarakat yang pesimissvie (cenderung memperbolehkan
secara diam-diam) tehadap terjadinya penyimpangan sangat kondusif untuk
terjadinya korupsi. Seperti besi yang telah bengkok,  perlu panas api untuk
meluruskannya. Perumpaan seperti itu pula yang menggambarkan bagaimana
konteks nilai dalam masyrakat Indonesia sekarang cenderung redup akibat
semakin melisitnya arus globalisasi. Maka dewasa ini akan dijelaskan falsafah
nilai bangsa Indonesia yang telah dibangun sejak puluhan tahun yang lalu.
Berdiri dan kokohnya suatu Negara juga dipengarauhi akan dasar Negara
yang dimilikinya. Sejauh mana, mampu menahan segala kejolak dan
propaganda yang dibenturkan ternyata mampu menunjukkan kuantitas
Indonesia sejak masa orde lama sampai masa reformasi bahwa Indonesia tetap
tangguh berdiri atas adanya konsepsi kenegaraan  yang merupakan warisan
sejarah, itulah Pancasila, Pancasila sebagai falsafah Negara memuat segala
bentuk kehidupan rakyat Indonesia di dalamnya. Pancasila merupakan
anugrah terbesar dari Tuhan Yang Maha Esa yang selanjunya menjadi light-
stars bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai
pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alay pemersatu
dalam kerukunan berbangsa bernegara serta pandangan hidup manusia sehari-
hari, dan jelas diungkapkan sebagai dasar atas falsafah Negara Republik
Indonesia. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai
berikut:
1. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan
dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan
nilai ini
menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan
bangsa yang
ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan
kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada
paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antar umat beragama.
2. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas
dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga
perwakilan.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung
makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang
Adil dan
Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya
abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya
belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan
eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai
instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi
sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas
dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan
negara Indonesia.
2.2.3 Modus Korupsi
Konvensional Political State capture
corruption corruption
Modus SPPD Penjaran APBD / Desain kebijakan
APBN yang koruptif

Tiket & program


fiktif
Aktor ·         PNS ·         Birokrat ·         Birokrat
·         Penegak ·         Makelar ·         Makelar
hukum
·         Pengurus ·         Pengurus
·         dll parpol parpol
·         Anggota ·         Anggota
DPR/DPRD DPR/DPRD

Modus korupsi sektor kesehatan


Dari data pengaduan masyarakat sejak 2005-2012, KPK melakukan inventarisasi
modus-modus korupsi sektor kesehatan terbanyak berupa :
·         Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas , Jampersal dan
Jamkesda
·         Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan dan
ASKESKIN
·         Pungli oleh PNS dan pemotongan dana bantuan
·         Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa terutama alat kesehatan
·         Penyalahgunaan keuangan di RSUD
·         Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatn oleh oknum puskesmas
dan RSUD
·         Penyalahgunaan fasilitas kesehatan(Puskesmas dan RSUD)
Di tahun 2019 Modus Suap Paling Dominan. Suap menjadi modus yang paling
dominan dilakukan oleh para tersangka korupsi. Penyalahgunaan wewenang
menjadi modus yang berimplikasi terhadap besarnya kerugian negara.

2.3 Penyebab Korupsi


Penyebab korupsi terjadi dalam dua factor yaitu ;
a.      Faktor internal Adalah faktor dari dalam diri sendiri
Meliputi dua aspek :
a) Aspek perilaku individu
 Sifat tamak atau rakusmanusia
 Moral yang kurang kuat
 Penghasilan yang kurang mencukupi
 Kebutuhan hidup yang mendesak
 Gaya hidup yang konsumtif
 Malas atau tidak mau bekerja
 Ajaran agama yang tidak diterapkan
b) Aspek sosial
Merujuk dari teori solidaritas sosial . Eile Durkheim (1858-1917) “
watak manusia sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikan oleh
masyarakatnya”

b.      Faktor eksternal adalah faktor dari luar


Meliputi beberapa aspek :
a. Aspek organisasi
 Manajemen yang kurang baik
 Kultur organisasi yang mendukung terjadinya korupsi
 Lemahnya controlling / pengendalian dan pengawasan
 Kurangnya transparansi pengelolaan keuangan
 Rekruitmen pegawai yang belum sesuai dengan kebutuhan
 Kelemahan dan kurangnya teladan
Sikap masyarakat terhadap korupsi :
 Nilai-nilai yang dianut masyarakat
 Masyarakat tidak menyadari perilaku korupsi
 Dampak korupsi tidak terlihat langsung sehingga tidak berusaha dicegah
 Perilaku korupsi dipandang umum

b. Aspek ekonomi
 Gaya hidup konsumtif
 Tidak dapat menetapkan prioritas kebutuhan

c. Aspek politik/ tekanan kelompok


 Tuntutan orang terdekat (keluarga)
 Tekanan pimpinan atau rekan kerja
 Tujuan kekuasaan

d. Aspek hukum
 Aturan yang diskriminatif, berpihaak, tidak adil, rumusan yang multitafsir,
overlopping.
 Penegakan hukum masih diskriminatif, belumsesuai tujuan

Adapun penyebab korupsi menutur berbagai pihak yaitu ;


1. Jack Bologne GONE Theory : Faktor-faktor penyebab korupsi adalah
keserakahan(greed), kesempatan (opportunity), kebutuhan (needs), dan
pengungkapan (expose). Keserakahan berpotensi dimiliki setiap orang dan
berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Organisasi, instansi, atau
masyarakat luas dalam keadaan tertentumembuka Factor Kesempatan
melakukan kecurangan. Factor kebutuhan erat dengan individu-individu untuk
menunjang hidupnya yang wajar. Dan, factor pengungkapan berkaitan dengan
Tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila
pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
2. Robert Klitgaard CDMA Theory : Korupsi terjadi karena adanya factor
kekuasaan dan monopoli yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas.
3. Donald R Cressey Fraud Triangle Theory : Tiga factor yang
berpengaruhterhadap fraud (kecurangan) adalah kesepakatan, motivasi, dan
resionalisasi. Ketiga factor tersebut memiliki derajat yang sama besar untuk
slaing mempengaruhi.
4. Willingness and Opportunity to Corrupt ; korupsi terjadi jika terdapat
kesempatan/peluang (kelemahan system, pengawasan kurang, dan
sebagainya) dan niat/keinginan (didorong karena keburuhan dan
keserakahan).
5. Motivasi pelaku ; seperti disampaikan dalam berdasarkan motivasi pelaku ,
korupsi karena kebutuhan, korupsi karena ada peluang, korupsi karena ingin
memperkaya disi sendiri, korupsi karena ingin menguasai suatu negara.
6. Cost-Bebefit model : menurut teori ini, korupsi terjadi jika manfaat korupsi
yang di dapat /dirasakan lebih besar dari biaya/resikonya ( Nilai Manfaat
Besih Korupsi).
2.4 Akibat Korupsi
a. Bidang Ekonomi
 Penurunan produktivitas : lesunya pertumbuhan ekonomi dan tidak adanya
investasi membiat produktivitas menurun. Hal ini menghambat perkembangan
sector produksi untuk lebih baik terjadi seiring dengan terhambatnya sector
industry dan produksi untuk bisa berkembang lebih baik.
 Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi : korupsi mempersulit
pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidakefisienan yang
tinggi. Dalam sector privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran illegal.
 Rendahnya kualitas barang dan jasa untuk public
 Menurunnya pendapatan dari sector pajak diperparah dengan kenyataan
bahwa banyak sekali oknum pegawai dan pejabat pajak yang bermain untuk
mendapatkan keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri.
 Meningkatnya hutang negara
Transparansi Internasional (TI) mencatat kalua uang rakyat dalam praktek
Anggaran Pendapatan (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) menguap oleh prilaku korupsi . sekitar 30 sampai 40 persen dana
menguap karena dikorupsikan, dan korupsi terjadi 70 persen pada pengadaan
barang dan jasa
b.Bidang Sosial dan Kemiskinan
 Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik : Praktek korupsi menciptakan
ekonomi biaya tinggi yang membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi
biaya tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan public,
karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi
akibat besarnya modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah
ke tindak korupsi.
 Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat ; lemahnya koordinasi dan
pendapatan, pendanaan dan Lembaga.
 Terbatasnya akses bagi masyarakat : rakyat miskin lebih mendahulukan
mendapatkan bahan pokok untuk hidup daripada untuk sekolah yang semakin
menyudutkan karena mengalami kebodohan, jasa Pendidikan, Kesehatan,
rumah layak huni, informasi.
 Meningkatnya angka kriminalitas : sebaiknya, Ketika korupsi berhasil
dikurangi, maka kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum (law
enforcement) juga meningkat.
 Solidaritas social semakin langka : masyarakat merasa tidak mempunyai
pegangan yang jelas untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Ketidakjelasan masa depan serta himpitan hidup yang semakin jkuat membuat
sifat kebersamaan dan kegotong royongan yang selama ini dilakukan menjadi
langka.
 Demoralitas : masyarakat menjadi semakin individualis. Mementingkan
dirinya sendiri dan keluarganya saja. Karena memang sudah tidak ada lagi
kepercayaan kepada pemerintah, system, hukum bahkan antar masyarakat
sendiri.
c. Kerusakan Lingkungan
 Adanya penyimpangan anggaran pembangunan akan menghambat laju
pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada kemiskinan rakyat
 Penyalahgunaan pengelolaan hutan lindung akan membuat ekosistem
terganggu ( banjir, longsor, yang menyebabkan kerugian materi dan
korban jiwa
 Sebagai contoh penyalahgunaan perizinan pengelolaan potensi
kelautan.
d. Lingkungan sosial
 semakin memperlebar strata sosial di masyarakat, yang kaya semakin kaya,
yang miskin makin sulit memperoleh kehidupan yg layak, bahkan kesulitan
mendapatkan kebutuhan pokok karena harga mahal.
 Biaya pendidikan yg mahal, akibatnya masy dpt melakukan tindakan-tindakan
yg anarkis kurang menghargai hak hak asasi manusia.
e. Dampak politik korupsi dan demokrasi
Anggaran APBN/APBD yg dikucurkan kepada masyarakat implementasinya
harus dapat dipertanggungjawabkan secara akuntable kpd masyarakat dan
terbebas dari intervensi kepentingan pribadi atau golongan.
f. Dampak terhadap pertahanan keamanan
Negara yg korupsi dapat memiskinkan rakyat, dan rakyat yg miskin sangat
rapuh dan mudah di intervensi oleh pihak yang ingin merongrong
pemerintahan. Korupsi thd peluang-peluang penyalahgunaan uang negara, yg
sangat berpengaruh terhadap persepsi masyarakat terhadap realitas kehidupan,
yang ujung-ujungnya dapat menimbulkan rasa frustasi, iri ,dengki, gampang
menghujat, tidak menerima keadaan dan rapuh, dan pada ujungnya
masyarakat dpt kehilangan arah dan identitas diri serta menipisnya sikap bela
negara dlm pertahanan dan keamanan.
g. Dampak terhadap penegakan hukum
Penegakan hukum yang lemah mendorong masyarakat lebih berani
melakukan tindakan korupsi,bisa karena hukuman yang diperoleh lebih ringan
dibanding nilai korupsi.
2.5 Nilai – nilai Anti Korupsi
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Dalam
berbagai buku juga disebutkan bahwa jujur memiliki makna kesatuan kata dan
perbuatan. Jujur merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi,
karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai
hal, termasuk dalam kehidupan sosial. Bagi seorang peserta didik kejujuran sangat
penting dan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik,
misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme dan tidak memalsukan nilai.
Lebih luas, contoh kejujuran secara umum di masyarakat ialah dengan selalu berkata
jujur, jujur dalam menunaikan tugas dan kewajiban, misalnya sebagai seorang aparat
penegak hukum ataupun sebagai masyarakat umum dengan membayar pajak.
2. Kepedulian
Peduli memiliki beberapa arti mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan
berbagai hal yang berkembang di dalamnya. Nilai kepedulian sebagai peserta didik
dapat diwujudkan dengan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah
maupun sosial terhadap indivu atau teman dalam kelompoknya.
3. Kemandirian
Pada beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti dapat
berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam
berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus dimiliki
oleh seorang pemimpin, karena tanpa kemandirian seseorang tidak akan mampu
memimpin orang lain.
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.
Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin.
Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencapai tujuan dengan waktu yang lebih
efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai anti korupsi
lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.
Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu
dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku,
mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.
5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang
yang memiliki tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas
dengan lebih baik. Lantanida Journal, Vol. 5 No. 1, 2017 – 5 Seseorang yang dapat
menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik akan mendapatkan
kepercayaan dari orang lain. Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat
diwujudkan dalam bentuk belajar dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan
nilai baik, mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan
kepercayaan yang diberikan.
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan,
keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna
tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi
tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan
masyarakat di sekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan untuk
tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang
sederhana, seseorang juga dibina untuk memprioritaskan kebutuhan diatas
keinginannya.
8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya.
Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan
semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat
jika pengetahuannya juga kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial,
secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5, serta UUD 1945.
Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa
yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar
hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak
tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks pembangunan bangsa
Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi. Untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam
keadilan

2.5 Cara mencegah dan menanggulangi korupsi


Pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan hanya dengan komitmen
semata karena pencegahan dan penanggulangan korupsi bukan suatu pekerjaan yang
mudah. Komitmen tersebut harus diaktualisasikan dalam bentuk strategi yang
komprehensif untuk meminimalkan keempat aspek penyebab korupsi yang telah
dikemukakan sebelumnya. Strategi tersebut mencakup aspek preventif, detektif dan
represif, yang dilaksanakan secara intensif dan terus menerus. BPKP dalam buku
SPKN yang telah disebut di muka, telah menyusun strategi preventif, detektif dan
represif yang perlu dilakukan, sebagai berikut :
 Strategi Preventif
Strategi preventif diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi
dengan cara menghilangkan atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau
peluang terjadinya korupsi. Strategi preventif dapat dilakukan dengan:
- Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat
- Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya
- Membangun kode etik di sektor public
- Membangun kode etik di sektor Parpol, Organisasi Profesi dan
Asosiasi Bisnis.
- Meneliti sebab-sebab perbuatan korupsi secara berkelanjutan.
- Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia (SDM) dan
peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri
- Pengharusan pembuatan perencanaan stratejik dan laporan
akuntabilitas kinerja bagi instansi pemerintah
- Peningkatan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen
- Penyempurnaan manajemen Barang Kekayaan Milik Negara (BKMN)
- Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat
- Kampanye untuk menciptakan nilai (value) anti korupsi secara
nasional;
 Strategi Detektif
Strategi detektif diarahkan untuk mengidentifikasi terjadinya
perbuatan korupsi. Strategi detektif dapat dilakukan dengan :
- Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan dari
masyarakat
- Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan
tertentu
- Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi
publik
- Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti
pencucian uang di masyarakat internasional
- Dimulainya penggunaan nomor kependudukan nasional
- Peningkatan kemampuan APFP/SPI dalam mendeteksi
tindak pidana korupsi
 Strategi Represif
Strategi represif diarahkan untuk menangani atau memproses
perbuatan korupsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Strategi represif dapat dilakukan dengan :
- Pembentukan Badan/Komisi Anti Korupsi
- Penyidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman
koruptor besar (Catch some big fishes)
- Penentuan jenis-jenis atau kelompok-kelompok korupsi
yang diprioritaskan untuk diberantas
- Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik
- Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara
korupsi dalam system peradilan pidana secara terus
menerus
- Pemberlakuan sistem pemantauan proses penanganan
tindak pidana korupsi secara terpadu
- Publikasi kasus-kasus tindak pidana korupsi beserta
analisisnya
- Pengaturan kembali hubungan dan standar kerja antara
tugas penyidik tindak pidana korupsi dengan penyidik
umum, PPNS dan penuntut umum.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Pembelajaran Penyuluhan Pendidikan Budaya Anti Korupsi


N Kegiatan Penyuluha Sasaran Metod Medi Wakt Moderator
o n e a u
1 Memberikan Ni Kadek Pemuda Diskus 5 Ni Kadek
materi Lispiani - i menit Arismayant
penyuluhan pemudi i
tentang banjar
pengertian
korupsi
2 Memberikan Ni Kadek Pemuda Diskus 20 Ni Kadek
materi tentang Lispiani -pemudi i menit Arismayant
ciri-ciri, pola banjar i
dan modus
korupsi
3 Menjelaskan Ni Kadek Pemuda Diskus 10 Ni Kadek
materi tentang Lispiani -pemudi i menit Arismayant
penyebab banjar i
korupsi
4 Memberikan Ni Kadek Pemuda Tanya 15 Ni Kadek
materi tentang Lispiani -pemudi jawab menit Arismayant
akibat dari banjar i
korupsi
5 Membahas Ni Kadek Pemuda Tanya 15 Ni Kadek
materi tentang Lispiani -pemudi jawab menit Arismayant
nilai-nilai anti banjar i
korupsi
6 Menjelaskan Ni Kadek Pemuda Tanya 15 Ni Kadek
materi tentang Lispiani -pemudi jawab menit Lispiani
cara banjar
mencegah dan
menanggulan
gi korupsi
3.2 Cara Evaluasi
a. Lisan (pertanyaan dan jawaban pada lampiran)
b. Tertulis (pertanyaan dan jawaban pada lampiran)

3.3 Rencana Biaya Penyuluhan


Rencana yang akan ikut penyuluhan sebanyak 30 orang
No Jenis Barang Jumlah Harga Total
1. Hand-out 25 x 2 1000 x 3 150.000
2. Konsumsi Snack 25 7000 175.000
3. Media poster 25 5000 x3 375.000
BAB IV
Simpulan

4.1 Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindakan melanggar hukum, penggelapan,
penyelewengan, penyuapan uang negara maupun uang perusahaan. Seseorang
yang bertindak korupsi memiliki ciri-ciri salah satunya penghianatan terhadap
kepercayaan seperti contohnya seorang pemimpin menggelapkan uang
perusahaan. Korupsi memiliki 7 pola yaitu pola konvensional, pola kuintasi fiktif,
pola komisi, pola upeti, pola menjegal oder, pola perusahaan rekanan, dan pola
penyalahgunaan wewenang. Modus korupsi yang sering terjadi dengan
penyuapan. Penyebab korupsi berasal dari faktor internal yang berasal dari diri
sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari luar. Salah satu dampak terbesar
dari korupsi adalah kemiskinan yang terjadi oleh rakyat kecil yang tidak tau
menau seharusnya uang yang dikorupsikan diberikan bantuan Pendidikan,rumah
yang layak dan kebutuhan lainnya. Nilai-nilai anti korupsi yang harus diterapkan
yaitu jujur, Kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, kerja keras, tnggung jawab,
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Dalam proses mencegahan dan
penanggulangan korupsi diperlukan strategi yang kuat dan terpercaya seperti
BPKP dalam buku SPKN yang telah disebut di muka, telah menyusun strategi
preventif, detektif dan represif yang perlu dilakukan.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/388679226/Ciri2-Pola-Dan-Modus-Korupsi
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pengabdian_dir/8f26716ae0dfbbebc5220178ab
4291cc.pdf
https://danielakhyari.wordpress.com/2017/04/10/alur-cerita-korupsi-di-indonesia/
https://kabar24.bisnis.com/read/20200218/16/1202930/tren-kasus-penindakan-
korupsi-2019-modus-suap-paling-dominan#:~:text=Hukum-,Tren%20Kasus
%20Penindakan%20Korupsi%202019%3A%20Modus%20Suap%20Paling
%20Dominan,berimplikasi%20terhadap%20besarnya%20kerugian%20negara
http://catatananakcengeng.blogspot.com/2016/04/pengertian-ciri-dan-perspektif-
korupsi.html
https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-korupsi/infografis/teori-teori-
penyebab-korupsi#:~:text=Salah%20satu%20teori%20korupsi%20menurut,berkaitan
%20dengan%20individu%20pelaku%20korupsi.
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/kerugian-negara-
akibat-korupsi-di-indonesia#:~:text=Korupsi%20mengakibatkan%20melambatnya
%20pertumbuhan%20ekonomi,kebahagiaan%20masyarakat%20di%20suatu
%20negara.
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/dampak-korupsi-
terhadap-sosial-dan-kemiskinan
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/dampak-korupsi-
terhadap-ekonomi/
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/dampak-korupsi-
terhadap-penegakan-hukum
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/dampak-korupsi-
terhadap-pertahanan-dan-keamanan/
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/dampak-korupsi-
terhadap-kerusakan-lingkungan/
http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/download/2055/1521
http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/download/2055/1521
http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/uppk_apbn_apbd(1).pdf

Lampiran
a. Lisan
1. Bagaimana ciri-ciri orang yang korupsi?
Jawaban:
Ciri-ciri dari orang yang koruspi yaitu :
 Suatu penghianatan terhadap kepercayaan.
 Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat pada
umumnya.
 Dengan sengaja mengabaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus
 Dilakukan dengan rahasia kecuali dalam keadaan dimana orang-orang  yang
berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak peduli
 Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak

2. Coba kemukakan menurut kalian korupsi itu apa dan hukuman apa yang pantas
didapatkan?
Jawaban :
Menurut saya Korupsi merupakan suatu perbuatan yang melanggar hukum dan
merugikan banyak pihak. Dan korupsi merupakan perbuatan yang kejam.
Hukuman yang pantas didapatkan oleh seorang koruptor adalah hukuman
pidana seberat beratnya dan denda sebesar besarnya sesuai dengan hukuman
yang berlaku.
3. Apa yang harus kalian lakukan agar diri kita terhindar dari korupsi?
Jawaban:
Yang harus dilakukan sejak dini yaitu:
 Belajar lebih giat lagi
 Tidak bolos
 Tidak menyontek
 Tidak terlambat
 Bersikap jujur saat belanja
 Tidak titip absen
4. Jika kalian mencurigai seorang pemimpin yang tidak jujur, apa yang harus
kalian lakukan?
Jawaban :
Memberanikan diri melaporkannya ke pihak yang menangani korupsi yaitu
KPK untuk ditindaki lebih lanjung tetapi sebelum kamu melapor pastikan
kamu mempunyai bukti-bukti yang kuat.

Pre-test

1. Apa itu korupsi ?


a. Orang yang jujur
b. Suatu perbuatan yang mulia
c. Perbuatan yang merugikan orang lain
d. Mementingan diri sendiri
Jawaban C
2. Dibawah ini merupakan ciri ciri dari korupsi yaitu kecuali :
a. Suatu penghianatan terhadap kepercayaan
b. Mementingan kepentingan pribadi
c. Selalu bersikap jujur dan bijaksana
d. Adanya usaha untuk menutupi perbuatannya
Jawaban C
3. Seorang direktur membeli sebuah mobil pribadi dan membayar dengan uang
kantor yang dipimpinnya, Tindakan tersebut termasuk pola korupsi?
a. Pola komisi
b. Pola penyalahgunaan wewenang
c. Pola konvensional
d. Pola upeti
Jawaban C
4. Seorang pegawai mendapat tugas untuk memebeli seragam untuk semua
karyawan dikantor. Karena ia memesan cukup banyak, pabrik itu memberikan
potongan harga sebanyak 20 persen. Tetapi dari potongan harga tersebut
dikantongkan oleh dia. Tindakan tersebut termasuk pola korupsi?
a. Pola komisi
b. Pola penyalahgunaan wewenang
c. Pola konvensional
d. Pola upeti
Jawaban A

5. Dibawah ini yang termasuk kedalam tindakan modus korupsi kecuali….


a. Penyalahgunaan uang perusahaan
b. Bersikap adil kepada setiap orang
c. Penggelapan uang jaminan Kesehatan
d. Penyuapan
Jawaban B
6. 1. Penghasilan yang kurang mencukupi
2. Manajemen yang kurang baik
3. Kebutuhan hidup yang mendesak
4. Kelemahan dan kurangnya teladan
5. Malas atau tidak mau bekerja
Dari pernyataan diatas nomor berapakah yang termasuk factor internal
penyebab korupsi?
a. 1,2 dsn 3
b. 2,3,dan 5
c. 1,4, dan 5
d. 1,3, dan 5
Jawaban D
7. Si Udin adalah orang yang memiliki kehidupan sederhana. Pada satu hari si
Udin di PHK dari pekerjaannya karena direktur yang memimpin
perusahaannya terjerat kasus korupsi hingga menghabiskan dana perusahaan
dan perusahaan tersebut tutup permanen. Kutipan diatas merupakan cerminan
akibat dari korupsi dibidang?
a. Sosial Kemiskinan
b. Ekonomi
c. Lingkungan
d. Penengak Hukum
Jawaban B
8. Si Tono sedang berada disekolah, di jam istirahat ia lapar terpaksa hari itu ia
bolos pulang untuk makan karena ia lupa membawa uang jajan. Esok harinya
ia dipanggil guru bk untuk memberikan keterangan ia mengatakannya dengan
sebenar benarnya apa yang sudah ia perbuat, dia menyesal dan tentu saja
tindakanya dia salah. Tindakan yang yang dilakukan tono merupakan
gambaran nilai nilai anti korupsi yaitu?
a. Kejujuran
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. Keadilan
Jawaban A
9. Seorang direktur selalu memberikan uang THR kepada semua pegawainya
yang merayakan hari raya pada saat itu. Ia selalu bertanggung jawab dsn ingst
drngsn kewsjibsnnys. Ia tidak memandang tinggi rendah jabatan karyawannya
semua mendapatkan sama rata. Tindakan sang direktur tersebut
mencerminkan sikap?
a. Kejujuran
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. Keadilan
Jawaban D
10. Salah satu sikap yang dapat menghindarakan kita dari tindakan korupsi adalah
a. Belajar giat, tidak bolos, selalu bersikap jujur, bertanggung jawab disetiap
perbuatan, dan disiplin
b. Boros, tidak pernah merasa puas
c. Selalu teledor dalam setiap pekerjaan
d. Gaya hidup yang selalu mewah
Jawaban A
Post-test

1. Menurut kalian apakah materi yang dipaparkan bermanfaat?


a. Tidak bermanfaat
b. Ya bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Sangat tidak bermanfaat
2. Apa itu korupsi ?
a. Orang yang jujur
b. Suatu perbuatan yang mulia
c. Perbuatan yang merugikan orang lain
d. Mementingan diri sendiri
Jawaban C
3. Dibawah ini merupakan ciri ciri dari korupsi yaitu kecuali :
a. Suatu penghianatan terhadap kepercayaan
b. Mementingan kepentingan pribadi
c. Selalu bersikap jujur dan bijaksana
d. Adanya usaha untuk menutupi perbuatannya
Jawaban C
4. Seorang direktur membeli sebuah mobil pribadi dan membayar dengan uang
kantor yang dipimpinnya, Tindakan tersebut termasuk pola korupsi?
a. Pola komisi
b. Pola penyalahgunaan wewenang
c. Pola konvensional
d. Pola upeti
Jawaban C
5. Seorang pegawai mendapat tugas untuk memebeli seragam untuk semua
karyawan dikantor. Karena ia memesan cukup banyak, pabrik itu memberikan
potongan harga sebanyak 20 persen. Tetapi dari potongan harga tersebut
dikantongkan oleh dia. Tindakan tersebut termasuk pola korupsi?
a. Pola komisi
b. Pola penyalahgunaan wewenang
c. Pola konvensional
d. Pola upeti
Jawaban A
6. Dibawah ini yang termasuk kedalam tindakan modus korupsi kecuali….
a. Penyalahgunaan uang perusahaan
b. Bersikap adil kepada setiap orang
c. Penggelapan uang jaminan Kesehatan
d. Penyuapan
Jawaban B
7. 1. Penghasilan yang kurang mencukupi
2. Manajemen yang kurang baik
3. Kebutuhan hidup yang mendesak
4. Kelemahan dan kurangnya teladan

5. Malas atau tidak mau bekerja


Dari pernyataan diatas nomor berapakah yang termasuk factor internal
penyebab korupsi?
a. 1,2 dan 3
b. 2,3,dan 5
c. 1,4, dan 5
d. 1,3, dan 5
Jawaban D
8. Si Udin adalah orang yang memiliki kehidupan sederhana. Pada satu hari si
Udin di PHK dari pekerjaannya karena direktur yang memimpin
perusahaannya terjerat kasus korupsi hingga menghabiskan dana perusahaan
dan perusahaan tersebut tutup permanen. Kutipan diatas merupakan cerminan
akibat dari korupsi dibidang?
a. Sosial Kemiskinan
b. Ekonomi
c. Lingkungan
d. Penengak Hukum
Jawaban B
9. Si Tono sedang berada disekolah, di jam istirahat ia lapar terpaksa hari itu ia
bolos pulang untuk makan karena ia lupa membawa uang jajan. Esok harinya
ia dipanggil guru bk untuk memberikan keterangan ia mengatakannya dengan
sebenar benarnya apa yang sudah ia perbuat, dia menyesal dan tentu saja
tindakanya dia salah. Tindakan yang yang dilakukan tono merupakan
gambaran nilai nilai anti korupsi yaitu?
a. Kejujuran
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. Keadilan
Jawaban A
10. Seorang direktur selalu memberikan uang THR kepada semua pegawainya
yang merayakan hari raya pada saat itu. Ia selalu bertanggung jawab dsn ingst
drngsn kewsjibsnnys. Ia tidak memandang tinggi rendah jabatan karyawannya
semua mendapatkan sama rata. Tindakan sang direktur tersebut
mencerminkan sikap?
a. Kejujuran
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. Keadilan
Jawaban D
11. Salah satu sikap yang dapat menghindarakan kita dari tindakan korupsi adalah
a. Belajar giat, tidak bolos, selalu bersikap jujur, bertanggung jawab disetiap
perbuatan, dan disiplin
b. Boros, tidak pernah merasa puas
c. Selalu teledor dalam setiap pekerjaan
d. Gaya hidup yang selalu mewah
Jawaban A
Poster

Anda mungkin juga menyukai