Anda di halaman 1dari 4

TEORI POLITIK DAN PEMERINTAHAN

OLEH

RAHMAN AMDAR

C1G119021

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
A. Konsep dasar good governance

Good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid


dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administratif. Good governance menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal
dan politican framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. Governance pada dasarnya pertama
kali digunakan di dunia usaha atau korporat.

Dalam konsep good governance masyarakat dan pemerintah saling bekerja sama . dalam
hal ini dalam sistemnya partisipasi masyarakat dalam mengemban pemerintah yang baik adalah
perlu. Karena dengan adanya konsep ini maka transparansi dan kinerja pemerintah dapat di
ketahui oleh masyarakat.

Menurut para ahli good governance yaitu:


1. Konsep “governance“ melibatkan tidak sekedar pemerintah dan negara, tapi juga peran
berbagai actor diluar pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat juga
sangat luas. Governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial
yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non pemerintah dalam suatu kegiatan
kolektif.  (Ganie-Rochman (Widodo, 2001, 18))
2. Governance adalah praktek penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh
pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum dan pembangunan
ekonomi pada khususnya. Sementara itu, Hughes dan Ferlie, dkk dalam Osborne dan
Gaebler, (1992) berpendapat bahwa Good Governance memiliki kriteria yang
berkemampuan untuk memacu kompetisi, akuntabilitas, responsip terhadap perubahan,
transparan, berpegang pada aturan hukum, mendorong adanya partisipasi pengguna jasa,
mementingkan kualitas, efektif dan efisien, mempertimbangkan rasa keadilan bagi
seluruh pengguna jasa, dan terbangunnya suatu orientasi pada nilai-nilai.(Pinto dalam
Nisjar. (1997:119))
3. Governance sebagai proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan
penyediaan public goods dan services. Lebih lanjut ditegaskan bahwa apabila dilihat dari
segi aspek fungsional, governance dapat ditinjau dari apakah pemerintah telah berfungsi
secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah digariskan atau
sebaliknya.( Lembaga Administrasi Negara (2000, 1))

B. Prisip good governance

Adapun prinsip-prinsip good governance adalah:

a. Partisipasi masyarakat, yaitu semua warga masyarakat mempunyai suara dalam


pengambilan keputusan baik secara langsung maupun tidak. Sebagaimana masyarakat di
tuntut untuk partisipasi dalam demokrasi dan pengambilan kebijakan pemerintah.
Partisipasi masyarakat ada yang secara langsung da nada juga yang tidak langsung, dalam
partisipasi tidak langsung masyarakat menyampaikan aspirasinya melalui waki wakil
rayat yang dimana wakil wakil rakyat itu di pilh melalui pemilihan umum yang di
lakukan secara langsung.
b. Tegaknya supremasi hukum, yaitu kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
c. Transparansi, yaitu dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan lembaga dan informasi dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan, dan
informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti.
d. Peduli pada stakehoder yaitu lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus
berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
e. Berorientasi pada konsensus yaitu tata pemerintah yang baik dapat menjembatani
kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dan yang
terbaik bagi kelompok masyarakat.

C. Implementasi good governance di Indonesia


Asas-asas yang ada dalam good governance masih belum dapat maksimal
diterapkan atau di implementasikan di Indonesia. Misalnya mengenai asas bertindak
cermat yang merupakan salah satu asas dalam good governance, masih dirasakan bahwa
putusan yang dikeluarkan oleh pemerintah belum dapat menampung aspirasi
masyarakatnya. Sehingga masih banyak Perda, misalnya, yang belum dapat langsung
berlaku, seperti peraturan dilarang berjualan di sepanjang trotoar, peraturan dilarang
merokok, dan lain-lain. Ini adalah contoh kecil. Contoh lainnya adalah mengenai
pengurusan Kartu Tanda Penduduk yang masih simpang siur peraturannya. Ada yang
bebas dari biaya namun ada pula yang dipungut biaya. Ada yang melayani warga sampai
malam, namun ada juga yang dalam melayani masyarakat sudah tutup sebelum jam
kantor berakhir. Ini pun menunjukkan bahwa asas motivasi masih kurang di
implementasikan, pegawai pemerintah kemungkinan dalam melayani masyarakat masih
termotivasi dengan uang, bukan termotivasi untuk melayani masyarakat (service to
public). Tentunya masih banyak hal-hal yang dapat dijadikan contoh tentang tidak
diimplementasikan asas-asas good governance ini.
Hal ini tentu sangat mengecewakan bahkan cenderung mengkhawatirkan apabila
good governance tidak dapat diimplementasikan, sebab konsep pemerintahan umum yang
baik (good governance) merupakan dasar acuan dalam melakukan pengelolaan kebijakan
pembangunan suatu negara. Karakteristik utama dari konsep good governance ini adalah
adanya unsur demokratis, transparan, akuntabilitas, dan benar. Hal yang terpenting dari
prinsip good governance tersebut adalah prinsip kecermatan, kepastian, kewajaran,
persamaan, dan keseimbangan.
Konsep pemerintahan umum yang baik ini kemudian dikembangkan oleh teori
ilmu hukum dan yurisprudensi baik di lingkungan administrasi negara maupun oleh
putusan-putusan pengadilan sehingga mendapat tempat yang layak dalam perundang-
undangan. Beberapa unsur pemerintahan yang baik, yang telah memperoleh tempat yang
layak dalam peraturan perundangundangan di berbagai negara antara lain:
1. Asas bertindak cermat.
2. Asas motivasi.
3. Asas kepastian hukum.
4. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan.
5. Asas kebijaksanaan.
6. Asas keadilan dan kewajaran.
7. Asas keseimbangan.
8. Asas perlindungan.
9. Asas penyelenggaraan kepentingan umum. (Hadjon, 1994:95).
Dalam melaksanakan tugastugas pemerintahan, aparat pemerintah diberikan
kebebasan yang bentuknya adalah kebebasan untuk mengambil tindakan yang tepat,
cepat, serta berfaedah dalam keadaan mendesak terhadap sesuatu yang belum diatur oleh
hukum, namun tentunya tindakan tersebut harus sesuai dalam bingkai hukum. Kebebasan
dalam bertindak oleh aparat pemerintahan ini dikenal dengan istilah Freies Ermessen.
Freies ermessen diperlukan agar administrasi negara sebagai aparat
penyelenggara negara dapat menilai dan menentukan apa yang inkonkrets. Kebebasan
yang dimaksud adalah bebas menetukan apa yang harus dilakukan, dengan ukuran apa
wewenang itu digunakan, kapan tindakan dilakukan dan bagaimana caranya wewenang
itu digunakan. Jadi hakikatnya adalah kebebasan untuk bertindak demi kepentingan yang
lebih besar tetapi sesuai dengan bingkai hukum. Menentukan apa, kapan, di mana dan

Anda mungkin juga menyukai