Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

baja adalah paduan besi karbon yang tidak menjalani reaksi eutektik. Kebalikannya
besi tuang justru mengalami reaksi tersebut. Apabila kandungan karbon dalam baja terlalu
sedikit, maka besi murni dalam paduan akan menjadi ulet, lembek, dan lemah. Kandungan
karbon yang lebih tinggi dari baja normal akan membuat satu paduan yang sering di sebut
besi babi. Meskipun besi yang berhasil terpadu dengan karbon tersebut baja karbon, baja
paduan sendiri adalah baja yang dimassukkan dengan paduan elemen lain dengan tujuan
untuk memberikan karakteristik tertentu terhadap baja tersebut. Elemen-elemen terpadu yang
umum di padukan adalah: mangan, nikel, kroma, molybdenum, boron, titanium, vanadium,
tungsten, kobalt dan niobium. Elemen lain yang terpenting dalam pembuatan baja: fosfor,
belerang, silikon, dan adany sedikit oksigen, nitrogen dan tembaga yang biasanya tidak boleh
ada dalam kandungan baja. Untuk mencegah korosi, harus ditambahkan kromium paling
sedikit 11% wt sehingga membentuk oksida yang keras pada permukaan baja; baja ini
dikenal dengan stainless steel (baja anti noda). Tungsten ditambahkan pada pembentukan
cementit, sehingga pada kecepatan penyiraman yang lebih rendah akan membentuk martensit.
Di sisi lain, sulfur, nitrogen, dan fosfor membuat baja menjadi getas, sehingga elemen ini
harus dipisahkan ketika pemrosesan.

Logam besi telah digunakan sejak zaman purba, meskipun paduan tembaga, yang
memiliki titik lebur lebih rendah, yang digunakan lebih awal dalam sejarah manusia. Besi
murni relatif lembut, tetapi tidak bisa didapat melalui peleburan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi besi dan baja

Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar di campur
dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk menjadi dua
bentuk Kristal yaitu body center cubic (BCC) dan face center cubic (FCC), tergantung
dengan temperaturnya ketika di tempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi di tengah-
tengah kubus atom dan susunan FCC memiliki atom besi di setiap sisi pada enam sisi kubus
atom. Interaksi alotropi yang terjadi antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon
yang membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.

Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat
keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon,
mangan, fosfor, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan alumunium. Selain itu ada
elemen lain yang di tambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja di
antaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainny berbagai jenis kualitas
baja bisa di dapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi Kristal dari atom penyusun besi. Tanpa karbon ini
maka struktur Kristal dari besi murni tidak memiliki resistensi antar atom dan akan saling
melewati satu sama lain, atau menjadi sangat lembek. Baja karbon ini di kenal sebagai baja
hitam karena berwarna hitam, banyak di gunakan unruk peralatan pertanian misalnya sabit
dan cangkul.

Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan dan


kekuatan teriknya, namun di sisi lain membuatnya menjadi getas serta menurunkan
keuletannya. Meskipun baja sebelumnya telah di produksi oleh pandai besi mengguunakan
tungku pembakar selama rbuan tahun, pengunaannya menjadi semakin bertambah ketika
metode produksi yang lebih efisien di temukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses
Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat
harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini baja merupakan salah satu material paling
umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi
tempa. Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastuktur, kapal, mobil, mesin,

2
perkakas, dan senjata. Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya
oleh beberapa lembaga-lembaga standar.

Kata baja dalam Bahasa inggris yaitu steel berasal dari kata keterangan proto-
germanic yaitu stahlija atau stakhlijan (terbuat dari baja), yang terkait dengan stahlaz atau
stahlija (berdiri tegap). Seperti yang sudah di ulas di atas, kandungan karbon di dalam paduan
baja ialah 0,002% sampai 2,14% dari berat paduan besi-karbon. Jumlah ini bisa bervariasi
tergantung dari elemen pemadu yang ada paduan seperti mangan, krom, nikel, besi, tungsten,
karbon dan lain sebagainya. Pada dasarnya baja adalah paduan besi karbon yang tidak
menjalani reaksi eutektik. Kebalikannya besi tuang justru mengalami reaksi tersebut. Apabila
kandungan karbon dalam baja terlalu sedikit, maka besi murni dalam paduan akan menjadi
ulet, lembek, dan lemah. Kandungan karbon yang lebih tinggi dari baja normal akan
membuat satu paduan yang sering di sebut besi babi. Meskipun besi yang berhasil terpadu
dengan karbon tersebut baja karbon, baja paduan sendiri adalah baja yang dimassukkan
dengan paduan elemen lain dengan tujuan untuk memberikan karakteristik tertentu terhadap
baja tersebut. Elemen-elemen terpadu yang umum di padukan adalah: mangan, nikel, kroma,
molybdenum, boron, titanium, vanadium, tungsten, kobalt dan niobium. Elemen lain yang
terpenting dalam pembuatan baja: fosfor, belerang, silikon, dan adany sedikit oksigen,
nitrogen dan tembaga yang biasanya tidak boleh ada dalam kandungan baja.

Paduan besi-karbon saja tanpa elemen lain dengan kandungan karbon 2.1% biasa
disebut besi tuang. Dengan teknik pembuatan baja modern seperti pembentukan bubuk
logam, proses ini bisa menghasilkan baja dan material lain dengan kandungan karbon amat
tinggi. Besi Tuang tidak mudah untuk dilunakkan bahkan ketika dipanaskan, tapi bisa
dibentuk dengan proses penuangan karena besi ini memiliki titik leleh yang rendah serta
memiliki properti kemudahan penuangan yang baik. Sebagian komposisi dari besi tuang,
meskipun masih lebih ekonomis apabila di lebur dan tuang, bisa diberi perlakuan panas
setelah dituang untuk membuat benda dengan karakteristik besi lunak atau besi ulet. Baja
berbeda dari besi tempa (sekarang sudah kuno), yang mana besi tersebut mengandung sedikit
karbon tetapi banyak sekali mengandung terak

2.2 BESI

Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum) dan nomor
atom . Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini adalah unsur paling umum di bumi

3
berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah
unsur keempat terbesar pada kerak bumi. Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti bumi
karena melimpahnya produksi akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di mana
produksi nikel-56 (yang meluruh menjadi isotop besi paling umum) adalah reaksi fusi nuklir
terakhir yang bersifat eksotermal. Akibatnya, nikel radioaktif adalah unsur terakhir yang
diproduksi sebelum keruntuhan hebat supernova. Keruntuhan tersebut menghamburkan
prekursor radionuklida besi ke angkasa raya.

Logam besi telah digunakan sejak zaman purba, meskipun paduan tembaga, yang
memiliki titik lebur lebih rendah, yang digunakan lebih awal dalam sejarah manusia. Besi
murni relatif lembut, tetapi tidak bisa didapat melalui peleburan. Materi ini mengeras dan
diperkuat secara signifikan oleh kotoran, karbon khususnya, dari proses peleburan. Dengan
proporsi karbon tertentu (antara 0,002% dan 2,1%) menghasilkan baja, yang lebih keras dari
besi murni, mungkin sampai 1000 kali. Logam besi mentah diproduksi di tanur tinggi, di
mana bijih direduksi dengan batu bara menjadi pig iron, yang memiliki kandungan karbon
tinggi. Pengolahan lebih lanjut dengan oksigen mengurangi kandungan karbon sehingga
mencapai proporsi yang tepat untuk pembuatan baja. Baja dan paduan besi berkadar karbon
rendah bersama dengan logam lain (baja paduan) sejauh ini merupakan logam yang paling
umum digunakan oleh industri, karena lebarnya rentang sifat-sifat yang didapat dan
kelimpahan batuan yang mengandung besi.

Senyawa kimia besi memiliki banyak manfaat. Besi oksida dicampur dengan serbuk
aluminium dapat dipantik untuk membuat reaksi termit, yang digunakan dalam pengelasan
dan pemurnian bijih. Besi membentuk senyawa biner dengan halogen dan kalsogen. Senyawa
organologamnya antara lain ferosen, senyawa sandwich pertama yang ditemukan.
Karakteristik material

4
Diagram fasa besi-karbon.

Berbagai sampel baja flatbar tempa-total. Yang pertama di paling kiri, adalah baja yang
sudah normal. Yang kedua telah melalui martensit tanpa tempa, proses penyiraman. Bagian
lainnya telah melalui proses tempa di oven menurut temperatur mereka masing-masing,
selama satu jam. "Standar tempaan" seperti ini biasa digunakan oleh pandai besi sebagai
pembanding, memastikan bahwa pekerjaan mereka ditempa sesuai dengan warna yang
diinginkan.
Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, biasanya
dalam bentuk besi oksida seperti magnetit dan hematit. besi diekstraksi dari bijih besi dengan
menghilangkan atom oksigen dan kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain
seperti karbon. Proses ini disebut peleburan, yang pertamakali digunakan pada logam dengan
titik lebur yang lebih rendah dari besi seperti timah, Ada sejumlah kecil besi yang sudah
melalui proses ini pada masa lampau dengan cara memanaskan bijih yang ditanam pada bara
api dan kemudian menggabungkan kedua logam dengan menempanya menggunakan palu.
Kandungan karbon yang terkandung juga dapat dikontrol.
Temperatur tinggi pada proses peleburan dapat dicapai dengan metode kuno yang
sudah dipakai sejak zaman Perunggu. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat
5
diatas suhu 800 °C (1470 °F), maka harus diperhatikan bahwa proses peleburan harus
dilaksanakan pada lingkungan dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan
menghasilkan paduan yang dinamakan baja.Kelebihan karbon dan pengotor lainnya dapat
dihilangkan dengan beberapa proses bertahap.
Beberapa material lainnya juga ditambahkan ke campuran besi/karbon untuk
mendapatkan baja dengan karakteristik yang diinginkan. Nikel dan mangan ditambahkan
untuk menambah kekuatan, krom ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan titik didih,
serta penambahan vanadium juga menambah kekerasan serta mengurangi dampak kelelahan
logam.
Untuk mencegah korosi, harus ditambahkan kromium paling sedikit 11% wt sehingga
membentuk oksida yang keras pada permukaan baja; baja ini dikenal dengan stainless steel
(baja anti noda). Tungsten ditambahkan pada pembentukan cementit, sehingga pada
kecepatan penyiraman yang lebih rendah akan membentuk martensit. Di sisi lain, sulfur,
nitrogen, dan fosfor membuat baja menjadi getas, sehingga elemen ini harus dipisahkan
ketika pemrosesan.
Densitas baja bervariasi tergantung dari unsur pembentuknya, namun umumnya
berada di antara 7750 dan 8050 kg/m3 (484 dan 503 lb/cu ft), atau 7,75 dan 8,05 g/cm3 (4,48
dan 4,65 oz/cu in). Martensit memiliki kepadatan yang lebih rendah dari austenit karena
mengembang ketika terjadi pendinginan, jadi perubahan wujud yang terjadi antara mereka
hanyalah perubahan volume. Dalam hal ini, pengembangan terjadi. Beban internal dari
penggembungan ini biasanya berwujud kompresi fisik terhadap kristal martensite dan tekanan
terhadap ferit sisanya, dan pergeseran yang cukup banyak pada keduanya.Apabila
penyiraman tidak dilaksanakan dengan benar, beban internal dalam baja tersebut akan
mengakibatkan pecahnya struktur ketika pendinginan. Paling minimal hal ini akan
menyebabkab perkerasan kerja dan ketidaksempurnaan lainnya. Sangat umum terjadinya
getas penyiraman untuk terbentuk ketika baja diberi perlakuan penyiraman air, meskipun
tidak selalu terlihat mata.

2.3. Pembuatan Besi Kasar


Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam
bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat
besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.

6
2. Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi berkisar
50%.
3. Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis dengan
mengandung besi berkisar 60%.
4. Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan mengandung
besi berkisar 40%.
Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat,
dan batu-batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk
kelancaran proses pengolahan bijih besi, bongkah-bongkah tersebut
dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besih dan
batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah
mencuci bijih besi tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya, bijihbijih besi
halus dan butir-butir yang kecil diaglomir di dalam dapur sinter
atau rol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai isi
dapur. Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan
unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke
dapur tinggi diolah menjadi besi kasar.
Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain
pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga
muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian bawah
melebar ke atas dengan maksud agar muatannya tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi
dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh
konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut dimasukkan kokas,
bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara
yang sudah
didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas
berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai
pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan
terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara. Proses pada dapur tinggi seperti gambar di
bawah ini:

7
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar,
dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada
bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen
Martin.
Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu
ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu
sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang
mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur
(CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.

2.4 Proses dalam Dapur Tinggi


Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat
karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam
pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 18000 C dengan udara panas, maka
dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi

8
pembuntuan karena proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan.
Bahan tambahan bersifat asam apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya
bahan tambahan diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar melalui
bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke bawah melindungi besi
kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan. Proses
reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai berikut:
Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C+O2 CO2
sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada
ditempat yang lebih atas yaitu gas CO.
CO2+C 2CO
Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 3000 sampai 8000 C oksid besi yang lebih tinggi
diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung dengan CO tersebut
menurut prinsip :
Fe2O3+CO 2FeO+CO2
Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi
tidak langsung menurut prinsip :
FeO+CO FeO+CO2
Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang
mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. sEdangkan
reduksi langsung terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu
langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai berikut.
FeO+C Fe+CO
CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi
tidak langsung tadi.
Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya
dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi
kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur
pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan
pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang
menjadi besi kasar dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan
ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin). Terak yang keluar dari

9
dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pasir terak atau wol terak
sebagai bahan isolasi atau sebagai
bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang
menjadi
balok besi kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan, perlu
dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan susunannya seragam. Dalam bak
pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk
mendapatkan besi kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang
sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut dipanaskan lagi
menggunakan gas dapur tinggi.
2.5. Pembuatan Baja dari Besi Kasar
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung unsurunsur yang
tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang (karbon)
yang terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus serendah
mungkin dengan berbagai cara.

10
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar digunakan
dengan cara sebagai berikut. Proses Konvertor :
 Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
 Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
 Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser.
Proses Martin (dapur Siemen Martin)
 proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
 Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.

11
Dapur Listrik untuk baja Campuran
 Dapur listrik busur nyala api.
 Dapur listrik induksi.

2.6. Perlakuan panas pada Besi dan Baja


Perlakuan panas adalah proses pada saat bahan dipanaskan hingga suhu
tertentu dan selanjutnya didinginkan dengan cara tertentu pula. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik dan yang diinginkan
sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Sifat yang berhubungan dengan
maksud dan tujuan perlakuan panas tersebut meliputi :
1. Meningkatnya kekuatan dan kekerasannya.
2. Mengurangi tegangan.
3. Melunakkan .
4. Mengembalikan pada kondisi normal akibat pengaruh pengerjaan sebelumnya.
5. Menghaluskan butir kristal yang akan berpengaruh terhadap keuletan bahan.
Menurut jenisnya dari perlakuan panas digolongkan menjadi tiga macam
yaitu :
1. Hardening (mengeraskan) juga sering disebut dengan istilah menyepuh keras atau
mengeraskan sepuh.
2. Tempering (memudakan) yaitu mendinginkan secara cepat bahan yang telah
dikeraskan dengan maksud mengurangi kekerasannya.
3. Annealing (melunakan) yaitu memanaskan bahan yang telah dikeraskan agar
kekerasanya berkurang tetapi kekuatanya meningkat.
Menurut proses yang terjadi pada perlakuan panas dapat dibagi menjadi
empat tingkatan.
Tingkat I :
Pemanasan rekristalisasi adalah untuk membebaskan tegangan dalam, mengurangi
kekerasan dan untuk meningkatkan keuletan dari bahan yang mengalami pengolahan
pengerasan. Pada mulanya dengan menaikan suhu pemanasannya, kemudian kerusakan
elastisitas dari kristal bahan dihilangkan. Pada suhu yang lebih tinggi akan terbentuk butir-
butir baru (rekristalisasi) akibatnya bahan menjadi lunak tetapi tetap memiliki keuletan yang
tinggi.
Tingkat II :

12
Pemanasan penuh (full annealing)adalah rekristalisasi dari fase yang
merupakan pemanasan campuran di atas suhu yang diperlukan untuk transformasi fase.
Selanjutnya diikuti dengan pendinginan perlahan-lahan. Dengan cara ini sifat mekanis akan
berubah dan juga dapat menghaluskan struktur butirnya.
Tingkat III :
Pemanasan bahan di atas suhu transformasi fase dan selanjutnya didinginkan dengan
cepat sekali pada suhu kamar. Sehingga terbentuk suatu fase yang stabil pada suhu tinggi,
pengerasan dengan cara ini mengakibatkan terbentuknya susunan yang tidak stabil.
Tingkat IV :
Tempering atau pemanasan kembali dari suatu bahan yang sudah dikeraskan hingga
suatu suhu yang diperlukan dibawah perubahan fase dengan maksud mengembalikan keadaan
bahan ke dalam fase yang stabil. Untuk keperluan pemanasan bahan dari proses perlakuan
panas tersebut digunakan dapur-dapur pemanas. Satu hal yang penting dari kondisi dapur
pemanas ini adalah pengukuran temperatur kerja harus secermat mungkin.

2.7. Perbedaan Besi dan Baja

Masih banyak orang — orang yang belum mengetahui perbedaan besi dan baja. Padahal
selama ini besi dan baja ini adalah logam yang paling banyak digunakan oleh manusia untuk
berbagai keperluan seperti pembuatan konstruksi bangunan yang kini semakin hari semakin
meningkat saja.

13
Besi dan baja banyak digunakan karena memang sifat mekaniknya yang begitu cocok untuk
keperluan konstruksi bangunan, kendaraan, dll. Dan selain memiliki daya kekuatan yang
sangat kuat besi dan baja ini memiliki sifat keuletan yang memadai. Profil baja yang sering
digunakan di konstruksi adalah WF, H-Beam, UNP, dll.

Selain itu besi dan baja juga jumlahnya di bumi cukup banyak dan mudah sekali di
dapat. Apalagi pengolahannya juga tidak susah dan produknya mudah dikerjakan. Hal inilah
yang membuat besi dan baja ini harganya relatif murah untuk keperluan — keperluan seperti
konstruksi bangunan.

Perbedaan Besi dan Baja

Besi dan baja sendiri tidaklah sama. Memang jenis logamnya serupa yakni termasuk
ke dalam unsur Fe (ferrum) yaitu logam ferrous yang berbahan dasar unsur Fe namun
keduanya tidaklah sama. Kalau besi itu merupakan material alami yang terbuat dari unsur Fe.

Kenapa kita jarang melihat besi murni? Alasannya adalah bahwa besi murni mudah reaksi
dengan oksigen di udara. Kelemahan utama besi sebagai bahan konstruksi adalah bereaksi
dengan udara lembab (dalam proses yang disebut karatan) untuk membentuk oksida warna
coklat-merah yang kita sebut karat.

14
Besi juga bereaksi dengan banyak cara lain, seperti dengan unsur mulai dari karbon,
sulfur, silikon dan juga halogen seperti klorin. Berbeda dengan baja yang merupakan material
buatan yang bukan hanya berasal dari unsur besi saja melainkan merupakan berbagai macam
paduan unsur seperi besi, mangan, fosfor, karbon, silikon, sulfur, dan sedikit alumunium,
nitrogen, dan oksigen dengan kandungan karbon sebanyak 0,2 hingga 2,1 %.

Nah unsur C atau unsur karbon inilah yang sangat mempengaruhi tingkat kekerasan
dan kekuatan daya tari dari suatu material yang hubugannya berbanding lurus jadi jika suatu
produk kandungan karbonnya semakin besar maka material tersebut juga memiliki tingkat
kekerasan dan daya tarik yang semakin besar.

Perbedaan lain yang mencolok sebagai perbedaan besi dan baja adalah pada kekuatannya.
Kekuatan material baja lebih besar dibandingkan besi begitu pula dengan tingkat
keuletannya. Bahkan kekuatan dari baja ini bisa mencapai 1000 kali lebih kuat dibandingkan
dengan material besi murni. Namun daya redam baja lebih kecil jika dibandingkan dengan
material.

2.8. Rantai Nilai (Pohon Industri) Baja


Rantai nilai Industri baja cukup panjang dari hulu sampai hilir. Hulunya dimulai dari proses
hasil tambang berupa pasir besi dan bijih

15
besi. Meskipun secara proses bukan dianggap sebagai bagian dari industri besi baja dan
merupakan industri pemasok dalam supply
chain industri baja, namun keberadaannya sangat strategis dalam menentukan daya saing
industri baja suatu negara. Termasuk ke
dalam kelompok ini adalah pertambangan bijih besi, pasir besi, ferro nikel, batu bara baik
untuk bahan energi maupun bahan baku
kokas, gas alam, mineral penunjang seperti batu kapur dan dolomit.
Selanjutnya bijih besi tersebut diproses lagi pada tanur peleburan baja untuk menghasilkan
produk baja hulu yang merupakan bahan
baku bagi industri baja antara dan seterusnya secara berantai menjadi produk baja hilir
sebagai produk akhir (end product).
Berdasarkan aliran proses dan hubungan antara bahan baku dan produk tersebut, industri baja
nasional tersebut dibagi dalam
pengelompokan sebagai berikut:
2.9. Industri Baja Hulu
Terdapat dua system utama proses pembuatan baja hulu, yaitu :
a. Teknologi blast furnace
Melalui proses ini bijih besi direduksi dengan kokas batu bara dalam sebuah tanur
tiup yang tinggi. Produk dari proses ini
adalah besi cair yang kemudian dapat diproses lebih lanjut dalam tahap steel making atau
dapat langsung dicetak
sebagaimana dikenal sebagai pig iron.
b. Teknologi Direct Reduction Iron (DRI)
Pada proses ini bijih besi dalam bentuk bulk atau pellet direduksi dengan gas
pereduksi (yang berasal dari gas alam atau batu
bara). Produk dari proses ini dapat berupa besi spons atau hot briquette iron (HBI), sebagai
bahan baku proses steel making
selanjutnya.
Disamping dua jalur utama diatas terdapat pula beberapa teknologi penyedia bahan baku
industri baja yang jumlahnya relatif
kecil seperti teknologi direct smelting, rotary kiln, dan open heart.

16
Alur dan proses pengolahan bijih besi menjadi slab dan billet

2.10. Industri Baja Hilir

a. Pembuatan baja finished flat product


Kelompok ini merupakan konsumen terbesar industri baja dunia. Berbagai industri
pemakai diantaranya industri konstruksi,
otomotif, pipa, profil dan pelapisan. Sebagai media antara bahan baku HRC dan CRC dengan
kebutuhan industri pembuatan
finished product, maka dimasukkan pula dalam kelompok ini industri jasa pemotongan dan
pembentukan baja lembaran
(shearing/slitting lines).
b. Pembuatan baja finished long product
Kelompok ini merupakan konsumen paling bervariasi dari industri baja. Berbagai
industri pemakai diantaranya industri

17
pembuatan baja batangan, profil, baja konstruksi, kawat, paku dan mur/baut. Berdasarkan
aliran proses dan hubungan antara

industri baja hulu sampai industry baja hilir maka struktur industri baja dapat di tunjukkan
sebagai berikut:

2.11. Contoh produk dari besi dan baja beserta perubahan kimianya

Kunci Inggris

a. Proses pembuatan
1. Menyiapkan rawmaterial yaitu baja pilihan (high quality alloy steel.
2. Cutting
Yaitu memotong rawmaterial sesuai bentuk dan ukuran.
3. Forging (penempaan) & Hot Trimming (pemotongan saat panas dengan suhu
1150 °C
Tujuan : pembentukan frame body.
4. Normalisation
Yaitu pemanasan 20-30 °C di atas titik kritis baja yang digunakan, kemudian
didinginkan pada temperatur ruang, tujuan :

18
- Agar baja mampu mesin
- Melepaskan tegangan sisa forging dan hot trimming
- Butir-butir halus
5. Shot Blasting
Tujuan :
- membersihkan permukaan baja dari kontaminan seperti karat,tanah, minyak,
cat dan garam
- Membuat profil kekerasan permukaan sehingga cat lebih mudah melekat

6. Punching & Coining


Yaitu memukul dan melubangi permukaan baja
7. Polishing
Yaitu pemolesan permukaan baja (dilakukan pada sisi luar)
Tujuan : - menghaluskan dan mengkilapkan permukaan, mengurangi korosi,
nyaman saat digunakan.
8. Hardening & Tempering
Hardening yaitu proses pengerasan baja dengan cara memanaskannya sampai
temperatur austenisasi kemudian di quench. Tujuan : memperoleh kekerasan
material yang diinginkan, baja menjadi tahan aus.
Tempering yaitu proses pemanasan kembali baja yang sudah dihardening.
Tujuan : supaya baja tidak terlalu getas dan memperoleh kominasi antara
duktilitas dan kekuatan.
9. Surface Treatment

Yaitu proses pelapisan krom. Tujuan : supaya baja tahan korosi, nyaman
digunakan, estetika.

10. Asembling
Yaitu menggerakkan rahang dan merakit knurt.
11. Pheripery Grinding
Yaitu gerinda sisi gigi sebelum laser marking.
12. Laser Marking
Yaitu mengukur skala.

19
13. Handle Assembling
Yaitu menguji cengkeraman dan ketahanan unggul terhadap minyak korosif.
Tujuan : supaya nyaman digunakan, tidak licin.

b. Proses perubahan kimia pada proses pembuatan kunci inggris

Perubahan kimia pada industri kunci inggris adalah terjadi pada tahap Surface
Treatment. Yaitu proses pelapisan krom dengan cara Elektroplating.

Sifat kimia
Kromium adalah logam yang cukup aktif. logam ini tidak bereaksi dengan air,
tapi bereaksi dengan kebanyakan asam. Crom bergabung dengan oksigen pada suhu
kamar untuk membentuk oksida kromium (Cr2O3). Kromium oksida membentuk
lapisan tipis pada permukaan logam, melindunginya dari korosi lebih lanjut
(berkarat). Disamping itu kromium merupakan logam masif, berwarna putih perak,
dan lembek jika muerni dengan titik leleh kira-kira 1900°C dan titik didih kira-kira
2690°C. Logam ini sangat tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara
menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat tidak berpori sehingga mampu melindungi
logam yang terlapisi dari serangan reaksi lebih lanjut.
Kromium bereaksi dengan asam (non oksidator) menghasilkan Cr (II), tetapi dengan
asam oksidator reaksi menjadi terhambat dengan terbentuknya lapisan krom(II)
oksida.

Proses elektroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material.
Contoh perubahan fisik adalah bertambahnya daya tahan material terhadap korosi dan
bertambahnya kapasitas konduktivitasnya.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar di campur
dengan beberapa elemen lainnya. Besi adalah unsur kimia dengan symbol fe dan nomor atom
dan merupakan logam dalam deretan transisi pertama. Besi adalah unsur ke empat terbesar
pada kerak bumi.besi yang di temukan pada kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, besi di
estraksi dari bijih besi dengan menghilngkan atom oksigen dan kemudian
menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon dan proses ini di sebut proses
peleburan. Beberapa material lainnya juga di tambahkan ke campuran besi/karbon untuk
mendapatkan baja dengan karakteristik yang di inginkan, nikel dan mangan di tambahkan
untuk menambah kekuatan, krom menambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan titik
didih, serta menambah vanadium juga menambah kekerasan serta mengurangi dampak
kelelahan logam.

Rantai nilai industry baja cukup panjang dari hulu ke hilir, hulunya di mulai dari
proses hasil tambang berupa pasir besi dan bijih. Selanjutnya bijih besi tersebut di proses lagi
pada tanur peleburan baja untuk menhasilkan produk baha hulu yang merupakan bahan.

3.2 SARAN

Rantai industry baja cukup panjang dari mulai proses tambang sampai menjadi suatu
produk misalnya seperti produk yang kita ambil sebagai contoh yaitu kunci inggris, proses ini
adalah industry yang telah ada sebagaimana telah di tunjukkan pada struktur industry baja di
atas. Jadi sebaiknya kita mengetahui proses pembentukan alat-alat rumah tangga maupun
alat-alat lainnya yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari ang terbuat dari stailess,
besi dan lain sebagainya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Profil industry baja 2014

ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

https://id.m.wikipedia.org

Hari amanto & Daryanto,diagram pembuatan baja,1999

Bagyo sucahyo, proses dalam dapur tinggi,1999

TPL-Prod/H.01Proses pembuatan besi dan baja,kompetensi:Teknologi bahan dan teknik


pengukuran,2003

22

Anda mungkin juga menyukai