Anda di halaman 1dari 21

ETIKA BISNIS DALAM MANAJEMEN KEUANGAN

ETIKA BISNIS DALAM MANAJEMEN KEUANGAN

I. PENDAHULUAN

Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang
mempunyai cakupan yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan
setiap orang dan organisasi. Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang
tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis,
maka para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis (Anshori,2002).

Dalam hubungannya dengan kesadaran etika, disebutkan bahwa masalah ini sering mencuat
sebagai salah satu persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal. Menurut Sri Mulyani seperti
dikutip dari Islahuddin dan Soesi (2002) menyatakan bahwa akuntan local sudah terbiasa dengan kondisi
hitungan seimbang, yang dipaksa melindungi perusahan klien dari kebobrokan keuangan. Akibatnya
dengan adanya kesadaran etis yang rendah memberi gambaran kekurang siapan akuntan lokal
menghadapi pasar global. Untuk itu perlu bagi para akuntan manajemen maupun para lulusan jurusan
akuntansi yang kelak mengambil profesi sebagai akuntan manajemen untuk meninjau standar etika bagi
akuntan manajemen yang dikeluarkan oleh Institute of Management Accountants, agar menampilkan
karakteristik akuntan yang berkualitas dan mampu menjaga profesionalismenya di era globalisasi ini.
Standard Etik Untuk Akuntan Manajemen. (Standars of Ethical Conduct for Management Accountants).

II. PERMASALAHAN

A. Apa definisi manajemen keuangan?

B. Bagaimana peranan etika bisnis dalam manajemen keuangan perusahaan?

III. PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan (acquisition),


pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari
suatu perusahaan. Sehingga dapat diartikan bahwa Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan
dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-
prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui
pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:

1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.

2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana
internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.

3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva,
dana harus dikelola seefisien mungkin.

Manajemen terhadap fungsi keuangan adalah semua kegiatan/aktivitas perusahaan yang


bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin.[1]

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:

1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan


lainnya untuk periode tertentu.

2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.

3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.

4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan perusahaan.

5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan


dana tersebut.

6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
pada perusahaan.

7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak
terjadi penyimpangan.

8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus sebagai
bahan evaluasi

Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian
apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang
manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak
diinginkan.[2]

Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan atas biaya

2. Menetapkan kebijaksanaan harga

3. Meramalkan laba yang akan datang

4. Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja

Lingkup manajemen keuangan adalah suatu ruang lingkup kegiatan perusahaan dalam mengelola
keuangan secara optimal dengan sumber daya keuangan yang terbatas tapi dapat didayagunakan secara
efektif dan efisien dalam mencapai keuntungan yang optimal sesuai dengan tujuan perusahaan.

1. Pembicaraan tentang keputusan-keputusan dalam bidang keuangan, yaitu keputusan investasi,


keputusan pembelanjaan dan kebijaksanaan dividen dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan
atau kemakmuran pemegang saham.

2. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen keuangan, yaitu penggunaan dana dan memperoleh dana,
lewat keputusan-keputusan investasi, pembelanjaan dan kebijaksanaan dividen agar nilai perusahaan
bisa meningkat

Pada dasarnya masalah manajemen keuangan adalah: "Menyangkut masalah keseimbangan finansial di
dalam perusahaan, yaitu mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta
mencari susunan kualitatif daripada aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya."

a) Pemilihan susunan kualitatif daripada aktiva akan menentukan "Struktur Kekayaan Perusahaan".
Dengan mengklasifikasi aktiva produktif akan dapat meningkat kinerja keuangan perusahaan tersebut,
seperti: tanah, modal, dan sebagainya.

b) Pemilihan susunan kualitatif daripada pasiva akan menentukan "Struktur Finansial" dan "Struktur
Modal" Perusahaan.

Dengan pemilihan susunan yang tepat komposisi ini akan membantu perusahaan dalam mengatur
neraca maupun cash fine perusahaan dengan baik dalam mencapai profit.[3]

B. Peranan Etika Bisnis Dalam Manajemen Keuangan Perusahaan

Peranan manajemen keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan pemerolehan


(acquisition), pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva secara efisien.

b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.


c. Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi pada :
persaingan antar perusahaan; perekonomian dunia yang tidak menentu; perubahan teknologi; dan
tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi.[4]

Ada pun kriteria standar etika untuk manajemen keuangan yaitu:

· Competance

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

a. Mempertahankan tingkat sesuai kompetensi profesional dengan pengembangan pengetahuan dan


keterampilan.

b. Melakukan tugas profesional mereka sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis.

c. Menyiapkan laporan lengkap dan jelas untuk memperoleh informasi yang relevan dan dapat
dipercaya

· Confidentiality

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

a. Menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam pekerjaan mereka
kecuali bila diizinkan, atau keperluan hukum untuk melakukannya.

b. Menginformasikan pada bawahan, mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam pekerjaan
mereka dan memantau kegiatan mereka untuk menjamin pemeliharaan kerahasiaan

c. Menahan diri dari untuk menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam pekerjaan mereka
untuk keuntungan tidak etis atau ilegal baik secara pribadi atau melalui pihak ketiga.[5]

· Integritas

Adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi, baik secara
sengaja maupun secara tidak sengaja. Integritas mengharuskan untuk menghindari “conflicts of
interest”, menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka
dalam menjunjung etika. Mereka juga harus menolak pemberian dan hadiah yang dapat mempengaruhi
tindakan mereka. Mereka juga tidak boleh menjatuhkan legitimasi perusahaan, tetapi harus mengakui
keterbatasan profesionalisme mereka, mengkomunikasikan informasi yang menguntungkan atau
merugikan, dan menjauhi diri dari prilaku yang dapat mendiskreditkan profesi mereka. Seperti halnya
kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang tidak terotorisasi,
download file tanpa proteksi, LAN, dan program program terlarang. (contohnya : trojan horse dan virus),
karena setiap ancaman tersebut memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak terotorisasi terhadap
data atau program. Sebagai contoh, user yang berhak mengakses sistem secara tidak sengaja maupun
secara sengaja dapat merusak data dan program, apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak
dikendalikan secara baik.[6]

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

a. Menghindari konflik aktual atau kepentingan baik yang tersirat maupun tersurat.

b. Menahan diri dari keterlibatan dalam kegiatan apapun yang akan merugikan kemampuan mereka
untuk menjalankan tugasnya secara etis.

c. Menolak hadiah, bantuan, atau perhotelan yang akan mempengaruhi atau akan muncul untuk
mempengaruhi tindakan mereka.

d. Mengenali dan berkomunikasi tentang keterbatasan profesional atau kendala lain yang akan
menghalangi penilaian bertanggung jawab atau kinerja yang sukses dari suatu kegiatan.

e. Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta menguntungkan dan penilaian


profesional atau pendapat.

f. Menahan diri dari terlibat atau mendukung aktivitas apapun yang akan mendiskreditkan profesi.

· Objektivitas

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

a. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif.

b. Mengungkapkan penuh semua informasi relevan yang dapat diharapkan untuk mempengaruhi
pemahaman pengguna dimaksudkan dari laporan, komentar, dan rekomendasi yang disampaikan.

· Resolusi Konflik Etis

Dalam menerapkan standar etika, praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan mungkin
mengalami masalah dalam mengidentifikasi perilaku tidak etis atau dalam menyelesaikan konflik etis.
Ketika dihadapkan dengan isu-isu etis yang signifikan praktisi manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan dari bantalan organisasi pada resolusi konflik
tersebut. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, praktisi tersebut harus
mempertimbangkan program tindakan berikut.

a. Diskusikan masalah tersebut dengan atasan langsung, kecuali ketika muncul unggul yang terlibat,
dalam hal masalah harus disajikan ke tingkat manajerial berikutnya yang lebih tinggi. Jika resolusi yang
memuaskan tidak dapat dicapai ketika masalah awalnya disajikan, menyerahkan masalah ini ke tingkat
manajerial berikutnya yang lebih tinggi.
b. Jika atasan langsung adalah chief executive officer atau setara, kewenangan meninjau diterima
mungkin kelompok seperti komite audit, komite eksekutif, dewan direksi, dewan pengawas, atau
pemilik. Kontak dengan tingkat atasan langsung di atas harus dimulai hanya dengan pengetahuan
atasannya. asumsi unggul tidak terlibat. Kecuali ditentukan secara legal, komunikasi masalah tersebut
kepada pihak berwenang atau individu yang tidak dipekerjakan atau terlibat dengan organisasi tidak
dianggap sesuai.

c. Menjelaskan isu-isu etika yang relevan dengan diskusi rahasia dengan penasihat tujuan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentu saja mungkin tindakan

d. Konsultasikan pengacara sendiri sebagai kewajiban hukum dan hak-hak mengenai konflik etika.

Jika konflik etika masih ada setelah melelahkan semua tingkat kajian internal, mungkin tidak ada jalan
lain mengenai hal-hal yang signifikan daripada mengundurkan diri dari organisasi dan untuk
menyerahkan sebuah memorandum informatif untuk perwakilan organisasi yang tepat. Setelah
pengunduran diri, tergantung pada sifat dari konflik etika, itu juga mungkin tepat untuk memberitahu
pihak lain.[7]

IV. KESIMPULAN

- Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan
prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai
melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat.

- Beberapa kriteria standar etika untuk manajemen keuangan yaitu:

Competance (kompetensi), Confidentiality (kerahasiaan), Integritas, Objektivitas, Resolusi Konflik Etis

V. PENUTUP

Demikianlah uraian yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini. Sebagai manusia biasa, tentunya
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat
kami nantikan demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

DARTAR PUSTAKA
Ø Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis. Penerbit: Rajagrafindo Persada. Jakarta

Ø http://apriyantihusain.blogspot.com/2012/04/etika-bisnis-dalam-bidang-manajemen.html minggu 15
september 2013 10:15

Ø http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan

Ø http://irsan90.wordpress.com/2011/11/19/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan-manajemen/

Ø http://jaggerjaques.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan.html

Ø http://njfernandosimatupang.blogspot.com/2012/12/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan.html

Ø http://vegaaugesriana02.blogspot.com/2012/11/bab-8-etika-dalam-akuntansi-keuangan.html

Ø http://en.wikipedia.org/wiki/Management_accounting

Ø http://finance.dir.groups.yahoo.com/group/kasusakuntansi/message/71

Ø http://www.doc.state.nc.us/docper/Classification/Fiscal/Accountant-cp.p
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan. Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang
dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika dalam manajemen keuangan merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung
terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi yang terkait. Ada banyak bidang yang dapat dipelajari,
tetapi sejumlah besar peluang karir yang tersedia di bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip
keuangan dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai
melalui pengambilan keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat menyatakan bahwa
manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan,
pengendalian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

Mengendalikan keuangan perusahaan berarti menyusun anggaran dan kemudian membandingkan


realisasinya dengan anggaran tersebut. Jika terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian maka akan
dicari sebabnya untuk dilakukan tindakan hukum selanjutnya. Penanggung jawab atas kegiatan atau
fungsi manajemen keuangan, sangat tergantung dari struktur organisasi perusahaan. Melihat hal
tersebut dapat dijelaskan melalui kasus pelanggaran etika manajemen keuangan yang menjadi masalah
besar dan menarik untuk dibicarkan, baik yang melibatkan lingkungan masyarakat serta instansi
pemerintah. Namun pelanggaran tersebut dapat menuntun kita kepada konsekuensi yang lebih besar
pada suatu waktu di masa yang akan datang.

Tujuan Penulisan
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :

Mengetahui dan memahami pengertian dan penerapan etika manajemen keuangan

Untuk mengetahui seberapa jauh pelanggaran-pelanggaran yang terdapat pada etika manajemen
keuangan

Untuk memahami bagaimana wawasan kita dalam menyikapi etika dalam manajemen keuangan

Untuk memahami dan memberikan solusi terhadap kasus etika manajemen keuangan

BAB 2

ISI

2.1 Pengertian Etika

Etika adalah perilaku yang baik yang telah melekat pada diri manusia itu sendiri sebagai pedoman hidup,
baik dilakukan dalam kehidupan pribadi maupun sosial di masyarakat. Kehadiran organisasi profesi
dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk
menjaga martabat serta kehormatan profesi dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian.

Etika, artinya manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk atau patuh terhadap norma-norma
sosial yang ada pada lingkungan masyarakat mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat
konsumen.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan pada etika dalam organisasi atau perusahaan, yaitu :

Hubungan organisasi atau perusahaan dengan karyawan

Hubungan karyawan dengan organisasi atau perusahaan

Hubungan organisasi atau perusahaan dengan pihak luar

2.2 Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan, pembiayaan atau


pembelanjaan dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan.
Sehingga dapat diartikan bahwa manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi
atau perusahaan.

Manajemen keuangan dalam konteks pembahasan ini berhubungan dengan penganggaran. Anggaran
adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan keuangan yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang. Anggaran berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka
biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgetting). Rencana keuangan merupakan terjemahan
program kerja lembaga bisnis ke dalam sasaran atau target keuangan yang ingin dicapai dalam kurun
waktu tertentu.

Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kebijakan
moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi sosial dan kondisi politik. Kebijakan moneter
berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung
terhadap manajemen keuangan antara lain masalah akuntansi, kesulitan perencanaan, permintaan
terhadap modal, suku bunga dan harga obligasi menurun

2.3 Fungsi Manajemen Keuangan

Dibawah ini ada 7 fungsi dari manajemen keuangan, antara lain :

Perencanaan keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode yang
akan datang

Penganggaran keuangan

Merupakan tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat pengeluaran dan pemasukan
organisasi atau perusahaan lebih signifikan

Pengelolaan Keuangan

Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara yang sesuai
dengan prosedur yang ada

Pencarian Keuangan

Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk kegiatan operasional perusahaan

Penyimpanan Keuangan

Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebt di tempat yang aman

Pengendalian Keuangan

Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada organisasi atau
perusahaan

Pemeriksaan Keuangan

Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi kesalahan

2.4 Etika Manajemen Keuangan


Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau usaha suatu bisnis untuk menyeimbangi
komitmennya terhadap kelompok atau individu dalam lingkungannya. Etika manajemen keuangan
adalah norma-norma atau nilai-nilai yang menjadi pedoman perilaku dan tindak usahawan serta
pengelolaan organisasi maupun perusahaan.

Etika profesi yang harus diperhatikan dan dipatuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
penginformasian manajemen, adapun hal-hal tersebut atara lain :

Competence (kompetensi)

Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang cukup
tinggi dan tekun dalam mengaplikasikanya ketika memberikan jasanya. Akuntan manajemen memiliki
tanggung jawab, antara lain adalah :

Mempertahankan tingkat yang memadai kompetensi profesional dengan pengembangan pengetahuan


dan keterampilan

Melakukan tugas mereka sesuai dengan hukum yang berlaku, peraturan, standar profesional dan
standar teknis

Membuat laporan yang jelas dan komprehensif untuk memperoleh informasi yang relevan dan dapat
diandalkan

Kerahasiaan (Confidentiality)

Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan
dan hubungan profesionalnya. Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab antara lain adalah :

Merahasiakan informasi yang diperoleh dalam pekerjaan kecuali bila diizinkan oleh yang berwenang
atau diperlukan secara hukum

Berdasarkan sub ordinat informasi mengenai kerahasiaan informasi adalah sebagai bagian dari
pekerjaan mereka untuk memantau dan mempertahankan suatu kerahasiaan informasi

Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam pekerjaan untuk mendapatkan keuntungan
yang illegal atau tidak etis melalui pihak ketiga

Kejujuran (Integrity)
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan profesionalnya. Tanggung
jawab akuntan manajemen antara lain :

Menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat

Menahan diri dan tidak terlibat dalam segala aktivitas yang dapat menghambat kemampuan

Menolak hadiah, permintaan, keramahan atau bantuan yang akan mempengaruhi segala macam
tindakan dalam pekerjaan

Mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas

Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun yang tidak baik

Menghindari diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik
profesi atau perusahaan

Obyektivitas (objectivity)

Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karena disebabkan prasangka,
konflik kepentingan dan terpengaruh oleh orang lain. Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab,
antara lain :

Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif

Sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang relevan yang dapat diharapkan untuk menghasilkan
suatu pemahaman dari penggunaan laporan, pengamatan dan rekomendasi yang disampaikan

2.5 Contoh Kasus

1. PT Sara Lee Indonesia, perusahaan besar yang bergerak di consumer product, diguncang masalah
dengan karyawanya. Sekitar 200 buruh bagian pabrik roti yang tergabung dalam Gabungan Serikat
Pekerja PT Sara Lee Indonesia, menggelar aksi mogok kerja di halaman pabrik, Jalan Raya Bogor Km 27
Jakarta Timur, Rabu (19/11/10). Aksi mogok kerja ini, ternyata tidak hanya di Jakarta namun serentak di
seluruh distributor Sara Lee se-Indonesia. Bahkan, buruh yang ada di daerah mengirim ‘utusan’ ke
Jakarta untuk memperkuat tuntutannya. Utusan itu bukan orang, namun berupa spanduk dari Sara Lee
yang dikirim dari beberapa daerah. Dalam aksinya di depan pabrik, para buruh yang mayoritas
perempuan ini membentangkan spanduk berisikan tuntutan kesejahteraan kepada manajemen
perusahaan yang berbasis di Chicago Sara Lee Corporation dan beroperasi di 58 negara, pasar merek
produk di hampir 200 negara serta memiliki 137.000 karyawan di seluruh dunia. Dengan mengenakan
kaos putih dan ikat merah di kepalanya. Buruh merentangkan belasan spanduk, di antaranya
bertuliskan: “Kami bukan sapi perahan, usir kapitalis”, “Rp 16 triliun, Bagian kami mana?”, “Jangan lupa
karyawan bagian dari aset perusahaan juga.” “Kami Minta 7 Paket”, “Perusahaan Sara Lee Besar Kok
Ngasih Kesejahteraan Kecil” juga tuntutan lain tentang kesejahteraan dan gaji yang rendah. Spanduk
juga terpasang di pagar pabrik Sara Lee, juga ada sehelai kain berisi tanda tangan para pekerja dan 12
poster yang mewakili suara masing-masing tim dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Banyuwangi,
Medan, Makassar, Denpasar, Jember, Surabaya, Madiun, Kediri, Gorontalo, Samarinda, Lombok dan
Aceh. Poster dari Surabaya GT tertera beberapa kalimat yang berbunyi: “Kami tidak akan berhenti
mogok, sebelum kalian penuhi tuntutan buruh, penjahat aja tahu balas budi, kalian?” Juga poster dari
Tim Banyuwangi menyuarakan: “Kedatangan kami bukan untuk berdebat, kami datang untuk meminta
hak kami, jangan bersembunyi di belakang UU, dan jangan ambil jatah kami, ayo bicaralah untuk
Indonesia.” “Kami terpaksa mogok karena jalan berunding sudah buntu dari pertemuan tripartit antara
manajemen perusahaan dengan serikat pekerja. Banyak tuntutan yang kami ajukan mulai kesejahteraan,
peningkatan jumlah pesangon dan kompensasi dari manajemen,” ungkap seorang buruh wanita yang
enggan disebut namanya. Buruh takut menyebut nama, sebab manajemen perusahaan akan terus
melakukan intimidasi yang menyakitkan. “Ini aksi dalam jumlah yang kecil, dan menggerakan lebih besar
dan sering melancarkan aksi, jika tuntutan kami tak dikabulkan,” sambungnya. Perwakilan manajemen
sempat mengimbau peserta aksi mogok untuk kembali bekerja melalui pengeras suara, namun ditolak
oleh pekerja. Hingga kini aksi buruh terus bertambah sebab karyawan dari distributor Jakarta, Bogor,
Tanggerang, Depok dan Bekasi satu persatu memperkuat aksinya itu. Buruh lainnya mengatakan kasus
ini bermula dari penjualan saham Sara Lee dijual kepada perusahaan besar. Ternyata, perusahaan baru
itu Setelah enggan menerima karyawan lain, sehingga nasib karyawan menjadi terkatung-katung.
Bahkan, memutus hubungan kerja seenaknya saja. Buruh pun aktif demo. Sara Lee merasa malu dengan
aksi yang mencoreng perusahaan raksasa ini sehingga siap melakukan perundingan tripartit. Sayangnya,
hingga kini belum ada kesepakatan karena manajemen perusahaan memberikan nilai pesangon yang
sangat rendah, tak sesuai pengabdian karyawan.

Cara Penyelesaian : Manajemen PT. Saralee harus berunding terlebih dahulu dengan para buruh agar
menemui suatu titik kesepakatan. Jika PT. Saralee tidak memperoleh laba yang ia targetkan, seharusnya
ia dapat mengambil kebijaksanaan yang tidak membuat salah satu pihak rugi akan hal ini. Perundingan
secara kekeluargaan adalah satu-satunya solusi yang dapat meredam demo. Jika demo terus terjadi,
pihak Saralee malah akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi, karena jika kegiatan operasional
tidak berjalan seperti biasa, laba pun tidak akan didapatkan oleh PT.Saralee

2. Manipulasi laporan keuangan PT. KAI Indonesia, transparasi serta kejujuran dalam pengelolaan
lembaga yang merupakan salah satu derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya
dilaksanakan oleh salah satu badan usaha milik negara. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang
diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah
diraihnya. Padahal, apabila dicermati sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp. 63
milyar. Kerugian ini terjadi karena PT. KAI telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga.
Tetapi, dalam laporan keuangan itu pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal,
berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat dikelompokan dalam bentuk pendapatan atau
asset. Dengan demikian kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan telah terjadi
disini. Di lain pihak, PT KAI memandang bahwa kekeliruan pencatatan tersebut hanya terjadi karena
perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tidak tertagih. Terdapat pihak yang menilai
bahwa piutang pada pihak ketiga yang tidak tertagih itu bukan pendapatan. Sehingga sebagai
konsekuensinya PT. KAI seharusnya mengakui menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Sebaliknya, ada
pula pihak lain yang berpendapat bahwa piutang yang tidak tertagih tetap dapat dimasukan sebagai
pendapatan PT.KAI sehingga keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar dapat diraih pada tahun tersebut.
Diduga manipulasi laporan keuangan PT. KAI telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya sehingga
akumulasi permasalahan terjadi disini.

Cara Penyelesaian : PT.KAI harus menyelesaikan dengan cara kekeluargaan terhadap pihak ketiga
tersebut untuk mencari jalan keluarnya tetapi PT.KAI juga harus tetap memantau laporan keuangan
yang masuk apakah itu valid atau tidak datanya serta harus di selidiki apabila ada manipulasi dari pihak
internal.

3. Produk yang dihasilkan oleh AMDK Aqua sebagian telah memenuhi dari ketentuan diatas. AMDK Aqua
mampu menghasilkan air bersih untuk keperluan air minum untuk banyak orang, selain itu AMDK Aqua
menjamin tingkat keamanan untuk menggunkan produknya. Selain praktis produk Aqua bisa
memperbaiki kehidupan masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan mengkonsumsi air bersih. Tapi
yang jadi permasalahan adalah, datang dari manakah air bersih yang dijual oleh Aqua sehingga sekarang
manusia perlu membayar hanya untuk mendapatkan air bersih?

Salah satu dari sekian banyak sumber mata air yang dieksploitasi habis-habisan oleh Aqua adalah
sumber mata air di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang dimana di daerah tersebut
masyarakatnya menopangkan kehidupannya dari sektor pertanian. Karena debit air menurun sangat
drastis sejak Aqua beroperasi di sana, sekarang para petani terpaksa harus menyewa pompa untuk
memenuhi kebutuhan irigasi sawahnya. Untuk kebutuhan sehari-hari, penduduk harus membeli air dari
tangki air dengan harga mahal karena sumur-sumur mereka sudah mulai kering akibat “pompanisasi”
besar-besaran yang dilakukan oleh Aqua. Hal ini sangat ironis mengingat Kabupaten Klaten merupakan
wilayah yang kaya akan sumber daya air. Di satu Kabupaten ini saja sudah terdapat 150-an mata air.
Untuk kasus kali ini Aqua dalam produksinya kurang berpikir etis dan telah melanggar tanggung jawab
sosial perusahaan, sumber daya alam memang bisa dinikmati siapapun, tetapi dalam mengekploitasinya
tidak boleh berlebihan atau dengan kata lain serakah. Apalagi disini yang jadi permasalahannya ialah air,
air merupakan sumber daya yang dibutuhkan untuk hajat hidup orang banyak. Memang aqua
mempunyai tujuan yang baik yaitu menyediakan air besih untuk keperluan minum banyak orang. Tetapi
yang jadi permasalahan ialah kenapa aqua seenaknya mengeksploitasi air secara besar-besaran tanpa
mempedulikan efek sampingnya. Aqua terkesan tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan
kepentingan perusahaan sendiri. Masyarakat menjadi bersaing dengan pihak aqua untuk mendapatkan
air. Dari kasus, ini aqua tidak berpikir secara etis dalam hal deonteologis.
Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam keberlanjutan dan
ketersediaan sumber daya alam itu. Dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan
bahwa "Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". Salah satu asas penting dalam
pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan sumber
daya alam yang dapa diperbarui.

Konsep hak dalam menguasai negara (HMN) menjadi instrumen dasar dalam eksploitasi SDA di
Indonesia, secsra historis melalui konsep ini pemerintah telah mengingkari semangat demokrasi
ekonomi dan pencapaian kesejahteraan rakyat, hal ini terjadi karena paradigma pertumbuhan yang di
usung memberikan ruang yang berlebihan pada praktek destruktif dan eksploitatif bagi SDA lewat
praktek penyerahan wewenang pada perusahaan-perusahaan asing secara besar.

Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber
daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :

a. Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air,
tanah, dan udara.

b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)

c. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-ulangan (recycling)

d. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam

4. Krisis yang dialami Bank Century bukan disebabkan karena adanya krisis global, tetapi karena
disebakan permasalahan internal bank tersebut. Permasalahan internal tersebut adalah adanya
penipuan yang dilakukan oleh pihak manajemen bank terhadap nasabah menyangkut:

1. Penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun (nasabah Bank Century sebesar Rp 1,4 Triliun dan
nasabah Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia sebesar Rp 1,4 Triliiun)

2. Penjualan reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia. Dimana produk tersebut tidak
memiliki izin BI dan Bappepam LK.
Kedua permasalahan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah Bank Century.
Dimana mereka tidak dapat melakukan transaksi perbankan dan uang mereka pun untuk sementara
tidak dapat dicairkan. Kasus Bank Century sangat merugikan nasabahnya dimana setelah Bank Century
melakukan kalah kliring, nasabah Bank Century tidak dapat melakukan transaksi perbankan baik
transaksi tunai maupun transaksi nontunai. Setelah kalah kliring, pada hari yang sama, nasabah Bank
Century tidak dapat menarik uang kas dari ATM Bank Century maupun dari ATM bersama. Kemudian
para nasabah mendatangi kantor Bank Century untuk meminta klarifikasi kepada petugas Bank. Namun,
petugas bank tidak dapat memberikan jaminan bahwa besok uang dapat ditarik melalui ATM atau tidak.
Sehingga penarikan dana hanya bisa dilakukan melalui teller dengan jumlah dibatasi hingga Rp 1 juta.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran nasabah terhadap nasib dananya di Bank Century.

Setelah tanggal 13 November 2008, nasabah Bank Century mengakui transksi dalam bentuk valas tidak
dapat diambil, kliring pun tidak bisa, bahkan transfer pun juga tidak bisa. Pihak bank hanya mengijinkan
pemindahan dana deposito ke tabungan dolar. Sehingga uang tidak dapat keluar dari bank. Hal ini
terjadi pada semua nasabah Bank Century. Nasabah bank merasa tertipu dan dirugikan dikarenakan
banyak uang nasabah yang tersimpan di bank namun sekarang tidak dapat dicairkan. Para nasabah
menganggap bahwa Bank Century telah memperjualbelikan produk investasi ilegal. Pasalnya, produk
investasi Antaboga yang dipasarkan Bank Century tidak terdaftar di Bapepam-LK. Dan sudah sepatutnya
pihak manajemen Bank Century mengetahui bahwa produk tersebut adalah illegal.

Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh nasabah. Para nasabah melakukan aksi
protes dengan melakukan unjuk rasa hingga menduduki kantor cabang Bank Century. Bahkan para
nasabah pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mabes Polri hingga DPR untuk segera
menyelesaikan kasus tersebut, dan meminta uang deposito mereka dikembalikan. Selain itu, para
nasabah pun mengusut kinerja Bapepam-LK dan BI yang dinilai tidak bekerja dengan baik. Dikarenakan
BI dan Bapepam tidak tegas dan menutup mata dalam mengusut investasi fiktif Bank Century yang telah
dilakukan sejak tahun 2000 silam. Kasus tersebut pun dapat berimbas kepada bank-bank lain, dimana
masyarakat tidak akan percaya lagi terhadap sistem perbankan nasional. Sehingga kasus Bank Century
ini dapat merugikan dunia perbankan Indonesia.

Solusi Pemecahan Masalah Pelanggaran Etika Bisnis

Dari sisi manager Bank Century menghadapi dilema dalam etika dan bisnis. Hal tersebut dikarenakan
manager memberikan keputusan pemegang saham Bank Century kepada Robert Tantular, padahal
keputusan tersebut merugikan nasabah Bank Century. Tetapi disisi lain, manager memiliki dilema
dimana pemegang saham mengancam atau menekan karyawan dan manager untuk menjual reksadana
fiktif tersebut kepada nasabah. Manajer Bank Century harus memilih dua pilihan antara mengikuti
perintah pemegang saham atau tidak mengikuti perintah tersebut tetapi dengan kemungkinan dia
berserta karyawan yang lain terkena PHK. Dan pada akhirnya manager tersebut memilih untuk
mengikuti perintah pemegang saham dikarenakan manager beranggapan dengan memilih option
tersebut maka perusahaan akan tetap sustain serta melindungi karyawan lain agar tidak terkena PHK
dan sanksi lainnya. Walaupun sebenarnya tindakan manager bertentangan dengan hukum dan etika
bisnis. Solusi dari masalah ini sebaiknya manager lebih mengutamakan kepentingan konsumen yaitu
nasabah Bank Century. Karena salah satu kewajiban perusahaan adalah memberikan jaminan produk
yang aman.

Dari sisi pemegang saham yaitu Robert Tantular, terdapat beberapa pelanggaran etika bisnis, yaitu
memaksa manajer dan karyawan Bank Century untuk menjual produk reksadana dari Antaboga dengan
cara mengancam akan mem-PHK atau tidak memberi promosi dan kenaikan gaji kepada karyawan dan
manajer yang tidak mau menjual reksadana tersebut kepada nasabah. Pelanggaran yang terakhir adalah,
pemegang saham mengalihkan dana nasabah ke rekening pribadi. Sehingga dapat dikatakan pemegang
saham hanya mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan perusahaan, karyawan, dan
nasabahnya (konsumen). Solusi untuk pemegang saham sebaiknya pemegang saham mendaftarkan
terlebih dahulu produk reksadana ke BAPPEPAM untuk mendapat izin penjualan reksadana secara sah.
Kemudian, seharusnya pemegang saham memberlakukan dana sabah sesuai dengan fungsinya
(reliability), yaitu tidak menyalah gunakan dana yang sudah dipercayakan nasabah untuk kepentingan
pribadi.

Dalam kasus Bank Century ini nasabah menjadi pihak yang sangat dirugikan. Dimana Bank Century
sudah merugikan para nasabahnya kurang lebih sebesar 2,3 trilyun. Hal ini menyebabkan Bank Century
kehilangan kepercayaan dari nasabah. Selain itu karena dana nasabah telah disalahgunakan maka
menyebabkan nasabah menjadi tidak sustain, dalam artian ada nasabah tidak dapat melanjutkan
usahanya, bahkan ada nasabah yang bunuh diri dikarenakan hal ini. Solusi untuk nasabah sebaiknya
dalam memilih investasi atau reksadana nasabah diharapkan untuk lebih berhati-hati dan kritis terhadap
produk yang akan dibelinya. Jika produk tersebut adalah berupa investasi atau reksadana, nasabah
dapat memeriksa kevalidan produk tersebut dengan menghubungi pihak BAPPEPAM.

Dikarenakan kasus ini kinerja BI dan BAPPEPAM sebagai pengawas tertinggi dari bank-bank nasional
menjadi diragukan, karena BI dan BAPPEPAM tidak tegas dan lalai dalam memproses kasus yang
menimpa Bank Century. Dimana sebenarnya BI dan BAPPEPAM telah mengetahui keberadaan reksadana
fiktif ini sejak tahun 2005. Untuk Bank-bank nasional lainnya pengaruh kasus Bank Century
mengakibatkan hampir terjadinya efek domino dikarenakan masyarakat menjadi kurang percaya dan
takut bila bank-bank nasional lainnya memiliki “penyakit” yang sama dengan Bank Century dikarenakan
krisis global, dengan kata lain merusak nama baik bank secara umum. Solusi untuk BI dan BAPPEPAM
sebaiknya harus lebih tegas dalam menangani dan mengawasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
oleh bank-bank yang diawasinya. Selain itu sebaiknya mereka lebih sigap dan tidak saling melempar
tanggung jawab satu sama lain. Dan saran untuk Bank Nasional lainnya, sebaiknya bank-bank tersebut
harus lebih memperhatikan kepentingan konsumen atau nasabah agar tidak terjadi kasus yang sama.

5. Pelanggaran yang dilakukan pada Perusahaan Unilever karena kondisi perusahaan yang sedang pailit
akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada beberapa karyawannya. Namun dalam melakukan
PHK itu, perusahaan sama sekali tidak memberikan pesangon sebagaimana yang telah diatur di dalam
UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini Perusahaan Unilever dapat dikategorikan
melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum.
Cara Penyelesaian : PT.Unilever seharusnya memberikan pesangon atau upah terhadap karyawan
tersebut sebagaimana yang telah tercantum di undang-undang dengan cara kekeluargaan untuk
mencapai tujuan bersama dan apabila tetap tidak memberikan pesangon PT.Unilever dapat dikenakan
sanksi hukum seperti yang tertera pada undang-undang.

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah di atas mengenai etika dalam manajemen maka dapat disimpulakan
bahwa upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan organisasi atau perusahaan yang
terkait pelanggaran atau penyelewengan yang dilakukan pegawai maupun pejabat negara yang terkait di
dalamnya belum dapat terorganisir dengan baik dan contoh kasus bentuk pelanggaran yang
dikemukakan di atas belum ada tindak lanjut oleh pihak berwajib.

Para pelakunya pun kini sudah merajalela, ini menjelaskan betapa buruknya sistem hukum yang ada di
negeri ini. Upaya untuk mengatasi permasalahan pelanggaran etika harus diarahkan pada peningkatan
rasa tanggung jawab sosial perusahaan baik terhadap masyarakat secara menyeluruh, para pegawai
maupun pemerintah.

Apabila terdapat tindakan tentang penyalahgunaan mengenai segala bentuk macam korupsi atau
penyelewengan dana untuk segera melapor kepada pihak berwajib agar pelanggaran tersebut tidak
terus berkembang di linkungan pejabat negara maupun di sebuah organisasi perusahaan yang
diharapkan dapat berkurang bila memang tidak mungkin diberantas sama sekali.

Saran

Dari hasil penulisan diatas diharapkan perusahaan lebih memperhatikan kode etik dan bertanggung
jawab sosial mengenai dampak yang terjadi akibat kegiatan yang dilakukannya. Seharusnya perusahaan
mengadakan perjanjian bisnis dengan para karyawan atau masyarakat. Pihak perusahaan sebaiknya
memberi kompensasi kepada para karyawan yang sudah bekerja pada perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://officialvap.blogspot.co.id/2016/06/etika-dalam-manajemen.html

http://nurbaityyuliani.blogspot.co.id/2012/11/makalah-etika-manajemen-keuangan.html

http://goudvisarumy.blogspot.co.id/2013/12/etika-bisnis-dalam-manajemen-keuangan.html

http://yanawulan.blogspot.co.id/2013/11/peranan-dan-manfaat-etika-bisnis-di.html

http://destiputrilarassati.blogspot.co.id/2013/11/etika-pada-fungsi-keuangan-dan-contoh.html\

http://farahtrimaharaniug.blogspot.co.id/2016/10/etika-bisnis-pada-pt-danone-aqua-tbk_10.html?m=1

http://megalidiarani.blogspot.co.id/2015/12/permasalahan-etika-dalam-berbisnis-dan.html?m=1

http://ferdyantoro.blogspot.co.id/2016/01/problematika-etika-bisnis-yang-terjadi.html?m=1

Berbagi

a) Etika bisnis di Bidang Akuntansi (Accounting Ethics) Fungsi akuntansi merupakan komponen yang
sangat penting bagi perusahaan. Dengan demikian kejujuran, integritas, dan akurasi dalam melakukan
kegiatan akuntansi merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu
praktik akuntansi yang dianggap tidak etis misalnya penyusunan laporan keuangan yang berbeda untuk
berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan
keuangan seperti itu. Dalam realita kegiatan bisnis sering kali ditemukan perusahaan yang menyusun
laporan keuangan yang berbeda untuk pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan keuangan internal
perusahaan, laporan keuangan untuk bank, dan laporan keuangan untuk kantor pajak. Dengan
melakukan praktik ini, bagian akuntansi perusahaan secara sengaja memanipulasi data dengan tujuan
memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan palsu tersebut. b) Etika bisnis di Bidang Keuangan
(Financial Ethics) Skandal keuangan yang berasal dari pelaksanaan fungsi keuangan yang dijalankan
secara tidak etis telah menimbulkan berbagai kerugian bagi para investor. Pelanggaran etika bisnis
dalam bidang keuangan dapat terjadi misalnya melalui praktik window dressing terhadap laporan
keuangan perusahaan yang akan mengajukan pinjaman ke bank. Melalui praktik ini seolah-olah
perusahaan memiliki rasio-rasio keuangan yang sehat sehingga layak untuk mendapatkan kredit.
Padahal sebenarnya kondisi keuangan keuangan perusahaan tidak sesehat seperti yang dilaporkan
dalam laporan keuangan yang telah dipercantik. Contoh lain pelanggaran etika keuangan misalnya
melalui penggelembungan nilai agunan perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh kredit
melebihi nilai agunan kredit yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai