Anda di halaman 1dari 4

B A B VII

PENUTUP

7.1. KESIMPULAN

1. Masalah Program Promkes rendahnya cakupan pencapaian Desa Siaga Aktif sebesar
10% di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada tahun 2018 akan dipecahkan dengan
Pembinaan kader Desa siaga aktif

2. Masalah Program Penyehatan Lingkungan dengan rendahnya Pelaksanaan kegiatan


STBM di puskesmas yaitu 20% di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada Tahun
2018 yang akan diselesaikan pemecahan masalah terpilih dengan Pembetukan Desa
Peduli STBM

3. Masalah pada Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah tingginya kasus Ibu
Hamil KEK yaitu sebesar 22,14% dari target minimal di wilayah Puskesmas
Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara maksimal melalui
kegiatan pembentukan POS GIZI pada tahun 2020.

4. Masalah pada Program KIA adalah rendahnya Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai
standar, untuk kunjungan lengkap K4 sebesar 98,4% di wilayah Puskesmas
Pasongsongan pada tahun 2018 dan hal ini akan dicapai dengan kegiatan Monev
Kelas Ibu Hamil pada tahun 2020.

5. Masalah pada Program KB adalah rendahnya Cakupan PPUS 4T ber KB sebesar 30,5
% di wilayah Puskesmas Pasongsongan tahun 2018, hal ini akan dicapai secara
maksimal melalui kegiatan Validasi Kohort KB di tahun 2020

6. Masalah pada Program AUS adalah rendahnya pelayanan kesehatan remaja sebesar
0%, di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai
secara maksimal melalui kegiatan Posyandu Remaja di tahun 2020.

7. Masalah pada Program Diare adalah rendanya cakupan kegiatan LROA sebesar
66,7% di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai
secara maksimal melalui kegiatan Sosialisasi tata laksana LROA

8. Masalah pada Program ISPA adalah rendahnya cakupan penemuan pneumoni balita
sebesar 1,6 % di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada tahun 2018, hal ini akan
dicapai secara maksimal melalui kegiatan screening pneumoni pada kasus ISPA pada
tahun ini.

9. Masalah pada Program TB Paru adalah rendahnya pemeriksaan suspect TB yaitu


sebesar 33,6% di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan

103
dicapai secara maksimal melalui kegiatan Monev pelaksanaan Kontak Investigasi TB
(Gentoss TB) pada tahun 2020.

10. Masalah pada Program DBD adalah rendahnya cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ)
yaitu 15,3% di Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai
secara maksimal melalui kegiatan Monev pelaksanaan kader Jumantik pada tahun ini

11. Masalah pada Program Imunisasi adalah Rendahnya pencapaian imunisasi Lanjutan
Baduta, yaitu sebesar 39,1% di wilayah kerja Puskesmas Pasongsongan pada Tahun
2018, hal ini akan dicapai secara maksimal melalui kegiatan Penyuluhan tentang
pentingnya Imunisasi Lanjutan Baduta pada tahun 2020.

12. Masalah pada Program Surveillance adalah rendahnya pencapaian Grafik trend
mingguan, yaitu sebesar 29,4% di wilayah kerja Puskesmas Pasongsongan pada
Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara maksimal melalui kegiatan Bintek Program
pada tahun 2020.

13. Masalah pada Program PTM adalah Rendahnya pencapaian Sekolah yang
melaksanakan KTR, yaitu sebesar 3,3% di Wilayah kerja Puskesmas Pasongsongan
pada tahun 2018, hal ini akan dicapai engan melakukan sosialisasi dan penyuluhan
bahaya merokok pada tahun 2020.

14. Masalah pada Program HIV adalah rendahnya orang yang beresiko HIV mendapatkan
pemeriksaan HIV, yaitu sebesar 88,8% di wilayah kerja Puskesmas Pasongsongan
pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara maksimal dengan Koordinasi lintas
Program dalam melakukan skrening di Puskesmas Pasongsonngan pada tahun ini

15. Masalah pada Program Kusta adalah rendahnya kader Kusta tersosialisasi, yaitu
sebesar 25% di wilayah kerja Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini
akan dicapai secara maksimal melalui kegiatan Pembentukan Kader Kusta di
Puskesmas Pasongsongan pada tahun 2020.

16. Masalah pada Program Kesehatan Gigi dan Mulut adalah rendahnya PAUD/TK yang
mendapat penyuluhan dan perawatan kesehatan gigi dan Mulut yaitu sebesar 42,9 %
di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara
maksimal melalui kegiatan Bimtek pelaksana Jaringan pada tahun 2020.

17. Masalah pada Program Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah rendahnya cakupan
tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan sebesar 38,1% di wilayah Puskesmas
Pasongsonngan pada tahun 2018, hal ini akan dicapai secara maksimal melalui
Monev pada Kemandirian keluarga pada tahun 2020.

104
18. Masalah pada Program Upaya Kesehatan Usia Lanjut adalah rendahnya WNI usia 60
th keatas mendapatkan screening kesehatannya sesuai standart, yaitu 77,1% di
wilayah Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara
maksimal melalui kegiatan pembinaan Posyandu Lansia pada tahun 2020.

19. Masalah pada Program Upaya Kesehatan Kerja adalah rendahnya pekerja formal
yang mendapat konseling , yaitu sebesar 0% di wilayah Puskesmas Pasongsongan
pada Tahun 2018, hal ini akan dilaksanakan melalui Koordinasi dengan Program
PTM dan Prolanis pada tahun 2020.

20. Masalah pada Program Upaya Kesehatan Olah Raga adalah rendahnya
kelompok/club olah raga yang dibina , yaitu sebesar 15% di wilayah Puskesmas
Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dilaksanakan melalui sosialisasi
program kesorga pada tahun 2020

21. Masalah pada Program Upaya Kesehatan Indera Mata adalah rendahnya penemuan
dan penanganan kasus refraksi, yaitu sebesar 48,9% di wilayah Puskesmas
Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara maksimal melalui
Bimtek pada pelaksana pada tahun 2020.

22. Masalah pada Program Upaya Kesehatan Indera Telinga adalah rendahnya penemuan
kasus serumen Prop, yaitu sebesar 32,7% di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada
Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara maksimal melalui melakukan skrening pada
anak sekolah dan pasien rawat jalan pada tahun ini.

23. Masalah pada Program Upaya Kesehatan Tradisional adalah rendahnya kelompok
asuhan Mandiri yang terbentuk, yaitu sebesar 0% di wilayah Puskesmas
Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan dicapai secara maksimal melalui
pembentukan Kelompok Asuhan Mandiri pada tahun 2020.

24. Masalah pada Program Upaya Kesehatan Matra adalah tidak terbentuknya TRC (tim
Reaksi cepat) di wilayah Puskesmas Pasongsongan pada Tahun 2018, hal ini akan
dicapai secara maksimal melalui pembentukan Tim TRC pada tahun 2020.

105
7 .2. SARAN

1. Diharapkan Programer meningkatkan koordinasi dan komunikasi lintas program di


Puskesmas Pasongsongan untuk kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan di Tahun
2020.

2. Diharapkan Kepala Puskesmas dan Programer meningkatkan koordinasi dan


komunikasi lintas sektor dengan stakholder terkait di Wilayah Kerja Puskesmas
Pasongsongan demi tercapainya tujuan bersama.

106

Anda mungkin juga menyukai