Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan, menurut Bintaro Tjokroamidjojo 1997 dalam Baharudin (2014:54)
mengemukakan bahwa, Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatankegiatan
secara sistematik yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
menurut Friedman dalam Sudjana (1992:41), Perencanaan adalah proses yang
menggabungkan pengetahuan dan teknik ilmiah di dalam kegiatan organisasi.
Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa, Perencanaan adalah suatu
proses mempersiapkan keperluan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan [ CITATION Nyi18 \l 1033 ]
Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan merupakan pedoman, garis besar, atau petunjuk yang harus dituruti jika
menginginkan hasil yang baik. Dalam menyusun sebuah rencana, hal pertama yang harus
dilakukan adalah, Anda harus memusatkan pikiran kepada apa yang ingin dikerjakan,
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat
apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Anda harus meramalkan
sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari aspek ekonomi, social,
maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi serta dihubungkan dengan
sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut. [ CITATION DrT08 \l
1033 ]
Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008) menyebutkan, perencanaan
adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008) juga
berpendapat bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan,
bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya. [ CITATION DrT08 \l 1033 ]
Sementara Widjojo dalam Lembaga Administrasi Negara (1985:31), menjelaskan
perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal :
1. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai
dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang
bersangkutan.
2. Pilihan di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna mencapai tujuan-
tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu
maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-
kriteria tertentu yang terlebih dahulu harus dipilih pula.
Perencanaan merupakan suatu cara rasional untuk mempersiapkan masa depan
Becker (2000) dalam Rustiadi (2008:339). Sedangkan menurut Alder (1999) dalam
Rustiadi (2008:339) menyatakan bahwa : Perencanaan adalah suatu proses menentukan
apa yang ingin dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan tahapantahapan
yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian kalangan berpendapat bahwa
perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga
perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dalam waktu tertentu. [ CITATION DrT08 \l 1033 ]
Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai pada
masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai
arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan
(kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih arah-arah dan langkah-langkah
terbaik untuk mencapainya. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.
[ CITATION DrT08 \l 1033 ]
Perencanaan kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang didahului dengan penetapan tujuan, mengenali masalah
kesehatan melalui analisis situasi masalah masyarakat, menentukan dan memilih sumber
daya yang dibutuhkan, menyusun kegiatan yang akan dilakukan, menetapkan besarnya
biaya, menentukan waktu pelaksanaan, menentukan tempat kegiatan, menentukan
sasaran, menetapkan target yang akan dicapai, dan menyusun indikator pencapaian serta
bentuk evaluasi yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan
yang dihadapi oleh masyarakat. Pengertian perencanaan saat ini banyak macamnya
menurut para pakar. Beberapa di antaranya yang dipandang cukup penting adalah:
1. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang
dalam rangka pencapaian yangn telah ditentukan.
2. Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk
memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapaiannya.
3. Stephen P. R. dan Mary C. (2004), perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai
dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan
organisasi tersebut secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan
organisasi.
4. Suandy E. (2001), Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan
organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas
strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi
(tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
B. Unsur-unsur Perencanaan
Suatu perencanaan yang lengkap dan sempurna harus memuat enam unsur, yang
meliputi lima pertanyaan 5 W + 1 H, yaitu [ CITATION DrT08 \l 1033 ] :
1. What, tindakan apa yang harus dikerjakan? Dalam hal ini haruslah dijelaskan dan
diperinci aktivitas yang diperlukan, faktor-faktor yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut supaya tujuan dapat tercapai.
2. Why, apakah sebabnya tindakan itu dikerjakan? Di sini diperlukan penjelasan dan
ketegasan mengapa kegiatan itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus
dicapai.
3. Where, di manakah tindakan itu akan dilaksanakan? Dalam planning harus memuat
di mana lokasi pekerjaan itu akan diselesaikan. Hal ini diperlukan untuk
menyediakan sarana dan fasilitas untuk mengerjakan pekerjaan itu.
4. When, kapankah tindakan tersebuut dilaksanakan? Diperlukan adanya jadwal waktu
dan kapan dimulainya pekerjaan dampai berakhirnya pekerjaan itu.
5. Who, siapakah yang akan mengerjakan itu? Dalam perencanaan tersebut harus
dimuat tentang para pekerja yang mengerjakan pekerjaan itu. Di samping itu juga
diperlukan kejelasan wewenang dan tanggung jawab para perugas.
6. How, bagaimana cara melaksanakan pekerjaan itu? Dalam planning harus dijelaskan
tekhnik, metode dan sistem mengerjakan pekerjaan yang dimaksud.
Unsur-unsur perencanaan menurut Sarwoto (1978) agar dapat diperoleh jaminan
sebesar-besarnya tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sebaik-baiknya, suatu
perencanaan sebaiknya juga mengandung unsur-unsur sebagai berikut [ CITATION
DrT08 \l 1033 ]:
a. Unsur tujuan yaitu perumusan yang lebih jelas dan lebih terperinci mengenai tujuan
yang telah diterapkan untuk mencapai.
b. Unsur policy (kebijaksanaan), yaitu metode atau cara/jalan untuk mencapai tujuan
yang hendak dicapai.
c. Unsur procedure (prosedur), Ini meliputi pembagian tugas serta hubungannya
(vertical dan horizontal) anatara msing-masing anggota kelompok secara terperinci.
d. Unsur progress (kemajuan) - Dalam perencanaan ditentukan standar-standar
mengenai segala sesuatu yang hendak dicapai. Dalam istilah Inggris standar untuk
mengukur kemajuan-kemajuan suatu usaha sebagaimana direncanakan secara
singkat dapat dirumuskan dengan kata-kata: “How many” untuk kuantitasnya;
“How well” untuk kualitasnya; “How long” untuk lamanya.
e. Unsur programme (program), di dalam unsur ini tidak hanya menyimpulkan rencana
keseluruhannya, sehingga merupakan kesatuan rencana, melainkan juga dalam
rangka perencanaan seluruhnya itu program harus pula mengandung acara urut-
urutan (sequence) pentingnya macam-macam proyek daripada perencanaan tersebut.
Adapun berbagai unsur-unsur agar terlaksanakanya perencanaan kesehatan yaitu
[ CITATION RAH18 \l 1033 ]:
1. Rumusan misi
Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tentang misi (mission
formulation), yang dianut oleh organisasi yang menyusun rencana. Uraian yang
tercantum dalam misi mencakup ruang lingkup yang sangat luas. Antara lain dengan
latar belakang, cita-cita, tujuan pokok, tugas pokok, serta ruang lingkup kegiatan
ruang organisasi. Uraikanlah misi ini dengan lengkap dan jelas. Dalam praktek
sehari-hari, uraian tentang misi ini sering tercantum dalam latar belakang (back
ground). Jika ditinjau dari sudut perencanaan, uraian tentang misi ini mempunyai
peranan yang amat penting sekali. Peranan yang dimaksud, bukan saja penting unutk
di pakai sebagai pedoman bagi mereka yang akan melaksanakan rencana yang telah
di susun, tetapi juga untuk mempeoleh dukungan dari pihak ketiga. Misalnya
dukungan dana dari pihak donor, dan ataupun dukungan izin dari petugas
pemerintah.
2. Rumusan masalah
Suatu rencana yang baik haruslah mengandung rumusan tentang masalah
(problem statement) yang ingin di selesaikan. Rumusan masalah yang baik, banyak
syaratnya. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :
a. Harus mempunyai tolak ukur, tolak ukur yang dimaksud banyak macamnya.
Paling tidak mencakup lima hal pokok, yakni tentang apa masalahnya, siapa
yang terkena masalah, dimana masalah ditemukan, bilamana masalah terjadi
serta berapa besar masalahnya.
b. Bersifat netral Bersifat netral dalam arti tidak mengandung uraian yang dapat
diartikan sebagai menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya
masalah dan taupun cara mengatasi masalah.
3. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus
Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tujuan (goal and
objective formulation) yang ingin di capai.
a. Tujuan umum Syarat rumusan tujuan umum (goal), yang baik banyak
macamnya. Jika disederhanakan dapat dibedakan atas tiga ,macam yakni:
1) Jelas keterkaitannya dengan misi organisasi Rumusan tujuan umum pada
dasarnya dikembangkan dari misi organisasi. Oleh karena itu dalam
merumuskan tujuan umum, harus di upayakan adanya keterkaitan dengan
misi organisasi.
2) Jelas keterkaitannya dengan masalah yang ingin di capai. Rumusan tujuan
umum pada dasarnya menggambarkan keadaan umum yang ingin di capai
apabila masalah dapat diatasi. Oleh karena itu dalam merumuskan tujuan
umum harus di upayakan adanya keterkaitan dengan masalah yang inign di
atasi.
3) Menggambarkan keadaan yang ingin di capai. Rumusan tujuan umum harus
menggambarkan keadaan yang ingin di capai buka nmenggambrkan
kegiatan yang akan dilakukan. Rumusan tujuan umum yan baik adalah yang
mempergunakan kata benda bukan kata kerja.
4. Tujuan khusus
Syarat rumusan tujuan khusus (objective) banyak macamnya kecuali harus
memenuhi semua syarat rumusan tujuan umum, juga harus mempunyai tolak ukur.
Tolak ukur yang dimaksud di bedakan atas lima macam, yakni tentang apa masalah
yang ingin di atasi oleh rencana kerja yang akan dilaksanakan, siapa yang akan
memperoleh manfaat apabila rencana kerja dilaksanakan kerja akan dilaksanakan,
berapa besarnya target yang kan dicapai, serta berapa lama rencana kerja akan
dilaksanakan.
C. Tingkatan Perencanaan
Adapun tingkatan perencanaan, yaitu [ CITATION Nyi18 \l 1033 ]:
1. Perencanaan jenjang atas (Top Level) Di jenjang ini, perencanaan lebih bersifat
strategis, yaitu memberi petunjuk umum, merumuskan tujuan, mengambil keputusan,
dan memberi petunjuk pola penyelesaian, dan bersifat menyeluruh. Perencanaan
jenjang atas lebih menekankan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
Perencanaan ini menjadi tanggungjawab manajemen puncak.
2. Perencanaan jenjang menengah (Middle Level) Di jenjang ini, perencanaan lebih
bersifat admistratif menyangkut cara menempuh dan bagaimana tujuan dari
perencanaan tersebut agar dapat dilaksanakan. Perencanaan jenjang menengah
menjadi tanggungjawab manajemen menengah (madya).
3. Perencanaan jenjang bawah (Low Level) Pada jenjang ini, perencanaan lebih
memfokuskan untuk menghasilkan sehingga perencanaan mengarah pada pelaksanaan
atau operasional. Perencanaan jenjang bawah menjadi tanggung jawab manajemen
pelaksana.
D. Syarat Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik tentunya harus dirumuskan. Perencanaan yang baik
paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu faktual atau
realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif [ CITATION Nyi18 \l
1033 ].
a. Faktual atau realistis artinya perencanaan yang akan ditetapkan oleh organisasi harus
sesuai dengan fakta dan kondisi tertentu yang akan dihadapi oleh organisasi.
b. Logis dan rasional berarti perencanaan yang akan dirumuskan dapat diterima oleh
akal (logis) dan rasional sehingga dapat di dilaksanakan.
c. Fleksibel artinya bahwa perencanaan yang baik bersifat fleksibel dan tidak kaku.
Perencanaan tersebut harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi
dimasa mendatang.
d. Komitmen memiliki arti perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan
komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk dapat bersama-sama berupaya
mewujudkan tujuan organisasi.
e. Komprehensif berarti bahwa perencanaan yang baik harus menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek terkait langsung maupun tidak langsung terhadap
organisasi atau perusahaan. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan satu
bagian saja, akan tetapi juga mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan
bagian lain dalam organisasi tersebut.
E. Manfaat Penelitian
a. Standar pelaksanaan dan pengawasan
b. Pemilihan berbagai alternatif terbaik
c. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
d. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
e. Membantu menejer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
f. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait dan
g. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

Manfaat perencanaan diatas bernilai besar bagi terselenggaranya


kegiatan organisasi dengan menerapkan skala prioritas kegiatan yang lebih
mendesak. Kegiatan yang dianggap belum mendesak tidak dilaksanakan dulu

F. Jenis Penelitian
Dalam setiap organisasi, baik organisasi profit maupun nonprofit, perencanaan
disusun dalam suatu hierarki yang sejajar dengan struktur prganisasi. Stoner dan
Wankel dalam B. Siswanto membagi perencanaan menjadi dua jenis, yaitu rencana
strategis dan rencana operasional
a) Rencana strategis (strategic plan)

Perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan kebijakan


dan program yang perlu untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu, serta menetapkan
metode yang perlu untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis iyu
dilaksanakan.25 T.Hani Handoko berpendapat, perencanaan strategis adalah proses
pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan
programprogram strategis yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut; dan
penetapan metode-metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategis dan
pelaksanaan telah diimplementasikan.
Perencanaan strategi adalah proses perencanaan jangka panjang yang formal untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis dirancang untuk
mencapai tujuan organisasi yang luas, yaitu umtuk melaksanakan misi yang
merupakan satu-satunya alasan kehadiran organisasi.

b) Rencana operasional (operational plan)


Perencanaan operasional mempunnyai fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang
lebih pendek, dan melibatkan manajemen tingkat bawah.27 Perencanaan operasional
memusatkan perhatian apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan
dilapangan.28 Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk
konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau program, baik tentang aturan, prosedur,
dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.
Perencanaan operasional tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan
individual, sebab sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur
dan bersifat jangka pendek serta memberikan deskripsi rencana strategis.
Perencanaan strategis memberikan gambaran umum tentang bagaimana kegiatan
dilaksanakan dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan perencanaan operasional
memberikan gambaran tentang bagaimana rencana strategis bisa dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai