Nim : 030118056
Prodi : Akuntansi
Semester : 5 ( Khusus )
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Lanjutan
Soal 1
1.
Pecking Order Theory adalah urutan sumber pendanaan dari internal (laba ditahan)
dan eksternal (penerbitan ekuitas baru). Teori ini menjelaskan keuputusan
pendanaan yang diambil oleh perusahaan. Pecking Order Theory menjelaskan
mengapa perusahaan-perusahaan yang Profitable umumnya meminjam dalam
jumlah yang sedikit
Trade-off Theory adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan
terhadap dua hal atau mungkin lebih, mengorbankan salah satu aspek dengan
alasan tertentu untuk memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda
Proposisi 1
Pada proposisi 1, Modigliani dan Miller pada tahun 1950-an mengungkapkan bahwa nilai
perusahaan yang menggunakan utang akan sama dengan nilai perusahaan yang tidak
menggunakan utang dalam pendanaan. Teori tersebut diungkapkan karena secara implisit,
asumsi tambahan yang digunakan adalah cost of borrowing dari seorang investor akan
sama dengan yang dimiliki oleh perusahaan. Namun, pada kenyataannya hal tersebut tidak
akan pernah terjadi akibat adanya assymetric information dan pasar yang dihadapi adalah
bukan pasar efisien.
Proposisi 2
Pada proposisi 2, Modigliani dan Miller tahun 1950-an menyatakan bahwa semakin besar
nilai debt to equity ratio (DER) yang dimiliki maka akan semakin besar nilai cost of equity.
Hal ini didasarkan pada beberapa asumsi yaitu.
Proposisi 2
Proposisi 2 teori pendanaan yang diungkapkan oleh Modigliani Miller di tahun 1960-an
memiliki beberapa kelemahan. Proposisi tersebut memunyai beberapa asumsi sebagai
berikut.
Menurut Putra (2009), dalam praktiknya, penggunaan teori dengan asumsi pajak sangat
kontroversial. Implikasi dari teori tersebut adalah bahwa perusahaan sebaiknya selalu
berupaya menggunakan utang sebanyak-banyaknya dalam pendanaan perusahaan untuk
meminimalkan nilai WACC. Namun pada kenyataannya tidak ada perusahaan yang
memunyai utang yang sangat besar dan berlebihan karena adanya risiko kebangkrutan
yang akan dihadapi perusahaan jika perusahaan tidak mampiu melunasi kewajibannya.
Struktur Modal
Kebijakan Nilai
Deviden Perusahaan
Kepemilikan
Menejerial
Soal 2
Tahun 2015
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100 %
Hutang Lancar
= 1.530.197.787 x 100%
6.010.681.233
= 0,25%
Tahun 2014
Quick Ratio = Current Asset – Inventory
Current Liabilities
= 1.462.013.369 – 830.802.449
1.462.013.369
= 0,54
Tahun 2015
Quick Ratio = Current Asset – Inventory
Current Liabilities
= 1.530.197.787 – 923.103.960
1.462.013.369
= 0,41
Menghitung WACC
[ (D X rd) (1-tax) (E X re) ]
Menghitung EVA
NOPAT - Capital Charges
3. Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaa,
dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan
pemegang saham perusahaan (investor). Hal yang harus dilakukan manajemen
perusahaan yaitu mengurangi nHutang Perusahaan. Pada tahun 2014 dan 2015, nilai
EVA menghasilkan angka yang negatif, dimana terjadi penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi proses nilai tambah atau dengan kata lain perusahaan tidak mampu
membayarkan kewajiban kepada para penyandang dana atau kreditur sebagaimana
yang diharapkan.