ABSTRAK. Selama ini difabel masih dinomorduakan dalam hal pemenuhan kebutuhan aksesibilitas
baik di dalam bangunan maupun di luar bangunan. Banyak fasilitas umum yang hanya sedikit
menyediakan akses dan fasilitas sesuai dengan kemampuan khusus mereka. Bahkan ruang terbuka
hijau berupa taman kotapun masih belum ramah terhadap keberadaan para difabel. Padahal taman
kota menurut Undang-Undang Penataan Ruang no. 24 tahun 1992 merupakan tempat yang cukup
penting yaitu sebagai tempat bermain aktif untuk anak-anak dan dewasa, tempat bersantai pasif untuk
orang dewasa, dan bahkan sebagai areal konservasi lingkungan hijau. Penelitian ini bertujuan
menganalisa bagaimana implementasi 7 Prinsip Universal Design dan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum nomor 30/PRT/M/2006 tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan
gedung dan lingkungan pada Taman Tribeca, Taman Menteng dan Taman Ayodia.
Kata kunci : Aksesibilitas Difabel, Taman Ayodia, Taman Menteng, Taman Tribeca.
ABSTRACT. For decades, disabled people always become a second priority in providing the need of
accessibility either within buildings or outside buildings (open spaces and public spaces). There are
many public facilities which are only few of them providing special access and facilities for disabled
people (difable). Even, parks and green open spaces within city mostly are not user friendly for difable,
though city parks as an important place to do activities such as sport and playing, passive place for
relaxation, and as a conservation area for green environment, should provide facilities which are user
friendly for children and adult (UU Penataan Ruang No. 24 tahun 1992).This research is aimed to
analyse how to implement the seven principle of universal design and regulation from Menteri
Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 about technical guidelines of facilities and accessibilities for
buildings and environment at Taman Tribeca, Taman Menteng and Taman Ayodia.
Keywords: accessibilty for difable, Taman Ayodia, Taman Menteng, Taman Tribeca.
1
Alumni Jurusan Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta
2
Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta
3
Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta
145
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
walaupun akses tersebut masih tergolong cocok untuk menggantikan istilah penyandang
standar yaitu berupa fasilitas ramp. cacat yang bernilai negatif.
Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah Difabel bukan hanya merupakan penyandang
bagaimana implementasi 7 Prinsip Universal cacat sejak lahir melainkan juga korban
Design dan Peraturan Menteri Pekerjaan bencana alam atau perang yang mendapatkan
Umum nomor 30/PRT/M/2006 tentang kecacatan dalam perjalanan hidupnya maupun
pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada para penderita penyakit yang mengalami
bangunan gedung dan lingkungan pada Taman gangguan melakukan aktivitas secara
Tribeca, Taman Menteng dan Taman Ayodia. selayaknya baik gangguan fisik maupun
mental.
DIFABEL DAN DISABLE
Beberapa jenis gangguan yang menyebabkan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia tergolongnya seseorang menjadi difabel adalah
no 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, sebagai berikut : (1) Tuna netra (buta);
penyandang cacat adalah setiap orang yang (2) Tuna daksa (cacat tubuh); (3) Tuna rungu
mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, (tuli); (4) Tuna wicara (bisu) dan (5) Tuna
yang dapat mengganggu atau merupakan grahita (cacat mental)
rintangan dan hambatan baginya untuk
melakukan secara selayaknya. PRINSIP UNIVERSAL DESIGN
Menurut Dra. Hj. Kurniasih Mufidayati, MSi Prinsip Desain Universal dikembangkan pada
Anggota DPRD DKI Jakarta konotasi arti kata tahun 1997 oleh sebuah kelompok kerja yang
penyandang cacat yang kurang baik terdiri dari arsitek, desainer produk, insinyur
menimbulkan pemikiran untuk memperhalus dan peneliti desain lingkungan, yang dipimpin
istilah penyandang cacat sehingga muncul oleh Ronald Mace dari North Carolina State
istilah disabel atau disabilitas yang berasal dari University. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk
kata dalam bahasa Inggris disability people memandu desain lingkungan, produk dan
yang memiliki arti orang yang tidak komunikasi. Menurut Center for Universal
berkemampuan untuk melakukan suatu Design di NCSU, prinsip universal design dapat
kegiatan. Lalu muncul pula istilah difabel yang diterapkan untuk mengevaluasi desain yang
merupakan peng-Indonesia-an kata diffable ada, membimbing proses desain dan mendidik
yang merupakan singkatan dari differently- desainer dan konsumen tentang karakteristik
abled yang berarti perbedaan kemampuan. produk yang lebih bermanfaat dan lingkungan.
Prinsip- prinsip utama universal desain, yaitu :
Menurut Bahrul Fuad, koordinator CONFIDENT
(Center on Difabel Community Development 1. Dapat digunakan oleh setiap orang
and Empowerment) Surabaya, istilah difabel (Equitable Use)
pertama kali muncul tahun 1996, yang tercipta Definisi : desainnya berguna dan dapat
hasil dari obrolan santai dua orang aktivis dipasarkan kepada orang-orang dengan
gerakan sosial Mansour Fakih (INSIST Jogja) beragam kemampuan. Pedoman :
dan Setya Adi Purwanta (Dria Manunggal- a. Menyediakan sarana yang sama
Jogja) dan mulai tahun 1998 berkembang. digunakan untuk semua pengguna, identik
Kemudian kata difabel disebarluaskan dan bila memungkinkan, atau paling tidak
diakui oleh para aktivis gerakan difabel pada setara.
tahun 1998. Saat itu para aktivis gerakan b. Desain tidak boleh mengedepankan
difabel melakukan Sarasehan Nasional untuk maksud untuk mengisolasi atau
menggagas Format Baru Gerakan Difabel di menstigmasi sekelompok pengguna
Hotel Sargede Jogjakarta tahun 1998. manapun atau memebrikan hak istimewa
kepada sebuah grup
Umumnya masyarakat lebih familiar dengan c. Ketentuan untuk privasi, keamanan, dan
istilah penyandang cacat yang lebih keselamatan harus tersedia bagi semua
menekankan kata “cacat” yang berarti ketidak pengguna.
sempurnaan baik fisik maupun mental yang d. Membuat desain menarik bagi semua
cenderung bernilai negatif padahal ada pengguna.
ungkapan manusia tidak ada yang sempurna
sehingga penulis menilai istilah difabel lebih 2. Fleksibilitas dalam Penggunaan
(Flexibility in Use)
147
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
148
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
permukaan, kalaupun terpaksa ada, warna antara ubin pemandu dengan ubin
tingginya harus tidak lebih dari 1,25 cm. lainnya, maka pada ubin pemandu dapat
2. Kemiringan maksimum 2° dan pada setiap diberi warna kuning atau jingga.
jarak 900 cm diharuskan terdapat bagian
yang datar minimal 120 cm. Ramp
3. Area istirahat digunakan untuk membantu Esensi : Ramp adalah jalur sirkulasi yang
pengguna jalan difabel dengan memiliki bidang dengan kemiringan tertentu,
menyediakan tempat duduk santai di sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat
bagian tepi. menggunakan tangga. Persyaratan:
4. Pencahayaan berkisar antara 50 -150 lux 1. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan
tergantung pada intensitas pemakaian, tidak boleh melebihi 7°, perhitungan
tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan. kemiringan tersebut tidak termasuk awalan
5. Drainase dibuat tegak lurus dengan arah atau akhiran ramp (curb ramps/landing)
jalur dengan kedalaman maksimal 1,5 m, Sedangkan kemiringan suatu ramp yang
mudah dibersihkan dan perletakan lubang ada di luar bangunan maksimum 6°.
dijauhkan dari tepi jalur pedestrian. 2. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan
6. Lebar minimum jalur pedestrian adalah 120 kemiringan 7°) tidak boleh lebih dari 900
cm untuk jalur searah dan 160 cm untuk cm. Panjang ramp dengan kemiringan
dua arah. Jalur pedestrian harus bebas yang lebih rendah dapat lebih panjang.
dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang 3. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm
drainase/gorong-gorong dan benda-benda tanpa tepi pengaman, dan 120 cm dengan
lainnya yang menghalangi. tepi pengaman. Untuk ramp yang juga
7. Tepi pengaman dibuat setinggi maksimal digunakan sekaligus untuk pejalan kaki dan
10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pelayanan angkutan barang harus
pedestrian. dipertimbangkan secara seksama
lebarnya, sedemikian sehingga bisa
Jalur Pemandu dipakai untuk kedua fungsi tersebut, atau
Esensi : Jalur yang memandu penyandang dilakukan pemisahan ramp dengan fungsi
cacat untuk berjalan dengan memanfaatkan sendiri-sendiri.
tekstur ubin pengarah dan ubin peringatan. 4. Muka datar (bordes) pada awalan atau
Persyaratan : akhiran dari suatu ramp harus bebas dan
1. Tekstur ubin pengarah bermotif garis-garis datar sehingga memungkinkan sekurang-
menunjukkan arah perjalanan. kurangnya untuk memutar kursi roda
2. Tekstur ubin peringatan (bulat) memberi dengan ukuran minimum 160 cm.
peringatan terhadap adanya perubahan 5. Permukaan datar awalan atau akhiran
situasi di sekitarnya/warning. suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga
3. Daerah-daerah yang harus menggunakan tidak licin baik diwaktu hujan maupun saat
ubin tekstur pemandu (guiding blocks): cuaca cerah.
a. Di depan jalur lalu-lintas kendaraan. 6. Lebar tepi pengaman ramp/kanstin/low
b. Di depan pintu masuk/keluar dari dan curb 10 cm, dirancang untuk menghalangi
ke tangga atau fasilitas persilangan roda kursi roda agar tidak terperosok atau
dengan perbedaan ketinggian lantai. keluar dari jalur ramp. Apabila berbatasan
c. Di pintu masuk/keluar pada terminal langsung dengan lalu-lintas jalan umum
transportasi umum atau area atau persimpangan harus dibuat
penumpang. sedemikian rupa agar tidak mengganggu
d. Pada pedestrian yang jalan umum.
menghubungkan antara jalan dan 7. Ramp harus diterangi dengan
bangunan. pencahayaan yang cukup sehingga
e. Pada pemandu arah dari fasilitas membantu penggunaan ramp saat malam
umum ke stasiun transportasi umum hari. Pencahayaan disediakan pada
terdekat. bagian-bagian ramp yang memiliki
4. Pemasangan ubin tekstur untuk jalur ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya
pemandu pada pedestrian yang telah ada dan bagian-bagian yang membahayakan.
perlu memperhatikan tekstur dari ubin 8. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan
eksisting, sedemikian sehingga tidak rambatan (handrail) yang dijamin
terjadi kebingungan dalam membedakan kekuatannya dengan ketinggian yang
tekstur ubin pengarah dan tekstur ubin sesuai. Pegangan rambat harus mudah
peringatan. Untuk memberikan perbedaan dipegang dengan ketinggian 65 – 80 cm.
149
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
150
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
151
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
observasi di lapangan dan peraturan yang antara lobby mall dengan teras tidak terdapat
berlaku yang memuat pedoman aksesibilitas di perbedaan material lantai yang bisa dijadikan
ruang terbuka hijau di DKI Jakarta. petunjuk bagi tunanetra.
Karena Propinsi DKI Jakarta tidak memiliki Tunarungu tidak menemukan kesulitan karena
peraturan khusus maka guna menganalisa lokasi pintu masuk melalui bagian dalam mall
kajian sarana aksesibilitas publik di ketiga yang cukup mudah terlihat dengan adanya
taman digunakan 2 standar untuk menganalisa aktifitas naik turun pengunjung yang
fasilitas yang ada di ketiga taman yaitu : menggunakan kendaraan pribadi. Namun
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum karena lokasi pintu masuk 1 di bagian samping
Nomor 30 Tahun 2006 yang memuat taman yang agak tersembunyi di samping
pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pintu dropping zone mall central park,
pada bangunan gedung dan lingkungan. menyebabkan pengunjung tunarungu akan
b. 7 Prinsip Universal Design mengalami kesulitan karena mengira untuk
masuk ke taman hanya melalui pintu masuk
Pada peraturan menteri pekerjaan umum mall. Sedangkan akses pintu taman 2 mudah
diatas tidak memuat secara khusus pedoman dilewati oleh pengunjung difabel namun pintu
tentang aksesibilitas di ruang terbuka. Dalam ini lebih dikhususkan bagi pengunjung yang
peraturan ini hanya terdapat beberapa akan menuju hotel Pullman. Tunadaksa
peraturan fasilitas aksesibilitas di dalam pengguna kruk tidak mengalami kesulitan
bangunan yang dapat diterapkan di ruang melewati pintu masuk melalui bagian dalam
terbuka seperti ramp, jalur pemandu, parkir mall walaupun material lantai teras dan lobby
dan sebagainya. mall terbuat dari marmer yang cenderung licin.
Begitu juga saat melalui pintu masuk taman 1
Dalam analisa dan penilaian dipilih 4 klasifikasi di bagian samping taman dan pintu masuk 2,
difabel yaitu tunanetra, tunarungu, tunadaksa pengunjung pengguna kruk tidak mengalami
pengguna kruk dan tunadaksa kursi roda. kesulitan yang berarti.
Tidak dipilihnya tunawicara dan tunagrahita
sebagai variabel penelitian berdasarkan Tunadaksa pengguna kursi roda juga tidak
pertimbangan bahwa kebanyakan cacat mengalami kesulitan saat melewati pintu
tunawicara juga disandang oleh tunarungu masuk melalui dalam mall karena pintu masuk
sehingga antara tunarungu dengan tunawicara yang lebar sehingga pengguna kursi roda
dianggap sama dan difabel tunagrahita leluasa melewati pintu dan tidak terdapat
kebanyakan tidak berkegiatan diluar ruangan perbedaan ketinggian antara area dalam mal
dengan alasan keamanan difabel tersebut. dengan area taman. Sayangnya untuk
melewati pintu masuk taman 1 di bagian
Pintu Masuk samping taman pengguna kursi roda akan
kesulitan karena tidak terdapat handel untuk
A. Taman Tribeca membuka pintu sendiri tapi untungnya di
Pintu masuk pada taman Tribeca terdapat 2 depan pintu dijaga oleh petugas keamanan
buah yaitu yang melalui bagian dalam mall dan maka pintu ini dipastikan akan terbuka selama
akses langsung ke dalam taman dari luar jam buka taman dan mal. Selain itu jarak
taman yang dibagi lagi menjadi 2 akses yaitu antara pintu pagar dan gerbang metal detector
pintu masuk taman 1 di bagian samping taman yang dekat sekitar 3 meter cukup membuat
dan pintu masuk taman 2. Pengunjung biasa pengguna kursi roda kesulitan untuk bergerak
maupun pengunjung difabel cukup mudah apalagi saat keluar taman melalui pintu ini.
masuk taman melalui bagian dalam mall
karena penggunaan pintu otomatis dengan Pintu masuk menuju taman baik dari dalam
daun pintu yang lebar. Sedangkan untuk mall maupun kedua pintu masuk lainnya dapat
melalui pintu taman 1 di bagian samping dianalisa berdasarkan 7 prinsip universal
taman dan pintu taman 2 pengunjung difabel desain. Pintu masuk menuju taman, baik yang
juga cukup mudah melaluinya. melalui dalam mall maupun yang dari luar mall
bisa digunakan dengan mudah tidak saja bagi
Pengunjung tunanetra mengalami kesulitan pengunjung normal tapi juga bagi pengunjung
untuk melewati kedua pintu ini karena tidak difabel. Penggunaan pintu dengan sistem
tersedianya jalur pemandu untuk menuju otomatis pada pintu masuk melalui dalam mall
kedua pintu masuk. Selain itu di area pintu dapat mengakomodasi berbagai macam
masuk taman melalui bagian dalam mall kemampuan pengunjung. Pengunjung normal
152
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
maupun pengunjung difabel mudah Toleransi kesalahan yang ada di pintu masuk
menggunakan fasilitas ini karena pengunjung taman dari dalam mal hanya ada di pintu
bisa masuk ke dalam taman dengan hanya dengan sistem sensor otomatis. Apabila terjadi
melewati sensor pintu yang otomatis akan kegagalan sensor otomatis merespon gerakan
membuka dan menutup sendiri berdasarkan pengunjung yang akan masuk atau keluar
respon yang diterima sensor. maka akan difungsikan pintu manual. Bagi
pengunjung difabel khususnya pengguna kursi
roda harus berhati-hati saat melewati pintu
masuk taman 1 pintu masuk taman 1 di bagian
samping taman karena jarak antara gerbang
metal detector dengan pintu pagar yang kecil
C menyebabkan pengguna kursi roda kesulitan
B untuk bergerak leluasa sehingga harus hati-
hati saat keluar atau masuk melalui pintu
A
masuk taman 1 di bagian samping taman
sedangkan di pintu taman 2 pengunjung
difabel bisa leluasa bergerak.
153
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
rambat di sisi tangga. Sedangkan difabel yang pintu masuk oleh hampir semua difabel kecuali
lain, tunarungu dan tunadaksa pengguna kruk tunadaksa pengguna kursi roda yang tidak
masih bisa memasuki taman melalui pintu ini bisa masuk ke taman menggunakan akses
dengan cukup mudah. pintu 2 yang diberi penghalang tonggak. Pintu
3 dan pintu 6 yang memiliki lebar 4,25 m juga
cukup mudah dijadikan akses untuk masuk ke
taman oleh hampir semua difabel kecuali
tunadaksa pengguna kursi roda. Di pintu 6
tunadaksa pengguna kursi roda tidak bisa
masuk ke taman karena terhalang oleh
6 tonggak. Di semua pintu masuk tunanetra
1
tetap bisa masuk ke taman namun harus
dengan hati-hati atau didampingi oleh
5 pendamping karena tidak terdapat jalur
2 pemandu.
155
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
beberapa tempat terdapat pedestrian dengan pedestrian yang lebih kecil. Jalur pedestrian
ramp yang cukup curam bisa mencapai 8º. utama taman sudah cukup nyaman dan
mudah digunakan oleh tunarungu, tunadaksa
Saat tunanetra berkegiatan di jalur pedestrian pengguna kursi roda dan pengguna kruk
dipastikan akan mengalami kesulitan karena karena lebar jalur pedestrian yang besar
tidak adanya jalur pemandu serta ada satu memudahkan mobilitas para difabel. Tetapi
jalur pedestrian yang terdapat penghalang bagi tunanetra mengalami kesulitan
berupa kolom penopang atap restoran. Kondisi berkegiatan di pedestrian utama karena
jalur pedestrian bagi tunarungu sudah cukup ketiadaan jalur pemandu.
mudah digunakan saat berkegiatan.
Pergerakan kursi roda difabel pengguna kursi
roda saat berkegiatan di jalur pedestrian juga
lancar tanpa hambatan berarti. Sedangkan
tunadaksa pengguna kruk mudah saat
berkegiatan di jalur pedestrian.
156
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
difabel kecuali tunanetra. Pengunjung biasa pengguna kursi roda, dan tunadaksa
maupun pengunjung difabel kecuali tunanetra pengguna kruk harus benar-benar berhati-hati
bisa berkegiatan dengan mudah dan leluasa di saat melewatinya.
jalur pedestrian utama. Sedangkan di jalur
pedestrian yang kecil pengunjung difabel juga
bisa berkegiatan dengan cukup mudah
walaupun harus bergantian berjalan. Kegiatan
seperti jalan santai, jogging, ataupun sekedar
melihat-lihat taman dapat dilakukan dengan
mudah di kedua jalur pedestrian.
C. Taman Ayodia
Jalur pedestrian di Taman Ayodia terbagi
menjadi jalur pedestrian atas berada di sisi Gambar 5. : Kondisi Jalur Pedestrian di Taman
terluar dan jalur pedestrian bawah berada di Ayodia
sisi danau buatan. Kedua jalur dihubungkan Sumber : Dokumentasi Fika Masruroh, 2013
dengan ramp dan tangga di beberapa tempat.
Selain itu lebar pedestrian yang berukuran 170
Difabel tunanetra tidak dianjurkan untuk cm menyebabkan tunadaksa pengguna kursi
berkegiatan di taman ini seorang diri karena roda yang ingin berkegiatan di kedua jalur ini
tidak ada jalur pedestrian di kedua jalur harus bergantian melaluinya apabila
pedestrian. Bagi tunarungu, tunadaksa berpapasan dengan pengunjung lain. Di
pengguna kursi roda dan pengguna kruk tidak sekitar kedua jalur pedestrian hanya
mengalami kendala yang berarti saat ditemukan papan petunjuk tinggi yang berisi 8
berkegiatan di kedua jalur pedestrian. buah gambar dan tulisan kegiatan yang
Walaupun tunadaksa pengguna kursi roda dilarang di taman. Tidak ada petunjuk khusus
yang ingin melewati kedua jalur pedestrian difabel seperti jalur pemandu dan pegangan
harus bergantian melewatinya saat rambat.
berpapasan dengan pengunjung lain.
Vegetasi .
Jalur pedestrian di taman ini dapat di analisa A. Taman Tribeca
berdasarkan 7 prinsip universal desain. Kedua Pada beberapa tempat terdapat tanaman jenis
jalur pedestrian dapat digunakan oleh semua bunga-bungaan diantaranya bunga alamanda
pengunjung baik pengunjung bisa maupun dan tanaman iris. Vegetasi di sekitar kolam
pengunjung difabel dengan cukup mudah dan terdapat tanaman pakis, bunga teratai,
leluasa. Walaupun ada beberapa kendala kecil tanaman jenis pisang-pisangan (heliconia) dan
yang tidak terlalu menghambat kegiatan. tanaman jenis keladi. Berdasarkan observasi
Pengunjung dapat melakukan kegiatan seperti di lapangan ternyata difabel tunanetra cukup
berjalan-jalan santai, berlari-lari kecil ataupun terbantu dengan tanaman teh-tehan yang ada
hanya berjalan mengitari taman menikmati di beberapa spot di tepi jalur pedestrian
rindangnya pepohonan. sebagai petunjuk perabaan tongkat tunanetra
saat berjalan di jalur pedestrian. Bagi
Desain jalur pedestrian di Taman Ayodia sama tunarungu, tunadaksa pengguna kursi roda
dengan jalur pedestrian di taman –taman lain dan tunadaksa pengguna kruk tidak terganggu
di Jakarta. Material finishing menggunakan dengan keberadaan tanaman di taman.
paving block berwarna merah dan warna abu- Vegetasi yang ada di taman Tribeca memiliki
abu. Jalur pedestrian berbentuk kurva yang beberapa fungsi diantaranya sebagai peneduh
mengelilingi danau buatan menjadi kendala dari panas matahari, mempercantik tampilan
tersendiri bagi difabel karena di beberapa taman, dan sebagai penghasil oksigen yang
belokan terdapat pertemuan paving block yang membuat area di sekitar tanaman menjadi
tidak rapi dan tidak rapat sehingga sejuk. Karena taman ini didesain oleh
menghambat pergerakan kursi roda dan kruk konsultan lanskap dari Amerika maka desain
difabel. Apalagi adanya pertemuan paving perletakkan vegetasi menggunakan ciri khas
block yang tidak rapi dan tidak rapat dapat taman gaya Amerika yaitu lebih banyak
menimbulkan bahaya bagi difabel ditambah menempatkan vegetasi semak agak di tengah
lagi pengelola tidak menyediakan papan area rerumputan dengan pepohonan besar
peringatan adanya kondisi tersebut sehingga terletak di tengah vegetasi semak.
pengunjung difabel tunanetra, tunadaksa
157
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
Keuntungan desain taman gaya Amerika pada Vegetasi di Taman Menteng di desain dengan
taman Tribeca dengan vegetasi terletak membuat tanaman dengan tajuk lebar sebagai
ditengah-tengah area rerumputan adalah point of interest. Tanaman besar di tanam di
vegetasi tidak membahayakan serta tidak tengah-tengah area bersantai. Supaya
mengganggu pergerakan pengunjung. pengunjung tidak menginjak rumput yang ada
Pengunjung difabel bisa berkegiatan dengan di taman pengelola menempatkan beberapa
mudah dan leluasa tanpa terganggu dengan petunjuk gambar. Petunjuk ini berisi gambar
keberadaan vegetasi. Pengunjung bisa dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan
menikmati rindangnya dan indahnya ditempatkan di beberapa spot taman.
pepohonan dengan mudah bisa sambil
berjalan-jalan santai ataupun duduk santai di C. Taman Ayodia
spot tertentu yang telah disediakan pengelola Tanaman perdu dan pohon dengan tajuk yang
taman. Untuk menjaga pengunjung tidak lebar menjadi vegetasi yang banyak ditanam di
menginjak rerumputan, pengelola Taman Ayodia. Sedangkan vegetasi di sekitar
menempatkan papan petunjuk dengan kata- danau ditaman tanaman bakungan pohon
kata dalam bahasa Inggris yang menarik. tanjung, tanaman keladi-keladian, tanaman
Philodendron Selloum dan tanaman bunga
B. Taman Menteng kamboja jepang. Semua jenis difabel tidak
Vegetasi di Taman Menteng kebanyakan terganggu dengan keberadaan vegetasi di
berjenis tanaman peneduh dengan tajuk yang taman. Tunanetra justru terbantu dengan
lebar. Selain itu terdapat pula tanaman bunga- keberadaan tanaman kucai jepang di tepi
bungan, tanaman jenis keladi, dan tanaman danau buatan. Mereka menjadikan tanaman
perdu seperti kucai jepang. kucai petunjuk perabaan tongkat tunanetra
saat berjalan di jalur pedestrian. Kebanyakan
Tanaman kucai jepang ternyata memiliki fungsi tunarungu, tunadaksa pengguna kursi roda
lain bagi tunanetra karena dapat digunakan dan tunadaksa pengguna kruk memanfaatkan
sebagai petunjuk perabaan tongkat tunanetra vegetasi di Taman Ayodia sebagai peneduh
saat berjalan di jalur pedestrian utama. dari panas matahari. Hal ini terlihat dari
Sedangkan jenis difabel lain seperti tunarungu, rindangnya pepohonan di Taman Ayodia serta
tunadaksa pengguna kruk dan tunandaksa adanya area bangku taman dengan naungan
pengguna kursi roda memanfaatkan vegetasi tanaman rambat.
yang ada di Taman Menteng sebagai elemen
estetika. Dengan fungsi vegetasi sebagai peneduh dari
panas matahari, mempercantik tampilan
Fungsi vegetasi di Taman Menteng ada taman, dan sebagai penghasil oksigen yang
beberapa macam seperti sebagai elemen membuat area di sekitar tanaman menjadi
estetika taman, peneduh dari panas matahari, sejuk, hampir semua pengunjung bisa
dan sebagai penghasil oksigen yang membuat menikmati fungsi tersebut dengan mudah dan
area di sekitar tanaman menjadi sejuk. nyaman. Kecuali difabel tunanetra yang
Keindahan tanaman dapat dinikmati oleh memanfaatkan vegetasi di taman ini dengan
setiap pengunjung dengan mudah. Mereka cara yang berbeda. Hampir semua
kebanyakan menikmati keindahan tanaman pengunjung memanfaatkan vegetasi dengan
dengan duduk-duduk di bangku taman yang duduk-duduk di bangku taman yang tersebar
telah disediakan pengelola di beberapa di penjuru taman atau sambil berjalan-jalan
tempat. santai di jalur pedestrian.
158
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
159
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
Untungnya jalan Sidoarjo tidak terlalu ramai menjadi hambatan untuk difabel masuk ke
lalu lintasnya. dalam taman secara nyaman dan aman.
Kendala ini terutama dialami oleh difabel
Hampir tidak ada petunjuk baik petunjuk arah tunanetra dan tunadaksa pengguna kursi roda.
mapun petunjuk khusus difabelyang
disediakan pengelola, yang ada hanya Bangku Taman
petunjuk arah di pintu masuk gedung parkir. A. Taman Tribeca
Sedangkan di parkir motor 1 di sisi jalan
Moh.Yamin dan parkir motor 2 di sisi Jalan Terdapat 2 macam bangku taman yang ada di
Sidoarjo sama sekali tidak disediakan petunjuk taman Tribeca yaitu 2 spot bangku taman
baik petunjuk arah maupun petunjuk khusus berbentuk bak tanaman dengan tepi yang
difabel. Pengunjung difabel yang akan diperlebar sebesar 30 cm dan tinggi dudukan
berkegiatan di area parkir mobil ataupun 60 cm, dan tempat duduk penonton dengan
kedua area parkir motor harus berhati-hati bentuk tribun terbuka dengan akses menuju
karena tidak disediakan parkir khusus difabel tempat duduk ini ada di belakang panggung.
serta ruang gerak difabel yang kurang leluasa. Untuk menuju bangku taman difabel tunanetra
cukup mudah walaupun harus dengan ekstra
C. Taman Ayodia hati-hati karena lokasi bangku yang terpusat di
Parkir di Taman Ayodia tersedia di dua lokasi. bagian depan taman dekat dengan teras mall.
Parkir 1 terdapat parkir mobil dan motor di Begitu juga untuk duduk tunanetra juga bisa
depan Gereja Katolik Santo Yohanes. melakukannya dengan mudah namun harus
Sedangkan parkir 2 hanya tersedia parkir tetap berhati-hati. Tunarungu mudah
motor yang terletak di sisi jalan Lamandau 4. menemukan dan duduk di bangku taman.
Semua area parkir di Taman Ayodia berada di Tunadaksa pengguna kursi roda tidak bisa
tepi jalan yang memakan sebagian badan berpindah dari kursi roda ke bangku taman
jalan. Hanya tunarungu dan tunadaksa karena tidak disediakan pegangan rambat.
pengguna kruk yang cukup mudah Tunadaksa pengguna kruk tidak menemui
menggunakan fasilitas parkir. Tunadaksa kendala untuk duduk.
pengguna kursi roda dan tunanetra tetap bisa
menggunakan fasilitas parkir tetapi dengan Berikut adalah analisa bangku taman
didampingi seorang pendamping. berdasarkan kriteria 7 prinsip universal desain.
Desain bangku taman yang sederhana lebih
Pengelola tidak menyediakan parkir khusus mudah digunakan bagi pengunjung biasa
difabel sehingga pengunjung difabel yang namun bagi difabel pengguna kursi roda
datang ke taman menggunakan kendaraan desain bangku taman yang sederhana dan
pribadi harus menggunakan parkir biasa yang memiliki dudukan lebih tinggi dari dudukan
tidak nyaman bagi difabel. Difabel yang datang kursi roda menyebabkan pengguna kursi roda
menggunakan mobil atau motor harus berhati- tidak bisa menggunakan bangku taman ini.
hati saat naik maupun turun dari kendaraan, Apalagi tidak adanya pegangan rambat
karena ruang gerak difabel bagi mereka menambah tingkat kesulitan difabel pengguna
sangat terbatas yang disebabkan semua parkir kursi roda untuk berpindah ke bangku taman.
kendaraan di Taman Ayodia memanfaatkan Tidak terdapat petunjuk khusus difabel untuk
tepi jalan yang cukup ramai lalu lalang menuju lokasi bangku taman. Namun karena
kendaraan. lokasi bangku taman yang terpusat di bagian
depan taman dekat dengan teras mall
Di sekitar kedua lokasi parkir tidak tersedia pengunjung biasa maupun pengunjung difabel
petunjuk khusus difabel. Ironisnya di sekitar bisa menemukan lokasi dengan cukup mudah
pintu masuk utama taman terdapat papan kecuali difabel tunanetra yang harus berhati-
petunjuk larangan untuk memarkirkan hati untuk menemukan lokasi bangku taman
kendaraan di tepi jalan yang justru dilanggar mengingat tidak tersedianya jalur pemandu.
oleh pengelola dan pengunjung taman. Selain
harus berhati-hati saat naik dan turun Selain itu material finishing bangku taman
kendaraan agar tidak tertabrak kendaraan berupa batu alam berwarna hitam menjadi
yang lalu lalang, kesulitan yang dihadapi penanda tersendiri karena bangku dapat
difabel di area parkir adalah terdapat terlihat dengan jelas walaupun dengan
perbedaan level ketinggian jalan tempat parkir kekurangan saat siang hari bangku menjadi
kendaraan dengan pintu masuk taman. panas. Bangku taman biasanya digunakan
Perbedaan level ketinggian sekitar 15 cm pengunjung untuk bersantai atau menonton
160
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
kegiatan yang sedang dilakukan di lapangan. mudah mereka harus dibantu orang lain
Bangku taman yang ada di taman sudah karena tidak adanya jalur pemandu.
cukup mudah dan nyaman digunakan. Tunarungu dan tunadaksa pengguna kruk
cukup mudah menggunakan semua bangku
B. Taman Menteng taman.
Bangku taman di Taman Menteng ada 2 jenis
satu bangku taman besi dengan naungan Desain semua jenis bangku taman sudah
tanaman rambat dan bangku taman tanpa cukup menarik dan cukup mudah digunakan
naungan. Baik bangku besi dengan naungan oleh hampir semua jenis difabel kecuali
maupun yang tanpa naungan dapat digunakan tunadaksa pengguna kursi roda. Karena tinggi
oleh semua pengunjung. Tunarungu dan antar anak tangga pada tribun terbuka cukup
tunadaksa pengguna kruk adalah 2 jenis tinggi bahkan ada yang mencapai 20 cm dan
difabel yang mudah menggunakan fasilitas ini. ramp yang ada di kanan dan kiri kemiringanya
Lain halnya dengan tunanetra, mereka masih curam, maka yang dapat dengan mudah
bisa menggunakan bangku taman namun duduk di tribun terbuka hanya tunarungu,
harus berusaha lebih keras untuk menemukan sedangkan tunadaksa pengguna kruk dan
bangku taman karena tidak tersedianya jalur tunanetra hanya dapat duduk di lantai
pemandu untuk menemukan lokasi bangku terbawah tribun terbuka. Terlalu beresiko
taman. Selain itu tunadaksa pengguna kursi apabila tunanetra dan tunadaksa pengguna
roda mengalami kesulitan untuk berpindah dari kursi kruk memaksakan diri duduk di lantai
kursi roda ke bangku taman karena tidak tengah atau lantai teratas tribun terbuka.
disediakannya pegangan rambat.
Area duduk-duduk, bangku sekitar danau,
Pengunjung difabel dapat menggunakan bangku di taman dan gazebo sudah di desain
bangku taman dengan cukup mudah kecuali dengan baik sehingga dapat digunakan
tunadaksa pengguna kursi roda.. Bangku dengan cukup mudah oleh hampir semua jenis
taman yang terbuat dari besi dan desain yang difabel kecuali tunadaksa pengguna kursi
cukup rumit dengan bentuk yang klasik cukup roda. Sayangnya di dalam gazebo hanya
menyulitkan difabel untuk duduk. Terutama dilengkapi 2 buah bangku taman yang tentu
tunadaksa pengguna kursi roda harus saja tidak cukup untuk menampung
bersusah payah untuk berpindah dari kursi pengunjung yang ingin duduk-duduk dan
roda ke bangku taman karena tidak adanya biasanya datang dengan rombongan.
pegangan rambat.
Tribun terbuka, bangku taman, dan bangku di
Lokasi bangku taman yang menyebar di sekitar danau di desain tanpa atap sehingga
beberapa tempat taman cukup menyulitkan saat hujan turun pengunjung biasanya akan
pengunjung difabel khususnya tunanetra untuk berteduh di gazebo atau di bangku dengan
menemukannya. Hal ini diperparah dengan naungan tanaman rambat. Tidak disediakan
tidak disediakannya petunjuk khusus difabel papan petunjuk untuk menemukan lokasi
seperti jalur pemandu bagi tunanetra. bahkan semua bangku taman,namun tribun terbuka,
petunjuk keberadaan bangku taman bagi bangku dengan naungan tanaman rambat dan
pengunjung biasa juga tidak disediakan. bangku sekitar danau cukup mudah ditemukan
Padahal bangku taman merupakan elemen oleh pengunjung biasa maupun pengunjung
taman yang cukup penting. difabel kecuali tunanetra.
161
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
ada di tepi jalur pedestrian menjadikan tanpa penutup grill, tercebur dan bisa
kegiatan di jalur pedestrian tidak terganggu menimbulkan luka yang cukup serius. Secara
dengan keberadaan drainase. Fungsi drainase umum drainase di Taman Menteng
menampung limpahan air hujan sudah cukup keberadaanya tidak menggangu aktifitas dan
baik karena air hujan jadi tertampung dan tidak mobilitas pengunjung difabel kecuali tunanetra
mengenangi jalur pedestrian. dan tunadaksa pengguna kursi roda yang
harus berjati-hati saat berkegiatan disekitar
Dari segi desain saluran pedestrian yang di drainase khususnya saluran tanpa penutup
bagian atas diberi penutup dan batu kerikil grill.
serta saluran pedestrian dengan penutup grill
tentu sangat menarik dan bisa dijadikan C. Taman Ayodia
petunjuk keberadaan drainase bagi difabel Drainase di Taman Ayodia terletak di sisi
agar berhati-hati saat beraktifitas di sekitar terluar taman dan merupakan bagian dari riol
jalur pedestrian.. Namun desain seperti itu kota kawasan di sekelilingnya. Drainase
cukup menyulitkan dan membahayakan difabel berukuran lebar sekitar 75 cm dan tanpa diberi
pengguna kursi roda dan difabel tunanetra. penutup. Semua jenis difabel tidak mengalami
apabila tidak berhati-hati bisa saja difabel kendala untuk berkegiatan di sekitar drainase
tunanetra serta tunadaksa pengguna kursi karena antara jalur pedestrian dengan
roda terjerembab ke drainase dan kerikil-kerikil drainase dipisahkan taman selebar ± 150 cm
tersebut bisa membuat memar. Sayangnya dan antara jalur pedestrian dengan jalan
pengelola tidak menyediakan petunjuk khusus dihubungkan dengan jembatan kecil di atas
agar difabel berhati-hati terhadap keberadaan drainase. Sayangnya jembatan kecil tersebut
drainase yang cukup membahayakan. tidak dilengkapi pagar pengaman untuk difabel
dan tidak ada jalur pemandu untuk difabel
Kegiatan di jalur pedestrian berlangsung tuananetra. Pengunjung difabel kecuali difabel
nyaman dan lancar tanpa terganggu tunanetra dapat dengan mudah melewati
keberadaan drainase di tepi jalur pedestrian jembatan kecil diatas drainase tersebut. Letak
dan di tepi teras. Ukuran drainase selebar 30 drainase yang berada di sisi terluar taman
cm tidak mengganggu aktifitas di jalur menjadi keuntungan tersendiri karena
pedestrian. Keberadaan drainase terlihat jelas pengunjung biasa maupun pengunjung difabel
berkat penutup batu kerikil di atas drainase aman dari bahaya tercebur ke dalam drainase.
juga penutup grill di drainase di tepi teras. Tidak adanya pagar pengaman pada jembatan
kecil menghubungkan jalur pedestrian dengan
B. Taman Menteng jalan di sekitar taman menjadi salah satu
Tunarungu dan tunadaksa pengguna kruk bahaya yang ada di sekitar drainase. Tidak
tidak terganggu saat beraktifitas di sekitar ditemukan papan petunjuk di sekitar drainase
drainase. Berbeda dengan mereka, difabel baik papan petunjuk biasa maupun papan
tunanetra dan tunadaksa pengguna kursi roda petunjuk khusus difabel.
ternyata mengalami kendala saat berkegiatan
di sekitar drainase, karena tidak ada jalur
pemandu bagi tunanetra dan di beberapa
tempat drainase tidak dilengkapi penutup grill.
Dengan lebar 30 cm dan kedalaman 60 cm Kamar Kecil atau Toilet
ternyata drainase di Taman Menteng tidak
berfungsi dengan baik karena saat turun hujan A. Taman Tribeca
lebat air limpahan hujan tidak dapat Pengelola taman menyediakan toilet khusus
tertampung dengan maksimal. Bagi tunarungu difabel. Letaknya di area khusus toilet yang
dan tunadaksa pengguna kruk tidak terlampau tidak terlalu jauh dari pintu masuk taman dari
sulit untuk melewati drainase tanpa penutup dalam mall. Untuk menemukan lokasi toilet,
grill. Namun drainase tanpa penutup grill difabel tunanetra merasa kesulitan karena
menjadi kendala tersendiri bagi difabel tidak tersedianya jalur pemandu. Selain itu
tunanetra dan tunadaksa pengguna kursi roda. untuk menuju lokasi toilet pengunjung harus
melewati lorong yang hanya berukuran lebar
Sayangnya pengelola tidak menyediakan 150 cm. Saat menggunakan toilet tunanetra
petunjuk keberadaan drainase tanpa penutup juga akan kesulitan karena tidak ada
grill. Padahal potensi bahaya akibat tidak pegangan rambat. Tunarungu dan tunadaksa
tertutupnya drainase cukup fatal. Bisa saja pengguna kruk cukup mudah menemukan
tunanetra yang tidak tahu adanya drainase lokasi toilet dengan petunjuk gantung dan
162
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
mudah pula menggunakan toilet biasa maupun difabel. toilet yang ada hanya mengakomodasi
toilet khusus difabel. kemampuan pengunjung biasa.
Tunadaksa pengguna kursi roda menemui Jangankan petunjuk khusus difabel, petunjuk
kendala saat menggunakan toilet karena tidak untuk menemukan lokasi toiletpun hanya
terdapat pegangan rambat untuk berpindah ke disediakan pengelola di depan pintu toilet.
dudukan toilet. Berikut adalah analisa toilet Tidak ada petunjuk arah yang menunjukan
khusus difabel berdasarkan 7 prinsip universal keberadaan lokasi toilet di lokasi lain di taman.
desain. Desain toilet khusus difabel sudah Sehingga pengunjung yang ingin
cukup baik dan cukup mudah digunakan menggunakan toilet harus bertanya kepada
namun difabel pengguna kursi roda mengalami pengunjung lain atau petugas untuk
kesulitan membuka pintu toilet karena menemukan lokasi toilet.
manuver bukaan pintu menutup lorong menuju
pintu masuk. Di depan pintu toilet terdapat C. Taman Ayodia
papan petunjuk toilet khusus difabel namun di Lokasi toilet yang berada di sisi utara taman
lorong menuju toilet tidak ada papan petunjuk dekat dengan pintu 6 dan area parkir 2 cukup
tersedianya toilet khusus difabel sehingga mudah ditemukan dari pintu masuk utama
difabel akan kesulitan menemukan sendiri taman. Hanya tunarungu yang bisa
lokasi toilet khusus. menggunakan toilet. Sedangkan difabel lain
tunadaksa pengguna kruk, tunadaksa
Ruang gerak difabel pengguna kursi roda saat pengguna kursi roda dan tunanetra tidak bisa
berada di dalam toilet cukup leluasa namun menggunakan fasilitas toilet. Kondisi toilet
pengguna kursi roda harus hati-hati. Toilet yang hanya diperuntukkan bagi pengunjung
khusus difabel dapat digunakan oleh hampir normal dan didesain dengan standar toilet
semua jenis difabel. Kemungkinan difabel biasa serta berukuran 200 cm x 150 cm tentu
pengguna kursi roda untuk celaka di dalam akan berbahaya bagi difabel seperti tunanetra
toilet cukup besar karena tidak terdapatnya yang ingin menggunakan toilet ini. Ditambah
pegangan rambat menjadikan pengguna kursi lagi untuk menuju toilet tidak tersedia petunjuk
roda harus berpegangan pada tepi meja apapun apalagi petunjuk khusus difabel seperti
wastafel atau dinding belakang toilet saat jalur pemandu ataupun pegangan rambat.
berpindah dari kursi roda ke dudukan toilet. Toilet yang ada di Taman Ayodia hanya
Padahal pegangan rambat ini juga berguna mengakomodasi pengunjung biasa.
bagi tunadaksa pengguna kruk dan tunanetra.
Tempat Sampah
B. Taman Menteng
Toilet yang disediakan pengelola Taman A. Taman Tribeca
Menteng berada di lantai semi basement Walaupun tempat sampah di taman Tribeca
gedung parkir. Sayangnya pengelola tidak diletakkan menyebar di area taman namun
menyediakan toilet khusus difabel. Lokasi tunanetra mengalami kesulitan untuk
toilet yang berada di sisi jalur pedestrian menemukan lokasi tempat sampah karena
utama dan dekat dengan area parkir motor 1 d tidak terdapat petunjuk khusus tunanetra
sisi jalan Sidoarjo cukup mudah ditemukan seperti petunjuk suara ataupun jalur pemandu
oleh pengunjung biasa maupun pengunjung untuk mengarahkan ke area tempat sampah.
difabel khususnya tunarungu dan tunadaksa Sedangkan tunarungu, tunadaksa pengguna
pengguna kruk. Karena toilet berada di lantai kruk, dan tunadaksa pengguna kursi roda
semi basement yang lantainya naik 10 cm dari mudah menggunakan dan menemukan lokasi
lantai jalur pedestrian utama. tempat sampah.
Kondisi perbedaan lantai yang cukup tinggi Pengunjung biasa maupun pengunjung difabel
menyulitkan tunadaksa pengguna kursi roda mudah mengunakan tempat sampah. Difabel
untuk masuk dan menggunakan toilet. pengguna kursi rodapun mudah menjangkau
Ditambah lagi tidak adanya jalur pemandu lubang bak sampah karena lubang bak
untuk menuju toilet menyebabkan tunanetra sampah yang memiliki tinggi ± 1 m. Namun
harus dibantu orang lain untuk masuk dan untuk menemukan lokasi tempat sampah
menggunakan toilet. Sedangkan tunadaksa tunanetra kesulitan karena tidak adanya jalur
pengguna kruk mengalami kesulitan untuk pemandu dan petunjuk khusus tunanetra.
menggunakan toilet. Hal ini terjadi karena
pengelola tidak menyediakan toilet khusus
163
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
Desain bak sampah menarik dengan pengunjung difabel dapat membuang sampah
menggunakan warna hijau dan pemisahan bak dengan cukup mudah. Tunarungu, tunadaksa
sampah berdasarkan jenis sampah yaitu bak penguna kursi roda dan tunadaksa pengguna
sampah plastik, bak sampah kertas serta bak kruk mudah menemukan dan membuang
sampah bahan organik yang tergambar di sampah. Tunanetra harus dibantu orang lain
tutup bak sampah. Sayangnya pengelola tidak untuk menemukan lokasi tempat sampah tapi
menyediakan petunjuk khusus difabel tentang mudah membuang sampah karena lubang bak
keberadaan tempat sampah. Ada satu spot di sampah dapat dijangkau dengan mudah.
area pintu masuk taman di sisi jalan H.O.S
Cokroaminoto yang terdapat papan petunjuk Semua jenis difabel dapat dengan mudah
larangan untuk tidak membuang sampah membuang sampah, mereka tidak perlu
mengeluarkan tenaga eksatra untuk
B. Taman Menteng menjangkau tempat sampah. Dua jenis bentuk
Tempat sampah yang disediakan pengelola tempat sampah yang ada di taman ini
ada 2 jenis, satu terbuat dari beton cetak dan merupakan bentuk tempat sampah yang
satu lagi terbuat dari besi stainless. Untuk umumnya ada di tempat-tempat umum di
tempat sampah yang terbuat dari beton cetak Jakarta. Sedangkan satu jenis tempat sampah
terletak menyebar di seluruh penjuru taman berbentuk kotak terbuat dari beton cor dengan
sedangkan tempat sampah stainless hanya tinggi bak 60 cm.
ada di dekat area bermain anak.
Karena lokasi tempat sampah menyebar
Kegiatan membuang sampah disemua jenis cukup banyak di penjuru taman, pengunjung
tempat sampah bagi tunarungu, dan tidak terlalu membutuhkan papan petunjuk
tunadaksa pengguna kruk tidak menemui keberadaan tempat sampah. Namun
kendala yang berarti. Berbeda halnya dengan seharusnya petunjuk khusus difabel tetap
tunanetra yang harus berusaha sedikit keras diadakan di sekitar tempat sampah seperti
untuk menggunakan dan menemukan lokasi jalur pemandu atau petunjuk bersuara.
semua jenis tempat sampah, karena tidak Walaupun pengelola sudah menyediakan
tersedianya jalur pemandu. Lubang tempat tempat sampah yang cukup banyak dan
membuang sampah pada tempat sampah tersebar di penjuru taman tetap saja ada
beton cor mudah dijangkau oleh tunadaksa pengunjung biasa dan pengunjung difabel
pengguna kursi roda. Namun pada tempat yang membuang sampah sembarangan, untuk
sampah stainless tunadaksa pengguna kursi itu pengelola juga menyediakan petugas
roda kesulitan menjangkau tempat sampah kebersihan untuk membersihkan area taman
karena antara lokasi tempat sampah dengan setiap pagi jam 9 pagi dan jam 15 sore setiap
jalur pedestrian di dekatnya terdapat harinya.
perbedaan ketinggian sebesar 5 cm.
Beruntung tempat sampah yang ada di Taman Signage Khusus, Rambu dan Marka
Menteng terletak menyebar sehingga A. Taman Tribeca
walaupun tidak ada petunjuk arah tersedia di
Taman Menteng, pengunjung tidak kesulitan Di taman Tribeca hanya ada beberapa papan
untuk menemukan tempat sampah. Kegagalan petunjuk arah setinggi 200 cm dan lebar 60 cm
yang terjadi saat penggunaan tempat sampah serta diberi warna hijau sedangkan plakat
hanya terjadi di tempat sampah stainless berukuran 50 cm x 75 cm juga diberi warna
karena tunadaksa pengguna kursi roda hijau yang berisi tulisan penunjuk arah dan
kesulitan menjangkau tempat sampah akibat ada juga yang berisi gambar denah taman
adanya perbedaan level ketinggian. yang tidak begitu jelas karena memudar akibat
Sayangnya pengelola tidak menyediakan diterpa cuaca. Selain itu terdapat semacam
petunjuk khusus difabel tentang keberadaan plakat dengan quote bahasa Inggris menarik
tempat sampah. Ada satu spot di area pintu yang ditempatkan di area rerumputan dan di
masuk taman di sisi jalan H.O.S Cokroaminoto tengah kolam ikan.
yang terdapat papan petunjuk larangan untuk
tidak membuang sampah Sayangnya tidak tersedia satupun petunjuk
khusus difabel tunanetra, mulai dari jalur
C. Taman Ayodia pemandu, pegangan rambat hingga papan
Dengan banyaknya tempat sampah yang petunjuk suara. Tunadaksa pengguna kursi
disediakan pengunjung biasa maupun roda dan pengguna kruk di taman ini sudah
164
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
cukup mudah memanfaatkan fasilitas papan melihat papan petunjuk bergambar. Papan
petunjuk yang ada. Untuk difabel pengguna petunjuk jenis ke dua yang memiliki tinggi 200
kursi roda harus menengadahkan kepala untuk cm memiliki kesamaan dengan papan petunjuk
melihat papan petunjuk karena ukuran papan yang ada di taman lain seperti Taman Ayodia.
yang tinggi Tunarungu yang mengerti tulisan Sepertinya papan petunjuk ini merupakan
bisa memanfaatkan papan petunjuk dengan kelengkapan taman yang di tempatkan oleh
cukup mudah. dinas pertamanan DKI Jakarta
165
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 14 No 2 Juli 2015:145-167
Hanya pintu masuk dari dalam mall Pengelola taman di semua taman
yang menggunakan pintu otomatis di tidak yang menyediakan parkir khusus
Taman Tribeca yang sudah cukup difabel.
mengakomodasi aksesibilitas difabel. Pengunjung difabel kesulitan saat
Keberadaan tonggak-tonggak di pintu berkegiatan di area parkir karena
masuk di Taman Menteng ruang gerak difabel yang terbatas.
menghambat aksesiblitas tunadaksa Pengunjung difabel jarang
pengguna kursi roda. menggunakan fasilitas parkir di semua
Penyediaan ramp dan tangga yang taman, mereka lebih memilih untuk
cukup nyaman di semua pintu masuk menunggu di tempat yang lebih
di Taman Menteng sudah cukup mudah dijangkau untuk di jemput
mengakomodasi kemampuan difabel. 5. Bangku Taman
Tunadaksa pengguna kursi roda sulit Bangku taman di semua taman cukup
masuk ke dalam Taman Ayodia tanpa mudah digunakan oleh pengunjung
harus dibantu orang lain. difabel.
2. Jalur Pedestrian Tunadaksa pengguna kursi roda tidak
Kemiringan jalur pedestrian di Taman bisa memanfaatkan fasilitas bangku
Tribeca sudah cukup nyaman taman.
digunakan oleh difabel walaupun di 6. Drainase dan Water Feature/Air Mancur
beberapa tempat tunadaksa pengguna Letak drainase di semua taman tidak
kursi roda harus dibantu orang lain. mengganggu kegiatan pengunjung
Jalur pedestrian khususnya jalur difabel.
pedestrian utama di Taman Menteng Drainase di Taman Tribeca dan
sudah cukup nyaman digunakan oleh Taman Menteng sudah cukup baik
difabel dari segi desain karena telah
Di jalur pedestrian yang berukuran dilengkapi penutup untuk keamanan
lebih kecil juga sudah cukup nyaman pengunjung walaupun di beberapa
digunakan difabel meskipun tempat di Taman Menteng ada
tunadaksa pengguna kursi roda yang drainase yang tidak diberi penutup.
akan melewati jalur pedestrian harus Sayangnya drainase di taman
bergantian melintas saat berpapasan menteng tidak berfungsi dengan baik
dengan pengunjung lainnya. sehingga sehabis hujan banyak timbul
Pengunjung difabel yang genangan air yang mneyulitkan
menggunakan ke dua jalur mobilitas pengunjung.
pedestrian di taman yodia tidak 7. Toilet
menemui kendala berarti Hanya di taman tribeca yang
Di beberapa belokan terdapat menyediakan toilet khusus difabel
pertemuan paving block yang tidak yang bisa digunakan tunadaksa
rapi dan tidak rapat sehingga pengguna kursi roda.
menghambat pergerakan kursi roda Di kedua taman lain tunadaksa
dan kruk difabel. pengguna kursi roda tidak bisa
3. Vegetasi menggunakan toilet karena toilet yang
Vegetasi di semua taman memiliki disediakan pengelola hanya
fungsi yang sama yaitu sebagai mengakomodasi kemampuan
peneduh dari panas matahari, pengunjung biasa.
mempercantik tampilan taman, dan 8. Tempat Sampah
sebagai penghasil oksigen yang Tempat sampat di semua taman
membuat area di sekitar tanaman sudah cukup mudah ditemukan karena
menjadi sejuk. tersebar di penjuru taman.
Keberadaan vegetasi di semua taman Pengunjung difabel dapat menjangkau
tidak mengganggu mobilitas difabel. dan membuang sampah dengan
Di semua taman ada vegetasi tepi mudah.
jalur pedestrian yang bisa digunakan 9. Signage Khusus, Rambu dan Marka
sebagai petunjuk perabaan tongkat Di semua taman telah tersedia papan
tunanetra saat berjalan di jalur petunjuk berupa gambar dan tulisan
pedestrian. yang cukup mudah dimanfaatkan
4. Area Parkir
166
Kajian Arsitektural Taman yang Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel
(Fika Masruroh, Lily Mauliani, Anisa)
167