Disusun Oleh:
Titha Aulia Silalahi 1904100003
Sawlinda 1904100030
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “STRUKTUR HEWAN” dengan judul
‘’Struktur Pada Sistem Integument Hewan ‘’
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampuh mata kuliah kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................i
Daftar Isi........................................................................................ii
Daftar Gambar...............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................35
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sistem integumen /sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh
suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar.Fungsinya antara lain
sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor ,respirasi,
ekskresi,termoregulasidan osmoregulasi/homeostatic.
Sistem integument adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan Hewan terhadap lingkungan sekitarnya.Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringatdan produknya (kering atau lendir).Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum",
yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat di luar jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling
luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung
tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?
2. Bagaimana sistem integumen pada pisces?
3. Bagaimana sistem integumen pada amphibi?
4. Bagaimana sistem integumen pada reptil?
5. Bagaimana sistem integumen pada aves?
6. Bagaimana sistem integumen pada mamalia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integument
2. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada pisces
3. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada amphibi
4. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada reptil
5. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada aves
6. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada mamalia
7.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan
dalam/kulit jangat).Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum korneum, stratum
lusidum.stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas.Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
5
berfungsi mengganti stratum korneum.Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan
mengandung pigmen melanin.Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
Stratum granulosum, mengandung pigmen
Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat,
dan kelenjar minyak.Kelenjar keringat menghasilkan keringat.Banyaknya keringat yang
dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan
pengaturan suhu.Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi
adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan
bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler
di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan
sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan
kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga
kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak
aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus. Dermis
terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar,
dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat
yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan
melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat
tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di
dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
6
Akar rambut
Pembuluh darah
Syaraf
Kelenjar minyak (glandula sebasea)
Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh
suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.
kulit dapat dibedakan yaitu;
Kulit Tebal
Tebal 0,8 mm – 1,4 mm. Terdiri dari 5 lapisan. Dari bawah yaitu : Stratum Basale
(Germinativum), Stratum Spinosum, Stratum Granulosum, Stratum Lucidium, dan Stratum
Corneum.
Kulit Tipis
Tebal 0,07 mm – 0,12 mm. Memiliki 4 lapisan, tanpa Stratum Lucidium (Guton, Arthur C.) ,
terdapat pada bagian yang kekurangan rambut (telapak kaki dan telapak tangan).
7
a. Stratum Germinativum
Terdiri dari epidermal stem cells, melanocytes, dan keratinocytes. Merupakan lapisan
epidermis paling bawah. Terbentuk dari jaringan ikat longgar. Berbatasan langsung dengan
dermis. Sel-sel yang mendominasi adalah sel-sel stem yang besar/ sel basale. Aktifitas
melanocytes menyebabkan kulit bewarna kecoklatan. Sel merkel yang banyak terdapat pada
bagian yang kekurangan rambut, mengeluarkan zat kimia yang peka terhadap sentuhan.
b. Stratum Spinosum
Lapisan epidermis yang paling tebal, terdiri daru berbagai macam bentuk sel (polyhedral
sampai sel-sel yang berbentuk tipis) sehingga nampak berduri (spin). Disini juga terdapat
keratinocytes yang ktif melakukan mitosis. Stratum basal dan spinosum disebut lapisan malphigi
yang bertanggung jawab dalam pergantian epidermal keratinocytes.
c. Stratum Granulosum
Terdapat keratinocytes yang tergantikan oleh atau dari stratum spinosum. Ketika sel
tersebut mencapai lapisan ini, mulai untuk membuat protein keratohyalin dan keratin dalam
jumlah banyak. Keratohyalin merupakan zat tanduk, menyebabkan kulit less permeable. Keratin
merupakan bahan penyusun utama rambut dan kuku.
d. Stratum Lucidium
Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal (thick skin). Walaupun lapisan ini berisi sel-
sel tipis dan kekurangan organel dan nuclei, akan tetapi mengandung keratin filament yang tebal.
Plasma membran mengalami penenbalan akibat penyuluran protei non kreatin (infolokrin). Tidak
terlihat bawah pada standard hytological layer.
e. Stratum Corneum
Terletak di permukaan, 15-10 lapisan tipis (epitel pipih), sel mati, interloching cells.
Disebut juga lapisan tanduk (horny layer).
f. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada
permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis
dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan.
Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai
8
korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari
basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum
dan kornium.
g. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat
pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh
REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes
berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan
stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
h. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah
dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
i. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum.
Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel epidermis.
Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina.
Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi
Fungsi Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi :
1. Sebagai pelindung atau alat proteksi lapisan kulit bagian luar relative impermeable
terhadap air, untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
2. Sebagai tempat eksteroreseptorpada bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa
akhiran saraf bebas atau badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam
rangsang dari lingkungan eksternal.
3. Sebagai alat ekskretori pada kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat dan
kelenjer-kelenjer lemak yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil metabolism
baik berupa air, lipida atau garam-garam keluar tubuh.
4. Sebagai alat respirasi atau alat pernafasan terutama pada hewan-hewan akuantik
dengan struktur kulit yang tipis selalu basah dan sangat vaskuler. Kondisi kulit seperti ini
9
sangat kondusif untuk proses difusi gas O2 yang terlarut dalam air masuk ke kapiler-
kapiler darah dipermukaan kulit tubuh.
5. Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan yaitu terdapat kelenjer mammae (kelenjer
susu) yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau yang baru lahir.
Dan kulit tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang berupa lemak.
6. Sebagai alat gerak pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalrlawar, cecak
terbang dll, derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.
7. Sebagai tempat pembentukan vitamin D pada manusia pembentukan vitamin D3 pada
kulit sangat penting untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dibentuk dari
dehidrokolesterol yang dihasilkan oleh hati dengan bantuan cahaya matahari dikulit.
1. warna pigmen
2. warna fisis (pembiasan, pemantulan, penguraian cahaya) contoh sel-sel pigmen /
kromatofor :
1) melanofor, pigmen melanin, warna coklat-hitam
2) xanthofor, pigmen warna kuning
3) eritrofor, pigmen warna merah
4) guanofor, disebut juga iridosit, karakteristik pada amfibi, ikan, reptil.
10
- Kulit tebal berwarna lebih putih dan jernih karena adanya stratum lusidum yang
mengandung gel eleidin (penjernihan), seperti kulit telapak kaki dan kulit telapak tangan.
Sedangkan kulit tipis berwarna lebih gelap karena tidak ada stratum lusidum.
- Kulit tebal dikatakan tebal karena memiliki s. korneum yang lebih tebal
- kulit tebal lebih kasar karena bergesekan dengan benda-benda lain, dimana kasar tadi
dihasilkan oleh sel tanduk
C. SISTEM INTEGUMEN PISCES
Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya, seperti
sisik dan kelenjar beracun. Sistem integumen pada seluruh makhluk hidup merupakan bagian
tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat makhluk hidup tersebut hidup
atau berada.
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit beserta drivat, contohnya
adalah sisik dan kelenjar beracun.
1. Kulit
Struktur kulit ikan
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan lapisan dalam
yang disebut Dermis atau Corium.
11
Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang dapat
menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin. Jika zat tersebut
bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada
bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang
dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu
sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat
berenang lebih cepat, pada ikan belut sendiri digunakan untuk mempertahankan diri dari
mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu
lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang
mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan
luka.
b. Dermis
Lapisan kulit dalam atau dermis akan lebih tebal dari lapisan kulit luar. Dermis mengandung
pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Lapisan ini juga berperan dalam proses
pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.
Sisik ikan
Terdapat macam-macam sisik ikan, yang diantaranya :
1) Sisik Pelacoid
2) Sisik Ctenoid
3) Sisik Cycloid
12
Berikut penjelasannya :
1) Sisik Pelacoid
Sisik Placoid atau dermal denticle, yaitu sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok
Elasmobranchii dan Chondrichthyes disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi
manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan email yang disebut sebagai vitrodentin
dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal.
2) Sisik Ctenoid
Sisik Ctenoid terdapat pada ikan bertulang sejati (Teleostei) yang mempunyai jari-jari
sirip keras (Acanthopterygii). Berbentuk pipih, tipis dan transparan, tidak mengandung dentine
atau enamel, serta pada bagian posterior terdapat semaam duri-duri kecil atau Ctenii. Pada
bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius).
3) Sisik Cycloid
Sisik Cycloid terdapat pada ikan Teleostei yang memiliki jari-jari lunak pada siripnya
(Malacopterygii). Betuk sisik ini lebih bulat dan tidak mengandung dentine atau enamel. Pada
bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius). Pada
ikan dari daerah subtropis, circuli dapat digunakan untuk menentukan umur ikan.
4) Sisik Cosmoid dan Ganoid
Sisik Cosmoid
Sisik Cosmoid terdapat pada ikan yang sudah menjadi fosil atau terdapat pada ikan
primitif seperti ikan Latimeria dan sisik ini permukaan luar berlapis denticulate.
Sisik Ganoid
Sisik Ganoid terdapat pada ikan-ikan Acanthopterygii contohnya ikan Acipencer serta pada
lapisan luar sisik dibentuk dari substansi garam anorganik yang keras (ganoine).
13
Kelenjar Beracun
Kelenjar Beracun juga terdapat pada sistem integumen, dimana kelenjar beracun
ini merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir.
Kelenjar beracun ini berfungsi sebagai alat mempertahankan diri, menyerang atau melumpuhkan
mangsa. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain ikan-
ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan
Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal
(Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,
melainkan dari kelenjar empedu.
-Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan coklat
14
permukaanuntuk mencari makanan. Di laut dalam terletak antara 300 – 1000 meter
dibawahpermukaan laut.
Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebutsel cahaya atau photophore
(photocyt). Ini biasanya terdapat pada golonganElasmobranchii (Sphinax, Etmopterus,
Bathobathis moresbyi) dan Teleostei(Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae)
Amphibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit
tersusun atas :
Epidermis
Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan lapisan
jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan jagat
dibentuk lapisan jangat baru, sewaktu lapisan jangat yang lama terkelupas telah ada
penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali.
Dermis
Pada dermis terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan
seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah dalam dari
dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat selanjutnya di sebelah bawah
jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah.
Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir yang banyak,
mencegah kulit dari kekeringan.Kulit juga memfasilitasi pertukaran gas yang memungkinkan
amfibi untuk bernapas ketika mereka menjalani hibernasi.Kulit dicegah dari kerusakan oleh
predator, banyak amfibi telah berevolusi, kelenjar racun di kulit dan toksisitas dari kelenjar
bervariasi sesuai dengan spesies.Racun yang dikeluarkan oleh beberapa amfibi yang fatal bagi
15
manusia juga tapi sisanya memiliki efek yang sangat sedikit atau ringan.Kelenjar yang
bertanggung jawab untuk produksi toksin adalah kelenjar paratoid yang melepaskan bufotoxin
dan terletak di belakang telinga katak dan kodok tertentu sementara di salamander mereka hadir
tepat di belakang mata.
Struktur yg menutupi ini dibatasi oleh adanya struktur dinamis tertentu khas vertebrata
misalnya, adanya lapisan luar yang sangat cornified yang mengalami molting reguler dan proses
ini dikendalikan oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan tiroid. Kutil atau
thickenings lokal adalah karakteristik kodok. Bagian luar kulit ditumpahkan secara periodik
dalam satu potong, sementara pada mamalia dan burung itu tertumpah dalam serpih dan mereka
juga dikenal untuk makan kulit sloughed. Kromatofora juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang
bertanggung jawab untuk warna kulit amfibi dan disusun dalam tiga lapisan.Tiga lapisan
biasanya termasuk sel-sel yang dikenal sebagai melaophores, guanophores dan
lipophores.Banyak spesies yang juga dikenal untuk mengubah warna kulit mereka dan ini benar-
benar di bawah kendali kelenjar pituitari.Warna yang sangat terang biasanya menunjukkan
bahwa kulit sarat dengan kelenjar racun.
Kulit Amfibi/Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi
terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
1). Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk memudahkan
katak melepaskan diri bila ditangkap.
2). Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu dapat
secara efektif mematikan hewan lain.
Racun yang terdapat pada Amfibi/Amphibia sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut
(Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi tentang kodok neotropik
dari keluarga Dendrobatidae yang baracun, menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid
alkaloid yang berefek pada saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi
adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant.
Kelenjar mukus dan kelenjar racun pada Amfibi/Amphibia dikelompokkan sebagai
kelenjar alveolar. Klenjar alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluran
tetapi produknya dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Akat tetapi ada juga
beberapa amphibi yang mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar demikian sering
ditemukan di ibu jari pada katak dan kodok dan terkadang juga ditemukan di bagian dadanya.
Kelenjar ini menjadi fungsional selama musim reproduksi selama musin reproduksi dan
mengeluarkan cairan yang membantu pejantan dalam melekatkan diri ke betina selama musim
16
kawin, bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular pada dagu pejantannya yang
mengeluarkan cairan khusus untuk menarik betina selama musim reproduksi
Anura
Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan kulit halus
yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit warted dikenal sebagai kodok.
Caudata
Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya keluarga , family
Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Mereka mungkin darat atau air tetapi
banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka
kebanyakan menghabiskan hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi
padat, yang muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata
lain. Gymnophiona Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah panjang, silinder,
binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar
yang meningkatkan kesamaan mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi
kebanyakan hidup di bawah tanah di liang mereka melubangi.
E. SISTEM INTEGUMEN REPTIL
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota
suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti
halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita
amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis)
yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan
bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar
membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di
17
tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai
bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan
terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah.
Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami
keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon)
integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea
pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam.
Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem
nervosum outonomicum.
Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo , yaitu ordo
Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata
a) Ordo Chelonia
Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil.
Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali
dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri
dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian
bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis.
Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara
lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.
Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang
lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu, yang
merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat
resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus
21
yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
a. Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b. Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
c. Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :
a. Tectrices, yang menutupi badan.
b. Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :
- Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia.
- Remiges secundariae yang melekatya secara cubital pada radiol ulna.
d. Parapterum, yang menutupi daerah bahu.
e. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh
tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada
reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah
luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang
lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya
22
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:Filoplumae, Plumulae, Plumae, Barbae
23
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/
bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah
menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung
melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan
membantu menghangatkan telur saat pengeraman
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur
bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu
adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut
dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2,
yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam
asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin
yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
1. Cancella – sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit,
saling bersilang dengan alur yang dangkal.
2. Reticula – kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan
lateral dan medialmetatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.
3. Scutella – Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang,
dari metatarsus ayam.
24
4. Scute – sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus dan
permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti pada sisik reptilia.
Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat
terletak di antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang lebih
dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan
sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.
1. Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
25
3. Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di
tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin.
4. Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang
terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga
terdapat sel langerhans.
5. Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui
setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan
stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit
Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar
keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat
penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga
terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.
Hipodermis
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga
berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh
Ciri-Ciri Kulit
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.
26
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal
jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut:
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyaring udara.
3. serta bersinergi dengan keseluruhan derivat kulit berfungsi sebagai pengatur suhu. Pada waktu
tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara,
dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Demikian suhu tubuh akan turun. Cara
pelepasan panas dari kulit bisa juga terjadi dengan pengaliran panas dari benda yang disentuh,
misalnya menyentuh pakaian.
Jika tubuh dalam keadaan dingin, pembuluh darah akan mengerut, dan kelenjar keringat
tidak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi pengeluaran panas dari
tubuh. Untuk mengimbangi keadaan ini, alat ekskresi yang berperan dalam keadaan dingin
adalah ginjal, sehingga kita sering merasa ingin buang air kecil pada waktu dingin.
4. pendorong penguapan keringat dan
5. indera peraba yang sensitive.
Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin).Bagian
dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
27
1. fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam
tiap harinya.Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi. Warna rambut
ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh
hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen.
Kuantitas dan kualitas distribusi rambut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme
( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
Kuku
Kuku adalah lempeng sel epitel berkertain pada permukaan dorsal setiap falang distal.Kuku pada
mamalia (manusia) merupakan lempeng-lempeng yang mengalami penandukan, yang terdapat pada
permukaan dorsal ujun-ujung jari-jari dan ibu jari.Dasar kuku merupakan penebalan permukaan epitel
jari-jari.
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras
dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda – benda
kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku
kaki: 12- 18 bulan.
Kuku dibentuk melalui proliferasi dan keratinasi sel-sel epitel dalam matriks kuku
namun susunannya lebih sederhana.Akar kuku dan matriksnya terletak di bawah lipatan kulit
yang disebut lipat kuku proksimal.Stratum korneum epidermis lipat ini dapat meluas sedikit di
permukaan atas kuku, membentuk pelapis tipis bagian proksimal 0,5-1 mm, yang disebut
eponichium. Di tempat lipat kuku lateral melipat ke dalam alur kuku lateral, epidermisnya tidak
berstratum korneum dan berlanjut dibawah batang lempeng kuku sebagai dasar kuku. Hanya
stratum basal dan stratum spinosum yang terdapat dalam dasar kuku.Epitel lempeng kuku timbul
dari matriks kuku.Ujung proksimal matriks meluas ke dalam akar kuku.Sel-sel matriks
membelah, bergeser ke distal, dan akhirnya mengalami kornifikasi, yang membentuk bagian
28
proksimal lempeng kuku. Lempeng kuku kemudian bergeser ke depan di atas dsar kuku (yang
tidak ikut dalam pembentukan lempeng). Ujung distal lempeng menjadi bebas dari dasar kuku
dan habis terkikis atau terpotong.Bagian anterior dasar kuku terlihat berbayang melalui kuku
semitransparan sebagai bangunan bentuk sabit putih disebut lunula.Namun, seringkali lunula ini
Seperti pada matriks rambut, sel-sel matriks kuku mensintesis banyak keratin dan granul
keratohialin.Sewaktu terikat pada dasar kuku, mereka ditransformasi menjadi unsur-unsur sangat
pipih tanpa inti, terdiri atas keratin dalam matrei interfibrilar keras.Dermis dasar kuku sangat
vaskular dan hal ini tercermin dari warna merah muda yang tampak melalui kuku
translusen.Warna ini secara klinik berguna sebagai gambaran kasar derajat oksigenasi darah.
Tanduk
Tersusun atas dua komponen utama, yaitu cangkang atas (carapace) dan dasar (Plastron)
yang dihubungkan tulang Ridges.Tulang cangkang terdiri dari gabungan tulang iga dan
vertebrata.Sedangkan plastron terdiri dari tulang abdominal dan clavicle.Beberapa kura-kura
juga hanya ada yang memiliki tempurung fleksibel, diantaranya beberapa kura-kura air dan
penyu.Kebanyakan anakan kura-kura mempunyai tempurung Fenestra (daerah terbuka) antara
tulang cangkang (carapace), dan menyatu pada masa tuanya.Keunikan lain dari kura-kura adalah
Pectoral dan Pelvis Gridles yang dibatasi/ dilindungi dalam tulang iganya.Orientasi vertikalnya
memberi dukungan dari dalam untuk tempurungnya dan sebagai ventral anchor yang kuat untuk
lengan-lengan dan otot. Dua lapisan pelindung dalam tempurung adalah:
a.Lapisan tengah, kaya akan ujung syaraf dan pembuluh-pembuluh darah kecil.
b.Lapisan pelindung luar (Scut/ skutes)/ lamina, rata-rata terdapat skat eksternal.
30
Antler (rangga)
Tanduk jerapah
31
Cula (rhinoceros horn)
-Dasar (Plastron)
Pada bagian Plastron, disusun oleh struktur, yaitu Gular, Humeral, Pektoral, Abdominal,
Femoral dan Anal, sedangkan bagian Carapace tersusun atas Nukhal, Marginal, Costal, Pigal dan
Neural.
Tidak semua tanduk terdapat zat tanduk, tanduk dibagi atas tiga macam:
a.Tanduk kosong (Hollow Horn)/ True Horn), terdapat seludang tanduk yang meliputi suatu
sumbu tulang, tidak pernah dilepaskan dan yidak pernah bercabang. Terdapat pada
jantan dan betina.
b.Tanduk Rambut, berasal dari rambvut yang berfusi. Contoh: Cula Badak. Cula tidak
bercabang dan tidak bisa dilepas.
c.Rangga (Antler), tanduk tajam dan bercabang-cabang, seperti tanduk Rusa, dapat
dilepaskan,
Tanduk adalah proyeksi yang berasal dari kepal yang lebat dari kulit keras. Tanduk
banyak mengandung keratin di dalmnya, protein Yng jug ada di rambut dan kuku manusia.
32
Kelenjar – Kelenjar Pada Kulit
a) Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
b) Kelenjar Mammae Kelenjar mammae atau payudara merupakan derivatif sel epitel dan
lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek hormonal pada
payudara paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Setiap
kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam
jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.
c) Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
- kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh
terhadap setress, nyeri dll.
- Kelenjar Apokrin.Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada
folkel rambut Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan
berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti
susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian
luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan
serumen(wax).
33
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
34
DAFTAR PUSTAKA
35