Etika Reproduksi, Transplantasi Organ Dan Euthanasia - Dr. AA Heru Tjahyono, SP - Og
Etika Reproduksi, Transplantasi Organ Dan Euthanasia - Dr. AA Heru Tjahyono, SP - Og
REPRODUKSI
(REPRODUCTION)
• Re : kembali, berulang lagi
• Produksi : ‐ menghasilkan sesuatu ~ anak
‐ proses menghasilkan anak atau
berkembang biak untuk memperoleh
anak/keturunan
SEHAT (HEALTH) (WHO)
1
6/15/2012
KESEHATAN REPRODUKSI
is a state of complete physical, mental and social
wellbeing and not merely the absence of disease and
infirmity, in all matters relating to the reproductive
system and its functions and processes
y p
(International Conference on Population and
Development, ICPD), Beijing + 5, di New York pada
tahun 2006)
“ Setiap
Setiap orang, baik
orang baik laki‐laki
laki laki maupun perempuan
(tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku,
umur, agama dll) mempunyai hak yang sama untuk
memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab
(kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai
jumlah anak, jarak antar anak‐anak serta untuk
menentukan waktu kelahiran anak dan dimana
akan melahirkan”
(didasari : pengakuan akan Hak‐hak Asasi Manusia)
2
6/15/2012
Penjabarannya :
3
6/15/2012
REPRODUKSI SEHAT
1. Harus terrencana
♀ /♂
2. Dalam kondisi yang sehat ( ♀ )
3. Hindari “4 terlalu” untuk
4 terlalu untuk hamil
Terlalu muda ( < 18/20 tahun)
Terlalu tua (≥35 tahun)
Terlalu dekat jarak kehamilan ( < 2 tahun)
Terlalu banyak anak (≥ 3 orang)
4
6/15/2012
1
1. REPRODUKSI MANUSIA : abortus, kontrasepsi, TRB, seleksi
REPRODUKSI MANUSIA : abortus kontrasepsi TRB seleksi
kelamin anak, rekayasa genetika, klonasi pada anak, HIV pada
kehamilan
2. KEPASTIAN MATI (brain death) : euthanasia, mechanical life
support
3. DONASI/TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH (hidup atau mati) :
bank zygot /kulit/darah
4
4. RISET GENETIKA : sel induk (stem cell), DNA combination, proyek
(stem cell) DNA combination proyek
genome, terapi gen dll.
5. Dan lain‐lain.
• ETIKA PROFESI dari ORGANISASI
PROFESI
• PERATURAN PERUNDANG‐UNDANGAN
dari Negara
• FATWA AGAMA
5
6/15/2012
• Pasal 71 • Pasal 75
• Pasal 72 • Pasal 76
• Pasal 73 • Pasal 77
• Pasal 74
6
6/15/2012
ABORTUS
Adalah berakhirnya kehamilan sebelum berusia 20 (22) minggu
JENIS :
1. Abortus spontan ( keguguran, miskram, miscarriage)
merupakan suatu mekanisme alamiah keluarnya hasil konsepsi
(pembuahan)
INDIKASI
• /
MEDIS / TERAPI :
– Ibu : Penyakit Jantung, Ginjal, Kanker dll
syarat ‐ kehamilan mengancam jiwa ibu
– Janin : cacad bawaan berat
syarat – janin tidak mungkin mampu hidup di luar rahim
• NON MEDIS : Kriminal
– Kehamilan tidak diinginkan secara sengaja
– Kehamilan tidak diinginkan secara tidak sengaja
7
6/15/2012
Berdasarkan :
Lafal Sumpah Hippocrates
Lafal Sumpah Dokter Indonesia
International Code of Medical Ethics
KODEKI
SETIAP DOKTER WAJIB MENGHORMATI
DAN MELINDUNGI MAKHLUK HIDUP
INSANI
ABORSI BERDASARKAN INDIKASI NON‐MEDIK ADALAH TIDAK ETIS
UNDANG‐UNDANG REPUBLIK INDONESIA
No.36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
Pasal 75
(1) Setiap
p orang
g dilarang
g melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia
dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
d
dapat di b iki sehingga
diperbaiki hi menyulitkan
li k bayi
b i tersebut
b
hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat
menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.
8
6/15/2012
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya
dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau
penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling
pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan
medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat
dilakukan:
a) sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung
d i hari
dari h i pertama haid
h id terakhir, kecuali
khi k li dalam
d l h l
hal
kedaruratan medis;
b) oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan
oleh menteri;
c) dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d) dengan izin suami kecuali korban perkosaan; dan
d) dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e) penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri.
9
6/15/2012
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan
dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2)
dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma
agama dan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
10
6/15/2012
11
6/15/2012
2. KONTRASEPSI / KELUARGA BERENCANA
2. KONTRASEPSI / KELUARGA BERENCANA
Jenis :
Tanpa Alat
1. Sanggama terputus ( coitus interruptus )
2. KB alamiah
3. Perpanjangan masa laktasi
12
6/15/2012
UU Kesehatan No
36 tahun 2009
Pasal 78
1. Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk
pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk
generasi penerus yang sehat dan cerdas.
13
6/15/2012
3. TEKNOLOGI REPRODUKSI BUATAN (TRB) /
3. TEKNOLOGI REPRODUKSI BUATAN (TRB) /
ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGY (ART)
Dalam 3 dasawarsa terakhir, kemajuan IPTEK Kedokteran dalam bidang
reproduksi manusia maju dengan begitu pesatnya sehingga dewasa ini terdapat
berbagai cara pelaksanaan dalam upaya kehamilan diluar cara alami yakni :
TRB / ART
14
6/15/2012
SEGI ETIKA
SEGI HUKUM
15
6/15/2012
16
6/15/2012
Saat ini terjadi perbedaan pendapat dari segi hukum, etika dan sosial (ethical,
legal and social implication ,ELSI)
Bagi yang tidak setuju :
a. Dianggap sebagai diskriminasi kelamin
b. Bertentangan dengan keadilan (justice) sebagai salah satu prinsip etika
profesi kedokteran
17
6/15/2012
SEGI ETIKA
SEGI HUKUM
18
6/15/2012
19
6/15/2012
20
6/15/2012
Cloning
• Cloning dapat dilakukan dalam tiga
tingkatan
– level DNA,
– level single cell,
– level whole organism
• P
Perhatian masalah etika difokuskan pada
h ti l h tik dif k k d
adanya pengopian genetik untuk
keseluruhan organime
Ada 3 tipe/ jenis Cloning
• 1. Embryo Cloning
• 2. Adult DNA Cloning
• 3. Therapeutic Cloning
21
6/15/2012
1. Embryo cloning
• E
Embryo cloning:
b l i adalah tehnik medis yang
d l h h ik di
menghasilkan kembar monozygote dan bisa
menghasilkan kembar dua atau tiga(lebih).
• Tehniknya satu sel atau lebih diambil dari
embryo (ovum yang sdh dibuahi) kemudian
dibiarkan berkembang menjadi satu atau dua
embryo atau lebih sehinga terbentuk kembar dua
atau tiga dengan susunan genetik yang sama
2. Adult DNA cloning
• Adult DNA cloning (reproductive cloning)
g p g
Tehnik ini bertujuan menghasilkan duplikat
(kopian) dari binatang yang ada.Hal ini telah
dilakukan pada domba dan binatang mamalia
lainnya.
• Di sini DNA dari ovum di keluarkan dan diganti
dengan DNA dari sel binatang lain. Ovum ini
akan menjadi omum yang dibuahi dan disebut
sebagai pre‐embryo. Kemudain ditanam ke dalam
uterus binatang lain.
22
6/15/2012
Adult DNA ......
• Tehnik ini belum dicobakan pada manusia
Tehnik ini belum dicobakan pada manusia.
• Cara seperti ini ditentang oleh umumnya
semua negara, dan oleh para pakar etika
menganggap suatu perbuatan immoral jika
dilakukan pada manusia.
3. Therapeutic cloning
• Therapeutic cloning (biomedical cloning):
adalah suatu cara yang awalnya sama dengan
Adult DNA,
• Akan tetapi di sini stem‐cell diambil dari pre‐
embryo dengan tujuan untuk menghasilkan
jaringan atau organ utuh untuk kemudian
ditansplantasikan kembali ke dalam tubuh yang
punya DNA. Dan Pre‐embryo dibiarkan mati.
23
6/15/2012
• Kl
Kloning
i manusia i memungkinkan
ki k banyak
b k
pasangan infertil untuk mendapatkan anak
• Organ manusia dapat dikloning secara
selektif untuk dimanfaatkan sebagai
pengganti
p gg bagi
g ppemilik sel organ itu
g sendiri
sehingga dapat meminimalisir risiko
penolakan
24
6/15/2012
KLONING
Masih merupakan kontroversi
Berbagai kalangan : Pemerintah, kelompok masyarakat, ilmuwan maupun
agamawan telah memberikan pernyataan bahwa kloning pada manusia
adalah tidak etis dan bertentangan dengan harkat dan martabat manusia
(reproductive cloning) sedangkan rekayasa jaringan (therapeutic cloning)
dianggap etis dan perlu mendapat perhatian (dianjurkan dan dilindungi)
PANDANGAN ‐ PANDANGAN
25
6/15/2012
26