MATA KULIAH
KESPRO MATERNAL
OLEH :
DONA MARTILOVA
NIM: 1305076
DOSEN PENGAMPU :
Prof.dr.Suhaemi. SpOG
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista
yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan
cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin
(hCG)
2) Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin
masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada
pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas
yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa gambaran karyotipi dari mola parsialis bisa
normal ,triploidi atau trisomi seringkali 69 ,XXX atau 69 XXY. Ditemukan juga adanya fetus
dan pembengkakan pada villi yang sifatnya tidak menyeluruh. Penelitian berikutnya secara
sitogenetik menunjukkan bahwa hiperplasia trofoblas`dan pembentukan sisterna pada mola
parsialis hanya ditemukan pada konseptus yang triploid.Secara biokimiawi dan sitogenetik
ditemukan adanya gen maternal pada mola parsialis sehingga terjadinya adalah diandri
(terdiri atas satu set kromosom maternal dan dua set kromosom paternal). Gambaran
histologisd yang khas pada mola parsialis adalah adanya crinkling atau scalloping dan
ditemukannya stromal trophoblastic inclusion Hiperplasia trofoblas umumnya terjadi pada
sinsisiotrofoblas dan jarang terjadi pada sitotrofo-blas.Walaupun ada janin , umumnya
mengalami kematian pada trimester pertama. Koriokarsinoma lebih jarang terjadi pasca mola
parsialis dibandingkan dengan pasca mola komplit.
S (DATA SUBJEKTIF)
1. Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan keluhan ibu merasakan keluar darah sedikit
sedikit, ibu merasa pusing penglihatannya kunang-kunang, sering muntah-muntah
yang berlebihan dan sering gelisah
2. Hasil tes kehamilan positif pada tgl 18 November 2006
3. HPHT: 29 Oktober 2006, HPL: 6 Agustus 2007, Tgl Pemeriksaan: 11 Februari 2007,
UK: 15 mg
4. Ibu belum merasakan gerakan janinnya
5. Ibu mengatakan cemas dan khawatir kehilangan bayinya
6. Ibu mengatakan malas beraktifitas, lemas, dan tidak ada nafsu makan serta minum
O (DATA OBJEKTIF)
USG tgl 4 Februari 2007: tidak terlihat rangka janin, terlihat gelembung-gelembung
mola seperti buah anggur gambaran seperti sarang tawon, seperti badai salju.
A (ASSESMENT)
Dasar:
P (PLANNING)
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ketika
dilakukan pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba
ballotement, tinggi fundud uteri 20 cm, TBJ 1240 gr melebihi umur kehamilan saat ini
dan ketika dilakukan pemeriksaan DJJ tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian
pada saat dilakukan USG ditemukan gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
dan gambaran badai salju.
2. Melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu mengenai kehamilan ibu
saat ini.
(Keluarga akan memberi dukungan pada ibu.)
5. Menjelaskan pada ibu tentang gizi yang baik yang mengandung protein, vitamin,
karbohidrat, lemak, mineral yang dapat mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat ini seperti
nasi, sayur, lauk missal: tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah, dan susu
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamolan mola tipe komplit
(klasik) yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu biasanya sebesar butir kacang
hijau sampai sebesar buah anggur, gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri
pada pemeriksaan USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai salju, terdapat
gelembung-gelembung mennyerupai buah anggur, kemudian pada pemeriksaan Beta
HCG kadar gonadotropin chorion dalam darah dan air kencing sangat tinggi, pada foto
toraks terdapat emboli udara.
2. Menjelaskan pada ibu , ibu dapat hamil lagi bila uterus ibu dilakukan kuretase agar
dapat membersihkan jaringan-jaringan mola yang seperti buah anggur tersebut,
kehamilan mola ini dapat terjadi pada wanita yang terkena infeksi, defisiensi makanan
dan genetik, faktor risiko sosial ekonomi rendah, usia di bawah 20 th, dan paritas
tinggi. Ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2 tahun dari kehamilan ini.