Ali Muhayatsyah1
Abstrak
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji bagaimana pengaruh kinerja
keuangan perusahaan yang terdiri dari rasio TAT, ROA, DPR, PBV, serta
ekonomi makro yang terdiri dari inflasi dan kurs mata uang terhadap return
dan beta saham syari’ah pada perusahaan yang konsisten terdaftar pada
Jakarta Islamic Index (JII) selama tahun 2004-2008. Untuk menjelaskan
pengaruh variabel tersebut dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
model regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya kurs mata uang yang
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham syari’ah, karena
tingkat kurs yang berfluktuatif tinggi maka memberikan efek negatif terhadap
tingkat return yang diperoleh. Sementara itu, hasil pengujian dan analisis yang
lainnya menunjukkan bahwa hanya rasio TAT yang berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap beta saham syari’ah, karena semakin efisien tingkat
perputaran aktiva maka akan meminimalkan tingkat risiko yang terjadi.
dalam Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Volume 1. Nomor 2, Juli-Desember 2012.
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
A. Pendahuluan
Dalam berbagai aktivitas investasi hal yang utama yang sering
dipertimbangkan oleh investor adalah return (tingkat pengembalian) yang
diharapkan di masa mendatang dan risiko tertentu yang berkaitan dengan
investasi tersebut. Pada pasar modal khususnya pada perdagangan sekuritas,
saham merupakan investasi yang selalu dihadapkan pada berbagai macam
risiko dan ketidakpastian yang sulit diprediksikan oleh investor. Oleh karena
itu, investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar
tingkat pengembalian investasi. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan
ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam
informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan yang
mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan, serta prospek
pertumbuhan perusahaan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu
negara di masa yang akan datang dengan lebih baik.
Informasi mengenai kinerja perusahaan sangat penting diperlukan
bagi para investor baik itu kinerja keuangan maupun manajemen perusahaan
karena informasi kinerja perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan investor dalam memilih investasi pada suatu
perusahaan. Indikator yang biasa mendapat perhatian utama dari investor
adalah aspek keuangan, yaitu laporan keuangan. Bagi pihak-pihak di luar
manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela
informasi yang memungkinkan investor untuk mengetahui kondisi suatu
perusahaan pada suatu masa pelaporan. Maka informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan harus dapat dipahami, dipercaya, relevan dan
transparan. Hal ini dikarenakan kegiatan investasi merupakan kegiatan yang
mengandung risiko dan ketidakpastian sehingga dengan adanya informasi
yang disajikan akan mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian yang
dihadapi oleh investor.
Selain informasi mengenai kinerja perusahaan dalam melakukan
suatu penilaian terhadap saham, informasi mengenai ekonomi makro seperti
170
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
nilai mata uang dan inflasi menjadi sangat penting bagi kelangsungan
investasi saham. Naik turunnya kurs dolar Amerika berpengaruh terhadap
perdagangan dan harga saham di Indonesia. Proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan menurunnya nilai uang terus-menerus akan
mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Kedua variabel tersebut
merupakan variabel yang berpengaruh secara langsung terhadap return dan
risiko yang dihadapi. Ketika kondisi ekonomi makro mengalami penurunan
atau perlambatan, maka harga saham juga akan mengalami penurunan.
Sebaliknya, kondisi perekonomian yang membaik diharapkan akan
berdampak pada kenaikan harga saham.
Ada dua aspek yang melekat dalam suatu investasi saham, yaitu return
yang diharapkan dan risiko tidak tercapainya return yang diharapkan. Dalam
konsep return dan risiko, investor tidak boleh hanya memperhatikan
besarnya return suatu aset, tetapi juga harus melihat seberapa besar risiko
yang harus ditanggung. Untuk meminimalkan risiko investasi, investor harus
mampu mendiversifikasikan dananya pada berbagai pilihan aset dengan
membentuk portofolio yang terdiri dari banyak aset. Return merupakan salah
satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya. 2 Return dan risiko secara teoretis pada berbagai
sekuritas mempunyai hubungan yang positif. Semakin tinggi risiko akan
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan, begitu juga sebaliknya.3
Return dan risiko yang tinggi pada saham berhubungan dengan kinerja
keuangan perusahaan dan ekonomi makro.
Ekonomi makro secara umum memiliki hubungan dengan tingkat
return dan risiko terutama dampak inflasi dan pergerakan kurs mata uang
171
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
Return Saham Syari’ah dan Non Syari’ah,” makalah call for paper, UNAIR, Surabaya, 1-2
Agustus 2008, hlm. 20.
172
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
berupa risiko spesifik dan risiko sistematik. Risiko spesifik dapat dihilangkan
dengan membentuk portofolio yang baik. Risiko sistematik tidak dapat
dihilangkan dengan membentuk portofolio yang baik, dikarenakan risiko
tersebut terjadi di luar perusahaan seperti gejala ekonomi makro. Risiko
sistematik juga disebut dengan beta, karena beta merupakan pengukur dari
risiko sistematik. Untuk mengukur risiko digunakan koefisien beta. Beta
suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk menganalisis sekuritas
atau portofolio. Beta suatu sekuritas menunjukkan kepekaan tingkat
keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahan-perubahan pasar.5
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini ingin menguji pengaruh
kinerja keuangan dan ekonomi makro terhadap return dan beta saham
syari’ah pada perusahaan yang konsisten di Jakarta Islamic Index (JII). Dalam
penelitian ini variabel kinerja keuangan diproksikan dengan rasio keuangan.
Rasio keuangan tersebut terdiri dari Total Assets Turnover (TAT), Return on
Asset (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Price Book Value (PBV). Serta
variabel ekonomi makro yang terdiri dari kurs rupiah terhadap dolar dan
inflasi.
Terhadap Beta Saham Syari’ah,” Simposium Nasional Akuntansi VIII, (September 2005), hlm.
367.
173
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
6 Zainal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hlm. 11-
12.
7 Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE, 2008),
hlm. 195.
174
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham dapat dihitung
dengan rumus:8
Pt − Pt−1
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 =
Pt−1
Komponen return terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital
gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang
relatif dengan harga periode yang lalu. Sedangkan yield merupakan
persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih
tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi
keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal
(capital loss).9
3. Risiko Sistematis (Beta Saham)
Risiko yang berkaitan dengan investasi saham dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu (a) risiko tidak sistematis (unsystematic risk) adalah
risiko sekuritas yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi atau dalam
istilah lain risiko yang terjadi karena karakteristik perusahaan atau
institusi keuangan yang mengeluarkan sekuritas. (b) risiko sistematis
(systematic risk) adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui
diversifikasi, atau dalam istilah lain risiko yang terjadi karena faktor
perubahan pasar secara keseluruhan seperti kurs mata uang dan
inflasi.10
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas
atau return portofolio terhadap return pasar. Dengan demikian beta
merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau
portofolio relatif terhadap risiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan
sebagai fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam
suatu periode waktu tertentu. Beta merupakan pengukur risiko
hlm. 169.
175
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
Harga Saham Properti Di BEJ,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 5 No 2 (November
2003), hlm. 126.
15 Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, hlm. 361.
176
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
16 Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 81.
17 Ibid.
177
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta (BEJ),”
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i%20g%20k%20a%20ulupui%281%29.pdf, akses 9
Februari 2010, hlm. 14.
178
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
permintaan atas saham, maka harga saham akan naik dan return saham
juga ikut naik. Selain itu, teori signalling membenarkan bahwa adanya
informasi baru dengan laporan keuangan (yang tepat waktu)
mempengaruhi harga saham di pasar, dan tentunya akan berimbas pada
return saham yang akan didapat.
Dividend payout ratio adalah rasio yang melihat bagian earning
(pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Dengan
alasan yang rasional bahwa perusahaan enggan untuk menurunkan
dividen. Jika perusahaan memotong dividen, maka akan dianggap
sebagai sinyal yang buruk. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai
risiko tinggi cenderung untuk membayar dividend payout lebih kecil,
dengan maksud bahwa nanti tidak perlu mengurangi dividen jika laba
yang diperoleh turun. Karena beta merupakan pengukur risiko, maka
dapat dinyatakan bahwa beta dan dividen payout mempunyai hubungan
yang negatif. Alasan lain yang menyatakan hubungan negatif antara beta
dengan dividen payout adalah bahwa pembayaran dividen dianggap lebih
kecil risikonya dibandingkan dengan capital gains. Dengan demikian
perusahaan yang membayar rasio dividen yang tinggi akan mempunyai
risiko yang kecil dibandingkan dengan yang menahannya dalam bentuk
laba yang ditahan.
Price Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan jumlah
pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham
yang beredar.19 Rasio PBV menunjukkan berapa kali rupiah harga yang
dibayarkan investor untuk nilai riil (nilai buku) per lembar saham.
Saham dengan PBV tinggi termasuk saham overvalued, sebab nilai pasar
saham lebih tinggi dari nilai bukunya, disebut juga PBV>1, sedangkan
saham dengan PBV rendah termasuk saham undervalued, sebab nilai
pasar saham lebih rendah dari nilai bukunya, disebut juga PBV<1.
179
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
180
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
21 Jeff Madura, Manajemen Keuangan Internasional, alih bahasa Emil Salim Salim
Terhadap Return Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia,” Tesis Universitas Sumatra Utara
(2009), hlm. 36-37.
181
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
saham.
C. Metodologi Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis terapan. Penelitian jenis ini berusaha
untuk menerapkan semua teori yang ilmiah atas keadaan pada saat itu.23
Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa angka-angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti, sehingga
data seperti ini memungkinkan untuk dianalisis menggunakan pendekatan
statistik. 24
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index (JII) yang mempublikaskan laporan keuangan per 31
Desember. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yakni teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.25
Pemilihan sampel dengan purposive sampling yang bertujuan untuk
memperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan penelitian ini. Kriteria tersebut meliputi:
182
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
183
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
184
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
185
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
186
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
187
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
membayar pajak atas dividen yang diterima tersebut. Ini berarti bahwa
hanya perusahaan yang benar-benar menguntungkan yang berani
membayarkan dividen karena perusahaan tersebut mampu menangggung
biaya atas berkurangnya dana untuk investasi.
Ada beberapa alasan pelaku pasar dapat merespon pengumuman
dividen itu sebagai sinyal bad news. Pertama, perusahaan yang
membagikan dividen bisa saja akan mengalami kesulitan likuiditas dan
solvabilitas di waktu-waktu mendatang dan akan terganggu model
kerjanya. Kedua, pelaku pasar bisa mengintepretasikan keputusan RUPS
yang menetapkan besaran atau target dividen yang harus dibagikan
direksi sebagai suatu sinyal yang akan memicu para direksi berperilaku
moral hazard, yaitu melakukan rekayasa laporan keuangan atau
memanipulasi laba yang menguntungkan kepentingan pemegang saham
dan perusahaan serta kepentingan direksi sendiri, tapi justru merugikan
kepentingan stakeholders lainnya.29
4. Pengaruh PBV terhadap Return dan Beta Saham
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori, semakin tinggi rasio PBV
dalam artian rasio mengalami overvalued maka memiliki risiko
penurunan harga yang tinggi sebab nilai/harganya cenderung menurun
mendekati nilai intrinsiknya sehingga return-nya lebih rendah.
Sedangkan saham dengan PBV rendah (undervalued) memiliki risiko
penurunan harga saham kecil sebab nilai/harganya cenderung
meningkat mendekati nilai intrinsiknya sehingga returnnya lebih tinggi.
Hasil penelitian ini tentang pengaruh positif dari PBV terhadap
return saham syari’ah dan tidak adanya pengaruhnya PBV terhadap
tingkat risiko (beta saham syari’ah) menunjukkan adanya anomali dalam
perdagangan saham khusunya saham syari’ah. Kejadian anomali ini
menunjukan adanya inefisiennya pasar dalam kaitannya dengan
perdagangan saham syari’ah dalam Jakarta Islamic Index (JII).
188
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
189
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
31 Ibid.
190
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
191
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
Risiko Sistematis Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan yang Listing di Jakarta
Islamic Index Tahun 2004-2006.” Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
(2008), hlm. 90.
192
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
193
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
Daftar Pustaka
194
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
195
Syarah: (Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi) STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Vol.1. No.2, Juli-Desember 2012. Hal. 169-192. ISSN: 2302-9978
196