Anda di halaman 1dari 3

1.1.

Pendapatan Nasional
1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Di tahun 2018 pemerintah menggelontorkan investasi besar untuk
meningkatkan kualitas SDM bangsa Indonesia. Anggaran pendidikan di tahun
ini mencapai Rp 444 triliun yaitu 20 persen dari APBN. Tak heran, dari 250
juta penduduk 60% nya adalah para anak muda yang menjadi bonus
demografi Indonesia. Pemerintah akan bergerak mulai dari menyediakan
sarana dan prasarana di sekolah-sekolah, kualitas para pengajar, penyesuaian
penjurusan sekolah dengan kebutuhan industri, dan sebagainya. Diharapkan
dengan adanya perbaikan dari hulu hingga ke hilir, pendidikan para anak
bangsa akan semakin meningkat dan mampu bersaing dengan negara lainnya.
Jangan sampai kesempatan kerja di dalam negeri yang begitu besar diambil
oleh tenaga asing terlatih dengan skill yang lebih baik daripada para tenaga
kerja Indonesia. Perbaikan sistem ketenagakerjaan dan pendapatan yang
meningkat setiap tahun termasuk ke dalam paket kebijakan ekonomi IV yang
menjadi fokus pemerintah.
2) Meningkatkan jumlah pengusaha
Pengusaha adalah salah satu pencipta lapangan pekerjaan yang membantu
roda perekonomian suatu negara. Pada tahun 2017 jumlah wirausaha
Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari jumlah penduduk. Jumlah ini masih
jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia dengan rasio 5 persen dan
Singapura sebesar 7 persen. Sedangkan negara maju seperti Jepang dan
Amerika Serikat memiliki rasio wirausaha yang melejit jauh mencapai 11 dan
12 persen. Untuk meningkatkan jumlah wirausaha pemerintah berupaya
dengan menciptakan skim kredit murah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dengan suku bunga 9 persen, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)
bersuku bunga 0,2-0,3 persen ataupun Kredit Ultra Mikro yang memiliki
pinjaman maksimal 10 juta. Ini adalah salah satu cara pemerintah menggaet
para pemuda untuk memulai bisnis kecil-kecilan walaupun masih duduk di
bangku kuliah.
Selain itu Presiden Joko Widodo menjanjikan bunga kredit yang lebih rendah
kepada pelaku bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi
12% yang sebelumnya mencapai 22-23%. Pemberian keringanan pada industri
padat karya termasuk ke dalam paket kebijakan ekonomi VII beruapa PPh 21
yang menjadi tanggung jawab perusahaan.

3) Membuka lapangan kerja baru


Menurut Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, saat ini jumlah
pengangguran di Indonesia mencapai titik terendah yaitu 5,5%. Hal ini
didorong oleh peran sektor pendidikan yang mampu menciptakan tenaga
kerja yang memiliki skill dan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing.
Selain itu salah satu cara pemerintah menekan pengangguran adalah dengan
menciptakan program magang pada sektor jasa dan memberikan pelatihan
keterampilan. Cara ini adalah upaya untuk memfasilitasi tenaga kerja dengan
harapan para peserta sudah terampil dan profesional saat memasuki pasar
kerja. Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terus
berupaya dan berkoordinasi dengan sektor swasta dalam menyiapkan tenaga
kerja yang mumpuni dan siap bersaing. Perkembangan informatika dan
teknologi internet membantu terciptanya start up yang menciptakan lapangan
kerja baru. Seperti usaha baru di jasa transportasi yang memberikan peluang
bagi masyarakat untuk bekerja dengan cepat dan mudah.

4) Meningkatkan investasi
Investasi yang masuk ke dalam sebuah negara sangat berarti untuk
membantu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Penanaman modal dapat
dimanfaatkan pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur dan memajukan
taraf hidup penduduk Indonesia. Sebagai masyarakat biasa kita bisa turut
berkontribusi pada pembangunan negara. Pemerintah menyiapkan beberapa
strategi untuk kemudahan investasi di Indonesia, antara lain:
 Memudahkan proses perizinan. Memanfaatkan teknologi internet dengan
proses perizinan yang cepat dan
 Mengoptimalkan tax allowance dan tax holiday dengan lebih cepat.
 Membebaskan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk impor alat angkut
tertentu.
 Memberikan pajak bunga deposito yang lebih rendah bagi eksportir
 Dukungan penuh dari pemerintah daerah.

5) Menggenjot nilai ekspor


Pada tahun 2016 menurut catatan Kementerian Perdagangan tingkat
ekspor Indonesia menurun sejumlah 6,6% pertahun. Saat ini pemerintah
Indonesia memiliki perhatian khusus kepada lima sektor industri sebagai
orientasi ekspor, antara lain: industri pertambangan minyak dan gas, agribisnis
dan perikanan, industri padat karya, industri pariwisata dan kreatif, dan
industri unggulan Indonesia. Untuk meningkatkan nilai ekspor pemerintah
menargetkan untuk memperluas pasar ekspor. Beberapa hal yang bisa
dilakukan antara lain:
 Memperluas pasar ekspor hingga ke Afrika, Amerika Selatan, Irak,
Bangladesh dan India.
 Memperluas ke pasar-pasar non tradisional.
 Diversifikasi produk, contoh produk halal, hasil kayu.
 Memberikan insentif kepada pengusaha UMKM. Misalnya biaya pajak
dan promosi.
 Meningkatkan kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat.
Kerja sama antar bangsa dalam bidang perdagangan turut membantu
peningkatan ekspor Indonesia. Sebagai contoh perluasan pasar melalui Free
Trade Agreement (FTA). Pada tahun 2017 Indonesia telah menjalin kerja
sama perdagangan internasional dengan beberapa negara, seperti Uni Eropa,
Australia, Jepang, Pakistan, Iran, dan Chile.
6) Perbaikan infrastruktur
Pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur secara
menyeluruh dari Sumatera hingga Papua. Infrastruktur yang buruk tentu
mempengaruhi daya tarik investasi di Indonesia. Investor asing tentu khawatir
bila penanaman modal di Indonesia tidak berjalan mulus. Hambatan yang
mungkin timbul seperti biaya transportasi yang tinggi, pemadaman listrik
yang sering terjadi, menjadi pekerjaan rumah pemerintah dalam menyediakan
infrastruktur yang memadai bagi semua pihak.
Perbaikan infrastruktur bertujuan untuk memangkas biaya logistik yang
masih sangat tinggi. Biaya logistik yang tinggi akan menghambat geliat
perekonomian di daerah yang terpencil. Jumlah penduduk yang banyak diikuti
dengan bentuk negara kepulauan tentu menjadi tantangan bagi pemerintah
dalam pembangunan infrastruktur. Selama ini penyediaan infrastruktur
terbilang lambat karena berbagai kendala seperti koordinasi yang kurang baik
sehingga menghambat implementasi proyek.

1.2. Sosial Subsidi

Anda mungkin juga menyukai