Keandalan Monitoring Telkom Data Dalam Operasi Sistem Tenaga Listirk
Keandalan Monitoring Telkom Data Dalam Operasi Sistem Tenaga Listirk
ABSTRAK
Sistem tenaga listrik terus berkembang karena kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik juga terus
meningkat. Di Indonesia rasio elektrifikasi baru mencapai sekitar 60%, sehingga masih diperlukan
pengembangan sistem tenaga listrik yang cukup besar untuk mencapai rasio elektrifikasi 100%.Untuk
mengendalikan sistem tenaga listrik yang besar seperti halnya sistem koneksi Jawa Bali diperlukan sarana
telekomunikasi yang handal dan memadai agar data dan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan
operasi bisa didapat dengan cepat.Sarana telekomunikasi powerline carrier dan serat optik merupakan sarana
telekomunikasi yang praktis hanya dimiliki PLN, khususnya untuk sarana serat optik yang dipasang dalam kawat
petir saluran tegangan tinggi.
ABSTRACT
Electric power systems continue to evolve as the needs of the community will also continue to increase
electric power. Electrification ratio in Indonesia reached about 60%, so it still requires the development of electric
power system large enough to achieve 100% electrification ratio. To control the large electric power systems as
well as Java-Bali system connections necessary telecommunications facilities that are reliable and adequate for
data and information needed to make operating decisions can be obtained quickly. Telecommunications facilities
powerline carrier and fiber optic are the only practical means of telecommunication which is owned by PLN,
particularly for optical fiber means mounted in lightning wire high voltage lines.
2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Proses Penyediaan Tenaga Listrik
Proses pembangkitan tenaga listrik pada
prinsipnya merupakan konversi energi primer menjadi
energi mekanik. Di pusat listrik energi yang
dibangkitkan kemudian dihubungkan melalui circuit
132 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 7 NO. 2,JUNI - DESEMBER 2015
Gardu Induk 2.4 SCADA
Pembangkit Penyaluran Distribusi
(GI)
(JTM) Scada (Supervisory Control And Data
Acquisition) merupakan sistem konfigurasi yang
dipakai untuk memonitor dan mengontrol operasi
Trafo sistem tenaga listrik. Scada ini dipakai untuk
500 KV 150 KV distribusi
20 KV
Gardu
memonitor dan mengontrol areal produksi yang
Distribusi tersebar di area yang cukup luas tanpa harus melihat
langsung ke lapangan.
380/220V
IR
JCC
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 7 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2015 | 133
Karakteristik transmisi fiber optik mencakup membawa informasi dapat dipandu melalui serat optik
redaman dan dispersi yang terjadi pada fiber optik. berdasarkan reflection internal total (pemantulan
Faktor redaman dan dispersi ini sangat menentukan sempurna). Cahaya sebagai gelombang
kualitas fiber optik tersebut sebagai media transmisi elektromagnetik terpandu membawa informasi yang
dalam suatu jaringan komunikasi. disebut mode.
Sistem transmisi pada PT PLN jaraknya jauh,
2.6 POWER LINE CARRIER sehingga media komunikasinya menggunakan fiber
PLC (Power Line Carrier) merupakan teknologi optik jenis Single Mode Step Indeks. Kemampuan
yang memanfaatkan kabel lstrik sebagai media dari fiber jenis ini adalah mempunyai kapasitas
transmisi sinyal pembawa yang mengandung bandwidth lebih besar.
informasi.Sinyal komunikasi ini melalui tahap-tahap Berdasarkan ITU-T (International
pemrosesan sinyal sehingga memungkinkan untuk Telecommunication Union - Telecommunication
ditransmisikan melalui kabel listrik. Standardization sector) yang dikenal dengan CCITT,
Dalam sistem PLC, sinyal telekomunikasi ada empat macam tipe yang sering digunakan yaitu:
disalurkan melalui SUTT. Untuk keperluan ini harus 1. G.652 - Standar Single Mode Fiber
ada peralatan khusus yang berfungsi memasukkan 2. G.653 – Dispersion-shifted single mode fiber
(mencampur) dan mengeluarkan (memisahkan) 3. G.654 – Characteristics of cut-off shifted mode
sinyal telekomunikasi di ujung-ujung SUTT dan fiber cable
frekuensi 50 Hertz yaitu frekuensi energi listrik yang 4. G.655 – Dispertion-shifted non zero Dispertion
disalurkan melalui SUTT. Secara skematis proses fiber.
pencampuran dan pemisahan ini dilakukan dengan
peralatan yang digambarkan pada gambar di bawah Jaringan komunikasi PT PLN (Persero) P3B
ini: yang dalam hal ini jaringan fiber optiknya dikelelola
PT ICON+ menggunakan tipe jenis G.652. Tipe dari
Rel Rel
PMT PMT
jenis fiber single mode ini dapat digunakan pada
Wave Trap Wave Trap
STM-1 (Synchronous Transport Module ) (155 Mbit/s)
Trafo
SUTT
Trafo
untuk mencakup jarak lebih dari 1280 km tanpa
PMT PMT menggunakan repeater (pengulang/penguat) dan
Line Line
G.I Matching Matching G.I pada STM 4 (622 Mbit/s) digunakan untuk jarak lebih
Unit Unit
Tx Tx dari 160 km dengan memakai amplifier fiber optik.
Rx Rx
Coaxial
Cable
Coaxial
Cable
Menurut ITU-T jarak yang dapat dicakup untuk STM
Suara
Drainage
Coil
Drainage
Coil Suara
16 adalah sebesar 160 km, tetapi jarak tersebut
Data Data hanya dapat dicapai dengan menggunakan post
amplifier (penguat) optik dan pre-amplifier sedangkan
untuk STM 64 jarak yang dapat dicakup adalah
Gambar 2.5 Blok diagram PLC sebesar 40 – 80 km.
Untuk menyempurnakan jalur komunikasi pada 3.1 Komponen-komponen Transmisi Serat Optik
saluran tenaga listrik tersebut, dibutuhkan peralatan
saluran kopling yang terdiri dari Wave Trap, Kapasitor
Electrical
Kopling, Line Matching Unit/Line Tuner dan Input Transmitter
Protection Device (peralatan pengaman). signal
WaveTrap harus dipasang kedua sisi Drive Light Conector Optical Splice
penghantar di kedua lokasi GI/PLT yang menuju ke Circuit Source
Switch Gear, dimana sinyal frekuensi tinggi tidak Optical
mengalir ke peralatan gardu induk. Fiber
Kopling Kapasitor digunakan untuk meneruskan Receiver Optical Couple or
Beam Splitter
frekuensi tinggi dari peralatan PLC ke penghantar Repeater Electronics To other
tegangan tinggi dan memblok tegangan tingginya
Optical Splice Equipment
yang berfrekuensi rendah yaitu antara 50 s/d60 Hz. Optical
Line Tuner digunakan untuk menyesuaikan Transmitter
impedansi, antara impedansi line yang berkisar
antara 300 s/d 400 Ohm dengan impedansi terminal Receiver
Fiber
PLC yaitu 75 Ohm atau 125 Ohm. Optical flyead
Optical Signal Electrical
Protection Device untuk menyalurkan arus pada Amplifier Receiver Restorer Signal Out
frekuensi 50 Hz ke tanah yang masih terdapat Amplifier
dibagian bawah atau tegangan rendah dari kapasitor
kopling. Adapun frekuensi kerja yang digunakan Sumber: PT PLN, P3B
untuk sistem PLC adalah diantara 50 s/d 500 kHz. Gambar 3.1 Komponen Sistem Transmisi Fiber Optik
134 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 7 NO. 2,JUNI - DESEMBER 2015
4.1.1 Komponen Pasif FS : Fiber Short Span
CTB : Copper Terminal Box
Tabel 3.1 Komponen Pasif Pada Sistem FA : Fiber Armoured
Transmisi Serat Optik TDB : Telephone Distribution Box
FOT : Fiber Optical Terminal
Komponen Rincian Nilai CPM : Commutator Position Multilines
Kabel Fiber Loss kabel 1300 nm 0.5 dB/ km OTB : Optical Terminal Box
Optik Loss kabel 1550 nm 0.25 dB/ km NMS : Network Management System
Moda Dispersi 0.25 ns/ km SSM : Sopho System Manager
(Multimode)
VM : Voice Mail
Material Dispersi
(singlemode)
sistem 1300 nm 0 5. PEMBAHASAN
sistem 1550 nm 0.14 ps/ km GHz 4.1 INFRASTRUKTUR
Konektor Loss 0.5 – 1.0 dB Infrastruktur telekomunikasi yang dimiliki oleh
Splice Loss 0.1 – 0.2 dB
PT PLN yang dibangun sebagai kelengkapan sistem
Kopler/ Loss 1.0 – 5.0 dB
Splitter distribusi listrik (PLN). Infrastruktur komunikasi PT
Sumber: PT PLN, P3B PLN (Persero) P3B yang dalam hal ini jaringan fiber
optiknya dikelelola PT ICON+ .
3.1.2 Komponen Aktif Jaringan Telekomunikasi PT PLN
• Lokasi : Jawa – Bali yaitu Jakarta, Cikampek,
Tabel 3.2 Komponen Aktif Pada Sistem Cirebon, Pekalongan, Semarang, Purwodadi,
Transmisi Serat Optik Surabaya, Banyuwangi, Denpasar, Jember,
Malang, Madiun, Solo, DIY, Purwokerto,
Komponen Rincian Nilai Tasikmalaya, Bandung, Bogor.
Transmitter
LED (sistem multimode) B < 200 MB/s • Kapasitas Terpasang : 2 Gbps (STM 16)
LD (singlemode) B > 200 Mb/ s • Kapasitas Terpakai : 2 Mbps
Receiver
p-n Photodiode • Kapasitas Idle : 1,8 Gbps
p-i-n Photodiode
Crosstalk < -20 dB
4.2 Kinerja Master Scada dan RTU 500 KV
Optical Switch/ Switching Voltage < 10 Volt
Modulator Loss 1 – 5 dB
Dibawah ini merupakan data Laporan kinerja
Bandwidth > 1 GHz RTU yang dimulai dari tanggal 1 Februari 2011 00:00
Optical – 28 Februari 2011 23:59.
Gain 20 – 30 dB
Amplifier • Region 1 meliputi Jakarta Raya dan Banten
Sumber: PT PLN P3B • Region 2 meliputi Jawa Barat
• Region 3 meliputi Jawa Tengah dan D.I.Y
3.2 Sistem Jaringan Telekomunikasi Fiber Optik • Region 4 meliputi Jawa Timur dan Bali.
pada PT PLN (Persero) • Down Time adalah waktu gangguan dan
pemeliharaan dalam satuan jam.
OPGW 150 KV/ 500KV
Keterangan :
GRATI 500KV 16.304 655.695 97.574
OPGW : Optical Ground Wire
GRESIK 500KV 11.856 660.144 98.236
PAX : Private Automatic Exchange REGION 4 SURABAYA BRT 500KV 11.926 660.074 98.225
FL : Fiber Long Span PAITON 500KV 0.804 671.196 99.880
MDF : Main Distribution Frame KEDIRI 500KV 26.463 645.537 96.062
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 7 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2015 | 135
kapasitas dari single mode ini besar (bandwith lebih
Total Summary 4.76 667.24 99.292 besar).
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Jaringan telekomunikan PLC yang sudah ada
waktu gangguan dan pemeliharaan (down time) rata- dijadikan backup ketika fiber optik sedang mengalami
rata untuk seluruh regionnya cukup kecil yaitu rata- gangguan.
rata 4,76 jam dalam sebulan dan availabilitynya rata-
rata di atas 90% hal ini menunjukkan bahwa untuk
monitoring fiber optik sangat andal. DAFTAR PUSTAKA
136 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 7 NO. 2,JUNI - DESEMBER 2015