PENDAHULUAN
atau aktivitas. Dalam pendidikan kuno aktivitas anak tidak pernah diperhatikan
karena menurut pandangan mereka anak dilahirkan tidak lain sebagai “orang
dewasa dalam bentuk kecil”. Ia harus diajarkan menurut kehendak orang dewasa.
Karena itu ia harus menerima dan mendengar apa-apa yang diberikan dan
disampaikan orang dewasa/guru tanpa dikritik. Anak tak obahnya seperti gelas
Aliran modern ini merombak dan mengubah pandangan itu dan mengantikannya
dengan penekanan pada kegiatan anak dalam proses pembelajaran. Anak aktif
mencari sendiri dan bekerja sendiri. dengan demikian anak akan lebih
1
putusan mereka tersebut berhubungan juga dengan masyarakat, sebab individu itu
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instrukstur. Pengertian lain ialah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut
dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam
kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru
untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan
keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar
dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode
yang diguanakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan
yang digunakan sejak dahulu kala, tetapi juga yang modern, yang digunakan baru
2
Perkembangan selanjutnya para ahli masih tersu mengadakan penelitian
dan eksperimen agar dapat menemukan teknik penyajian yang dipandang paling
efektif untuk pelajaran tertentu. apakah hal itu akan terjawab, kita serahkan pada
peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian, tetapi ada pula yang
menekankan pada media hasil teknologi meoderen seperti televise, radio, kasset,
menggukanan bantuan satelit. Ada pula teknik penyajian yang hanya digunakan
untuk sejumlah siswa yang terbatas, tetapi ada pula yang digunakan untuk
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata
tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan
Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.
menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
3
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk
mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud)
2019/2020.”
B. Rumusan Masalah
siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas X
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas Kelas X SMA
4
C. Pemecahan Masalah
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SMA Negeri 2 Bengkulu
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun palajaran
2019/2020.
E. Tujuan Penelitian
Islam setelah diterapkan model pembelajaran tuntas pada siswa Kelas X SMA
5
F. Manfaat Penelitian
berguna sebagai:
Islam
Agama Islam.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan
6
mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta
fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar
merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap
dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah
dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir
yang tideak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang
yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan
tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam
8
2. Pengertian Prestasi Belajar
telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua
individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar
menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap
dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi
mengerjakan sesuatu.
dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau
digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa
yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu
9
sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus
a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu.
b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah
Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan
dapat dilalui dengan lancar dan pada gilirannya akan memperoleh prestasi
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak
diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui
kesulitan.
10
C. Movitasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu atau hadiah.
Suatu prinsip yang mendasari tingkah laku ialah bahwa individu selalu
kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi, para siswa tidak selalu melihat
perkembangan yang disukai. Dalam hubungan ini tugas guru adalah menolong
mereka untuk memilih topik, kegiatan, atau tujuan yang bermanfaat, baik
D. Prinsip Motivasi
Prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka
11
1. Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu
Oleh karena itu, pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar.
3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi
yang dipaksakan dari luar. Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai
mencapai tujuan, maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa
5. Motivasi mudah menjalar luas terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi
dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehigga mereka juga berminat
tinggi dan antusias. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi para siswa
lainnya.
12
6. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.
7. Tugas-tugas yang besumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang
Berkat dorongan orang lain, misalnya untuk memperoleh angka yang tinggi,
siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya menjadi lebih besar.
memelihara minat siswa. Cara mengajar yang bervariasi ini akan meimbulkan
10. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-
hal lainnya. Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya minat
bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang
11. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong
kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan tingkat abilitas pada siswa tersebut. Oleh karena
13
itu, guru yang hendak membangkitkan minat para siswanya hendaknya
12. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efketif dalam memotivasi
13. Motivasi erat hubungannya dengan kreativitas siswa. Dengan teknik mengajar
Motivasi yang telah dimiliki oleh siswa, apabila diberi semacam hambatan,
efketif.
15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Emosi
16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju
kepada demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu, para siswa cenderung
melakukan hal-hal yang tidak wajar sebagai manifestasi dari frustasi yang
17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlain-lainan. Ada
siswa yang kegagalannya justru menimbulkan insentif, tetapi ada anak yang
14
selalu berhasil malahan menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya
luar kelas.
interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal:
anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat angka jelek. Pada
anak yang mendapat angkan jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri
15
saya menyarankan sistem pelaporan kemajuan siswa yang keseluruhannya
inteligensi, status sosial ekonomi, hubungan, dan harapan orang tua. Akan
tujuan harus dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan mampu
mencapainya.
4. Pemberian pujian
diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada siapa yang memberi pujian dan
siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang sangat membutuhkan
16
keselamatan dan harga diri, mengalami kecemasan, dan merasa bergantung
pada orang lain akan rsponsif terhadap pujian. Pujian dapat ditunjukkan baik
dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat
semangat persaingan.
kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan dapat lebih banyak dipenuhi
dengan cara kerja sama. Menurut Lowry dan Rankin (1969), kerja sama
adalah fungsi utama dan merupakan bentuk yang paling dasar dari hubungan-
17
6. Pemberian harapan
minat dan motivasi belajar asalkan siswa yakin bahwa harapannya bakal
terpenuhi kelak. Harapan itu dapat merupakan hadiah, kedudukan, nama baik,
atau sejenisnya. Sebaliknya, cara ini tidak menghasilkan apa-apa jika tidak
1. Pengertian
tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh
(Ramayulis, 2005:193).
apabila, (1) siswa menguasai semua bahan pelajaran yang disajikan secara
18
pembelajaran. Guru harus mempu meyakinkan bahwa setiap peserta didik
didik.
asumsi yaitu:
potensial (bakat). Hal ini dilandasi teori tentang bakat yang dikemukakan
diberi pengajaran yang sama dan hasil belajarnya diukur, ternyata akan
menunujukkan distribusi normal. Hal ini berarti bahwa peserta didik yang
19
b. Apabila dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta didik akan
lemah).
bagian, yaitu:
a. Mengidentifikasi prakondisi
c. Hasil belajar
20
pengajaran remedial, yang dilakukan dengan memberikan pengajaran
terhadap tujuan yang gagal dicapai peserta didik, dengan prosedur dan metode
progress test).
H. Hipotesis Tindakan
21
tuntas, prestasi belajar siswa akan meningkat, begitu juga motivasi belajar
mereka".
22
BAB III
METODE PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan
sosial eksperimental.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam
Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan
utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan
peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4)
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam
23
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu
siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini
berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Rancangan Penelitian
hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan
dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
24
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
25
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Putaran 3
26
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
berikutnya.
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
1. Tempat Penelitian
27
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
D. Prosedur Penelitian
(2) tahap persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap pengolahan data, dan (5)
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi, (1) observasi di
sekolah dan diskusi dengan mitra guru, (2) penyusunan proposal penelitian.
2. Tahap Persiapan
pembuatan rambu-rambu penilaian, (5) uji coba instrumen, dan (6) seleksi dan
revisi instrumen.
28
3. Tahap Pelaksanaan
meliputi, (1) tahap pengumpulan data dan (2) tahap pengolahan data.
4. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini meliputi, (1) penyusunan laporan penelitian dan (2)
penggandaan laporan.
29