Anda di halaman 1dari 28

ILMU, TEKNOLOGI & SENI

DALAM ARSITEKTUR
SITI FUADILLAH A. A, ST.,MT
Arsitektur
Pengertian  
Secara arti kata (literally) arsitektur (architecture) berasal dari
bahasa Yunani, yaitu gabungan dari dua kata yaitu :
ARCHE = yang pertama, yang awal, atau yang memimpin
TEKTOON = segala sesuatu yang stabil, kokoh, tidak mudah
roboh, atau yang dapat diandalkan.
Archetektoon = pembangunan utama =chief builder . Seiring
perkembangannya istilah arsitektur = hasil yang dibangun,
sedangkan arsitek = pelaku pembangunan.
Pada dasarnya setiap bangunan gedung pasti memiliki
arsitek apakah arsitek Profesional atau pun Do-ItYourselfer.
karena pada dasarnya kodrat setiap manusa yang memiliki
kemampuan merencana dan merancang, yaitu serangkaian
pengambilan keputusan yang didasari atas berbagai
pertimbangan , sebagai contoh : pemilihan warna cat kamar
tidur dan seterusnya.
ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM
ARSITEKTUR
Hingga kini masih banyak ragam pandangan
yang berbeda-beda tentang arsitektur. Keragaman
batasan - batasan tersebut menunjukkan luasnya
lingkup pengertian arsitektur, sehingga untuk
mengetahui arti yang tepat istilah arsitektur yang
digunakan dalam suatu pembahasan haruslah
diketahui terlebih dahulu dalam hubungan apa
istilah itu dipakai. (Parmono Atmadi, 1979)
ARSITEKTUR SEBAGAI DISIPLIN
ILMU
Sebagai suatu disiplin ilmu, maka akan erat kaitannya
dengan"pendidikan" dan "teori". Pada masyarakat
tradisional, pengetahuan membangun dialihkan secara
turun temurun dari generasi ke generasi. Baru menjelang
abad revolusi industri dikenal pendidikan formal arsitek (
orang yang berprofesi di bidang arsitektur ). Dalam
perjalanan sejarah, pendidikan profesi ini sering
disatukan dengan pendidikan seni rupa.
Arsitektur Sebagai Ilmu

Menurut Teori Vitruvius:


Marcus Vitruvus Pollio, filsuf abad 1SM, arsitek dan insinyur
Romawi Abad 1M menyatakan bahwa di zamannya arsitektur
dan desain secara umum telah dinyatakan dalam pengertian
suatu keseluruhan yang merupakan gabungan dari tiga unsure
sebagai berikut:
1. Utilitas = komoditas = fungsi
2. Firmitas = kemantapan = teknologi
3. Venustas = kesenangan = keindahan
Louis Hellman dalam bukunya Architecture for Beginners
menyatakan bahwa terdapat 5 faktor yang mempengaruhi
terjadinya aristektur yaitu :
Needs = kebutuhan
Technology = teknologi
Culture = budaya
Climate = iklim
Society = kemasyarakatan

Disamping aspek-aspek seperti politik, ekonomi, social, budaya dan


lingkungan yang akan mempengaruhi kadar atau kualitas
pemenuhan kelima factor tersebut diatas.
Arsitektur pun berkomunikasi dengan pengguna yaitu manusia
melalui seluruh rentang STIMULI = sesuatu yang dapat
menimbulkan reaksi, sebagai berikut :
Visual = indra penglihatan
Aural atau audial = indra pendengaran
Tactile = indra peraba
Sensual atau olfactual = indra penciuman
Atmospheric = persepsi
Cultural = budaya
Spatial = persepsi ruang
Teknologi dalam Arsitektur
Teknologi Struktur dan Rekayasa
Perhitungannya
Dengan ditemukannya pendekatan -pendekatan
matematis baru dalam perhitungan kekuatan
bahan dan sistem struktur, hasil karya arsitektur
menjadi semakin beragam dan pemanfaatan
bahan secara lebih efisien. Teknologi struktur ini
memiliki keterkaitan timbal balik dengan
teknologi material.
Teknologi dalam Arsitektur
Teknologi Peralatan dan Mesin
Dengan ditemukannya teknologi transportasi vertikal,
teknologi penghawaan serta mesin-mesin utilitas
lainnya, memungkinkan diciptakannya karya-karya
arsitektur yang kompleks maupun gedung-gedung
pencakar langit.
Ditemukan pula software komputer untuk
perhitungan strurktur, utilitas yang sangat membantu
untuk menghitung, dan mengambil keputusan
perencanaan sekompleks apapun secara cepat.
Teknologi dalam Arsitektur
Teknologi Pelaksanaan
Dengan berkembangnya sistem rekayasa konstruksi,
memungkinkan pembangunan pencakar langit secara
cepat, pemanfaatan ruang-ruang bawah tanah secara
efektif.
Seni dalam Arsitektur
Pendidikan arsitektur sering disatukan dengan pendidikan seni
rupa. Karya-karya arsitektur masa lampau dan arsitektur
tradisional di mana saja menunjukkan kaitan yang sangat erat
dengan seni pahat, seni dekoratif dan seni lukis. Selain itu kualitas
estetis pada cabang seni tersebut seperti skala, ritme, proporsi,
simetri dan sebagainya kita jumpai pula analoginya dengan
arsitektur.
Arsitektur memang suatu seni, tetapi berbeda dengan seni lukis
atau seni pahat. Arsitektur sangat terikat dengan berbagai
persyaratan fungsional, sosial, iklim dan sebagainya. Kepekaan
estetis perlu bagi calon arsitek, tetapi selalu harus diimbangi
dengan kepekaan sosial dan pengembangan rasio.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai