Anda di halaman 1dari 4

KEANEKARAGAMAN BURUNG MIGRAN DI PESISIR PANTAI TIMUR

KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA


UTARA

(Migratory Shorebirds Diversity at East Coastal of Deli Serdang


District, Province of North Sumatra)
Desi Yani Harahap1, Pindi Patana, Rahmawaty 2
1
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, e-
mail : desiyaniharahap@gmail.com. 2Dosen Pembimbing

ABSTRACT

Mudflat and mangrove ecosystem both are the migratory bird habitat. This research was
counting the index of diversity migratory shorebirds East Coastal of Deli Serdang District,
Province of North Sumatra. The result showed value average an index of diversity with
medium category (H' 2.03). The highest diversity (H' = 2.12) was found at Bagan Percut
and the lowest (H' = 1.94) found at Pantai Ancol. Included in medium category, the
diversity of migratory shorebirds influenced by mudflat condition.

Keywords: mudflat, migratory birds, mangrove, coastal area.

hamparan lumpur sebagai habitatnya.


PENDAHULUAN Habitat tersebut berfungsi sebagai
Di Indonesia telah teridentifikasi penyedia makanan, air, dan
19 lokasi/kelompok lokasi yang memiliki perlindungan bagi burung migran.
kepentingan bagi burung air secara Burung merupakan plasma
internasional dan telah memenuhi nutfah yang memiliki keunikan dan nilai
kriteria Ramsar. Hampir seluruh lokasi yang tinggi baik nilai ekonomi, ilmu
tersebut terletak di daerah hamparan pengetahuan, wisata dan budaya, selain
lumpur (mudflat) pantai yang itu penelitian tentang burung merupakan
bersambung dengan hutan mangrove hal yang sangat penting karena burung
(Bibby dkk., 2000). Ekosistem pantai bersifat dinamis dan mampu menjadi
berlumpur dan ekosistem mangrove indikator perubahan lingkungan yang
memiliki peran yang saling terkait antara terjadi pada daerah di mana burung
satu sama lain (Webster dkk., 2003). tersebut berada (Bibby, 2000). Namun
Sementara di Indonesia sudah sangat dalam pengelolaan dan konservasinya
banyak kawasan hutan mangrove yang cenderung tidak banyak dilakukan pada
rusak sehingga luasannya menjadi kawasan di mana kelimpahan burung
berkurang, salah satunya adalah akibat tinggi di Indonesia khusunya di Pesisir
konversi hutan mangrove (Diana, 2007). Pantai Timur Kabupaten Deli Serdang.
Menurut Departemen Kehu- Padahal, menurut Crossland dkk. (2011)
tanan (2008) kerusakan hutan mangrove menyatakan lebih dari 20.000 burung air
terparah berada pada titik-titik penting di tercatat di sepanjang Pesisir Pantai
Pesisir Pantai Timur yang membentang Timur Kabupaten Deli Serdang setiap
dari Langkat, Deli Serdang, Serdang tahunnya. Dengan demikian burung
Bedagai, Asahan hingga Labuhan Batu migran akan menunjukkan perubahan
atau kawasan yang selama ini menjadi apabila habitatnya mengalami
habitat burung air. Kerusakan yang perubahan.
terjadi di Pesisir Pantai Timur Kabupaten Terkait dengan uraian tersebut
Deli maka perlu dilakukan penelitian tentang
Serdang tersebut akan mempengaruhi keanekaragaman burung migran di
keberadaan burung air, khususnya Pesisir Pantai Timur, Kabupaten Deli
burung migran yang menggunakan Serdang. Diharapkan ini menjadi

67
sesuatu yang dapat menggambarkan menentukan lokasi pengamatan dengan

Tabel 1. Ordo, famili dan jumlah individu / jenis burung migran yang ditemukan di lokasi
penelitian pesisir Pantai Timur, Kabupaten Deli Serdang.
Ordo / Famili Bagan Tj. Pantai Pantai Pantai
Nama Latin
Nama Lokal Percut Rejo Baru Ancol Labu
Ordo
Charadriformes
Famili Charadriidae Pluvialis squatarola 213 155 145 112
Cerek Besar 327
Cerek Krenyut Pluvalis fulva 366 327 296 130 209
Cerek-Pasir Mongolia Charadrius mongolus 1473 974 565 380 975
Cerek-Pasir-Besar Charadrius leschenaultia 1722 962 927 638 1126
Famili
Scholopacidae Biru- Limosa lapponica 974 766 828 852 935
Laut-Ekor-Blorok
Biru-Laut-Ekor-Hitam Limosa limosa 1408 1047 1624 1394 1242
Gajahan Besar Numenius arquata 40 52 - 2 -
Gajahan Pengala Numenius phaeopus 2 2 - - -
Gajahan Timur Numenius 437 277 131 161 171
madagascariensis
Kedidi Besar Calidris tenuirostris 538 210 309 111 646
Trinil Bedaran Tringa cinereus 11 6 2 7 4
Trinil Pantai Tringa hypoleucos 55 7 4 7 9
Trinil-Kaki-Merah Tringa 68etanus 116 12 6 6 5
Famili Sternadae
Dara-Laut Benggala Sterna begalensis 31 2 9 5 6
Dara-Laut-Biasa Sterna hirundo 92 43 215 165 110
Dara-Laut-Kecil Sterna albifrons 6 2 2 2 -
Ordo Ciconiformes
Famili Ciconidae
Bangau Bluwok Mycteria cinerea 6 - - - -
Bangau Tongtong Leptoptilos javanicus 2 2 - - 2
Famili Ardeidae
Kuntul Besar Egretta alba 102 187 200 39 69
Kuntul Kecil Egretta garzetta 12 16 3 7 7
Jumlah 7606 5049 5266 4233 5628
apabila ekosistem mangrove rusak akan metode purposive sampling,
mempengaruhi hamparan lumpur mengidentifikasi jenis burung migran,
sebagai habitat burung yang berdampak kemudian menghitung indeks
negatif bagi kondisi hamparan lumpur keanekaragaman jenis burung migran
dan berpengaruh terhadap keberadaan menggunakan indeks keanekaragaman
burung air, khususnya burung migran. Shannon Winner.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
Dari hasil pengamatan menemukan dua
Penelitian ini dilakukan di Pesisir
ordo yakni Charadriiformes
Kabupaten Deli Serdang (Kecamatan
dan
Percut Sei Tuan dan Kecamatan Pantai
Ciconiiformes, lima famili dan 20 spesies
Labu) Sumatera Utara pada bulan Mei
burung migran. Spesies burung migran
2012 – November 2012. Metode yang
yang banyak ditemukan di lokasi
dilakukan pertama kali adalah
penelitian berasal dari famili

68
Scolapacidae sebanyak 9 spesies. terdapat di Bagan Bercut dan terendah
Jumlah Individu pada lokasi memiliki di Pantai Ancol (Tabel 1).
perbedaan, jumlah individu tertinggi
Keterangan : (-) tidak ditemukan (Keanekaragaman) adalah kondisi
lingkungan, jumlah jenis dan sebaran
Dari hasil penghitungan rata-rata individu pada masingmasing jenis.
nilai indeks keanekaragaman jenis Komunitas yang memiliki nilai indeks
burung migran di Pesisir Pantai Timur keanekaragaman tinggi memiliki
Kabupaten Deliserdang memiliki hubungan komponen dalam komunitas
keanekaragaman sedang (H’= 2.03), hal yang kompleks. Namun menurut
tersebut sesuai dengan pernyataan Widodo (2009) bila keadaan sebaliknya
Magurran (2004) bahwa nilai Indeks keadaan jenis komunitas sedang
Keanekaragaman burung berkisar antara mengalami tekanan. Habitat yang
1,5 – 3,5 menunjukkan indeks kondisinya baik dan jauh dari gangguan
keanekaragaman sedang. Dari seluruh manusia serta di dalamnya
pengamatan keanekaragaman ditiap titik mengandung bermacammacam sumber
pengamatan bervariasi antara 1.94 di makanan, memungkinkan memiliki jenis
lokasi pengamatan Pantai Ancol sampai burung yang banyak.
2,12 di lokasi pengamatan Bagan Percut
(Tabel 2). Burung sebagai salah satu
Tabel 2. Jumlah spesies (Sp), total jumlah individu (∑N), indeks keanekaragaman spesies
(H’) burung migran

di setiap lokasi dan bulan pengamatan


Hal tersebut dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, jumlah jenis dan konsumen tingkat tinggi, akan
jumlah individu pada masing-masing mengalami kesulitan dalam mencari
lokasi pengamatan, sesuai dengan makan walaupun semakin luas
pernyataan Alikondra (2002) hamparan lumpur di Pesisir Pantai
menyatakan bahwa faktor yang Timur Kabupaten Deli Serdang karena
mempengaruhi nilai H’ pengaruh berkurangnya luas hutan
mangrove. Hal tersebut akan

69
mempengaruhi tingkat Indriyanto. (2008). Ekologi Hutan.
keanekaragaman jenis burung migran. Jakarta : Bumi Aksara
Akibat alih fungsi lahan (konversi lahan)
yang mengurangi luas hutan mangrove MacKinnon J, Phillipps K dan Van Balen
akan mempengaruhi jumlah jenis dan B. 2010.
jumlah individu burung migran di Pesisir Panduan Lapangan Pengenalan
Pantai Timur Kabupaten Deli Serdang. Burung-burung Di Sumatera,
Didukung oleh pernyataan Indriyanto Jawa, Bali dan Kalimantan.
(2008) suatu komunitas dikatakan Puslitbang Biologi
memiliki keanekaragaman jenis yang LIPI.
tinggi apabila komunitas tersebut
disusun oleh banyak jenis. Magurran AE. 2004. Measuring
Biological Diversity. USA:
KESIMPULAN Blackwell Publishing Company.
Nilai indeks keanekaragaman
(H’) ratarata jenis burung migran di
Pesisir Pantai Timur Kabupaten Deli Webster I.T., P.W. Ford, B. Robson, N.
Serdang sebesar 2.03 dengan katagori Margvelashvili, J. Parslow. 2003.
sedang, dan secara Conceptual models of the
langsung dipengaruhi oleh kondisi hydrodynamics, fine sediment
hamparan lumpur yakni sebagai tempat dynamics, biogeochemistry and
mencari makan dan beristirahat. primary production in the Fitzroy
Estuary. Draft Final Report For
Coastal CRC Project CM-2
DAFTAR PUSTAKA October 2003. CSIRO Land and
Water GPO Box
Alikodra HS. 2002. Pengelolaan 1666, Canberra 2601. 53 p
Satwaliar. Yayasan Penerbit
Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Widodo WY, Rusila Noor, dan
Wirjoatmodjo S. 2009.
Bibby, C., Jones M., Marsden S. 2000. Pengamatan burung-burung air
Teknikteknik Ekspedisi di pantai Indramayu-Cirebon,
Lapangan Survey Burung. Jawa Barat. Media Konservasi
SMKG Mandiri Yuana. Bogor. 5(1): 11-15.

Crossland, A.C., L. Lubis.,


S.A.Sinambela.,A.S.Sitorus.,
A.W.Sitorus., A.Muis. 2012. Observation
Of Migratory Shorebirds Along
The DeliSerdang Coast, Nort
Sumatera Province, Indonesia :
1995 – 2006. Stilt 61 : 37 – 44.

Diana, S. 2007. Model Konservasi


Dugong (Dugong dugonmuller).
Karya.
Tulis.http://r.desources.
inpad.ac.id [21 November 2008].

Departemen Kehutanan. 2008.


Data dan Informasi
Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara. http://www.dephut.go.id
[10 Desember 2008].

70

Anda mungkin juga menyukai