Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“RESUME PEMASANGAN INFUS,KATETER DAN MENGHITUNG


KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH”

Oleh:

Dilla Yulia Putri

193110132

2A

Dosen Pembimbing :

Ns. Yossi Suryarinilsih,.M.Kep.Sp.KMB

DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2021
PEMASANGAN INFUS DAN PERAWATANNYA
A. Pengertian
Memasang infus adalah pemasangan infus untuk memberikan cairan atau obat
melalui parenteral (intravena)

B. Tujuan
1. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit pada klien yang sakit
akut
2. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi intermitten atau emergensi

C. Indikasi
1. Pada keadaan emergency untuk memberikan cairan,obat-obatan untuk memberikan
cairan,obat-obatan dan transfusi lebih cepat
2. Memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat
3. Memasukkan dosis obat dalam jumlah besar secara terus-menerus melalui infus

D. Kontraindikasi
1. Infeksi kulit sekitar
2. Flebitis vena
3. Sklerosis vena
4. Infiltrasi intravena sebelumnya
5. Luka bakar disekitar lokasi venipuncture
6. Cedera traumatis proksimal dari lokasi pemasangan
7. Fistula arteriovenosa di ekstremitas
8. Prosedur bedah yang mempengaruhi ekstremitas

E. SOP Tindakan pemasangan infus


a. Persiapan klien
1. Monitoring keadaan umum klien
a) Tingkatkan kesadaran
b) Tanda-tanda vital
c) Keadaan kulit/turgor
2. Memberikan informasi kepada klien terkait beberapa hal beriku :
a) Kapan dan tujuan infus diberikan
b) Berapa lama pemasangan infus
c) Hal yang harus dilakukan selama pemasangan infus
1. Menjaga atau mempertahankan tempat insersi agar tidak kotor atau
dikotori
2. Tidak boleh mengatur tetesan sendiri
3. Tidak boleh menarik selang infus sendiri
4. Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan insersi,harus
diberitahukan kepada perawat
b. Persiapan alat
1. Cairan yang diberikan
2. Kasa steril
3. Kapas steril
4. Alkohol 70%
5. Povidone iodone
6. Plester
7. Standar infus
8. Infus set
9. IV kateter sesuai usia (abocat)
10. Sarung tangan steril sekali pakai
11. Perlak/pengalas
12. Bengkok
13. Alat pencukur
14. Gunting
15. Tornikuet/manset
16. Perban
17. Spalk dalam keadaan siap pakai,bila perlu
18. Obat-obatan jika diberikan terapi obat lewat IV

c. Prosedur kerja
1. Tahap prainteraksi
a) Cek atau baca status dan terapi cairan klien
b) Cuci tangan
c) Siapkan alat-alat dan dekatkan pada klien
2. Tahap orientasi
a) Beri salam,panggil klien dengan nama kesukaannya
b) Jelaskan maksud dan tujuan prosedur,serta lamanya yang akan dilakukan
perawat untuk klien
3. Tahap kerja
a) Bila dimungkinkan tindakan sebaiknya dilakukan oleh dua orang perawat
b) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum melakukan tindakan
c) Tanyakan keluhan utama atau keluhan yang dirasakan klien sekarang
d) Jaga privasi klien
e) Posisikan lkien semi fowler atau berikan posisi supine jika tidak
memungkinkan
f) Bebaskan lengan klien dari baju/kemeja
g) Letakkan manset/tornikuet 5-15 cm diatas tempat tusukan
h) Letakkan alas plastik dibawah lengan klien
i) Hubungkan cairan infus dengan infus set lalu gantungkan pada standar infus
j) Periksa label klien apakah telah sesuai dengan instruksi cairan yang akan
diberikan
k) Alirkan cairan infus melalui selang infus untuk menghilangkan udara
didalamnya
l) Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan
sampai pemasangan pada tangan disiapkan
m) Kencangkan tourniket/manset
n) Anjurkan klien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali,lalu palpasi
dan pastikan tempat yang akan ditusuk
o) Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alcohol,lalu ulangi
dengan menggunakan kapas betadin.Arah melingkar dari dalam keluar lokasi
tusukan
p) Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena dengan jarak sekitar 5cm
diatas atau dibawah tusukan
q) Pegang jarum pada posisi 30derjat pada vena yang akan ditusuk,setelah pasti
masuk,lalu tusuk perlahan dengan pasti
r) Rendahkan posisi jarum sejajar pada kulit dan tarik jarum sedikit lalu
teruskan plastic IV kateter kedalam vena
s) Tekan dengan jari ujung plastik IV kateter
t) Tarik jarum infus keluar
u) Sambungkan plastic IV kateter dengan ujung selang infus
v) Lepaskan manset
w) Buka klem infus sampai cairan mengalir lancar
x) Oleskan dengan salep betadine diatas tempat penusukan,kemudian ditutup
dengan kasa steril
y) Fiksasi posisi plastic IV kateter dengan plester
z) Atur tetesan infus sesuai dengan ketentuan,selanjutnya pasang stiker yang
sudah diberi tanggal.Untuk IV kateter bersayap (wing needle) :
1. Letakkan plester pertama dibawah sayap kemudian lipat diatas sayap
searah dan sejajar ujung IV kateter
2. Letakkan plester kedua diatas pangkal IV kateter dan sayap dengan posisi
melintang
3. Tutup bagian kasa steril dan letakkan dengan plester sesuai dengan
kebutuhan
4. Tulis tanggal dan jam pemasangan IV kateter pada plester penutup kasa

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi klien dan hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak dengan sapaan atau salam
c. Akhiri kegiatan dengan sapaan atau salam
d. Buka sarung tangan lalu lanjutkan dengan mencuci tangan

5. Dokumentasi
Catat hasil dalam melakukan perawatan
F. Perawatan pemasangan infus
a. Pengertian
Perawatan pada tempat pemasangan infus
b. Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
c. Indikasi
Pasien yang terpasang infus
d. Peralatan
1. Pinset anatomis steril 2 buah
2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Gunting plester
5. Plester/hypafix
6. Kapas alkohol
7. Salep
8. Penunjuk waktu
9. Bengkok
10. Perlak dan pengalas

e. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap Prainteraksi
a. Melakukan verifikasi data
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan keluarga/pasien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Mengatur posisi pasien
b. Memakai sarung tangan
c. Membasahi plester dengan kapas alkohol dan buka balutan dengan
menggunakan pinset
d. Membersihkan bekas plester
e. Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCl
f. Mengolesi tempat tusukan dengan salep
g. Menutup dengan kasa steril dengan rapi
h. Memasang plester penutup
i. Mengatur tetesan infus
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Mmembereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

G. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan infus


1. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-4 jam
2. Evaluasi tanda infeksi
3. Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
4. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir saat melakukan perawatan
infuse
5. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septic,mendokumentasikan waktu
pemeriksaan selang (terhadap adanya embolus),serta reaksi klien (terhadap
tempat/lokasi)vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan infus

PEMASANGAN KATETER DAN PERAWATANNYA

A. Pengertian
Pemasangan kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi urin dengan malakukan pemasangan kateter untuk membantu
memenuhi kebutuhan BAK,keadaan penyakit,preoperasi dan postoperasi dan
diagnostik.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi kebutuhan urin eliminasi
2. Meningkatkan rasa nyaman klien akibat distensi abdomen
3. Menghitung sisa urin (residu) dalam kandung kemih

C. Indikasi
1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine
2. Pasien dengan pemantauan output
3. Pasien post op

D. Kontraindikasi
Klien yang mengalami retensi urin yang masih dapat dilakukan dengan cara selain
pemasangan kateter (misalnya kateter kondom)

E. SOP Tindakan pemasangan kateter


1. Fase orientasi
a) Memberi salam dan menyapa pasien
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan tindakan
d) Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
Persiapan tempat dan alat
1) Baki
2) Kateter steril,ukuran disesuaikan dengan pasien
3) Kantong penampung urine (urine bag)
4) Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya
5) Kassa
6) Korentang
7) Cairan pelumas/jelly
8) Perlak dan alasnya
9) Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine)
10) Pinset anatomi atau sarung tangan steril
11) Duk steril
12) Spuit 20 cc dan aquades
13) Sketsel
14) Selimut ekstra
15) Plester atau gunting
2. Fase kerja
a. Menjaga privacy klien
b. Pasang selimut ekstra
c. Perlak dan alasnya dipasang dibawah bokong dan lepas pakaian
d. Mencuci tangan
e. Pakai sarung tangan
f. Memasang duk steril
Pada pasien perempuan
1) Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri,dan tangan
kanan memegang kapas sublimat
2) Membersihkan vulva dengan kapas salvon/sublimat dari labia mayora dari
atas kebawah 1 kali usap,kapas kotor diletakkan dibengkok,kemudian labia
minora dan perinium sampai bersih (sesuai kebutuhan)
3) Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis mengambil
kateter dan diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm
4) Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri
5) Memasukkan kateter kedalam orificium uretra perlahan-lahan (5-7.5 cm
dewasa)dan menganjurkan pasien untuk menarik napas panjang
6) Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril dan
masukkan lagi (2.5-5 cm)
7) Bila kateter dipasang tetap/permanen maka isi balon 5-15 cc(kateter
dikunci memakai spuit dan aquades steril)
8) Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan sudah terfiksasi dengan baik
9) Menyambung kateter dengan urobag/urine bag
10) Fiksasi kateter dipaha dengan plester bila untuk aktifitas
11) Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut
12) Rapikan alat dan pasien
13) Lepaskan sarung tangan
14) Mencuci tangan
15) Buka sampiran

Pada pasien pria

1) Tangan kiri perawat memegang penis atas


2) Preputium ditarik sedikit ke pangkalnnya dan dibersihkan dengan kapas
savlon minimal 3 kali
3) Oleskan minyak pelicin pada ujung keteter sepanjang 12.5-17.5 cm
4) Penis agak ditarik supaya lurus dan kateter dimasukkan perlahan-lahan
(17.5-22 cm dewasa) dan menganjurkan pasien untuk napas panjang
5) Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril lalu
masukkan lagi 5 cm
6) Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci memakai spuit
dan aquades steril (mengisi balon)
7) Menyambung kateter dengan urobag/urine bag
8) Fiksasi kateter dipaha dengan plester bila untuk aktifitas
9) Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimu
10) Rapikan alat dan pasien
11) Mencuci tangan
12) Buka sampiran
3. Fase terminasi
a) Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah dilakukan tindakan
b) Observasi pengeluaran urine (jumlah,warna dan bau)

F. Perawatan kateter
1) Fase orientasi
a) Memberi salam dan menyapa pasien
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan tindakan
d) Menjelaskan prosedur tindakan dan efek samping yang mungkin muncul
e) Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
2) Fase kerja
1. Cuci tangan
2. Menjaga privacy klien
3. Memakai sarung tangan
4. Menempatkan alat didekat klien
5. Mengatur posisi supinasi/dorsal recumbent
6. Memasang perlak dibawah pantat klien
7. Menarik selang kateter dengan ringan untuk memastikan kepatenan kateter
8. Membersihkan alat genital dengan kapas NaCl dari arah distal ke proksimal
(laki-laki)
9. Mengulangi langkah ini sampai bersih
10. Membersihkan kateter dari bagian orifisium kebagian luar dengan NaCl
11. Mengulangi langkah ini sampai bersih
12. Mengeringkan alat kelamin dan kateter dengan kassa kering
13. Mengolesi bagian distal (orifisium) alat kelamin dengan disinfektan
14. Merapikan alat dan klien
15. Mencuci tangan
3) Fase terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan kepada pasien dengan mengucapkan salam

MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH (BALANCE CAIRAN


DAN CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS)

A. Pengertian balance cairan


Balance cairan adalah menghitung keseimbangan cairan masuk (intake) dan
cairan keluar (output) tubuh

B. Tujuan
1. Mengetahui jumlah intake cairan
2. Mengetahui jumlah output cairan
3. Mengetahui balance cairan
4. Menentukan kebutuhan cairan

C. SOP tindakan menghitung kebutuhan cairan tubuh


a. Tahap prainteraksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
b. Tahap orientasi
a. Beri salam,panggil klien degan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
c. Taha p kerja
1. Hitung intake cairan :
1. Oral (minum) : normal ± 1200 ml
2. Oral (makan) : normal ± 1000 ml
3. Hasil metabolisme : normal ±300 ml
4. Parenteral : sesuai instruksi
2. Hitung output cairan :
1. Ginjal (urine) : normal 40-80 ml/jam (960-1680 ml/24 jam)
2. Gastro intestinal (feses) : normal 100-200 ml/24 jam
3. Pernapasan (paru) :normal 400 ml/24 jam
4. Insensible water ioss (IWL) : tidak kasat mata (kulit) : normal 6 ml/kg/24
jam (420 ml/24 jam)
5. Sensible water ioss (IWL) : kasat mata (keringat) : normal 1000 ml/24
jam
6. Abnormal (muntah,drain,perdarahan,dll) :sesuai kondisi klien
3. Hitung balance cairan
1. Balance positif : intake > output
2. Balance negatif : output > input
d. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil/respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan,membereskan alat-alat
5. Cuci tangan

CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS

a. Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml)


jumlah cairan yang masuk
Tetesan/menit ¿
lamainfus ( jam ) x 3

Atau

kebutuhancairan x faktor tetesan


Tetesan/menit ¿
lamainfus ( jam ) x 60 mnit

b. Pada anak :
jumlah cairan yang masuk
Tetesan / menit ¿
lama infus( jam)
DAFTAR PUSTAKA

Kasiati.(2016). Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Pratikum Kebutuhan Dasar Manusia


1.Jakarta Selatan : PUSDIK SDM Kesehatan

Anggraini,Yanti & Hasian Leniwita.(2019). Modul Keperawatan Medikal Bedah II. Program
DIII Keperawatan Fakultas Vokasi: Universitas Kristen Indonesia

Anda mungkin juga menyukai