Anda di halaman 1dari 10

ISSN 0125 - 1790 (print), ISSN 2540-945X (online)

Majalah Geografi Indonesia Vol. 32, No.1, Maret 2018 (14 - 23)
DOI: http://doi.org/ 10.22146/mgi.31662
© 2018 Fakultas Geografi UGM dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)

Aplikasi Smart Province “Jogja Istimewa”: Penyediaan Informasi Terintegrasi dan


Pemanfaatannya

Rini Rachmawati1, Elvandio Ramadhan2 dan Amandita ‘Ainur Rohmah3


Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia1,2,3
Email Koresponden: rinirachma@ugm.ac.id;

Diterima: Desember 2017 /Disetujui: Februari 2017 / Publikasi online: Maret 2018
© 2018 Fakultas Geografi UGM dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)

Abstrak Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyediakan aplikasi Smart Province ”Jogja Istimewa” untuk
mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi terintegrasi. Penelitian ini bertujuan; 1) mengidentifikasi
penyediaan informasi terintegrasi dalam Aplikasi ”Jogja Istimewa”, 2) menganalisis optimalitas pemanfaatan
Aplikasi”Jogja Istimewa”. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data sekunder diperoleh
melalui laporan instansi dan fitur aplikasi melalui smart phone, sedangkan data primer diperoleh dengan jalan indepth
interview, focus group discussion, dan wawancara terstruktur. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aplikasi ”Jogja Istimewa” terdiri atas informasi terintegrasi
dengan penyajian informasi berupa visual, deskripsi yang terintegrasi dengan ruang dan lokasi dalam bentuk peta
dan augmented reality. Pemanfaatan Aplikasi ”Jogja Istimewa” melalui pemantauan sistem menunjukkan pemanfaatan
yang baik dengan jangkauan pengguna sampai luar wilayah. Disisi lain hasil survei menunjukkan belum optimalnya
pemanfaatan aplikasi oleh masyarakat dan wisatawan. Strategi pengenalan dan sosialisasi Aplikasi ”Jogja Istimewa”
diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan.

Kata kunci: Aplikasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Informasi Terintegrasi, Smart Province

Abstract The Government of Yogyakarta Special Region provides Smart Province application ”Jogja Istimewa”
to facilitate the community in obtaining integrated information. The aim of this study; 1) identifying the
provision of integrated information in the ”Special Jogja” Application, 2) analyzing the optimal use of the
”Jogja Istimewa” Application. The research method used is qualitative and quantitative. Secondary data
is obtained through agency reports and application features through smart phones, while primary data
is obtained through indepth interviews, focus group discussions, and structured interviews. The analysis
technique used is descriptive qualitative and quantitative. The results show that the ”Jogja Istimewa”
application consists of integrated information with the presentation of visual information and description
integrated with space and location in the form of maps and augmented reality. Application Utilization ”Jogja
Istimewa” through monitoring system shows good utilization with the reach of users to outside the region.
On the other hand the survey results show not optimal application utilization by society and tourists. The
introduction and dissemination strategy of the ”Special Jogja” App is required to optimize utilization.

Keywords: Application, ICT, Integrated Information, Smart Province

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan dalam penyediaan layanan publik berbasis TIK khususnya
komunikasi (TIK) telah mengubah cara penyajian dalam hal penyediaan informasi. Pemanfaatan teknologi
informasi. Perkembangan tersebut juga mempermudah informasi pada pemerintah lokal dapat meningkatkan
cara mengakses informasi. Layanan publik berbasis fungsi dan manajemen kota, salah satunya dengan
TIK merupakan salah satu implementasi konsep smart e-government (Odendaal, 2003). Peringkat e-government
city yang merupakan konsep pengelolaan kota dan dan Smart City dianggap sebagai salah satu dari 10
kabupaten dengan menekankan pada pemanfaatan tren pengembangan e-government (WASEDA-IAC
TIK. Penyediaan informasi berbasis TIK dapat bersifat 10Th International e-government Ranking tahun 2014
terintegrasi dan memudahkan bagi pengguna informasi dalam Sá dkk., 2016). Pemanfaatan TIK berperan
sehingga pelayanan publik dapat lebih efektif dan efisien dalam pengembangan smart city. Terkait dengan hal
serta tepat sasaran. Pemerintah merupakan aktor utama ini manajemen kota dan masyarakat diberikan akses
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

luas untuk mendapatkan informasi aktual sebagai dasar dan inovatif, dan untuk peningkatan kualitas hidup
pengambilan keputusan, tindakan dan perencanaan (Bakici dkk., 2012). Tujuan dari konsep smart city
kedepan (Jin dkk., 2014), yakni penyelesaian berbagai masalah perkotaan melalui
Pada tahun 2011 terdapat 63 aplikasi pemandu pemanfaatan TIK yang terhubung dengan infrastruktur
destinasi kota di dunia, 30 aplikasi merupakan aplikasi perkotaan (Lee dkk., 2014). Salah satu komponen
kota-kota metropolitan Amerika Serikat, dan 33 aplikasi pendukung Smart City antara lain yaitu sistem TIK
lainnya merupakan aplikasi kota di empat benua lain yang mampu menawarkan layanan canggih dan inovatif
yaitu Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Pasifik (Wang dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dan Xiang, 2012). Beberapa kota di Indonesia telah secara menyeluruh (Piro dkk., 2013). Perkembangan
memiliki aplikasi sebagai panduan destinasi kota, teknologi informasi dan komunikasi yang terdiri dari
salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah teknologi terintegrasi menjadi faktor penting dalam
Istimewa Yogyakarta, dikenal sebagai daerah yang konsep smart city dan meningkatkan fungi dan
memiliki banyak sumber daya wisata. Di sisi lain, manajemen kota (Chourabi dkk., 2012).
perkembangan teknologi membuat internet memberi Smart city ditopang oleh alat pengembangan
banyak variasi informasi. Pemerintah D.I. Yogyakarta aplikasi, sistem manajemen, komunitas dan kemampuan
telah mengintegrasikan informasi-informasi publik di digital yang secara bersamaan menghilangkan batas
wilayah D.I. Yogyakarta pada Aplikasi “Jogja Istimewa”. terhadap teknologi, mengurangi biaya, dan membentuk
Aplikasi ini berbasis smartphone yang digunakan oleh solusi smart city yang dapat diterapkan pada masyarakat
seluruh masyarakat untuk mempermudah dalam kota maupun desa (Komninos dkk., 2015). Tantangan
penyampaian informasi. Perkembangan teknologi terhadap perkembangan smart city yaitu pengembangan
informasi dan komunikasi berupa mobile phone dan smart kota yang lebih efisien dalam kualitas pelayanan,
phone dianggap lebih efektif dalam mempublikasikan pengurangan dampak kerusakan lingkungan, dan
potensi pariwisata (Hidayat dan Ferdiana, 2012). inovasi teknologi yang mendukung manajemen,
Aplikasi smartphone menjadi semakin populer melalui pemantauan, serta fungsi kota (Rocca, 2013).
kemampuan integrasi yang tidak terbatas seperti Pemanfaatan teknologi pada implementasi smart
kemampuan mengakses internet dan media digital, city merupakan komponen utama dalam pengembangan
aplikasi, sensor canggih seperti accelerometer dan GPS, infrastruktur menuju pelayanan yang cerdas (Lee dkk.,
serta fungsi lanjutan lainnya (Lin dkk., 2014). 2013). Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
Aplikasi “Jogja Istimewa” sebagai teknologi penyedia yang dinamis berperan penting dalam hal perubahan
informasi yang terintegrasi merupakan salah satu wujud penyediaan dan pemanfaatan layanan perkotaan
penerapan smart province di D.I. Yogyakarta. Integrasi (Cohen, 2002 dalam Rachmawati, 2016), teknologi
informasi publik ini diharapkan pemanfaatannya Informasi dan Komunikasi adalah kumpulan teknologi
dapat mempermudah masyarakat dalam perolehan dan aplikasinya untuk berbagai utilitisasi yang sangat
informasi yang akurat. Tujuan adanya aplikasi ini untuk dinamis terhadap perubahan. Oleh karena itu, TIK
mempermudah masyarakat dan wisatawan dalam memainkan peran penting sebagai pendorong utama
memperoleh informasi tentang D.I.Yogyakarta secara dalam pembangunan dan menjadi agenda penting
tepat, cepat, dan aktual. Namun demikian penerapan dan aspek baru dalam perencanaan kota dan wilayah.
aplikasi ini perlu untuk dievaluasi terkait dengan Berkembangnya teknologi memungkinkan untuk
penyediaan informasi terintegrasi dan pemanfaatannya. peningkatan fungsi manajemen kota, disamping itu
Tujuan penelitian ini yaitu; 1) mengidentifikasi infrastruktur berupa teknologi tepat guna dibutuhkan
penyediaan informasi terintegrasi dalam aplikasi Smart masyarakat terutama pada aspek penyediaan informasi
Province ”Jogja Istimewa”, 2) menganalisis optimalitas public (Angelidou, 2015). Informasi menjadi kebutuhan
pemanfaatan aplikasi Smart Province ”Jogja Istimewa”. utama masyarakat pada era digital. Ketepatan dan
Smart City merupakan pendekatan pengembangan kecepatan penyediaan informasi dituntut dapat
perkotaan terkait dengan layanan perkotaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Informasi
didasari oleh pemanfaatan teknologi informasi merupakan suatu barang yang didapatkan masyarakat
dan komunikasi (Nallari dkk., 2012; Albino dkk., melalui akses pada ruang maya. Menurut Rachmawati
2015; Rachmawati, 2014). Konsep pengelolaan kota, (2012, 2014, 2015), aktivitas dapat dilakukan melalui
kabupaten dan provinsi di Indonesia maupun di dunia ruang maya, baik aktivitas sosial (komunikasi,
saat ini diarahkan pada konsep smart seperti smart penyampaian informasi) maupun aktivitas ekonomi
city, smart regency/smart region, dan smart province, (transaksi, pembayaran rekening, bisnis, pembelian/
serta smart village. Smart city menggambarkan kota pemesanan barang).
dengan intensifitas atas teknologi yang menghubungkan Teknologi informasi dan komunikasi berperan
masyarakat, informasi, dan elemen kota menggunakan sebagai penggerak utama dalam pembangunan
teknologi terbarukan untuk menciptakan kota yang informasi, pengetahuan, dan masyarakat dalam
berkelanjutan, kota hijau, ekonomi yang kompetitif perencanaan kota (Talvitie dalam Rachmawati, 2014).

https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |15
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi mampu melakukan efisiensi waktu dan biaya (Arjana,
merubah pandangan atas jarak dan waktu (Rachmawati 2016). Kemajuan teknologi mampu memudahkan
dan Rijanta, 2012). Perubahan pandangan ini wisatawan dalam mengetahui informasi tempat wisata
menunjukkan adanya pengaruh antara TIK dengan (Pramadya, 2011). Selain itu, kualitas pelayanan aplikasi
keberlanjutan atau kehidupan masyarakat. Teknologi online harus dianalisis dan diperhitungkan dengan
informasi dan komunikasi menjadi aspek pertama maksud untuk memperkuat dan mengembangkan
yang perlu diperhatikan pemerintah dalam pengelolaan strategi dalam meningkatkan layanan yang ditawarkan
daerahnya. Teknologi yang mengintegrasikan dan meningkatkan tingkat kepuasan pengguna (Sá
keseluruhan informasi menjadi teknologi cerdas dkk., 2017). Selanjutnya perlu untuk dikaji bagaimana
mempermudah masyarakat dalam memperoleh penyediaan informasi dalam aplikasi tersebut?
informasi. Dalam pelayanan publik, setiap daerah harus Bagaimana integrasi dari informasi antar instansi?
memenuhi standar pelayanan publik untuk menjamin Bagaimana optimalitas dari pemanfaatan aplikasi
kepastian dan kenyamanan pengguna. Terdapat prinsip tersebut. Pertanyaan penelitian ini sebagai rumusan
dan standar pelayanan publik yang harus dipenuhi oleh permasalahan yang hendak dijawab melalui penelitian
setiap penyelenggaraan pelayanan publik. Berdasarkan ini, yaitu melalui tujuan penelitian; 1) mengidentifikasi
Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan penyediaan informasi terintegrasi dalam Aplikasi Smart
publik diantaranya, yaitu: 1) kesederhanaan, 2) Province ”Jogja Istimewa”, 2) menganalisis optimalitas
kejelasan, 3) kepastian waktu, 4) akurasi, 5) keamanan, pemanfaatan aplikasi Smart Province ”Jogja Istimewa”.
6) tanggung jawab, 7) kelengkapan sarana dan prasarana,
8) kemudahan akses, 9) kedisiplinan, kesopanan, dan
METODE PENELITIAN
keramahan, serta 10) kenyamanan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Kemampuan smartphone dalam menghubungkan
metode penelitian kualitatif dan kuantatif. Pengambilan
pengguna dengan informasi serta kemampuan
data melalui data sekunder dan primer. Data sekunder
pertukaran data lokasi dan informasi sosial merupakan
diperoleh laporan instansi dan penjelajahan terhadap
alat yang sangat tepat untuk masyarakat terutama dalam
aplikasi melalui smart phone. Data primer diperoleh
kegiatan pariwisata (Dickinson dkk., 2014). Terdapat
dengan jalan wawancara terstruktur, indepth interview
empat dimensi pendukung yang harus ada pada aplikasi
dan focus group discussion. Indepth interview dilakukan
pemandu, yaitu: 1) model informasi, 2) penerapan lokasi/
terhadap informan dari instansi terkait dengan
teknologi pemetaan, 3) infrastruktur jaringan, dan 4)
penyediaan aplikasi informasi terintegrasi Jogja
adanya masukan dan luaran pada model (Kenteris dan
Istimewa. Focus group discussion dilaksanakan dengan
Gavalas, 2011). Aplikasi pemandu seharusnya memiliki
menghadirkan berbagai pemangku kepentingan
empat fungsi utama, yaitu: 1) informasi rinci terhadap
baik dari pemerintah, swasta, akademisi maupun
pengguna, 2) memberi ruang untuk berpartisipasi dalam
perwakilan masyarakat. Wawancara terstruktur
updating informasi, 3) informasi lokasi dan situasi, dan
dilaksanakan terhadap sampel dengan jumlah 60
4) informasi event (acara/kegiatan) yang ada di kota
responden. Lokasi pengambilan data primer dengan
(Frank dkk., 2015).
wawancara terstruktur berada di Jalan Malioboro yang
Aplikasi “Jogja Istimewa” merupakan salah satu merupakan pusat kota sekaligus pusat pariwisata D.I.
informasi pelayanan yang dapat digunakan sebagai Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik
sistem informasi pelayanan pariwisata di DIY. Aplikasi accidental sampling. Teknik analisis yang digunakan
“Jogja Istimewa” menggunakan sistem layanan berbasis adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
lokasi atau lebih dikenal dengan Location-Based Services
(LBS). Sistem pelayanan LBS menggabungkan antara
proses dari layanan mobile dengan posisi geografis HASIL DAN PEMBAHASAN
dari penggunanya. Tipe layanan ini dilakukan dengan Penyediaan Informasi Terintegrasi dalam Aplikasi
menggunakan posisi pada GPS. Selain itu, tipe ini Smart Province “Jogja Istimewa”
merupakan tipe layanan yang akan selalu memberikan Aplikasi “Jogja Istimewa” merupakan sebuah
informasi kepada pengguna walaupun pengguna media informasi D.I. Yogyakarta digital berbasis mobile
tidak melakukan permintaan terhadap layanan application sebagai panduan masyarakat dan wisatawan
(Kusumawardani, 2013). yang secara resmi di-launching oleh pemerintah daerah
Keberadaan Aplikasi “Jogja Istimewa” tidak hanya D.I. Yogyakarta sejak 21 September 2015. Aplikasi Jogja
diperuntukkan penduduk D.I. Yogyakarta saja, tetapi Istimewa ini menjadi media interaktif dan mandiri
diperuntukkan juga untuk wisatawan. D.I. Yogyakarta sesuai dengan perkembangan teknologi terkini,
sebagai salah satu daerah wisata membutuhkan tren, dan kebiasaan masyarakat dalam penggunaan
teknologi informasi untuk menunjang sektor wisata. smartphone. Aplikasi “Jogja Istimewa” memiliki desain
Penggunaan TIK dalam dunia pariwisata sangat yang menarik, ringkas, dan mudah digunakan. Aplikasi
bermanfaat dalam pengembangan bisnis wisata karena ini dapat digunakan pada smartphone dengan platform

16| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

android dan windows, serta iOS yang dalam tahap pada setiap informasi merupakan informasi sejarah,
pengembangan. fungsi, jam, dan biaya kunjungan.
Aplikasi “Jogja Istimewa” memberikan Fitur Jogja Wisata menampilkan informasi-
kemudahan dengan menampilkan berbagai lokasi informasi terkait wisata, hotel, kuliner, dan kerajinan
terdekat dari pengguna dengan memanfaatkan GPS D.I. Yogyakarta. Fitur Jogja Wisata terdiri dari beberapa
pada perangkat smartphone pengguna. Fitur pencarian kelompok informasi yaitu, wisata, hotel, kuliner,
lokasi terdekat merupakan tampilan pertama atas kerajinan, visiting jogja, dan wisata edukasi. Fitur
aplikasi ini. Informasi lokasi terdekat hanya muncul Jogja Wisata seperti pada fitur lainnya menampilkan
pada saat pengguna mengakses di D.I. Yogyakarta deskripsi dari masing-masing lokasi, ulasan pengguna,
saja karena memiliki batasan cakupan. Dari fitur ini, jarak dan panduan jalan untuk menuju lokasi (sudah
pengguna dapat mengetahui informasi umum, lokasi, terkoneksi dengan google map), dan foto. Deskripsi pada
jarak, cara, dan waktu tempuh lokasi tersebut. Hal setiap informasi wisata merupakan informasi berkaitan
tersebut mempermudah masyarakat dan wisatawan dengan informasi umum, kontak, alamat, serta jam dan
untuk mengakses lokasi wisata untuk efisiensi waktu, biaya kunjungan.
jarak, dan biaya. Fitur Jogja Pelayanan Publik memberikan
Aplikasi “Jogja Istimewa” sebagai aplikasi informasi kantor-kantor pelayanan publik di DIY.
penyedia informasi D.I.Yogyakarta memiliki beberapa Informasi pada fitur ini yaitu kantor pemerintah, kantor
keunggulan. Keunggulan pertama, penyampaian polisi, dan rumah sakit. Informasi kantor pemerintah
informasi pariwisata dan budaya dapat dilakukan lebih yang diberikan untuk saat ini terbatas hanya kantor
mudah, akurat, dan terarsip dengan baik. Keunggulan pemerintah D.I. Yogyakarta, belum ada informasi
kedua, Aplikasi “Jogja Istimewa” sebagai media promosi kantor pemerintah kota/kabupaten. Fitur Jogja Layanan
daerah untuk meningkatkan kunjungan wisata daerah. Publik seperti pada fitur lainnya menampilkan deskripsi
Keunggulan ketiga, aplikasi ini dapat mengurangi dari masing-masing lokasi, ulasan pengguna, jarak dan
penggunaan kertas dalam mempromosikan tempat panduan jalan untuk menuju lokasi (sudah terkoneksi
tujuan wisata dan budaya daerah. Keunggulan dengan google map), dan foto.
keempat, aplikasi dapat menjangkau wisatawan di Fitur Jogja Belajar menampilkan informasi-
seluruh nusantara dan dunia karena dapat digunakan informasi terkait layanan pendidikan yang ada di
dimanapun kecuali fitur pencarian lokasi terdekat. Provinsi DIY dari tingkat Universitas (21 Universitas),
Keunggulan kelima, aplikasi mampu mengikuti SMA (26 SMA), SMP (26 SMP), dan SD (24 SD). Fitur
perkembangan perilaku dan kebiasaan pengguna seiring Jogja Belajar menampilkan deskripsi dari masing-
dengan perkembangan tren teknologi. Keunggulan masing sekolah maupun universitas, rating dari
keenam, tersedianya gratis upgrade sesuai dengan masing-masing universitas, jarak menuju lokasi (sudah
perkembangan teknologi terbaru. Kekurangan pada terkoneksi dengan google map), foto, dan memberikan
aplikasi ini, fitur pencarian lokasi terdekat tidak akan kesempatan pengguna Aplikasi “Jogja Istimewa” untuk
muncul ketika pengguna berada jauh dari Yogyakarta, dapat memberikan ulasan, like, dan check in.
tetapi fitur lainnya masih berfungsi.
Fitur Jogja Bisnis pada Aplikasi “Jogja Istimewa”
Media informasi yang terintegrasi memberikan berisikan 9 UKM yang ada di Provinsi DIY. Sama
kemudahan pengguna dalam akses informasi secara dengan fitur lainnya, fitur Jogja Bisnis berisikan
keseluruhan, termasuk Aplikasi “Jogja Istimewa”. deskripsi (alamat, telepon, alamat web), foto, rating,
Informasi yang terdapat pada aplikasi ini tidak hanya jarak menuju lokasi (sudah terkoneksi dengan google
sebatas informasi pariwisata, tetapi meliputi seluruh map), ulasan, like, dan check in. Fitur Jogja Bisnis
pelayanan publik, yaitu; kesehatan, budaya, pariwisata, dilengkapi dengan Augmented Reality (AR) sehingga
layanan polisi, kesehatan, bisnis, pendidikan, pengguna aplikasi mampu melihat persebaran lokasi
transportasi, dan lainnya yang terwujud pada beberapa UMKM dalam jangkauan maksimal 40 km.
fitur. Terintegrasinya informasi pada satu media
Fitur Jogja Sehat menampilkan informasi
memberikan kemudahan bagi masyarakat karena lebih
pelayanan kesehatan yang ada di DIY seperti klinik,
efektif dalam pemakaian.
puskesmas, dan rumah sakit. Terdapat 35 daftar klinik,
Fitur Jogja Budaya menampilkan informasi- 172 puskesmas, dan 22 rumah sakit yang sudah masuk
informasi terkait peninggalan budaya D.I. Yogyakarta ke daftar fitur Jogja Sehat. Fitur Jogja Sehat menampilkan
dari tempo dulu, peninggalan alam, dan budaya saat deskripsi dari masing-masing pelayanan kesehatan
ini. Fitur Jogja Budaya terdiri atas tiga kelompok berupa alamat, telepon, dan alamat website (namun
informasi, yaitu Yogyakarta Masa Lampau, Geo Heritage belum semua lokasi mencantumkan alamat website),
Yogyakarta, dan Yogyakarta Masa Kini. Informasi yang rating, jarak menuju lokasi, foto, dan memberikan
ada pada fitur ini berupa deskripsi peninggalan budaya, kesempatan pengguna Aplikasi “Jogja Istimewa” untuk
foto, jarak, dan panduan rute untuk menuju lokasi dapat memberikan ulasan, like, dan check in pada
(terkoneksi dengan google map). Deskripsi peninggalan layanan fitur Jogja Sehat.

https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |17
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

Fitur Jogja Transportasi pada Aplikasi “Jogja Integrasi pada Aplikasi “Jogja Istimewa” tidak
Istimewa” berisikan informasi terkait jadwal hanya berkaitan dengan informasi, setiap informasi
keberangkatan, jadwal kedatangan, serta rute terintegrasi dengan informasi ruang dan lokasi.
transportasi yang ada di Provinsi DIY. Fitur Jogja Setiap informasi pada fitur yang ada di Aplikasi “Jogja
Transportasi menyedikan daftar informasi untuk Istimewa” dilengkapi dengan Augmented Reality (AR)
empat jenis sarana transportasi yaitu pesawat (belum dan peta. Augmented Reality mampu menunjukkan
berjalan), kereta api (18 rute kereta api untuk kelas persebaran lokasi dalam radius jangkauan maksimal 40
ekonomi, bisnis, dan eksekutif), 16 rute bus, dan 8 rute km. Fitur Augmented Reality (AR) tersebut memberikan
transjogja. pengguna untuk melihat foto masa lalu yang ada di
Fitur Jogja Event berisikan kegiatan atau acara D.I. Yogyakarta berdasarkan arah smartphone melalui
yang sedang digelar di Provinsi DIY. Fitur Jogja Event aktifasi kamera dan GPS smartphone. Peta berfungsi
ditampilkan dalam bentuk kalender yang sudah sebagai panduan untuk menuju lokasi yang memberikan
ditandai dan diberikan keterangan acara atau kegiatan kisaran jarak dan waktu tempuh. Kedua alat ini dapat
di setiap harinya. Informasi acara diberikan beserta dimanfaatkan apabila pengguna mengaktifkan GPS dan
dengan lokasinya. Lokasi juga memberikan informasi berada pada radius 40 km dari pusat D.I. Yogyakarta
lokasi wisata ataupun penginapan di sekitar lokasi acara untuk mempermudah pengguna dalam menentukan
tersebut berlangsung. keberadaan dan cara menuju lokasi tujuan.
Fitur Jogja Galeri berisikan kumpulan foto yang Terintegrasinya informasi pada Aplikasi
diunggah oleh pengguna Aplikasi “Jogja Istimewa”. “Jogja Istimewa” terwujud karena adanya partisipasi
Fitur Jogja Galeri digunakan sebagai media untuk pemerintah dalam penyusunannya. Hasil focus group
mempromosikan lokasi wisata yang berada di Provinsi discussion menunjukkan bahwa belum semua instansi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum, fitur ini berpartipasi secara aktif dalam penyusunan dan
hampir sama dengan fitur yang ada di media sosial, pelaksanaan aplikasi, tetapi terdapat tiga instansi yang
pada fitur Jogja Galeri terdapat fasilitas komentar dan secara aktif berpartisipasi dalam penyusunan pelayanan
like dari gambar yang ter-upload. publik terintegrasi, yaitu Dinas Pendidikan, Dinas
Pariwisata, serta Dinas Komunikasi dan Informatika.
Fitur Jogja 360 merupakan fitur yang memberikan
Integrasinya informasi sebagai wujud pelayanan publik
gambaran secara real untuk suatu lokasi seperti tampilan
ke masyarakat diharapkan adanya pengembangan yang
pada google street view. Pengguna dapat melihat suatu
lebih lanjut pada updating informasi secara berkala dan
lokasi secara 360º yang tampak seperti aslinya. Untuk
peningkatan partisipasi seluruh instansi dan masyarakat
saat ini, Fitur 360 hanya memberikan gambaran untuk
dalam pengembangan aplikasi.
objek Tugu, Benteng Vredeburg, Taman Sari, dan Candi
Boko. Pengguna diberikan gambaran pemandangan atas
keempat objek tersebut dapat dilihat secara 360º. Fitur Pemanfaatan Aplikasi Smart Province “Jogja
Jogja Doeloe AR merupakan fitur yang menerapkan Istimewa”
Augmented Reality dalam pemanfaatannya. Pengguna Aplikasi Jogja Istimewa telah diunggah sejak 21
diberikan gambaran tempo dulu suatu tempat yang September 2015. Total unduhan dari awal unggahan
berada di sekitarnya. Pengguna dapat mengetahui jarak hingga 29 Mei 2017 berjumlah 26.394 unduhan.
dan arah untuk menuju lokasi tersebut. Informasi atas Gambar 1 menunjukkan bahwa unduhan meningkat
lokasi tersebut diberikan pula seperti deskripsi dan foto pada awal tahun 2017 dengan peningkatan unduhan
masa lampaunya. Seperti informasi lainnya, pengguna yang signifikan tinggi.
dapat memberikan ulasan pada informasi lokasi
Peningkatan terjadi karena awal tahun merupakan
tersebut.
musim liburan sekolah, sehingga pemanfaatan aplikasi
Fitur Jogja Streaming merupakan fitur yang sebagai pemandu wisata lebih tinggi dibandingkan hari-
paling banyak digunakan oleh pengguna Aplikasi hari biasa. Total pengguna Aplikasi “Jogja Istimewa”
“Jogja Istimewa”. Fitur ini memberikan pengguna rata-rata sejak awal unggahan sebesar 97 pengguna.
untuk mengakses Jogja TV dan Jogja CCTV secara Pengguna didominasi oleh pengguna dari Indonesia
online dan real time. Informasi secara real time ini yang yang ditunjukkan pada Tabel 1. Rata-rata waktu yang
menjadi alasan banyak pengguna yang mengakses fitur digunakan pengguna dalam mengakses aplikasi selama
ini. Jogja TV (Jogja Istimewa TV) merupakan siaran 2 menit 45 detik dengan total pemanfaatan dalam kurun
yang diliput dan dipublikasikan oleh pemerintah D.I. waktu sejak unggahan awal selama 325.678 menit.
Yogyakarta, yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika
D.I. Yogyakarta dengan siaran-siaran merupakan
informasi skala DIY. Jogja CCTV merupakan fitur
untuk mengakses tampilan CCTV yang tersebar di D.I.
Yogyakarta.

18| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

Gambar 1. Grafik Performa Unduhan Aplikasi “Jogja Istimewa” Sejak 21 September 2015
Sumber: PT. Gamatechno Indonesia

gg
Tabel 1. Rata-rata Pemanfaatan Pengguna j 21 September
Per Hari Sejak p 2015

Sumber: PT. Gamatechno Indonesia

Tabel 2. Rata-Rata Pemanfaatan Pengguna


gg Indonesia Sejak
j 21 September
p 2015

Sumber: PT. Gamatechno Indonesia

Hasil data sekunder menunjukkan pula berjumlah 258.246 sesi dengan pemanfaatan terbesar
pemanfaatan aplikasi oleh pengguna yang mengakses berada di Kota Surabaya yaitu 42.22% dari total
di Indonesia secara rinci pada setiap daerahnya sesi. Pemanfaatan aplikasi oleh pengguna Kota
ditunjukkan oleh Tabel 2. Total pemanfaatan aplikasi Yogyakarta hanya sebesar 8.61% sesi yang lebih rendah

https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |19
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

dibandingkan pemanfaatan oleh pengguna Kota Data sekunder menunjukkan bahwa Aplikasi
Surabaya, Kota Jakarta, Kota Bandung, dan Kota Depok. “Jogja Istimewa” telah dimanfaatkan, tetapi hasil survei
Secara keseluruhan pengguna, total pemanfaatan fitur menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil survei pada
sebanyak 3.475.831 sesi dengan pemanfataan terbanyak Jalan Malioboro yang merupakan kawasan pariwisata
oleh pengguna Kota Surabaya sebesar 40.84% dari ternama di D.I. Yogyakarta menunjukkan bahwa
total sesi. Pemanfaatan aplikasi tidak terbatas ruang masyarakat dan wisatawan tidak mengetahui adanya
fisik. Ruang maya menjadi salah satu ruang yang Aplikasi “Jogja Istimewa”. Gambar 3 menunjukkan
memungkinkan adanya interaksi manusia melewati bahwa 92% responden tidak mengetahui adanya
batas ruang fisik. Tingginya pemanfaatan pada Aplikasi “Jogja Istimewa”. Responden yang mengetahui
kota-kota lain menunjukkan bahwa fungsi Aplikasi adanya Aplikasi “Jogja Istimewa” sebesar 8%. Informasi
“Jogja Istimewa” menjadi pemandu wisata berjalan. yang diperoleh responden tentang Aplikasi “Jogja
Pemanfaatan pada kota lainnya dilakukan untuk Istimewa” berasal dari teman/relasi, media cetak seperti
menentukan rencana destinasi wisata, penentuan Radar Jogja dan Tempo, serta berasal dari media sosial
penginapan, dan transportasi di D.I.Yogyakarta. berupa facebook. Responden yang tidak mengetahui
Aplikasi “Jogja Istimewa” meraih respon positif adanya Aplikasi “Jogja Istimewa” menyebutkan bahwa
dengan persentase 77.6% dari keseluruhan pengguna alasan tidak mengetahui karena belum menerimanya
yang ditunjukkan pada Gambar 2. Respon positif ini sosialisasi dan informasi tentang Aplikasi “Jogja
menunjukkan adanya penerimaan positif dari pengguna Istimewa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terhadap keberadaan dan informasi yang ada di Aplikasi responden dalam mendapatkan informasi tentang D.I.
“Jogja Istimewa”. Respon negatif terhadap aplikasi Yogyakarta berasal dari teman/ relasi, media sosial
sangat sedikit menunjukkan bahwa sedikit pengguna berupa facebook dan instagram, serta televisi.
yang memberikan nilai jelek terhadap Aplikasi “Jogja
Istimewa”.

Gambar 2. Grafik Performa Unduhan Aplikasi “Jogja Istimewa” Sejak 21 September 2015
Sumber: PT. Gamatechno Indonesia

Gambar 3. Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Aplikasi “Jogja Istimewa”

20| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

Gambar 4. Diagram Pemanfaatan Responden Terhadap Aplikasi “Jogja Istimewa”

Hasil (Gambar 3) menunjukkan bahwa dari 8% “Sudah ada pengawalan/penjagaan


responden yang mengetahui, 100% tidak memanfaatkan mengenai infrastruktur pedesaan juga.” (Informan
Aplikasi “Jogja Istimewa”. Belum dimanfaatkannya 10: Jogja ICT Forum)
Aplikasi “Jogja Istimewa” karena responden merasa
belum membutuhkan dan sudah mengetahui informasi Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
D.I. Yogyakarta secara individu ataupun berasal dari keberadaan Aplikasi “Jogja Istimewa” menunjukkan
teman/relasi. Informasi melalui sosial media, televisi, bahwa perlu adanya perbaikan sosialisasi untuk
dan kerabat masih menjadi media informasi yang mudah mengenalkan aplikasi. Pengenalan aplikasi tidak hanya
dijangkau oleh masyarakat. Hasil menunjukkan adanya dilakukan dengan sasaran masyarakat saja. Pemerintah
perbedaan data unduhan (Gambar 1) dan pemanfaatan secara keseluruhan perlu juga mengenal aplikasi ini
(Gambar 4) dengan hasil sampel di lapangan. Hal ini supaya pemanfaatan dan pengembangannya optimal.
mengindikasikan bahwa hanya kalangan tertentu Pengenalan aplikasi dapat dilakukan dengan berbagai
yang mengetahui dan aktif menggunakan Aplikasi strategi, melalui media sosial, media cetak, ataupun
“Jogja Istimewa”. Rendahnya pemanfaatan aplikasi televisi. Perencanaan untuk sosialisasi perlu dilakukan
tidak hanya pada masyarakat dan wisatawan, tetapi untuk menentukan sasaran dan strategi sosialisasi.
kalangan pemerintah juga. Pemanfaatan aplikasi oleh Setiap sasaran memiliki perbedaan strategi atau
instansi ataupun lembaga di D.I. Yogyakarta sebatas pendekatan yang berbeda pula. Hal ini sebagaimana
pemanfaatan pribadi, belum ada pemanfaatan aplikasi disampaikan oleh informan sebagai berikut:
pada kegiatan instansi. Belum adanya sosialisasi Dinas
Komunikasi dan Informatika ke instansi-instansi
menjadi alasan belum adanya pemanfaatan aplikasi “Pertama perlu melakukan sosialisasi
oleh instansi. Pemanfaatan aplikasi secara pribadi ke dinas dan kedua sosialisasi ke masyarakat.
termanfaatkan dengan adanya informasi pariwisata Meskipun sosialisasi ke masyarakat harus
dan CCTV. Pemanfaatan oleh Forum Jogja IT berupa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.
pengawalan untuk pengembangan suatu proyek. Hal Mungkin melalui TV, media koran, atau yang
ini sebagaimana disampaikan oleh informan sebagai lainnya. Untuk ke dinas-dinas bisa melalui
berikut: forum-forum pertemuan untuk mengulas seluas
luasnya.” (Informan 6: Dinas Koperasi dan
“Sementara ini kami memanfaatkan
UMKM)
aplikasi ini untuk kebutuhan wisata karena
didalam aplikasi tersebut banyak informasi “Jogja Istimewa ini menurut saya masih
tentang pariwisata sehingga banyak membantu terkesan esklusif, informasi mengenai aplikasi
mendapatkan informasi, dan lebih nyaman ini belum sampai di surat kabar, atau di media-
disbanding bertanya pada orang lain.” (Informan media, dan belum ada baliho yang menjelaskan
8: Relawan TIK) tentang aplikasi ini. Padahal seharusnya
seperti di bandara pada saat kedatangan sudah
“Pemanfaatannya bagaimana, belum
informasi tentang Jogja Istimewa, jadi orang yang
mengetahui. Kominfo harus sosialisasi ke dinas-
berkunjung ke Yogya baru tahu beberapa tempat
dinas. Supaya dinas biasa memanfaatkan.”
saja. ” (Informan 8: Relawan TIK).
(Informan 6: Dinas Koperasi dan UMKM)

https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |21
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

Tidak hanya pihak pemerintah, masyarakat dan UCAPAN TERIMAKASIH


wisatawan dalam penelitian ini memberikan bentuk Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
sosialisasi seperti apa yang mereka inginkan. Hasil Fakultas Geografi dan Universitas Gadjah Mada yang
menunjukkan bahwa 100% menyebutkan perlu adanya telah mendukung penelitian melalui Hibah Penelitian
sosialisasi melalui sosial media secara gencar. Sosialisasi Dosen Fakultas Geografi tahun 2017 yang dibiayai dari
bentuk lainnya yang disarankan melalui videotron, iklan Dana Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri
di televisi, media cetak, pengenalan secara langsung Berbadan Hukum, Universitas Gadjah Mada Tahun
ke masyarakat pada tempat-tempat penting (tempat Anggaran 2017.
wisata, bandara, ataupun stasiun). Berikut ini adalah
beberapa saran yang diajukan oleh responden melalui
wawancara terstruktur: DAFTAR PUSTAKA
Albino, V., Berardi, U., and Dangelico, R. M.,
(2015). Smart Cities: Definitions, Dimensions,
“Sosialisasi perlu dilakukan lebih sering
Performance, and Initiatives. Journal of Urban
di DIY, kemudian di luar DIY dengan cara
Technology, 22(1) , 3-21.
menggunakan media sosial ataupun berita
online”. (Responden 7) Angelidou, M., (2015). Smart Cities: A conjuncture of
four forces. Cities, 47, 95-106.
“Informasi tentang “Jogja Istimewa” perlu
ada di setiap objek wisata, hotel, akomodasi, Arjana, I.G.B (2016), Geografi Pariwisata dan Ekonomi
kantor pemerintahan. Informasi dapat melalui Kreatif, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta.
banner. Di setiap acara juga perlu ada banner Bakici, T., Almirall, E., and Wareham, J., (2013). A Smart
Aplikasi Jogja Istimewa”. (Responden 27) City Initiative: The Case of Barcelona. Journal of the
“Pengenalan aplikasi perlu diadakan di Knowledge Economy, 4 (2013), 135-148.
beberapa tempat seperti bandara, terminal, Chourabi, H., Gil-Garcia, J.R., Pardo, T.A., Nam, T.,
stasiun, dan fasilitas lainnya”. (Responden 32) Mellouli, S., Scholl, H.J., Walker, S., and Nahon, K.,
(2012). Understanding Smart Cities: An Integrative
Framework, 45th Hawaii International Conference
KESIMPULAN
on System Sciences, IEEE Computer Society.
Aplikasi ”Jogja Istimewa” merupakan media
Dickinson, J.E., Ghali, K., Cherrett, T., Speed, C., Davies,
digital informasi D.I. Yogyakarta yang berbasis
N., and Norgate, S., (2014). Tourism and The
mobile application sebagai panduaan masyarakat dan
Smartphone App: Capabilities, Emerging Practice
wisatawan mengenai informasi yang ada di Yogyakarta.
and Scope in The Travel Domain. Current Issues in
Aplikasi ”Jogja Istimewa” ini menjadi media interaktif
Tourism, 17(1), 84-101.
dan mandiri. Aplikasi ”Jogja Istimewa” merupakan
aplikasi yang memiliki informasi yang terintegrasi Franke, T., Lukowicz, P., and Blanke, U., (2015). Smart
untuk mendukung kegiatan masyarakat sebagai bentuk Croward in Smart Cities: Real Life, City Scale
pelayanan publik. Informasi tidak sekedar informasi Deployments of A Smartphone Based Participatory
deskripsi, tetapi ada wujud visual yang terintegrasi Crowd Management Platform. Journal of Internet
dengan ruang dan lokasi yang terwujud dengan adanya Services and Applications, 6(27), 1-19.
peta dan augmented reality untuk menunjukkan lokasi Hidayat, N. F., and Ferdiana, R., (2012). The Development
informasi. of Mobile Client Application in Yogyakarta Tourism
Pemanfaatan Aplikasi ”Jogja Istimewa” melalui and Culinary Information System Based on Social
pemantauan sistem sudah menununjukkan adanya Media Integration. International Journal of Advanced
pemanfaatan yang baik dengan jangkauan pengguna Computer Science & Applications, 3(10), 71–75.
sampai dengan di luar wilayah DI Yogyakarta. Namun Jin, J., Gubbi, J., Marusic, S., and Palaniswami, M., (2014).
demikian disisi lain hasil survei menunjukkan belum An Information Framework for Creating a Smart
optimalnya pemanfaatan oleh masyarakat dan City Through Internet of Things. IEEE Internet of
wisatawan. Sosialisasi dirasa perlu dikembangkan Thing Journal, 1(2), 112-121.
dengan cara penentuan sasaran dan strategi. Sosialisasi Kenteris, M., and Gavalas, D., (2011). Electronic
dapat dilakukan dengan pemasangan banner pada objek Mobile Guide: A Survey. Personal and Ubiquitous
wisata, hotel, stasiun, bandara, dan tempat-tempat Computing, 15(1), 97-111.
lainnya yang menjadi pusat keramaian D.I. Yogyakarta
Komninos, N., Bratsas, C., Kakderi, C., and Tsarchopoulos,
supaya pengetahuan dan pemanfaatan Aplikasi ”Jogja
P., (2015). Smart City Ontologies: Improving The
Istimewa” meningkat.
Effectiveness of Smart City Applications. Journal of
Smart Cities, 1(1), 31-46.

22| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Rini Rachmawati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 14 - 23

Kusumawardani, D., (2013). Sistem Informasi Pariwisata Sá, F., Rocha, Á., and Cota, M.P., (2016), From the
Pada Kabupaten Malang Berbasis Android, quality of traditional services to the quality of
AMIKOM, Yogyakarta. local e-Government online services: A literature
Lee, J.H., Hancock, M.G., and Hu, M., (2014). Towards review. Government Information Quarterly, 33(1),
an Effective Framework for Building Smart Cities: 149–160.
Lessons form Seoul an San Fransisco. Technological Sá, F., Rocha, Á., Gonçalves, J., and Cota, M.P., (2017).
Forecasting and Social Change, 89, 80-99. Model for the quality of local government online
Lee, J.H., Phaal, R., and Lee, S., (2013). An Integrated services. Telematics and Informatics, 34(5), 413–
Service-Device-Technologhy Roadmap for Smart 421.
City Development. Technological Forecasting and Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Social Change, 80, 286-306. Publik
Lin, K. C., Chang, L.S., Tseng, C.M., Lin, H.H., Chen, Wang, D., and Xiang, Z., (2012). The New Landscape of
Y.F., and Chao, C.L., (2014). A Smartphone App Travel: A Comprehensive Analysis of Smartphone
for Health and Tourism Promotion. Mathematical Apps. Information and Communication Technologies
Problems in Engineering, 1-10. in Tourism, 2012, 308-319.
Nallari, R., Griffith, B., and Yusuf, S., (2012). Geography of
Growth Spatial Economy and Competitiveness, Bank
Dunia, Washington.
Odendaal, N., (2003). Information and Communication
Technology and Local Governance: Understanding
The Difference Between Cities in Developed and
Emerging Economies. Computers, Environment and
Urban Systems, 27(6), 585-607.
Piro, G., Cianci, I., Grieco, L., Boggia, G., and Camarda,
P., (2014). Information Centric Services in Smart
Cities. The Journal of Systems and Software, 169188.
Pramadya, J., (2011). Pembuatan Aplikasi Mobile Berbasis
Android OS untuk Mengetahui Lokasi Tempat
Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, AMIKOM,
Yogyakarta.
Rachmawati, R. and Rijanta, R., (2012). Population
Mobility and Urban Spatial Structure: Does
the Use of Information and Communication
Technology Matter? Regional View, Japan, 25,
9-19.
Rachmawati, R., (2014). Pengembangan Perkotaan
dalam Era Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Rachmawati, R., Rijanta, R., and Djunaedy, A., (2015).
Location Decentralization Due to The Use of
Information and Communication Technology:
Empirical Evidence from Yogyakarta, Indonesia.
Human Geographies–Journal of Studies and
Research in Human Geography, 9(1).
Rachmawati, R., (2016). Urbanization in the Era
of Information and Community Technology
(ICT). Proceeding, The 13th International Asian
Urbanization Conference: Rapid Urbanisation
and Sustainable Development in Asia.
Rocca, R.A.L., (2013). Tourism and City. Reflections
About Tourist Dimension of Smart City. Tema:
Journal of Land Use, Mobility and Environment,
6(2), 201-213.

https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |23

Anda mungkin juga menyukai