Setiap guru memiliki suatu nilai yang tidak dapat ditentukan oleh siapa
saja sebagi pemberi pengukuhan bagi para pembelajar. nilai itu sendiri ditentukan
sendiri oleh pembelajar atas dasar pengalaman masa lalu, dan ini berubah sebagai
hasil tindakan guru. Guru harus menyadari bahwa proses evaluasi ini terus
berlangsung pada diri pembelajar dan hubungan yang bersifat positif dengan
pembelajar itu akan meningkatkan kemampuan diri guru untuk selanjutnya
mempengaruhi perilaku mereka di kelas. Lagipula, guru merupakan salah satu
orang dewasa yang berfungsi sebagai pemberi penguatan dalam kehidupan diri
pembelajar. Agar supaya dapat memperlancar proses manajemen kelas maka guru
seharusnya memperoleh dukungan dari berbagai pihak.
Ada sejumlah sistem atau variasi perubahan perilaku yang dapat
diterapkan terhadap manajemen kelas. Sistem-sistem tersebut pada dasarnya
memiliki keterbatasan-keterbatan dan konsekuensi –konsekuensi dalam perilaku
dan menerapkan berbagai aturan, ganjaran, dan hukuman. Semua sistem yang
telah terkenal digunakan dalam berbagai situasi belajar sosial yang dikenal dengan
istilah modeling.
Model-model ini menjadi efektif dalam mengubah perilaku sesuai dengan
derajad apabibala model-model tersebut memperoleh perhatian, menarik
perhatian, dan diikuti. Model-model yang efektif itu misalnya orang tua, sanak
keluarga, guru, dan orang dewasa lain dalam masyarakat, figure dari orang awam,
dan termasuk kelompok sebaya. Model yang paling baik adalah individu-individu
yang dapat mengidentifikasi atas dasar satu atau lebih sifat-sifat berikut: 1) jenis
kelamin, 2) usia, 3) daya tarik fisik, 4) daya tarik kepribadian, 5) kompetensi, 6)
kekuasaan, dan 7) kemampuan untuk memberikan rangsangan untuk ditiru
(Ornstein, 1990). Guru yang ingin menggunakan contoh atau model di dalam
manajemen kelas mengakui bahwa kelima hal pertama di atas besifat personal
yang sulit untuk diubah, tetapi tiga hal terakhir bersifat kelembagaan yang lebih
mudah untuk dilakukan untukk meningkatkan efektivitas sebagai model.
Membangun disiplin yang baik melalui modeling menurut Bandura,
Cohen, dan Skinner (dalam Onsten, 1990) meliputi sebagai berikut ini.
1. Demonstrasi. Para pengajar mengetahui secara tepat tentang apa yang
diharapkan. Agar memiliki perilaku yang diharapkan jelaskan pada mereka,
sehingga mereka mengerti dan mendengarkannya.
2. Perhatian. Para pembelajar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang
dijelaskan atau disampingkannya. Tingkat perhatian berhubungan
karakteristik model (guru) dan karakteristik pembelajar.
3. Praktek. Para pembelajar diberi kesempatan untuk mempraktekkan perilaku
yang sesuai.
4. Umpan balik korektif. Para pembelajar sering menerima umpan balik yang
bersifat spesifik dan langsung. Perilaku yang sesuai diperkuat; sedangkan
perilaku yang tidak sesuai ditekan atau dikoreksi.
5. Aplikasi. Para pembelajar mampu menerapkan belajar mereka di dalam
kegiatan kelas (bermain peran, kegiatan modeling) dan situasi kehidupan
nyata lainnya.
Peran guru dalam modeling sebagai berikut.
1. Memilih perilaku yang dipelajari.
2. Memilih model-model yang paling sesuai.
3. Memperhatikan bahwa perilaku itu dicontohkan secara jelas, tepat, dan
ringkas.
4. Menekankan dalam membantu pengamat menfokuskan perhatian pada apa
yang sedang dicontohkan.
5. Menekankan pengamat dalam mengingat apa yang telah dilihat.
6. Memberikan latiahan yang sesuai dalam melakukan kembali perilaku yang
diamati
7. Memberikan umpan balik yang bersifat korektif selama pengulangan oleh
pembelajaran.
8. memberikan penguatan yang menyertai perilaku yang diharapkan.
Hasil penelitian Ludia
1. guru menjewer anak yang tidak berbaris dengan baik.
2. guru menghukum siswa yang tidak berdo’a dengan baik dengan disuruh
berdoa di depan kelas.
3. guru memuju tugas siswa. dan menunjukkan tugas yang paling bagus.
4. guru memperingatkan siswa yang tidak konsentrasi dengan memanggil
namanya
5. guru menggunakan pembelajaran outdoor
6. guru memperingatkan siswa yang mengganggu temannya hingga tidak
konsentrasi belajar
7. jika sudah berkali-kali, guru memperingatkan dengan menepuk bahu secara
pelan.
8. membiasakan anak untuk bekerja sama dan bekerja keras
9. membiasakan untuk memberanikan maju ke depan
10. guru mengevaluasi kerja kelompok
11. guru mengingatkan anak yang memakai topi di kelas.