Anda di halaman 1dari 35

Tugas Mata Kuliah Struktur Hewan

STRUKTUR PADA SISTEM INTEGUMEN HEWAN

Disusun Oleh:
Titha Aulia Silalahi 1904100003

Jaharuddin Tanjung 1904100014

Putri Wulandari Sembiring 1904100013

Ratih Monika Nasution 1904100018

Rahmaniah Aulia 1904100007

Sawlinda 1904100030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEMESTER 3


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LABUHANBATU
T.A 2020

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “STRUKTUR HEWAN” dengan judul
‘’Struktur Pada Sistem Integument Hewan ‘’

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampuh mata kuliah kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Rantau Prapat, 22 Oktober 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................i

Daftar Isi........................................................................................ii

Daftar Gambar...............................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................

1.1 Latar Belakang………………………………………4

1.2 Tujuan Penulisan..........................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................

2.1 Pengertian Sistem Integumen .....................................5

2.2 Sistem Integumen Pisces ...........................................11

2.3 Sistem Integumen amphibi..........................................15

2.4 Sistem Integumen Reptil..............................................17

2.5 Sistem Integumen Aves...............................................21

2.6 Sistem Integumen Mamalia .......................................25

BAB III PENUTUP ......................................................................

3.1 Kesimpulan dan Saran ...............................................34

DAFTAR PUSTAKA....................................................................35

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.     LatarBelakang
Sistem integumen /sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh
suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar.Fungsinya antara lain
sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor ,respirasi,
ekskresi,termoregulasidan osmoregulasi/homeostatic.
Sistem integument adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan Hewan terhadap lingkungan sekitarnya.Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringatdan produknya (kering atau lendir).Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum",
yang berarti "penutup".
 Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat di luar jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling
luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung
tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?
2. Bagaimana sistem integumen pada pisces?
3. Bagaimana sistem integumen pada amphibi?
4. Bagaimana sistem integumen pada reptil?
5. Bagaimana sistem integumen pada aves?
6. Bagaimana sistem integumen pada mamalia?
1.3     Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integument
2. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada pisces
3. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada amphibi
4. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada reptil
5. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada aves
6. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada mamalia
7.
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Sistem Integumen


Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkalimerupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasaLatin "
integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen merupakan suatu sistem yang sangat
bervariasi, sehinggastrukturnya tersusun oleh organ atau struktur tertentu dengan memiliki fungsi
yangbermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya
danderivat-derivat dari kulit.
B. Kulit
Kulit yang sebenarnya terdiri dari lapisan utama yaitu epidermisdan dermis, derivat
integumen adalah struktur tertentu dimana secara embryogenetik yangberasal dari salah satu atau
kedua lapisan dari kulit yangsebenarnya.

Susunan Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan
dalam/kulit jangat).Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

1) Epidermis
Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum korneum, stratum
lusidum.stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas.Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
5
berfungsi mengganti stratum korneum.Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan
mengandung pigmen melanin.Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar.

 Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
 Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
 Stratum granulosum, mengandung pigmen
 Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

2) Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat,
dan kelenjar minyak.Kelenjar keringat menghasilkan keringat.Banyaknya keringat yang
dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan
pengaturan suhu.Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi
adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan
bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler
di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan
sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan
kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga
kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak
aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus. Dermis
terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar,
dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat
yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan
melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat
tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di
dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.

6
 Akar rambut
 Pembuluh darah
 Syaraf
 Kelenjar minyak (glandula sebasea)
 Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
 Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh
suhu luar

3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.
kulit dapat dibedakan yaitu;
Kulit Tebal
Tebal 0,8 mm – 1,4 mm. Terdiri dari 5 lapisan. Dari bawah yaitu : Stratum Basale
(Germinativum), Stratum Spinosum, Stratum Granulosum, Stratum Lucidium, dan Stratum
Corneum.
Kulit Tipis
Tebal 0,07 mm – 0,12 mm. Memiliki 4 lapisan, tanpa Stratum Lucidium (Guton, Arthur C.) ,
terdapat pada bagian yang kekurangan rambut (telapak kaki dan telapak tangan).

7
a. Stratum Germinativum
Terdiri dari epidermal stem cells, melanocytes, dan keratinocytes. Merupakan lapisan
epidermis paling bawah. Terbentuk dari jaringan ikat longgar. Berbatasan langsung dengan
dermis. Sel-sel yang mendominasi adalah sel-sel stem yang besar/ sel basale. Aktifitas
melanocytes menyebabkan kulit bewarna kecoklatan. Sel merkel yang banyak terdapat pada
bagian yang kekurangan rambut, mengeluarkan zat kimia yang peka terhadap sentuhan.
b. Stratum Spinosum
Lapisan epidermis yang paling tebal, terdiri daru berbagai macam bentuk sel (polyhedral
sampai sel-sel yang berbentuk tipis) sehingga nampak berduri (spin). Disini juga terdapat
keratinocytes yang ktif melakukan mitosis. Stratum basal dan spinosum disebut lapisan malphigi
yang bertanggung jawab dalam pergantian epidermal keratinocytes.
c. Stratum Granulosum
Terdapat keratinocytes yang tergantikan oleh atau dari stratum spinosum. Ketika sel
tersebut mencapai lapisan ini, mulai untuk membuat protein keratohyalin dan keratin dalam
jumlah banyak. Keratohyalin merupakan zat tanduk, menyebabkan kulit less permeable. Keratin
merupakan bahan penyusun utama rambut dan kuku.
d. Stratum Lucidium
Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal (thick skin). Walaupun lapisan ini berisi sel-
sel tipis dan kekurangan organel dan nuclei, akan tetapi mengandung keratin filament yang tebal.
Plasma membran mengalami penenbalan akibat penyuluran protei non kreatin (infolokrin). Tidak
terlihat bawah pada standard hytological layer.
e. Stratum Corneum
Terletak di permukaan, 15-10 lapisan tipis (epitel pipih), sel mati, interloching cells.
Disebut juga lapisan tanduk (horny layer).

Tipe Sel : Keratinocytes, Melanocytes, Sel Merkel, Sel Langerhans.

f. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada
permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis
dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan.
Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai
8
korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari
basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum
dan kornium.
g. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat
pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh
REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes
berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan
stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
h. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah
dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
i. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum.
Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel epidermis.
Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina.
Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi
Fungsi Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi :
1. Sebagai pelindung atau alat proteksi lapisan kulit bagian luar relative impermeable
terhadap air, untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
2. Sebagai tempat eksteroreseptorpada bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa
akhiran saraf bebas atau badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam
rangsang dari lingkungan eksternal.
3. Sebagai alat ekskretori pada kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat dan
kelenjer-kelenjer lemak yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil metabolism
baik berupa air, lipida atau garam-garam keluar tubuh.
4. Sebagai alat respirasi atau alat pernafasan terutama pada hewan-hewan akuantik
dengan struktur kulit yang tipis selalu basah dan sangat vaskuler. Kondisi kulit seperti ini
9
sangat kondusif untuk proses difusi gas O2 yang terlarut dalam air masuk ke kapiler-
kapiler darah dipermukaan kulit tubuh.
5. Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan  yaitu terdapat kelenjer mammae (kelenjer
susu) yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau yang baru lahir.
Dan kulit tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang berupa lemak.
6. Sebagai alat gerak pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalrlawar, cecak
terbang dll, derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.
7. Sebagai tempat pembentukan vitamin D pada manusia pembentukan vitamin D3 pada
kulit sangat penting untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dibentuk dari
dehidrokolesterol yang dihasilkan oleh hati dengan bantuan cahaya matahari dikulit.

Warna kulit disebabkan oleh :

1. warna pigmen
2. warna fisis (pembiasan, pemantulan, penguraian cahaya) contoh sel-sel pigmen /
kromatofor :
1)      melanofor, pigmen melanin, warna coklat-hitam
2)     xanthofor, pigmen warna kuning
3)      eritrofor, pigmen warna merah
4)     guanofor, disebut juga iridosit, karakteristik pada amfibi, ikan, reptil.

Pada vertebrata, warna berfungsi sebagai :


-          Perlindungan
-          Menarik perhatian (peringatan, daya tarik seksual)
-          Mengontrol absorpsi panas dan pemeliharaan
-          Melindungi sistem saraf atau gonad dari cahaya
-          Mengontrol sintesis vitamin D
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain:
1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang
bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.
2. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan
dan menghasilkan pewarnaan merah muda . Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang kilit
putih (Kaukasian)
3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum korneum,
dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan
pada pewarnaan kulit.

Perbedaan kulit tebal dan kulit tipis.

10
- Kulit tebal berwarna lebih putih dan jernih karena adanya stratum lusidum yang
mengandung gel eleidin (penjernihan), seperti kulit telapak kaki dan kulit telapak tangan.
Sedangkan kulit tipis berwarna lebih gelap karena tidak ada stratum lusidum.
- Kulit tebal dikatakan tebal karena memiliki s. korneum yang lebih tebal
- kulit tebal lebih kasar karena bergesekan dengan benda-benda lain, dimana kasar tadi
dihasilkan oleh sel tanduk
C. SISTEM INTEGUMEN PISCES
Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya, seperti
sisik dan kelenjar beracun. Sistem integumen pada seluruh makhluk hidup merupakan bagian
tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat makhluk hidup tersebut hidup
atau berada.
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit beserta drivat, contohnya
adalah sisik dan kelenjar beracun.

1. Kulit
Struktur kulit ikan

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan lapisan dalam
yang disebut Dermis atau Corium.

      a.       Epidermis


Merupakan lapisan luar dari kulit, kulit pada bagian epidermis ini selalu basah yang disebabkan
oleh lendir yang dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian dalam epidermis.

11
 Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang dapat
menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin. Jika zat tersebut
bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada
bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang
dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu
sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat
berenang lebih cepat, pada ikan belut sendiri digunakan untuk mempertahankan diri dari
mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu
lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang
mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan
luka.
      b.      Dermis
Lapisan kulit dalam atau dermis akan lebih tebal dari lapisan kulit luar. Dermis mengandung
pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Lapisan ini juga berperan dalam proses
pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.
 Sisik ikan
     Terdapat macam-macam sisik ikan, yang diantaranya :
           1)      Sisik Pelacoid
           2)      Sisik Ctenoid
           3)      Sisik Cycloid

           4)      Sisik Cosmoid dan Ganoid

12
Berikut penjelasannya :
      1)      Sisik Pelacoid
Sisik Placoid atau dermal denticle, yaitu sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok
Elasmobranchii dan Chondrichthyes disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi
manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan email yang disebut sebagai vitrodentin
dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal.
      2)      Sisik Ctenoid
Sisik Ctenoid terdapat pada ikan bertulang sejati (Teleostei) yang mempunyai jari-jari
sirip keras (Acanthopterygii). Berbentuk pipih, tipis dan transparan, tidak mengandung dentine
atau enamel, serta pada bagian posterior terdapat semaam duri-duri kecil atau Ctenii. Pada
bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius).
      3)      Sisik Cycloid
Sisik Cycloid terdapat pada ikan Teleostei yang memiliki jari-jari lunak pada siripnya
(Malacopterygii). Betuk sisik ini lebih bulat dan tidak mengandung dentine atau enamel. Pada
bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius). Pada
ikan dari daerah subtropis, circuli dapat digunakan untuk menentukan umur ikan.
      4)      Sisik Cosmoid dan Ganoid
Sisik Cosmoid
Sisik Cosmoid terdapat pada ikan yang sudah menjadi fosil atau terdapat pada ikan
primitif seperti ikan Latimeria dan sisik ini permukaan luar berlapis denticulate.
Sisik Ganoid

Sisik Ganoid terdapat pada ikan-ikan Acanthopterygii contohnya ikan Acipencer serta pada
lapisan luar sisik dibentuk dari substansi garam anorganik yang keras (ganoine).

13
Kelenjar Beracun
Kelenjar Beracun juga  terdapat pada sistem integumen, dimana kelenjar beracun
ini merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir.
Kelenjar beracun ini berfungsi sebagai alat mempertahankan diri, menyerang atau melumpuhkan
mangsa. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain ikan-
ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan
Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal
(Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,
melainkan dari kelenjar empedu.

Warna pada sistem integumen


        Warna ikan tersebut dikarenakan oleh schemachrome (karenakonfigurasi fisik) dan
biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung
renang sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan
membran usus.
          Yang termasuk biochrome ialah :

          -Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya

          -Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat

          -Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau

          -Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat

          -Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan coklat

          -Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan

          -Purin; berwarna putih atau keperak-peraka

           -Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga  

Organ cahaya pada sistem integumen


Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens. Terdapat dua
sumbercahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit.
Ikan-ikan yang dapatmengeluarkan cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan
hanya sedikit yang hidup diperairan dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke

14
permukaanuntuk mencari makanan. Di laut dalam terletak antara 300 – 1000 meter
dibawahpermukaan laut.
Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebutsel cahaya atau photophore
(photocyt). Ini biasanya terdapat pada golonganElasmobranchii (Sphinax, Etmopterus,
Bathobathis moresbyi) dan Teleostei(Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae)

D. SISTEM INTEGUMEN AMPHIBI

Amphibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit
tersusun atas :
        Epidermis
Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan lapisan
jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan jagat
dibentuk lapisan jangat baru, sewaktu lapisan jangat yang lama terkelupas telah ada
penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali.

        Dermis
Pada dermis terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan
seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah dalam dari
dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat selanjutnya di sebelah bawah
jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah.
Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir yang banyak,
mencegah kulit dari kekeringan.Kulit juga memfasilitasi pertukaran gas yang memungkinkan
amfibi untuk bernapas ketika mereka menjalani hibernasi.Kulit dicegah dari kerusakan oleh
predator, banyak amfibi telah berevolusi, kelenjar racun di kulit dan toksisitas dari kelenjar
bervariasi sesuai dengan spesies.Racun yang dikeluarkan oleh beberapa amfibi yang fatal bagi

15
manusia juga tapi sisanya memiliki efek yang sangat sedikit atau ringan.Kelenjar yang
bertanggung jawab untuk produksi toksin adalah kelenjar paratoid yang melepaskan bufotoxin
dan terletak di belakang telinga katak dan kodok tertentu sementara di salamander mereka hadir
tepat di belakang mata.
Struktur yg menutupi ini dibatasi oleh adanya struktur dinamis tertentu khas vertebrata
misalnya, adanya lapisan luar yang sangat cornified yang mengalami molting reguler dan proses
ini dikendalikan oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan tiroid. Kutil atau
thickenings lokal adalah karakteristik kodok. Bagian luar kulit ditumpahkan secara periodik
dalam satu potong, sementara pada mamalia dan burung itu tertumpah dalam serpih dan mereka
juga dikenal untuk makan kulit sloughed. Kromatofora juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang
bertanggung jawab untuk warna kulit amfibi dan disusun dalam tiga lapisan.Tiga lapisan
biasanya termasuk sel-sel yang dikenal sebagai melaophores, guanophores dan
lipophores.Banyak spesies yang juga dikenal untuk mengubah warna kulit mereka dan ini benar-
benar di bawah kendali kelenjar pituitari.Warna yang sangat terang biasanya menunjukkan
bahwa kulit sarat dengan kelenjar racun.
Kulit Amfibi/Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi
terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
1). Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk  memudahkan
katak melepaskan diri bila ditangkap.
 2). Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang  menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu  dapat
secara efektif mematikan hewan lain.
Racun yang terdapat pada Amfibi/Amphibia sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut
(Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi tentang kodok neotropik 
dari keluarga Dendrobatidae yang baracun, menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid
alkaloid yang berefek pada saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi
adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik,  dan local irritant. 
Kelenjar mukus dan kelenjar racun pada Amfibi/Amphibia dikelompokkan sebagai
kelenjar alveolar. Klenjar alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluran
tetapi produknya dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara  alami. Akat tetapi ada juga
beberapa amphibi yang mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar demikian sering
ditemukan di ibu jari pada katak dan kodok dan terkadang juga ditemukan di bagian dadanya.
Kelenjar ini menjadi fungsional selama musim reproduksi selama musin reproduksi dan
mengeluarkan cairan yang membantu  pejantan dalam melekatkan diri ke betina selama musim
16
kawin, bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular  pada dagu pejantannya yang
mengeluarkan cairan khusus untuk menarik  betina selama musim reproduksi
Anura
Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan kulit halus
yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit warted dikenal sebagai kodok.
Caudata
Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya keluarga , family
Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Mereka mungkin darat atau air tetapi
banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka
kebanyakan menghabiskan hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi
padat, yang muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata
lain. Gymnophiona Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah panjang, silinder,
binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar
yang meningkatkan kesamaan mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi
kebanyakan hidup di bawah tanah di liang mereka melubangi.
E. SISTEM INTEGUMEN REPTIL

Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota
suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti
halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita
amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis)
yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan
bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar
membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di

17
tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai
bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan
terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah.
Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami
keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon)
integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea
pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam.
Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem
nervosum outonomicum.
Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo , yaitu ordo
Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata
a)             Ordo Chelonia
Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil.
Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali
dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri
dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian
bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis.
Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara
lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.
Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang
lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.

Integumen Chelonia sp/kura-kura


1.Carapace (dorsal)
Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan suatu seri dari pelat-
pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang berturut-turut yang terletak di bagian
atas (antara marginal) berjumlah satu buah. Marginal yang merupakan bagian-bagian yang
menjadi pinggir perisai yang berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal yang terletak
diantara neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di
antara marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah dan diantara pelat-
pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima.
2.Plastron
18
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling kecil dan
letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang merupakan bagian yang terletak
diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan
abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan
femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta
anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah dua buah.
b)       Ordo squamata
Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya. Tubuh ular
tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan ukuran, tersebut. Sisik-
sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu pergerakan ular, mempertahankan
kelembaban, berguna dalam kamuflase dan mengubah penampilan, dan untuk beberapa kasus
juga membantu dalam menangkap mangsa (misalnya pada ular kadut).
Sisik ular juga berevolusi dan berubah untuk melayani fungsi-fungsi tertentu, misalnya
sisik bening serupa kaca arloji yang melindungi mata ular.Serta yang paling aneh mungkin
adalah ‘kerincingan’ di ekor ular derik Amerika Utara, yang terbentuk dari sisik-sisik mati yang
tertinggal ketika ular melungsung (berganti kulit).
Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi gesekan
dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan energi pada
pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar dan lebar, licin dan
minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik ini memiliki lekuk atau lunas
di tepinya yang berguna untuk ‘memegang’ cabang dan ranting pepohonan.
Kulit dan sisik-sisik ular membantu mempertahankan kelembaban tubuhnya.Ular juga
dapat merasai getaran baik yang berasal dari tanah maupun dari udara, dan mampu
membedakannya dengan menggunakan sistem resonansi internal yang rumit, yang kemungkinan
melibatkan peranan sisik di dalamnya.Sebagian ular-ular primitif seperti boa memiliki kepala
yang tertutupi oleh sisik-sisik kecil tak beraturan. Namun kebanyakan ular memiliki sisik-sisik
besar yang menutupi kepalanya, yang disebut perisai (shields).Pola dan susunan perisai-perisai
ini berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi
jenisnya.
Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau
epidermis.Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan
rambut.Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada
pangkalnya, seperti susunan genting.
19
Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak bertambah
atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-sisik ini
bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali
melungsung.Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut dan sisi tubuh,
memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa yang berukuran lebih
besar dari diameter tubuhnya.
Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini bisa jadi
berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan memanjang
serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki pori, lubang, bintil, atau bentuk-bentuk
halus yang dapat diamati dengan mata telanjang maupun yang harus menggunakan mikroskop.
Sisik-sisik ular mungkin juga berubah bentuk dengan fungsi khusus, sebagaimana halnya
kerincingan (rattle) pada ekor ular derik. Contoh modifikasi yang lain adalah sisik tansparan
yang menutupi mata ular. Sisik yang serupa kaca arloji ini dikenal sebagai brille atau spectacle.
Sisik ini dianggap sebagai kelopak mata yang menyatu, dan turut mengelupas ketika ular
berganti kulit.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau kostal
(costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata (imbricate),
serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal tersusun berderet-
deret di sepanjang tubuhnya, deretan berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik ini
–dari satu deret ke deret sebelahnya- nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular
memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies semisal ular sapi
(Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini
berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa dihitung.
Deretan sisik-sisik ini bervariasi banyaknya, biasanya dihitung pada kira-kira tengah
panjang tubuh ular. Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa jauh setelah leher;
tengah badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes pullatus memiliki sepuluh deret
sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai (Calamaria spp.) memiliki 13 deret, ular sanca
antara 65–75 deret, dan ular kadut sekitar 130–150 deret. Kebanyakan ular dari suku Colubridae,
yakni suku ular yang terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik.
c)        Ordo Crocodilia/Loricata
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain.
Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur
berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada
20
bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat.
Contoh buaya irian, Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang
betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada
buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-
occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah
tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18
deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret)
dari depan ke belakang.
Kelenjar kulit
Karena sisik epidermal kering maka reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit kelenjar
kulit.Kelenjar mukus dan kelenjar di kloaka pada buaya berfungsi selama masa
bercumbu.Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin di dekat kloaka di masa kawin.Kadal
ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau lubang femoral, umumnya pada
betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada pejantan.Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada
musim kawin.
Tipe kelenjar holokrin telah ditemukan disebut kelenjar keturunan atau generation
gland.Perubahan sekresi dari kelenjar-kelenjar ini tampak dihubungkan dengan pertumbuhan
sisik pada kulit.

F.    Sistem Integumen Aves

Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu, yang
merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat
resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus

21
yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
a.     Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b.     Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
c.      Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :
a.  Tectrices, yang menutupi badan.
b. Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai kemudi.
c.   Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :
- Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia.
- Remiges secundariae yang melekatya secara cubital pada radiol ulna.
d.   Parapterum, yang menutupi daerah bahu.
e.     Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh
tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada
reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah
luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang
lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya

22
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:Filoplumae, Plumulae, Plumae, Barbae

Susunan plumae terdiri dari :


Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.

23
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/
bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah
menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung
melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan
membantu menghangatkan telur saat pengeraman
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur
bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu
adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut
dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2,
yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam
asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin
yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.

Burung merak Burung Bayan


Sisik
Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar, dan
taji. Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada beberapa
burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik burung tidak terlalu
tumpang tindih, kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk. Sisik burung dianggap
homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia.
Pada tahap janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki, stratum,
atau lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai terbentuk. Sisik-sisik ini
dapat digolongkan dalam;

1. Cancella – sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit,
saling bersilang dengan alur yang dangkal.
2. Reticula – kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan
lateral dan medialmetatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.
3. Scutella – Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang,
dari metatarsus ayam.
24
4. Scute – sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus dan
permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti pada sisik reptilia.
Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat
terletak di antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang lebih
dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan
sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.

G.   SISTEM INTEGUMEN MAMALIA


Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan
oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah
epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.
Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium
berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak,
yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis, epidermis tidak berisi pembuluh darah,
saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis
membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai
dengan papil dermis di bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling
atas sampai yang terdalam):

1.     Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2.     Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.

25
3.     Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di
tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin.
4.     Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang
terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga
terdapat sel langerhans.
5.        Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui
setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan
stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit
Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar
keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat
penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga
terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.
Hipodermis 
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga
berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh
Ciri-Ciri Kulit
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.

Derivat Kulit Pada Mamalia :


Rambut

26
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal
jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut:
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyaring udara.
3. serta bersinergi dengan keseluruhan derivat kulit berfungsi sebagai pengatur suhu. Pada waktu
tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara,
dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Demikian suhu tubuh akan turun. Cara
pelepasan panas dari kulit bisa juga terjadi dengan pengaliran panas dari benda yang disentuh,
misalnya menyentuh pakaian.
Jika tubuh dalam keadaan dingin, pembuluh darah akan mengerut, dan kelenjar keringat
tidak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi pengeluaran panas dari
tubuh. Untuk mengimbangi keadaan ini, alat ekskresi yang berperan dalam keadaan dingin
adalah ginjal, sehingga kita sering merasa ingin buang air kecil pada waktu dingin.
4. pendorong penguapan keringat dan
5. indera peraba yang sensitive.
Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin).Bagian
dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :

27
1. fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam
tiap harinya.Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi. Warna rambut
ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh
hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen.
Kuantitas dan kualitas distribusi rambut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme
( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

Kuku
Kuku adalah lempeng sel epitel berkertain pada permukaan dorsal setiap falang distal.Kuku pada
mamalia (manusia) merupakan lempeng-lempeng yang mengalami penandukan, yang terdapat pada
permukaan dorsal ujun-ujung jari-jari dan ibu jari.Dasar kuku merupakan penebalan permukaan epitel
jari-jari.
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras
dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda – benda
kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku
kaki: 12- 18 bulan.
Kuku dibentuk melalui proliferasi dan keratinasi sel-sel epitel dalam matriks kuku

namun susunannya lebih sederhana.Akar kuku dan matriksnya terletak di bawah lipatan kulit

yang disebut lipat kuku proksimal.Stratum korneum epidermis lipat ini dapat meluas sedikit di

permukaan atas kuku, membentuk pelapis tipis bagian proksimal 0,5-1 mm, yang disebut

eponichium. Di tempat lipat kuku lateral melipat ke dalam alur kuku lateral, epidermisnya tidak

berstratum korneum dan berlanjut dibawah batang lempeng kuku sebagai dasar kuku. Hanya

stratum basal dan stratum spinosum yang terdapat dalam dasar kuku.Epitel lempeng kuku timbul

dari matriks kuku.Ujung proksimal matriks meluas ke dalam akar kuku.Sel-sel matriks

membelah, bergeser ke distal, dan akhirnya mengalami kornifikasi, yang membentuk bagian

28
proksimal lempeng kuku. Lempeng kuku kemudian bergeser ke depan di atas dsar kuku (yang

tidak ikut dalam pembentukan lempeng). Ujung distal lempeng menjadi bebas dari dasar kuku

dan habis terkikis atau terpotong.Bagian anterior dasar kuku terlihat berbayang melalui kuku

semitransparan sebagai bangunan bentuk sabit putih disebut lunula.Namun, seringkali lunula ini

tertutup lipat kuku proksimal dan eponichium.

Seperti pada matriks rambut, sel-sel matriks kuku mensintesis banyak keratin dan granul

keratohialin.Sewaktu terikat pada dasar kuku, mereka ditransformasi menjadi unsur-unsur sangat

pipih tanpa inti, terdiri atas keratin dalam matrei interfibrilar keras.Dermis dasar kuku sangat

vaskular dan hal ini tercermin dari warna merah muda yang tampak melalui kuku

translusen.Warna ini secara klinik berguna sebagai gambaran kasar derajat oksigenasi darah.

Tanduk

Tersusun atas dua komponen utama, yaitu cangkang atas (carapace) dan dasar (Plastron)
yang dihubungkan tulang Ridges.Tulang cangkang terdiri dari gabungan tulang iga dan
vertebrata.Sedangkan plastron terdiri dari tulang abdominal dan clavicle.Beberapa kura-kura
juga hanya ada yang memiliki tempurung fleksibel, diantaranya beberapa kura-kura air dan
penyu.Kebanyakan anakan kura-kura mempunyai tempurung Fenestra (daerah terbuka) antara
tulang cangkang (carapace), dan menyatu pada masa tuanya.Keunikan lain dari kura-kura adalah
Pectoral dan Pelvis Gridles yang dibatasi/ dilindungi dalam tulang iganya.Orientasi vertikalnya
memberi dukungan dari dalam untuk tempurungnya dan sebagai ventral anchor yang kuat untuk
lengan-lengan dan otot. Dua lapisan pelindung dalam tempurung adalah:

a.Lapisan tengah, kaya akan ujung syaraf dan pembuluh-pembuluh darah kecil.

b.Lapisan pelindung luar (Scut/ skutes)/ lamina, rata-rata terdapat skat eksternal.

- Hanya ditemukan pada


mamalia
- Dikenal 5 tipe : tanduk
sejati,antler, tanduk jerapah,
pronghorn, cula (rhinoceros 29
Tanduk sejati

Pronghorn (tanduk antelop)

30
Antler (rangga)

Tanduk jerapah

31
Cula (rhinoceros horn)

Sisik tanduk pada kura-kura tersusun atas:

-Atas (carapace) dan

-Dasar (Plastron)

Pada bagian Plastron, disusun oleh struktur, yaitu Gular, Humeral, Pektoral, Abdominal,
Femoral dan Anal, sedangkan bagian Carapace tersusun atas Nukhal, Marginal, Costal, Pigal dan
Neural.
Tidak semua tanduk terdapat zat tanduk, tanduk dibagi atas tiga macam:
a.Tanduk kosong (Hollow Horn)/ True Horn), terdapat seludang tanduk yang meliputi suatu
sumbu tulang, tidak pernah dilepaskan dan yidak pernah bercabang. Terdapat pada
jantan dan betina.
b.Tanduk Rambut, berasal dari rambvut yang berfusi. Contoh: Cula Badak. Cula tidak
bercabang dan tidak bisa dilepas.
c.Rangga (Antler), tanduk tajam dan bercabang-cabang, seperti tanduk Rusa, dapat
dilepaskan,

Tanduk adalah proyeksi yang berasal dari kepal yang lebat dari kulit keras. Tanduk
banyak mengandung keratin di dalmnya, protein Yng jug ada di rambut dan kuku manusia.

32
Kelenjar – Kelenjar Pada Kulit
a)      Kelenjar Sebasea  berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
b)      Kelenjar Mammae Kelenjar mammae atau payudara merupakan derivatif sel epitel dan
lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek hormonal pada
payudara paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Setiap
kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam
jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.
c)      Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
- kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh
terhadap setress, nyeri dll.
- Kelenjar Apokrin.Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada
folkel rambut Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan
berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti
susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian
luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan
serumen(wax).

33
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan


menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya
2. Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya, seperti
sisik dan kelenjar beracun
3. Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir, mencegah
kulit dari kekeringan
4. Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, sisik-sisik itu
dapat berukuran amat halus
5. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh
6. Mamalia memiliki integument yang terdiri dari tiga lapisan : paling luar adalah
epidermis, yang tengah adalah dermis dan paling dalam adalah hypodermis

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Hikmawati, 2014. Makalah fisiologi hewan sistem integumen


http://hijrahhikmawati.blogspot.co.id/2014/06/makalah-fisiologi-hewan-sstem-
integumen.html
2. Anonym, 2015, sistem integument pada vertebrata
http://blogahmadabbas.blogspot.co.id/2015/04/sistem-integumen-pada-vertebrata.html
3. Anonym, 2015. Sistem integument http://www.biologimu.com/2015/01/sistem-
integumen.html
4. Yulida. 2013.Makalah Struktur
Hewan.https://yulidaaini.files.wordpress.com/2013/08/makalah-struktur-hewan-2.pdf
5. Anonyim. 2011 ikan sistem integument http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2011/09/Ikan-
Sistem-Integumen_ppt-Compatibility-Mode.pdf

35

Anda mungkin juga menyukai