Anda di halaman 1dari 15

Nama/Nim : Ula Fariha/190240096

Kelas : 3C Ilmu Konumikasi

JUDUL
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK
DAFTAR ISI........................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang........................................................................
1.2. Identifikasi Masalah............................................................
1.3. Pembatasan Maslaah.........................................................
1.4. Pertanyaan Penelitian.......................................................
1.5. Hipotesis Penelitian............................................................
1.6. Tujuan Penelitian.................................................................
1.7. Manfaat Penelitian...............................................................
1.8. Manfaat Teoritis....................................................................
1.9. Manfaat Praktis......................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu........................................................
2.2. Landasan Teoritis/Kajian kepustakaan..................
2.3. Landasan Konseptual......................................................
2.4. Operasionalisasi Konsep.................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian................................................................
3.2. Pendekatan Penelitian.....................................................
3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian..................................
3.4. Sumber Data........................................................................
3.5. Variabel Penelitian............................................................
3.6. Definisi Operasional Variabel.......................................
3.7. Teknik Pengumpulan Data.............................................
3.8. Teknik Analisis Data.........................................................
3.9. Jadwal Kegiatan Penelitian...........................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan hidayah dan rahmat yang telah
diberikan-Nya, sehingga proposal dengan judul “Komunikasi Interpersonal Orang Tua
Dan Anak” ini dapat terselesaikan tepat waktu.Saya mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Kamaruddin Hasan selaku dosen pembimbing mata kuliah METODE PENELITIAN
KOMUNIKASI I,GANJIL 2020-2021.Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saya mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak saya harap demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan saya juga semoga
proposal ini memberikan ilmu dan manfaat, khususnya bagi saya dan juga para
pembaca sekalian.

Krueng Geukueh,18 Januari 2021

Ula Fariha
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
adalah komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004 :
73).Komunikasi interpersonal dapat memicu bentuk komunikasi yang
lainnya contohnya seperti dalam lingkungan keluarga salah satunya itu
antara orang tua dan anak.Secara psiklogis,orang tua mempunyai
emosional yang sangat dekat dengan anak serta memiliki peranan yang
sangat kuat untuk dapat memberikan pengaruh baik maupun buruk
kepada anak sehingga akan termotivasi untuk melakukan hal-hal
tersebut.Di sini peran orang tua dapat disebut sebagai komunikator
utama dalam penyampaian pesan komunikasi. Untuk mencapai efektivitas
sebuah komunikasi orang tua tentu memiliki cara tersendiri
menyampaikan pesan kepada anak-anak mereka ya,terutama ketika anak-
anak menghadapi masalah tertentu dalam kehidupan sosial mereka.
Sebagai standar penyampaian pesan yang efektif, kegiatan ini
menganjurkan tiga pola keterampilan komunikasi yang dimungkinkan,
antara lain komunikasi yang mendengarkan, komunikasi yang
terbuka,dan komunikasi yang jujur.

1.2. Identifikasi Masalah


Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)2 mencatat
sekurangkurangnya sepuluh masalah yang harus diwaspadai orang tua
terjadi pada anak, yaitu: 1.Obesitas berkaitan dengan asupan kalori yang
masuk ke dalam tubuh anak tidak sebanding dengan yang keluar dari
tubuhnya.

2.Penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba pada anak remaja. Efeknya


membuat anak menjadi lebih tenang dan melupakan masalah, namun
yang terjadi pelupaan yang bersifat semu.Bahaya yang bisa saja terjadi
adalah overdosis, efek intoxication (kecelakaan/luka), adiksi/kecanduan,
dan efek kesehatan (kerusakan otak dan HIV/AIDS, dan hepatitis).

3.Merokok.Ini sering didasari oleh rasa ingin tahu yang besar anak yang
cenderung berusaha mencoba sesuatu yang baru, termasuk di dalamnya
mencoba merokok. Tercatat bahwa para perokok dewasa sebagian besar
memulai kebiasaan merokok sejak usia anak-anak. Kondisi ini
mencemaskan orang tua apalagi kalau mereka mengetahui anaknya sudah
mulai merokok.

4.Keamanan internet.Internet adalah media di mana anak-anak paling


mudah mendapatkan informasi.Namun, perlu diantisipasi keamanan
berinternet.Anak-anak bisa saja terjerumus untuk mendapatkan
informasi yang salah, seperti: informasi seks yang salah, pornografi, dan
kekerasan.

5.Kondisi psikologis, seperti stress juga dialami anak-anak. Stres pada


anak biasanya berhubungan dengan tugas sekolah yang banyak,
lingkungan sekolah yang tidak nyaman, atau merasa tertekan menghadapi
ujian. Kondisi ini jarang diungkapkan anak secaara terbuka sehingga
menimbulkan perilaku stres pada anak.

6.Perilaku kekerasan (bullying).Ini yang paling banyak dialami anak-anak


dan bisa saja berasal dari teman-teman sekolahnya,atau lingkungan
sekitar tempat bermainnya,bahkan bisa juga berasal dari keluarganya

7.Kehamilan di usia muda. Kehamilan di usia muda benar-benar sangat


menimbulkan risiko besar pada seorang anak perempuan.Dari beberapa
studi ditemukan bahwa anak perempauan hamil pada usia muda berisiko
4x lipat lebih tinggi mengalami luka parah dan kematian saat melahirkan.

8.Pelecehan dan penelantaran anak. Pelecehan baik secara seksual


maupun fisik dan juga penelantaran akan menimbulkan trauma tersendiri
bagi anak. Kondisi ini bisa mempengaruhi perkembangan anak baik
secara mental maupun fisik.

9.Penyalahgunaan alkohol. Dari sisi aturan, alkohol tidak boleh dijual


pada anak dibawah umur.Namun kenyataannya banyak anak yang pernah
mengonsumsi alkohol.Sangat dikhawatirkan, jika sejak kecil anak terbiasa
mengonsumsi alkohol, akan memicu kecanduan yang berisiko bagi
kesehatannya.

10.Waktu berolahraga tidak ada.Nah,orang tua harus mulai khawatir


apabila melihat anaknya yang lebih memilih banyak nonton televisi atau
bermain game di depan komputer maupun smartphone nya,karena anak-
anak benra-benar tidak memiliki waktu untuk berolahraga dan
menggerakkan tubuhnya. Kondisi ini akan memicu anak kelebihan berat
badan (obesitas) dan sehingga mudah terkena penyakit karena kurangnya
gerak tubuh.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi
interpersonal orang tua dan anak dalam keterbukaan dan dukungannya
terhadap pengaruh mental,pola pikiran,bahasa,dan tingkah laku anak
dalam kehidupa sosialnya. Dan memberi pemahaman kepada para orang
tua tentang arti pentingnya berkomunikasi dengan anak, terutama ketika
anak sudah mulai mengakrabi dunia luar. Dunia luar itu seperti
lingkungan sekolahnya,pergaulan pertemanannya dengan
orang,lingkungan rumah,dll tentu saja dalam perspektif orang tua pasti
selalu diikuti oleh perilaku bermasalah baik itu hal kecil maupun
besar.Perilaku bermasalah ini perlu dikomunikasi dengan baik, sehingga
anak dapat memahami dengan baik apa yang sedang terjadi dalam
hidupnya sehingga kehidupan bersama dalam keluarga pun menjadi lebih
baik.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak keluarga agar
dapat berkomunikasi interpersonal dengan baik dengan anak-anak
agar timbul motivasi dalam diri anak-anak untuk menjadi pribadi yang
lebih baik.
2. Para orangtua diharapkan memiliki kemampuan praktis untuk
memahami masalah-masalah yang dihadapi anak-anak dengan cara
mendengarkan mereka. Berbicara secara terbuka dan jujur sehingga
bisa menemukan cara yang tepat untuk mendeteksi dan mengatasi
masalah pada anak secara tepat dan empatik.

1.5. Manfaat Teoritis


Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya
komunikasi interpersonal dan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi
peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan
motivasi belajar.

1.6. Manfaat Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
keluarga agar dapat berkomunikasi interpersonal dengan baik dengan
anak agar timbul motivasi dalam diri anak untuk menjadi yang labih baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu
1.Dwi Budianto :
Pola Komunikasi antara orang tua dengan anak komunitas bonek. Teori
komunikasi Interpersonal Penelitian tersebut menjelaskan mengenai
pendekatan pendekatan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang
mengikuti komunitas bonek di Surabaya. Di dalam penelitian menjabarkan
masalah kurangnya komunikasi dan informasi mengenai hal perilaku anarkis
sehingga anak mencari tahu sendiri melalui media massa atau teman. Kekuasaan
orang tua yang dilakukan secara berlebihan juga mempengaruhi sikap anak
dalam kehidupan sehari – hari, anak akan merasa terkekang, tidak bebas dan
memberontak hanya karena ingin mendapat perhatian orang tua.
2 Hamdan Aditya Pratama :
Pola komunikasi Interpersonal orang tua karir dengan remaja yang tidak masuk
sekolah tanpa ijin di Surabaya. Teori komunikasi Interpersonal Penelitian ini
menjelaskan bagaimanakah bentuk komunikasi yang digunakan orang tua karir
di Surabaya. Penelitian ini memfokuskan kepada bagaimana pola komunikasi
yang digunakan oleh orangtua sehingga menyebabkan anak mereka melakukan
membolos sekolah. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pola
komunikasi secara permissive (membebaskan) banyak digunakan di wilayah
kecamatan gubeng dan itulah sebab dari anak membolos sekolah.

3 M. Reza Pahlevi :
Pola komunikasi orang tua dengan remaja pecandu alkohol. Teori komunikasi
Interpersonal Pola komunikasi yang dihasilkan oleh keluarga yang diteliti adalah
pola komunikasi authoritarian dan permissive, dimana pola komunikasi
authotarian ini sikap orang tua untuk menerima kemauan anak sangat rendah
namun kontrolnya tinggi. Terdapat hukuman baik fisik atau tidak apabila sang
anak melakukan kesalahan, sedangkan pola komunikasi permissive sikap orang
tua untuk menerima sangat tinggi namun kontrolnya sangat rendah, mendukung
setiap kemauan karena merupakan terbaik untuk anaknya. Hasil dari penelitian
ini adalah pola komunikasi antara orang tua dengan anak menggunakan pola
membebaskan sehingga anak menjadi pecandu alcohol.

2.2. Landasan Teoritis/Kajian kepustakaan


1.Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris adalah Communication berasal dari kata
latin yaitu Communication(Effendy,2002:3). Komunikasi mempunyai banyak
makna tapi dari sekian banyak definisi yang diungkapkan oleh para ahli dapat
kita simpulkan secara lengkap dengan makna hakiki yaitu komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara
langsung (lisan) ataupun secara tidak langsung (melalui media) (Effendy,
2005:5).
Jadi menurut pengertian komunikasi diatas, komunikasi adalah cara untuk
menyampaikan sebuah pesan, ide atau gagasan dari satu pihak kepada orang
lain. Komunikasi juga bisa disebut sebagai cara untuk mengubah pendapat,
pemikiran serta sikap orang lain baik komunikasi secara tatap muka maupun
tidak secara langsung.

2.Tradisi Komunikasi Sosiokultural Tradisi sosiokultural


Ini lebih terfokus sama pola-pola interaksi antarmanusia daripada hal-hal yang
terkait dengan sifat atau jiwa yang dimiliki seorang individu. Interaksi adalah
proses dan tempat dimana berbagai makna, peran, aturan, dan nilai budaya
saling berkerja . Pemikiran tradisi ini sangat jelas menujukan kecenderungan
pada proses komunikasi yang terjadi pada situasi yang sebenarnya. Teori ini
lebih memfokuskan perhatian mengenai bagaimana identitas dinegosiasiakan
dari situasi ke situasi lainnya.

Teori sosiokultural memberikan arti yang sangat penting karena terkait dengan
kontes bentuk-bentuk situasi dan makna yang muncul . Teori yang berada tradisi
sosiokultural sangat dipengaruhi oleh 3 teori penting dalam ilmu
komunikasi,yaitu :
1. Teori interaksi simbolik Teori ini miliki pengaruh yang sangat penting dalam
tradisi sosiokltural karena berangkat dari ide bahwa struktul sosial dan makan
diciptakan dan dipelihara dalam interaksi sosial.
2. Teori konstruksi sosial Teori konstruksi sosial disebut juga dengan teori
konstruksi sosial mengenai realitas berasal dari penelitian Peter Berger dan
Thomas Luckman yang menyelidiki bagaimana pengetahuan manusia dibangun
melalui interaksi sosial. Identitas suatu objek merupakan hasil dari bagaimana
kita membicarakan objek bersangkutan, bahasa yang digunakan untuk
menuangkan konsep kita, dan cara bagaimana kelompok sosial memberikan
perhatiannya kepada pengalaman mereka. Dengan demikian keadaan atau sifat
dari dunia kurang penting dibandingkan dengan Bahasa yang digunakan untuk
menamakan, mendiskusikan, dan mendekati dunia tersebut.
3. Teori sosiolinguistik
Pengaruh ketiga dalam tradisi teori komunikasi sosiokultural adalah
“sosiolinguistik” atau studi mengenai bahasa dan budaya. Hal penting dalam
teori ini adalah bahwa manusia menggunakan bahasa secara berbeda dalam
kelompok sosial dan budaya yang berbeda. Dalam hal ini bahasa tidak semata-
mata dipandang sebagai kendaraan untuk menghubungkan para individu, namun
bahasa menentukan siapa kita sebagai makhluk sosial.

4.Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal
atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh
individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu
lainnya. Atau dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah satu
konteks komunikasi dimana setiap individu mengkomunikasikan perasaan,
gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka kepada individu
lainnya.

Berdasarkan definisi De Vito, komunikasi interpersonal dapat berlangsung


antara dua orang yang sedang bersama seperti dua orang yang sedang dalam
suatu pertemuan contohnya seseorang sedang mengikuti kursus dan diajari oleh
seorang instruktur dalam pengoprasian sebuah aplikasi, atau seorang ibu sedang
menasehati anaknya yang berbuat tidak baik, dan lain sebagaiannya. Pentingnya
situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya yang memungkinkan
dilakukan secara dialog.

Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukkan adanya


sebuah interaksi. Mereka yang melakukan komunikasi ini berfungsi ganda,
masing – masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam
proses komunikasi secara dialog nampak upaya pelaku komunikasi saling
bergantian dalam menjadi komunikator dan komunikan.

Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lain, komunikasi interpersonal dinilai


paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku
komunikan. Alasannya karena komunikasi ini dilakukan secara bertatap
muka,maka oleh karena itu terjadilah kontak pribadi (personal contact) yang
menyebabkan komunikator menyentuh fisik pribadi komunikan seperti
bersalaman,pelukan,mencubit pipi atau sebagainya.

2.3. Landasan Konseptual


Setiap individu pertama kali mulai melakukan komunikasi adalah dengan
keluarga. Keluarga khususnya orang tua memainkan peranan yang penting
dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku seorang anak. Komunikasi yang
efektif antara orangtua dan remaja sangat penting untuk membantu remaja
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Melalui kata-kata, isyarat-isyarat, ekspresi, suara dan tindakan yang muncul saat
berlangsung proses komunikasi dalam keluarga mengandung maksud
pengajaran, mempengaruhi dan memberikan pengertian, sedangkan tujuan
pokok dari dari komunikasi adalah memprakarsai dan memelihara interaksi
antara anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lain.

Adanya interkasi yang yang baik antara ayah, ibu dan anak akan mengandung
keberhasilan komunikasi, komunikasi yang efektif juga harus didukung oleh
adanya keterbukaan dan rasa saling percaya diantara anggota keluarga yang
terlibat dalam aktifitas komunikasi tersebut. Adanya interaksi yang berkualitas
berarti berkembangnya komunikasi yang semakin baik antara orangtua dengan
anak.

2.4. Operasionalisasi Konsep


Komponen yang harus dibangun dalam hubungan antar orangtua dan anak
tersebut adalah saling percaya yaitu kepercayaan.Nah,hubungan orang tua dan
anak pastilah harus ada kepercayaan antara orang tua kepada anak dan begitu
juga sebaliknya.Menciptakan rasa nyaman anak untuk menceritakan perihal
yang ia hadapi kepada orang tua,jadi orangtua lebih tau atau lebih mendalami
sifat anaknya.Begitupula kejujuran,ini adalah komponen yang sangat penting
juga.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Paloh Lada, Kecamatan Dewantara,
Kabupaten Aceh Utara.Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah tersebut
merupakan tempat tinggalnya dan disana banyak terdapat perbedaan perlakuan
antara anak laki-laki dan perempuan dalam proses sosialisasi dalam
keluarga.Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah orangtua
Desa Paloh Lada yang memiliki setidaknya anak perempuan dan laki-laki di
dalam keluarganya.

3.2. Pendekatan Penelitian


Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah yang telah ditentukan, maka
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasional (correlational Studies). Penelitian korelasi merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui maupun menguji hubungan antara dua
variabel atau lebih. Suharsimi Arikunto (2010: 4) menjelaskan penelitian
korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau
manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.

Penelitian yang peneliti angkat mengenai “Komunikasi interpersonal orangtua


dan anak” yang merupakan penelitian korelasional. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua
dengan anak terhadap keterbukaan dan dukungannya terhadap pengaruh
mental,pola pikiran,bahasa,dan tingkah laku anak dalam kehidupa sosialnya. Dan
memberi pemahaman kepada para orang tua tentang arti pentingnya
berkomunikasi dengan anak, terutama ketika anak sudah mulai mengakrabi
dunia luar.

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian


Menurut Saifuddin Azwar (2013 :77),populasi didefinisikan sebagai kelompok
subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian.Sukandarrumidi (2006:
47) juga menyebutkan bahwa populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian
baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama.

3.4. Sumber Data


Saifuddin Azwar (2000 : 91) menjelaskan bahwa metode pengumpulan data
dalam suatu penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai
variabel yang akan diteliti.Metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian ini adalah skala.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada skala
model Likert dengan empat pilihan jawaban untuk menyusun skala motivasi
berprestasi dan komunikasi interpersonal orang tua dengan anak. Peneliti
menggunakan jenis skala dalam penelitian ini, yang berupa pernyataan yang
jawabannya berbentuk skala persetujuan atau penolakan terhadap pernyataan.

3.5. Variabel Penelitian


Sugiyono (Eko Putro Widoyolo, 2013: 1) Variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan suatu konsep atau obyek
masalah yang akan diteliti dan dipelajari sehingga memperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan atau dapat disebut sebagai
obyek penelitian. Variabel penelitian yang diajukan pada penelitian kali ini
terdiri dari dua jenis variable yaitu:

1. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini yaitu komunikasi


interpersonal orang tua dengan anak (X).
2. Variabel tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini yaitu motivasi
berprestasi (Y).

3.6. Definisi Operasional Variabel


1. Variable bebas merupakan salah satu variabel yang punya pengaruh besar
terhadap variabel lainnya. Variabel independen atau variabel bebas ini berdiri
sendiri dan tidak diubah oleh variabel lain yang diukur oleh peneliti. Misalnya,
usia seseorang  merupakan variabel independen. Faktor-faktor lain (seperti apa
yang mereka makan, berapa lama seseorang pergi ke sekolah/bekerja, berapa
lama seseorang menonton TV) tidak akan mengubah usia seseorang.
Variabel independen adalah serangkaian faktor yang dimanipulasi oleh peneliti,
dan menghasilkan satu atau lebih hasil, yang disebut sebagai variabel dependen.

2. Variable Terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variable bebas. Variabel terikat atau variabel tergantung
(dependent variables) adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau
tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.

3.7. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi,merupakan suatu aktivitas penelitian dalam rangka pengumpulan
data sesuai dengan masalah penelitian, melalui proses pengamatan di
lapangan.Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan, karena peneliti
tidak terlibat langsung dalam kehidupan informan. Observasi dilakukan di
tempat yang menjadi objek penelitian, yaitu di Desa Paloh Lada,Kecamatan
Dewantara,Kabupaten Aceh Utara

2. Wawancara,merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan


komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data
(pewawancara) dengan sumber data (informan).

3.Dokumentasi,penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian


sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

4.Studi Pustaka,merupakan suatu kegiatan penelusuran dan penelaah literatur.


Kegiatan ini dilakukan untuk mencari sumber data sekunder yang mendukung
penelitian dengan menggunakan bahan-bahan dokumentasi, baik berupa buku,
majalah maupun arsip-arsip lainnya yang mendukung penelitian. Penggunaan
studi pustaka bertujuan untuk mengetahui relevansi dengan data-data yang
diperoleh.

3.8. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripstif yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah

3.9. Jadwal Kegiatan Penelitian


Penelitian tentang Komunikasi Interpersonal Orangtua Dan Anak di Desa Paloh
Lada,Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara dilaksanakan kurang lebih
selama 19 hari.

DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/1005-3641-1-PB.pdf
file:///D:/16662766.pdf
file:///D:/33697691.pdf
file:///D:/Chapter%20I.pdf
file:///D:/contoh-proposal-usulan-penelitian-kuantitatif.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/33697691.pdf
http://alisarjunip.blogspot.com/2013/11/proposal-tentang-komunikasi.html
http:///www.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai