Syafira Ulya Firza, Sonya Enda Natasha S. Pandia, 2020, Week 6, Lecture Notes, AUDITING, STIE
Mikroskil.
BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor dalam pembuatan kesimpulan (opini)
dibuat. Bukti audit termasuk di dalamnya, yaitu:
1. Catatan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan, dan
2. Informasi lainnya yang berhubungan/terkait dengan catatan akuntansi dan pendukung alasan logis dari
auditor tentang laporan keuangan yang layak. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang
cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagai contoh, catatan
akuntansi termasuk di dalamnya :
a. Cek dan catatan transfer dana elektronik.
b. Faktur
c. Kontrak/perjanjian
d. Buku besar umum dan buku besar anak perusahaan.
e. Jurnal entri dan penyesuaian lain untuk laporan keuangan yang tidak tercermin dalam jurnal
entri resmi.
Dalam mengumpulkan bukti audit, ada beberapa keputusan utama yang dihadapi auditor adalah
penentuan jenis dan jumlah bahan bukti yang memadai yang harus dikumpulkan untuk memastikan bahwa
komponen laporan keuangan klien dan keseluruhan laporan telah disajikan dengan wajar. Keputusan auditor
dalam pengumpulan bahan bukti, yaitu:
1. Prosedur audit yang digunakan : Rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh
pada saat berlangsungnya proses audit
Hal 1 dari 12
Auditing
2. Besarnya sampel : Ukuran sampel bagi setiap prosedur berbeda antara satu penugasan dengan penugasan
audit lainnya
3. Pos/unsur yang dipilih dari populasi : Berdasarkan ukuran sampel, ditentukan item/pos dari populasi yang
akan diuji (biasanya diliat dari akun moneter, akun yang paling sering digunakan dalam transaksi, atau
akun yang perputaran saldonya itu besar).
4. Waktu pelaksanaan prosedur : Umumnya proses audit dilaksanakan setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode waktu dan dipengaruhi oleh kapan audit tersebut harus
diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan klien
Gambaran rinci atas hasil dari keempat keputusan disebut program audit, yang berisi daftar dari prosedur
audit.
Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh selama audit.
Perumusan prosedur tersebut dalam istilah yang cukup spesifik agar auditor dapat mengikuti instruksi-
instruksi ini selama audit merupakan hal yang sudah umum. Sebagai contoh berikut ini adalah prosedur audit
untuk verifikasi pengeluaran kas:
Auditor harus memeriksa jurnal pengeluaran kas dalam sistem akuntansi dan membandingkan nama, payee,
jumlah, dan tanggal dengan informasi yang diberikan oleh bank (rekening koran) tentang cheque yang
diproses untuk pembayaran.
Hal 2 dari 12
Auditing
temuan audit dan memberikan opini audit.. Kompetensi bukti audit sering digunakan bergantian dengan
keandalan bukti audit (reliability of evidence).
1. Relevansi
Bukti Audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji sebelum bukti tersebut
dapat dipercaya dan hanya dipertimbangkan dalam tujuan audit spesifik.
2. Independensi penyedia data
Bahan bukti/data yang berasal dari sumber luar lebih dapat dipercaya daripada data yang berasal dari
dalam perusahaan.
3. Efektifitas Pengendalian Intern
Bahan bukti yang diperoleh dari suatu perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang efektif
lebih dapat diandalkan daripada jika pengendalian intern lemah
4. Pemahaman langsung yang diperoleh auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik, observasi, penghitungan dan
inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung
5. Kualifikasi orang yang menyediakan informasi.
Informasi dari orang yang memiliki kualifikasi lebih dapat dipercaya daripada informasi yang berasal
dari orang yang tidak memiliki kualifikasi.
6. Tingkat Obyektifitas
Bahan bukti obyektif adalah bahan bukti yang bersumber dari luar/ekstern perusahaan, seperti
konfirmasi, faktur pembelian dll. Bahan bukti subyektif adalah bahan bukti yang bersumber dari intern
perusahaan, seperti salinan faktur penjualan, ayat-ayat jurnal, dll.
7. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu ini mengacu, baik kepada kapan bahan bukti tersebut dikumpulkan, dan periode
akuntansi yang dicakup oleh audit.
Hal 3 dari 12
Auditing
2. Kompetensi
Mengacu kepada jumlah bahan bukti yang dikumpulkan, berapa besar ukuran sampel yang akan diambil.
Dua faktor yang mempengaruhi keputusan ukuran sampel adalah:
1. Ekspektasi auditor akan kemungkinan salah saji material
2. Efektifitas pengendalian intern klien
Hal 4 dari 12
Auditing
Hal 5 dari 12
Auditing
Dokumentasi Audit
Catatan pokok dari prosedur audit yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai oleh
auditor dalam keterlibatannya.
Tujuan : membantu auditor menyiapkan jaminan yang masuk akal bahwa audit yang mencukupi sehubungan
dengan audit standar telah dilakukan.
1. Berkas permanen: berisi data historis atau yang bersifat berkelanjutan mengenai klien.
2. Berkas tahun berjalan: mencakup seluruh kertas kerja yang berkaitan untuk tahun yang diaudit (program
audit, informasi umum, neraca saldo, jurnal koreksi/reklasifikasi, dan daftar- daftar pendukung
PROGRAM AUDIT
Standar audit yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan audit, auditor harus
mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan serta harus mempersiapkan suatu
program audit tertulis untuk setiap audit. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit yang
diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Bentuk program audit akan
sangat beragam tergantung pada kondisi audit, praktik, serta kebijakan kantor akuntan tersebut. Maksud suatu
program audit adalah untuk mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksanakan selama audit
berlangsung. Auditor menentukan tujuan audit spesifik yang telah dikembangkan berdasarkan asersi audit
ketika mengembangkan program audit.
A. Kertas Kerja (Working Papers)
Kertas kerja sebagai catatan yang disimpan oleh auditor tentang prosedur audit yang ditetapkan pengujian
yang dilaksanakan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam audit.
Adapun jenis kertas kerja meliputi:
1. Kertas kerja neraca saldo/ merupakan kertas kerja yang paling penting di dalam audit.
Hal 6 dari 12
Auditing
• Karena menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-item yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
• Memberikan dasar untuk pengendalian seluruh kertas kerja individual
• Mengidentifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukti audit bagi setiap item laporan
keuangan.
2. Skedul dan analisis; digunakan secara bergantian untuk menggambarkan setiap kertas kerja yang
memuat bukti yang mendukung item-item dalam kertas kerja neraca saldo.
3. Memoranda audit dan dokumentasi informasi penguat, merujuk pada data tertulis yang disusun oleh
auditor dalam bentuk naratif. Memoranda meliputi komentar atas pelaksanaan prosedur audit yang
meliputi :
(1) lingkup pekerjaan
(2) temuan-temuan
(3) kesimpulan audit.
Ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi. Ayat jurnal penyesuaian merupakan koreksi atas kesalahan klien
sebagai akibat pengabaian atau salah penerapan GAAP, sedangkan ayat jurnal reklasifikasi berkaitan dengan
penyajian laporan keuangan yang benar dengan saldo akun yang sesuai.
Hal 7 dari 12
Auditing
Setiap kertas kerja diberikan indeks atau nomor referensi, seperti A-1, B-2, dan sebagainya, untuk
diidentifikasi dan mengisi tujuan.
3. Cross-referencing
Data pada kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau yang dipindahkan kekertas
kerja harus diacu-silang dengan nomor indeks dari mereka kerja.
4. Tick marks
Adalah simbol, seperti tanda cek, yang digunakan pada kertas kerja untuk menunjukkan bahwa
auditor telah melakukan beberapa prosedur pada item yang terdapat tick marks, atau bahwa informasi
tambahan tentang item tersebut tersedia di tempat lain pada kertas kerja.
5. Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta penelaahan.
Hal 8 dari 12
Auditing
Perencanaan Audit dan Materialitas
Perencanaan Audit
3 alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat : untuk memungkinkan
auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi pada situasi yang dihadapi, untuk membantu menjaga
biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindarkan kesalahpahaman dengan klien. 8 bagian utama dari
perencanaan audit: tujuh bagian pertama ditujukan untuk membantu auditor mengembangkan bagian terakhir,
yaitu perencanaan audit dan program audit yang efektif serta efisien secara keseluruhan.
Perencanaan audit dan perancangan pendekatan audit:
1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
2. Memahami bisnis dan industry klien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5. Menetapkan materialitas, dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren
Risiko audit yang diterima : adalah ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan
keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan.
Risiko inheren : adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material
dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal
Hal 9 dari 12
Auditing
Perencanaan Awal Audit
Perencanaan Awal Audit (initial audit planning) melibatkan 4 hal yang semuanya harus dilakukan lebih dulu
dalam audit:
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan
klien. SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan
klien dalam surat penugasan (engagement letter), meliputi tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan
manajemen, serta batasan-batasan penugasan. Surat penugasan juga dapat mencakup perjanjian untuk
memberikan jasa-jasa lain seperti SPT pajak atau konsultasi manajemen.
4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan.
Hal 10 dari 12
Auditing
2. Waktu Pemeriksaan
3. Jenis Jasa yang diberikan
Hal 11 dari 12
Auditing
• Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan yang ditentikan klien
Anggaran (budgets) merupakan ekspekstasi klien selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki
perbedaan yang paling signifikan antara hasil yang dianggarkan dengan hasil aktual, karena area ini dapat
mengandung salah saji yang potensial.
4. Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
Auditor mrmbuat estimasi tentang rupa saldo akun yang seharusnya dengan menghubungkan ke beberapa
akun neraca atau akun laporan laba-rugi lainny, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis.
5. Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan
Kepentingan utama dalam menggunakan data nonkeuangan terletak pada keakuratan data.
Hal 12 dari 12