Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hana Nisrina

NIM : 19/446647/TK/49752
Hak Asasi Manusia Dalam Islam

Hak asasi manusia adalah hak yang lahir atau timbul bersamaan dengan hadirnya
manusia ke dunia ini. Dalam peradaban Islam sendiri, sesungguhnya Islam telah
mengenal hak asasi sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 632 M,
Rasulullah telah mendeklarasikan hak asasi manusia. Rasulullah SAW bersabda
bahwa sesama manusia tidak boleh membunuh dan tidak boleh menumpahkan darah.
Kita ketahui bersama bahwa hak asasi manusia kemudian menyebut ini sebagai hak
hidup. Rasulullah pun mengatakan bahwa kita juga tidak boleh merusak sentra
ekonomi, dan merendahkan martabat orang. Pidato Rasulullah ini kemudian dikenal
sebagai Ukhwatul Wada atau Deklarasi Arafah, karena disampaikan pada saat haji
wada’.
Menurut Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),
Manager Nasution, hal ini berarti Islam telah mengenal apa itu HAM sekitar 1316
tahun sebelum dicetuskannya Universal Declaration of Human Right oleh Majelis
Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948. Oleh para sejarawan dan aktivis HAM
Islam, pidato Rasulullah ini kemudian dianggap sebagai The First Declaration of
Human Rights.
Deklarasi islam mengenai hak asasi manusia dikenal sebagai
Dharuriyyatul-Khams, yaitu lima hal yang tidak boleh dikurangi atau dihilangkan
dalam kondisi apapun.
1. Kebebasan untuk memilih, meyakini, dan mengamalkan keagamaan. Allah
memberi kebebasan bagi seluruh umatnya untuk memilih agama, kemudian
mempertanggungjawabkannya.
2. Kebebasan untuk hidup. Islam sangat keras sekali dalam hal ini, dan tidak
boleh diganggu gugat. Akibat dari membunuh satu manusia adalah sama seperti
membunuh seluruh umat manusia.
Nama : Hana Nisrina
NIM : 19/446647/TK/49752
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (Al-Maidah:32)

3. Memelihara kesehatan akal dan tumbuh kembang akal. Dalam Islam, kita
diharamkan untuk mengonsumsi makanan atau minuman keras. Hal ini semata-mata
karena itu dapat merusak akal. Kalimat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah
SAW adalah iqra’! atau bacalah, karena membaca merupakan jalan pertama untuk
bisa mendapatkan ilmu.
4. Hak untuk mengembangkan dan meneruskan keluarga. Dalam islam hal ini
diatur dengan sangat seksama. Mulai dari lembaga pernikahan yang sah, sesuai agama,
persyaratan suami istri seperti apa, mekanisme rumah tangga seperti apa.

Rasulullah SAW juga bersabda

ɽ怀 ime N NesmNe mime iems mNm m me mmsN m i me e mReenm m m emmi m mim Ne mmm me m eme
i mm eN
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka
hendaklah dia menikah. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah
dia melakukan puasa (sunat). Karena sesungguhnya puasa itu menjadi obat bagi
dia.”

5. Hak asasi. Hak untuk memperoleh harta, properti. Oleh karenanya terdapat
perintah mengeluarkan zakat, shadaqah. Hak-hak mengenai pekerjaan, kehidupan
yang layak nantinya juga muncul dari hak asasi ini.
Nama : Hana Nisrina
NIM : 19/446647/TK/49752
Demokrasi dalam Islam

Demokrasi, pengertian paling sederhana, adalah dari rakyat untuk rakyat.


Bagaimana posisi demokrasi dalam agama? Bukankah agama mementingkan Tuhan
sedangkan demokrasi mementingkan masyarakat?
Salah satu inti dari demokrasi adalah musyawarah, tidak boleh memaksakan
kehendak sendiri, dan harus mendengarkan pendapat orang lain. Kebenaran tidak
dapat ditentukan hanya oleh satu orang saja.
Perlu kita ingat bahwa ruang demokrasi tidak hanya semata-mata dalam
lingkungan sosial politik. Demokrasi bisa dimulai dari keluarga, atau bahkan grup
sosial. Alangkah sangat baiknya apabila antar satu sama lain, ada dinamika yang baik.
Ketika keputusan ditentukan secara bersama-sama.
Terdapat 2 prinsip demokrasi dalam Islam. Yang pertama adalah syura, bahwa
musyawarah adalah suatu prinsip dalam mengabil keputusan. Prinsip musyawarah
terdapat dalam surat Al Syura ayat 38, yang berbunyi sebagai berikut:

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan


mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.”
Prinsip musyawarah ini diperkuat dengan apa yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabat mengenai perkara
yang tidak disebutkan dalam Alquran, dan yang Nabi sendiri tidak mendapat perintah
langsung dari Allah.
Yang kedua adalah Al-‘adalah, yaitu keadilan. Islam merupakan agama yang
tidak hanya mengurusi urusan ibadah semata, akan tetapi segala aspek termasuk
menetapkan hukum dan pemerintahan islam telah mengaturnya. Para sahabat telah
melakukannya dengan adanya kekhilafahan setelah Nabi SAW wafat menjadi bukti
bahwa islam mengatur segala aspek kehidupan termasuk pemerintahan.
Nama : Hana Nisrina
NIM : 19/446647/TK/49752
Keadilan yang dimaksud adalah tidak boleh melakukan korupsi, kolusi dan
nepotisme dalam menegakkan hukum, termasuk rekrutmen dalam berbagai jabatan
pemerintahan.
Firman Allah dalam al-quran surat an-Nahl ayat 90:
ies ms m ie mi m i mmN mmmmi e ms miemi e 怀e miemi me msmiNe m msemi wmR 怀emNmN e mi smemNe e mimemmiem s mNeN ei eimN
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.”

Referensi
https://www.youtube.com/watch?v=6lk0FfS-N9M
https://ritvone.com/2017/06/15/prinsip-prinsip-demokrasi-dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai