Tugas Pembentukan Karakter (Qurratu A'yunni)
Tugas Pembentukan Karakter (Qurratu A'yunni)
1.
Disusun Oleh :
Nama : Qurratu A’yunni
NIM : P05170017035
Tingkat : 4A
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
Pembentukkan Karakter ini dengan lancar. Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Pembentukan Karakter Reka Lagora
Marsofely,SST,M.Kes.
Penulis harap, dengan membaca tugas ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai materi tersebut, khususnya bagi penulis.
Memang tugas ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi yang di tandai dengan kemajuan dunia ilmu informasi dan
teknologi, memberikan banyak perubahan dan tekanan dalam segala bidang. Dunia
pendidikan yang secara filosofis di pandang sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan
dan membentuk watak manusia agar lebih baik (humanisasi), sekarang sudah mulai
bergeser atau disorientasi. Demikian terjadi salah satunya dikarenakan kurang siapnya
pendidikan untuk mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat. Sehingga
pendidikan mendapat krisis dalam hal kepercayaan dari masyarakat, dan lebih ironisnya
lagi bahwa pendidikan sekarang sudah masuk dalam krisis pembentukan karakter
(kepribadian) secara baik.
Karakter merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam bermasyarakat. Karakter diterapkan dalam mayarakat pada umumnya
tidak pernah lepas dari proses pembelajaran dan proses pembentukan diri manusia itu
sendiri. Dalam pembentukan karakter bisa didapatkan di lingkup keluarga, sekolah dan
lingkungan, baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kelompok.
Seperti halnya di lingkup keluarga, orang tua mempunyai peran penting dalam
membentuk karakter anaknya. Dalam lingkup sekolah, seorang guru harus bisa
memberikan contoh ataupun sikap yang baikyang bisa dijadikan bahan pendidikan bagi
seorang siswa. Lingkungan kelompok juga berpengaruh dalam pembentukan karakter
karena dalam suatu kelompok akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
seseorang.
Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan baradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus
menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Di samping itu, berbagai persoalan yang dihadapi
oleh bangsa saat ini semakin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk
memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat ditarik rumusan permasalahan sebagai
berikut :
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis menulis makalah ini sebagai
berikut :
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
1. Pengertian Hakikat Manusia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki dua definisi,
yaitu :
1. Definisi berarti : intisari atau dasar. Contoh : dia yg menanamkan “hakikat” ajaran
Islam di hatiku;
2. Definisi berarti : kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): Contoh : pada
“hakikat”nya mereka orang baik-baik; syariat palu-memalu, pd nya adalah balas-
membalas, pb kebaikan harus dibalas dng kebaikan
Dapat disimpulkan bahwa Hakikat Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain, yang dikaruniakan akal,
pikiran, perasaan dan keyakinan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran
untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang
tidak harus dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Manusia didudukkan sesuai dengan kodrat, harkat,
martabat, hak, dan kewajibannya.
Individu berasal dari kata in dan devided . Dalam bahasa inggris in mengandung arti
tidak , sedangkan devided berarti terbagi . Jadi individu artinya tidak berbagi , atau satu
kesatuan . Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak
berbagi , jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan tak terbatas . Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur
jasmani dan rohani , unsur fisik dan psikis , unsur raga dan jiwa . Seseorang dikatakan
sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya . Jika unsur
tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai makhluk individu .
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri , tak ada yang sama persis .
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip . Faktor genotip
adalah faktor yamg dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan. Kalau
seorang individu memiliki ciri pisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia jga akan
memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor
fenotip). Karakterisristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan
kepribadian.Sebagai makhluk individu, manusia berperan untuk menjalankan beberapa hal
seperti berikut:
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan,
bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan berikut.
Disamping perbedaan yang terbentuk oleh proses interaksi, juga ada keunikan
yang berasal dari desain Sang Pencipta, yaitu wajah, suara dan sidik jari. Dari milyaran
manusia tidak ada orang yang sama persis wajahnya, sama persis suaranya dan yang
sama persis sidik jarinya. Keunikan manusia juga merupakan perwujudan (tajalli) dari
kesempurnaan Tuhan Sang Pencipta. Hanya Yang Maha Sempurna yang bisa
menciptakan keunikan yang sempurna.
C. Pembentukan Karakter
Suatu sikap atau prilaku dapat menjadi karakter melalui proses berikut:
1. Mengetahui
2. Menghayati
3. Melakukan
4. Membiasakan menjadi karakter yang baik
1) Mengetahui (knowledge)
Pembentukan karakter dimulai dari fase ini yaitu kesadaran dalam bidang
kognitif.. Untuk seorang anak, dia mulai mengenal berbagai karakter baik dari
lingkungan keluarganya. Misalnya, pada keluarga yang suka memberi, bersedekah dan
berbagi. Dia kenal bahwa ada sikap yang dianut oleh seluruh anggota keluarganya, yakni
suka memberi. Kakaknya suka membagi makanan atau meminjamkan mainan. Ibunya
suka menyuruh dia memberikan sedekah ketika ada peminta-pinta datang ke rumah.
Ayahnya suka memberikan bantuan pada orang lain. Pada tahapan ini dia berada pada
ranah kognitif, dimana prilaku seperti itu masuk dalam memorinya.
2) Menghayati (understanding)
3) Melakukan (acting)
Jika kedua aspek diatas sudah terlaksana makan akan dengan mudah dilakukan
oleh seseorang yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan suatu
pekerjaan. Didasari oleh pemahaman yang diperolehnya, kemudian si anak ikut
menerapkannya. Pada tahapan awal, dia mungkin sekedar ikut-ikutan, sekedar meniru
saja. Mungkin saja dia hanya melakukan itu jika berada dalam lingkungan keluarga saja,
di luar dia tidak menerapkannya. Seorang yang sampai pada tahapan ini mungkin
melakukan sesuatu atau memberi sedekah itu tanpa didorong oleh motivasi yang kuat dari
dalam dirinya. Seandainya dia kemudian keluar dari lingkungan tersebut, perbuatan baik
itu bisa jadi tidak berlanjut.
B. Keteladanan
Rasa hormat terhadap diri sendiri merupakan sikap hormat kita dalam menghargai
diri kita pribadi yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu
mencerminkan karakter kita sebagai manusia. Oleh karena itu dilakukan pengkategorian
rasa hormat terhadap diri sendiri, yaitu meliputi:
a. Memelihara kesucian lahir (fisik)
Rajin berolahraga sesuai dengan kondisi fisik dan keseimbangnnya, usia dan
lingkungan sosialnya, serta dalam waktu-waktu tertentu yang tidak menganggu
waktu yang lebih berguna. Hal ini dilakukan agar kita selalu dalam kondisi yang
sehat dan berpenampilan menarik.
Kita juga harus menjaga kebersihan dan kesehatan fisik sesuai dengan tuntunan
kesehatan modern, seperti menggunakan sarana pembersih baik untuk badannya
(sabun mandi), untuk rambut (sampo), untuk gigi dan mulut (pasta gigi). Hal ini
dilakukan agar kita terhindar dari kotoran sehingga kita merasa bersih dan orang
lain tidak merasa risih ketika berinteraksi dengan kita.
Setelah menjaga dengan baik, maka kita harus menjga penampilan kita dengan
baik yaitu menghiasi fisik dengan pakaian yang bersih dan rapi. Pakaian yang
baik adalah pakaian yang sesuai dengan norma yang berlaku karena Indonesia
menganut budaya timur maka selayaknya jikalau kita juga memakai pakaian
yang pantas pakai bukan pakaian budaya barat yang cenderung terlalu terbuka
(Marzuki, 2009: 118-119).
Tidak cukup hanya dengan memelihara kesucian fisik, maka kita juga harus
memelihara kesucian batin yakni dengan menuntut berbagai ilmu (agama, ilmu
untuk kehidupan dunia) yang mendukung untuk dapat melakukan berbagai aktivitas
dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. Pembekalan akal atau menuntut ilmu dapat
diupayakan misalnya melalui pendidikan formal, pendidikan informal, dan
pengalaman sehari-hari (Marzuki, 2009: 120).
Setelah penampilan fisiknya baik dan pembekalan akal dengan berbagai
ilmu pengetahuan maka yang harus diperhatikan berikutnya adalah bagaimana
menghiasi jiwa dengan berbagai tingkah laku yang baik. Tingkah laku yang sesuai
dengan norma yang ditetapkan oleh Tuhan dan juga norma yang berlaku di dalam
masyarakat dimana kita tinggal (Marzuki, 2009: 121).
Setiap apa yang kita lakukan pastilah akan dinilai oleh masyarkat dan
Tuhan, sehingga kita dianjurkan untuk selalu berhati-hati dalam setiap apa yang
kita lakukan karena itu merupakan cerminan atau pembentukan citra dari
masyarakat terhadap diri kita tentang bagaimana karakter yang kita miliki. Rasa
hormat terhadap diri sendiri ini memiliki urgensi yang tinggi karena rasa hormat
kita terhadap diri kita sendiri akan menjadi pondasi atau landasan bagi kita untuk
dapat menghormati orang lain. Selain itu, urgensi lain adalah rasa hormat terhadap
diri sendiri akan mampu mengangkat derajat atau martabat kita sebagi manusia di
hadapan manusia lain atau masyarakat lain. Kita akan dihargai sebagai manusia
atau tidak itu tergantung pada apa yang telah kita lakukan dan bagaimana citra diri
kita.
Salah satu bentuk dari menghormati diri sendiri adalah dengan menjaga kesehatan
tubuh dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh. Hal ini merupakan wujud
dari syukur kita terhadap anugrah yang diberikan oleh Tuhan. Beberapa cara untuk
menjaga kesehatan jasmani adalah meliputi:
1. Istirahat / Tidur
Waktu yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam sehari
atau sepertiga hari. Tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan
energi di dalam tubuh, sehingga dapat menghindarkan diri kita dari berbagai
serangan penyakit yang merugikan.
2. Makanan
Mengkonsumsi makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak
kurang untuk menjaga keseimbangan gizi tubuh sangat diperlukan untuk kesehatan
jasmani. Kandungan gizi harus sesuai takaran yang wajar, karena berlebihan atau
kekurangan suatu zat tidak baik untuk kesehatan.
3. Olah raga
Penelitian menunjukkan bahwa olah raga lebih efektif dalam mencegah dan
mengobati depresi daripada obat-obatan. Dengan olah raga tubuh menjadi sehat dan
pikaran pun menjadi fresh.
Beban psikis dan pikiran dapat mempengaruhi daya tahan tubuh yang efeknya
dapat mengundang penyakit jasmaniah dan rohaniah. Setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya. Luangkan waktu anda untuk sesuatu yang menyenangkan bagi diri anda
sendiri dan jangan sekali-kali lari ke minuman keras dan narkoba.
5. Sosial
Memiliki hubungan yang baik dengan para tetangga dan saudara sangat
menguntungkan bagi anda, karena mereka dapat menolong anda sewaktu-waktu anda
membutuhkannya. Kehidupan sosial yang baik dan sehat dapat membuat rileks dan
dapat mengurangi resiko terkena gangguan kejiwaan baik yang ringan maupu yang
berat (Fildzahani, 2010).
Selain kesehatan jasmani maka diperlukan pula upaya untuk menjaga pemenuhan
kebutuhan rohani, yaitu misalnya dengan cara beribadah. Melaksanakan ibadah dan
berdoa secara rutin memenuhi kebutuhan rohani kita, yang merupakan komponen vital
dalam kesejahteraan jiwa. Mengabaikan kebutuhan spiritual membuat jiwa kita gelisah
dan tidak tenang. Berdoa merupakan sarana yang efektif dalam mencegah dan
memerangi masalah-masalah kesehatan mental. Selain dengan ibadah maka kita sebagai
manusia yang diberi akal juga diwajibkan untuk menuntut ilmu guna dimanfaatkan
dalam menjalani kehidupan.
Selain doa upaya untuk menjaga kesehatan rohani dapat dilakukan dengan cara seperti
dibawah ini:
1. Bakti Sosial
Berbakti kepada lingkungan sekitar kita atau lingkungan lain yang perlu
untuk diperhatikan ternyata mampu mendalami makna kasih dan lebih mengenal
orang kecil. Faktanya bakti sosial adalah wujud pekerjaan yang seorang baktikan
kepada daerah, lingkungan sosial yang kurang layak. Dalam prakteknya dalam
menjalani bakti sosial dibutuhkan keikhlasan yang luar biasa dan totalitas untuk
membantu orang lain yang lebih membutuhkan.
2. Bersedekah
3. Simbolisasi
Adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri pada ketenangan batin,
biasanya simbolisasi rohani dapat berupa tasbih, pakaian keagamaan atau pun
simbol–simbol lainnya berbentuk modern seperti sticker ataupun wallpaper.
Unsur spiritual dan rohani ternyata mampu berpengaruh besar untuk membentuk
suatu karakter dan watak pribadi melalui apa yang mereka lakukan untuk diri sendiri
bahkan untuk orang lain.
4. Pengendalian Diri
1. Sabar
Secara etimologis, kata sabar berasal dari kata shabr yang berarti menahan,
tabah hati, mencegah, atau menanggung. Menurut istilah, sabar berarti menahan diri
dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho dari Tuhan (Marzuki,
2009: 121). Dengan sikap sabar maka akan membentuk pribadi seseorang menjadi
lebih tenang dalam menghadapi masalah hidup sehingga akan mampu berpikir
matang dalam mencari solusi sehingga pada akhirnya akan tercapai penyelesaian
masalah secara tepat.
2. Percaya Diri
Percaya diri berarti yakin benar akan kemampuan atau kelebihan dirinya.
Orang yang percaya diri berarti orang yang memiliki keyakinan yang kuat akan
kemampuan atau kelebihannya, sehingga ia dapat memilah dan memilih perbuatan
apa yang pas untuk dilakukan. Sikap ini sangat penting untuk mendasari semua
aktivitas yang akan dilakukannya. Perbuatan yang dilakukan tanpa didasari percaya
diri tidak akan memberikan optimisme yang pasti (Marzuki, 2009: 211).
Teguh pendirian memiliki arti untuk bersikap teguh dan konsekuen dengan
prinsip dan keputusan yang telah diambil walaupun harus menghadapi berbagai
macam tantangan dan cobaan. Melalui sikap ini maka akan dibentuk karakter orang
yang tegas dan tidak mudah goyah serta orang yang tidak mudah putus asa dalam
menghadapi kehidupan walau mengalami kekecewaan hidup (Marzuki, 2009: 153).
4. Jujur
Jujur merupakan sikap yang menunjukkan keterusterangan dan sinkronisasi
antara apa yang ada di dalam hati nurani dengan tingkah laku dan tutur kata di
penampilan luar. Sikap jujur sangat penting ditanamkan dalam diri seseorang agar
orang tersebut tidak terbiasa bersikap bohong. Dengan sikap jujur maka kita akan
dipercaya oleh orang lain dalam tutur kata maupun dalam menjalankan amanah
(tugas/mandat).
5. Bekerja Keras
Orang yang bekerja keras adalah orang yang orang yang dapat memanfaatkan
waktunya dengan baik. Manusia merupakan makhluk paling sempurna karena
manusia dibekali kal pikiran oleh Tuhan. Dengan akal tersebut maka manusia dapat
melakukan manajemen waktu sehingga mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya dan pada akhirnya waktu yang ada tidak terbuang sia-sia (Marzuki, 2009:
194).
6. Disiplin
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakter merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam bermasyarakat. Karakter diterapkan dalam mayarakat pada umumnya
tidak pernah lepas dari proses pembelajaran dan proses pembentukan diri manusia itu
sendiri. Dalam pembentukan karakter bisa didapatkan di lingkup keluarga, sekolah dan
lingkungan, baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kelompok.
Hakikat Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat
paling tinggi di antara ciptaan yang lain, yang dikaruniakan akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan.
Terbentuknya karakter seseorang melalui proses yang panjang. Dia bukanlah
proses sehari dua hari, namun bisa bertahun-tahun. Dalam ilustrasi seorang yang tinggal
sementara di Singapura sebelumnya, kita berharap sepulangnya dia dari sana karakternya
akan berubah, tapi kenyataannya tidak. Ini menunjukkan, waktu satu tahun belum
sanggup membentuk karakter.
Rasa hormat terhadap diri sendiri merupakan sikap hormat kita dalam menghargai
diri kita pribadi yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu
mencerminkan karakter kita sebagai manusia.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA