Pembimbing
dr.Ika Nurfarida ,Sp.KJ
Disusun Oleh
Penyusun
Tina Ljungberg , Emma Bondza, and Connie Lethin. 2020. Evidence of the
Importance of Dietary Habits Regarding Depressive Symptoms and Depression.
Sweden. Int. J. Environ. Res. Public Health 2020, 17, 1616;
doi:10.3390/ijerph17051616
ABSTRACT
Pendahuluan : Penyakit jiwa merupakan salah satu ancaman yang paling
cepat meningkat terhadap kesehatan masyarakat dimana depresi dan gangguan
kecemasan meningkat paling banyak. Penelitian menunjukkan bahwa diet
berhubungan dengan gejala depresi atau depresi (depresi). Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak pola makan terhadap depresi, dengan
meninjau bukti ilmiah untuk ntervensi pencegahan dan ipengobatan.
Metode: Penelitian ini menggunakan tinjauan sistematis, dan analisis sintesis
naratif dilakukan. Hasil: Dua puluh artikel ilmiah dimasukkan dalam jurnal ini.
Hasilnya menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi pada makanan yang
rekomendasi; menghindari makanan olahan; asupan makanan anti-inflamasi;
magnesium dan asam folat; berbagai asam lemak; dan konsumsi ikan dapat
menurunkan depresi. Profesional public health (kesehatan masyarakat) yang
bekerja untuk mendukung dan memotivasi kebiasaan makan yang sehat dapat
membantu mencegah dan mengobati depresi berdasarkan bukti yang ditunjukkan
pada hasil penelitian ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat
hubungan sebab akibat dan menentukan strategi berbasis bukti untuk diterapkan
dalam pencegahan dan pengobatan oleh perawatan kesehatan masyarakat.
Kata Kunci : anxiety, hubungan sebab akibat, depresi, gejala depresi, diet,
kesehatan jiwa, pencegahan, kesehatan masyarakat, profesional kesehatan
masyarakat.
PENDAHULUAN
Depresi dan keadaan kesehatan mental lainnya terjadi peningkatan secara
global dan tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat dimana gangguan
depresi dan kecemasan yang meningkat paling banyak. Prevalensi depresi yaitu
lebih dari 300 juta orang. Depresi adalah penyebab utama beban penyakit tidak
fatal. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian kedua pada orang dewasa
muda, dan hampir 800.000 kasus bunuh diri setiap tahunnya di seluruh dunia.
Menurut The Organization for Economic Co-operation and Development
(OECD), biaya untuk kesehatan mental yang buruk di Uni Eropa (UE)
diperkirakan lebih dari 4% dari produk domestik bruto (PDB), yang setara dengan
lebih dari €600 miliar. Kesehatan mental sangat penting diperlukan pembelajaran,
produktivitas dan partisipasi masyarakat, dan dukungan bukti ilmiah untuk hasil
yang baik dalam perawatan pencegahan. Selanjutnya penelitian menunjukkan
bahwa kebiasaan gaya hidup berhubungan dengan kesehatan mental. Pada 2015,
Majelis Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan tujuan baru
pembangunan global baru. Tujuan tersebut diberi nama Agenda 2030 dan tujuan
dari deklarasi tersebut adalah untuk mempromosikan masa depan yang
berkelanjutan dan memberantas kemiskinan global. Salah satu sub-tujuan tersebut
adalah mengenai tindakan pencegahan dan pengobatan untuk mengurangi
kematian akibat untuk penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit
kardiovaskular, serta promosi kesejahteraan dan kesehatan mental. Depresi dan
kondisi mental lainnya dapat mempengaruhi semua orang, dan perbedaan antara
kesehatan mental dan penyakit tidak mudah untuk didefinisikan.
Banyak pekerjaan dalam masyarakat saat ini tidak terlalu membebani
secara fisik karena perkembangan teknologi, sementara ketegangan psikologis
telah berkurang banyak. Penyakit mental bagi individu dapat menyebabkan
masalah dalam menghadapi kehidupan sehari-hari seperti keluarga dan pekerjaan.
Perasaan bersalah dan malu mungkin menjadi kendala untuk mencari pertolongan
penyakit mental. Penyakit mental tidak lagi distigmatisasi seperti sebelumnya, dan
lebih banyak orang mencari bantuan pada perawatan kesehatan. Depresi adalah
salah satu tantangan kesehatan masyarakat utama dan pada tahun 2015, World
Health Organization (WHO) menetapkan rencana tentang bagaimana masalah
tersebut harus ditangani pada ―The European Mental Health Action Plan”.
Rencana tindakan ini mencakup kesehatan mental dan gangguan mental pada
semua umur dan sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai dan prioritas kerangka
kerja kebijakan Eropa yang baru untuk kesehatan dan kesejahteraan, Kesehatan
2020.
Melalui bukti dampak positif pada gejala depresi atau depresi (selanjutnya
disebut depresi) melalui perubahan pola makan, dapat memotivasi untuk
pencegahan dan peningkatan gaya hidup yang sehat. Dengan mengacu pada biaya
yang ditimbulkan oleh penyakit mental, maka menjadi perhatian semua bahwa
pencegahan y dapat mengurangi beban biaya bagi masyarakat. Dalam sebuah
studi oleh Berk et al. mengatakan penelitian yang ada telah mengumpulkan
beberapa kebiasaan untuk mengatur depresi dalam tinjauan naratif. Tinjauan
tersebut menganalisis dan menghasilkan tiga rekomendasi klinis. Yang pertama
adalah faktor gaya hidup seperti makan tidak sehat, gaya hidup tidak aktif,
merokok, dan beberapa zat yang dapat menyebabkan peningkatan risiko depresi,
dan beberapa faktor yang secara bersamaan mempengaruhi gaya hidup. Pedoman
klinis kedua didasarkan pada bukti bahwa latihan fisik efektif sebagai pengobatan
untuk depresi.
Pedoman ketiga hanya didasarkan pada beberapa studi dan masih menunjukkan
pengaruh pemberian dukungan untuk berhenti merokok dan rekomendasi diet
sebagai pengobatan depresi. Dalam studi yang menunjukkan hubungan antar
faktor, Berk et al. terdapat faktor-faktor yang mungkin penting untuk dihindari
sebagai risiko terjadinya depresi tetapi membutuhkan lebih banyak penelitian.
Saat ini, lebih banyak penelitian telah diterbitkan di lapangan, dan untuk
berkontribusi pada basis pengetahuan tentang kebiasaan gaya hidup, studi literatur
saat ini merupakan penelitian yang diterbitkan setelah penelitian Berk et al., dan
khususnya tentang diet dan nutrisi. Penyakit mental merupakan ancaman yang
berkembang bagi kesehatan masyarakat dan depresi dan gangguan kecemasan
adalah kondisi yang meningkat paling banyak. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini, penyakit mental hanya sebatas mencakup kondisi ini. Melalui bukti yang
teridentifikasi, profesional kesehatan masyarakat dapat memberikan penyuluhan
tentang kebiasaan makan sebagai suplemen untuk perawatan medis. Tujuan
tinjauan sistematis ini adalah untuk menyelidiki dampak diet terhadap depresi
dengan memetakan bukti yang tersedia untuk tujuan pencegahan dan pengobatan.
MATERIAL DAN METODE
Studi pustaka ini dilakukan sebagai tinjauan sistematis dan analisis sintesis
narasi [5–9]. Pencarian pustaka dilakukan secara sistematis dan berdasarkan
sintesis narasi dan meta-analisis yang diterbitkan oleh Berk et al. termasuk
penelitian yang diterbitkan selama 2012-08-01. Pengumpulan data dilakukan di
database CINAHL, PubMed, dan PsycINFO. Model PICO digunakan dalam
penelitian ini [10]; P = gejala depresi atau depresi; I = intervensi diet; C =
pembukaan / intervensi atau tidak ada pembukaan / intervensi; dan O = mencegah
dan mengobati gejala depresi atau depresi.
Kriteria inklusi pada penelitian adalah yang diterbitkan 2012-08-01–2019-08-31,
peer-review studi kuantitatif empiris, yang menggambarkan tujuan penelitian saat
ini, dan dilakukan di Eropa, Oceania, dan Amerika Serikat (AS). Semua yang
disertakan pada studi disetujui menurut standar etika penelitian. Desain penelitian
yang memenuhi syarat untuk dimasukkan adalah randomized controlled trials
(RCTs) dan studi observasi. Negara-negara tersebut harus memiliki rekomendasi
makanan nasional yang sebanding dan mendiskusikan faktormerugikan yang
potensial. Studi tentang wanita hamil dan studi dalam bahasa selain bahasa Inggris
masuk kretiria excluded. Pencarian dilakukan menggunakan istilah Boolean
seperti AND, OR, dan dengan istilah MeSH dan topik mayor (MM). Yang
termasuk dalam istilah pencarian yang digunakan: Kesehatan mental; depresi;
kegelisahan; memakan; diet; perilaku makan; hubungan sebab dan akibat; dan
faktor risiko. Contoh pencarian strategi di PubMed disajikan pada Tabel 1
menurut daftar periksa PRISMA.
Tabel 1. Pencarian dan pencarian istilah untuk PubMed
Cari Istilah Pencarian Hits Peninjauan Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3
Nomor Abstrak Penilaian Penilaian Studi
(#) Relevansi Kualitas Yang
Masuk
Kriteria
Emerson penguku Data dari Buah dan sayur Diet sehat Terbatas
dan ran Canadian menyelidi menunjukkan harus
Carbert Prospect Communi ki signifikansi efek dipertimban
2019 [26] ive ty Health hubungan perlindungan gkan untuk
Kanada cohort Survey antara terhadap gejala mencegah
cross- Dari 12 nutrisi dan depresi penyakit
section tahun depresi Seperti gangguan mental
n= dari suasana hati dan untuk
37.071 imigran di kecemasan imigran di
Kanada Kanada
Lucas dkk. Prospect Data dari Tujuanny Diet inflamasi Peradangan cukup
(2014) ive Nurses‘ a adalah secara signifikan kronis kuat
[33] AS cohort n health untuk terkait dengan mungkin
= 43.685 study menyelidi peningkatan risiko merupakan
Perempua ki depresi (Regresi hubungan
n :55–77 hubungan Peringkat yang
tahun antara Berkurang mendasari
diet (RRR) 1,41 (p> antara diet
inflamasi 0,001) dan
dan depresi
depresi
Matta Prospect Data dari Studi Terlepas dari pola Gejala Terbatas
dkk. (2018 ive Constance tersebut makan, risiko depresi bisa
) cohort s Cohort meneliti depresi secara jadi terkait
[34 ] Pranc Cross- Dewasa hubungan bertahap dengan
is sectional 18–69 cross- meningkat dengan pengecualia
n = tahun sectional jumlah n makanan
90.380 antara makanan yang
gejala dikecualikan
depresif
dan diet
vegetarian
Ruusunen Prospect Data dari Pengkajia Tiga pola diet Kepatuhan Cukup
et al. ive Kuopio n berbeda telah pada diet kuat
(2014) cohort Ischemic hubungan teridentifikasi. Kel sehat dapat
[36 ] Finla n = heart diet ompok dengan mengurangi
ndia 1003 disease dengan asupan makanan risiko
Risk depresi yang banyak dari depresi
Factor diet yang sehat
Pria 46– punya
65 tahun perlindungan
terhadap
efek depresi
3. Asupan makanan asam folat, magnesium, dan asam lemak terkait dengan
depresi;
Mikronutrien dalam makanan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit mental. Asupan magnesium melalui makanan secara signifikan dikaitkan
dengan risiko pengembangan depresi pada pria paruh baya. Perhitungan dibuat
antara tiga model statistik mengenai kandungan magnesium dalam makanan, dan
asupan magnesium terendah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi yang
signifikan. Ketika ketiga model dalam studi dibandingkan, ditemukan bahwa
mereka yang memiliki asupan magnesium tertinggi memiliki efek perlindungan
terhadap depresi. Hubungan antara asupan B12, asam folat, dan magnesium
muncul sebagai efek samping pada hasil di mana tujuan utamanya adalah untuk
menyelidiki kepatuhan terhadap anjuran diet sehat. Mereka yang memiliki
kepatuhan tertinggi terhadap saran diet sehat dalam penelitian yang sama
memiliki risiko gejala depresi yang lebih rendah dan asupan magnesium, asam
folat, dan B12 yang jauh lebih tinggi dalam makanan. Dalam studi lain, asupan
makanan olahan yang tinggi meningkatkan risiko depresi, dan mereka yang
memiliki asupan makanan olahan yang tinggi dan memiliki asupan B12,
magnesium, dan asam folat yang jauh lebih rendah dalam makanannya, memiliki
resiko depresi lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang memiliki asupan
olahan yang rendah dalam makanannya. Asosiasi yang signifikan pada kedua
jenis kelamin telah dihitung mengenai asupan vitamin B dan risiko depresi. Pada
wanita, mereka dengan asupan B6 tertinggi memiliki risiko yang lebih rendah dan
di antara pria, mereka dengan asupan B12 tertinggi memiliki risiko yang lebih
rendah. Kadar B6 dan B12 yang rendah, masing-masing dikaitkan dengan
peningkatan risiko depresi dalam penelitian yang sama. Asupan asam lemak
dalam makanan diteliti sebagai mediator risiko peradangan dan kaitannya dengan
depresi pada orang tua. Penanda inflamasi dalam penelitian tersebut diukur
dengan C-reactive protein (CRP) dan Interleukin-6 (IL-6). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa omega 3 dan polyunsaturated fatty acids memiliki efek
perlindungan terhadap depresi pada pria, dan CRP merupakan penanda yang
berpengaruh secara signifikan. Selain itu, total asupan lemak, asam lemak jenuh,
dan monounsaturated fatty acids memiliki dampak yang meningkat secara
signifikan pada CRP dan IL-6 pada wanita. Asupan makanan dari subkelas
flavonoid memiliki dalam satu penelitian, efek perlindungan yang signifikan
terhadap risiko depresi di kalangan wanita. Selanjutnya, asupan tertinggi flavonol,
flavon, dan flavanon, secara signifikan dikaitkan dengan risiko depresi 7% -10%
lebih rendah dibandingkan dengan asupan terendah dalam sebuah penelitian dari
Amerika Serikat. Dalam sebuah studi oleh Godos et al. asupan makanan polifenol
total, kelasnya, subkelasnya, dan senyawanya dinilai dalam kaitannya dengan
gejala depresi. Hasilnya, tidak ada hubungan signifikan dengan gejala depresi
yang ditemukan dengan asupan polifenol total. Dalam subclass, studi ini menilai
signifikansinya, yang menunjukkan bahwa asupan flavonoid yang lebih tinggi
mungkin berhubungan terbalik dengan gejala depresi.
DISKUSI
Hasil penelitian ini menunjukkan pola makan dapat berperan penting
untuk munculnya dan pengobatan pada penyakit jiwa. Kepatuhan yang tinggi
terhadap anjuran diet, diet anti-inflamasi, konsumsi ikan, tidak mengkonsumsi
makanan olahan, dan asupan yang cukup terkait kebutuhan asam folat, magnesium
different fatty acids yang berkaitan dengan resiko penyakit mental.
Kepatuhan terhadap anjuran diet yang direkomendasikan menghasilkan
asupan nutrisi yang cukup dan dapat mengurangi resiko serta mengurangi gejala
penyakit mental. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan respon-dosis dengan
mengikuti rekomendasi diet saat ini dan mengurangi resiko penyakit mental pada
usia dan populasi yang berbeda. Hasil ini sesuai dengan studi literatur sistematis
yang diterbitkan baru-baru ini dan menunjukkan hasil yang konsisten. Diet yang
seimbang dengan asupan sayuran, buah-buahan, dan ikan dikaitkan dengan
penurunan resiko depresi, sementara diet dengan tambahan gula, soda, dan junk
food dikaitkan dengan risiko depresi. Hasil penelitian ini dan hasil dari sumber
lain memperkuat Berk et al. Rekomendasi diet dianjurkan oleh pihak berwenang
dan WHO apabila diikuti dengan kepatuhan yang baik, hal ini dapat melawan
penyakit mental.
Makanan mungkin memiliki pengaruh pada tingkat peradangan dalam
tubuh dan mungkin terkait dengan peningkatan risiko depresi dan makanan
dengan efek anti-inflamasi dapat menurunkan gejala dan melindungi dari penyakit
mental. Penelitian ini menunjukkan bahwa diet anti-inflamasi dapat mengurangi
resiko depresi, gejala depresi dan sebaliknya. Asupan makanan yang tinggi
terkait dengan efek pro-inflamasi meningkatkan resiko. Temuan ini didukung
oleh penelitian negara lain dimana prevalensi depresi dan kecemasan dikaitkan
dengan asupan makanan pro-inflamasi yang tinggi. Dalam studi lain, potensi
peradangan dari diet diselidiki pada gadis remaja dan hasilnya menunjukkan
tingkat stres meningkat secara signifikan pada gadis remaja ketika diet terdiri dari
proporsi tinggi makanan pro-inflamasi. Meta-analisis menunjukkan bahwa
menghindari diet pro-inflamasi dikaitkan dengan resiko depresi yang lebih rendah.
Penelitian yang tersedia terkait hubungan antara radang, usus, dan penyakit
mental sepeti depresi dan kecemasan telah dipelajari dalam literatur sistematis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa probiotik (asupan bakteri baik) dan prebiotik
(makanan untuk bakteri baik) meningkatkan kesehatan usus yang dapat
mengurangi peradangan dan menyebabkan sedikit gejala penyakit mental.
Makanan dengan pro-inflamasi harus dihindari untuk tujuan pencegahan sebelum
dan dalam kasus penyakit mental.
Berbagai konstituen mikronutrien makanan dapat menjadi penting untuk
depresi. Asam lemak dalam makanan dapat mempengaruhi tingkat peradangan
dalam tubuh dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala depresi. Asupan
mikronutrien pada penelitian ini ditujukkan sebagai agen protektif untuk melawan
gejala depresi. Asupan yang tinggi seperti magnesium, asam folat, B6 dan B12
yang lebih tinggi melalui makanan memiliki perlindungan efek terhadap gejala
mental pada populasi yang berbeda. Kandungan asam lemak makanan penting
pada pengaruh terhadap penyakit mental karena karena peningkatan peradangan,
peningkatan asam lemak atau menurunkan resiko depresi. Temuan dalam
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya dimana terdapat hubungan
yang signifikan antara kadar folat dan B12 yang rendah dalam serum dan
peningkatan resiko depresi pada keduanya. Asupan makanan tinggi B6 dan B12
menunjukkan perlindungan yang signifikan untuk perkembangan depresi. Selain
itu, asupan magnesium yang rendah dalam makanan juga dikaitkan dengan
peningkatan resiko depresi pada populasi orang yang lebih muda dan lebih tua
dalam penelitian lain. studi sebelumnya dan meta-analisis menemukan korelasi
yang signifikan dengan kadar asam folat dan depresi, dimana kadar darah rendah
dikaitkan dengan peningkatan risiko dan asupan diet tinggi asam folat dengan
efek proteksi terhadap depresi. Pola makan dengan asupan mikronutrien yang
memadai dapat melindungi dari depresi dan harus di anjurkan di segala usia.
Pengecualian makanan dari diet dapat dikaitkan dengan peningkatan
resiko penyakit mental, serta asupan makanan olahan dengan GI tinggi seperti
permen, minuman ringan, dan whole food. Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa pilihan diet sehat seperti peningkatan konsumsi ikan dan diet
Mediterania mungkin memiliki efek protektif, sementara asupan tinggi permen
dan produk dengan GI tinggi dikaitkan dengan peningkatan resiko gejala depresi
dan depresi. Selain itu, terlepas dari pola makannya, resiko depresi meningkat
dengan jumlah makanan yang dikecualikan dari makanan tersebut. Beberapa
penelitian dari meta-analisis telah menunjukkan bahwa orang-orang yang pola
makannya terdiri dari pola makan barat memiliki resiko depresi yang meningkat
secara signifikan, sedangkan mereka yang makan banyak sayuran dan biji-bijian
memiliki penurunan resiko yang signifikan. Dalam tinjauan pustaka lain,
konsumsi minuman manis seperti minuman ringan dan hubungan dengan resiko
depresi diselidiki. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam
resiko depresi pada orang dengan asupan minuman bersoda yang tinggi.
Konsumsi ikan telah dikaitkan dengan penurunan risiko depresi dalam beberapa
artikel yang diterbitkan. Dalam ulasan terbaru menemukan hubungan dosis-
respons yang signifikan yang memperkuat hasil penelitian. Pola makan bervariasi
yang kaya kan makanan non-olahan serta ikan dapat melindungi anda dari depresi.
Intervensi diet mungkin merupakan pengobatan yang efektif untuk
depresi. Dukungan untuk perubahan pola makan dapat terdiri dari MI dan
intervensi kelompok dengan edukasi terkait makanan sehat yang dapat
memberikan pengobatan yang efektif dan dapat mengarah pada pengurangan
gejala depresi. Hasil penelitian ini menunjukkan efek positif yang signifikan
terhadap kesehatan mental bagi mereka yang mendapatkan intervensi diet dalam
bentuk penyuluhan gizi dan memasak di tingkat kelompok dan bimbingan
berbasis MI ditingkat individu. Lebih lanjut, hasil penelitian termasuk beberapa
studi RCT dengan intervensi diet yang dibandingkan dengan percakapan sosial
atau aktivitas kelompok seperti pengobatan terhadap depresi. Hasil ini
menunjukkan perbedaan yang signifikan dan hubungan kausal antara pentingnya
diet untuk kesehatan mental. Penelitian dalam proyek The MooDFOOD dalam
waktu dekat akan menunjukkan bukti pentingnya diet. Dalam salah satu studi
RCT dan termasuk dalam hasil studi ini, NNT 4, dan jika hasil ini akan tetap ada
dalam studi mendatang dengan intervensi diet hal ini dapat menjadi pengobatan
yang ampuh untuk gejala depresi dan depresi. Untuk memberikan perspektif pada
NNT 4 ini dapat dibandingkan dengan statin yang sekarang digunakan untuk
pencegahan primer, dan NNT telah dihitung pada 104 untuk mencegah infark
miokard dan NNT 154 untuk mencegah stroke. Dalam sebuah studi RCT oleh
Estruch et al, pencegahan efek obat ini terhadap penyakit jantung dan stroke
dibandingkan dengn pengobatan dengan diet Mediterania dan berdasarkan
intervensi diet untuk pencegahan primer infark miokard dan stroke hasilnya
adalah NNT 61. Hasil ini tidak secara khusus menyoroti penyakit mental tetapi
menunjukkan bahwa pola makan mungkin berdampak besar pada kesehatan.
Bimbingan dan konseling di tingkat individu dan kelompok mungkin efektif
dalam mencegah dan mengobati penyakit mental. Tingkat peradangan dalam
tubuh telah dikaitkan dengan beberapa kondisi penyakit, dan dalam hasil
penelitian ini juga dikaitan dengan kondisi mental. Prevalensi sindrom metabolik
yang tinggi (lebih dari 1 triliun orang) menyebabkan pradiabetes, tekanan darah
tinggi, dan peningkatan kadar peradangan. Hubungan ini logis karena kesehatan
mental tidak lepas dari kesehatan fisik karena semuanya saling berhubungan.
Sebagian besar penyakit mental dapat dicegah bila penyebabnya didasarkan pada
kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat. Para profesional perawatan kesehatan
perlu bekerja secara preventif dalam skala yang lebih besar dan menangani
penyebab daripada gejala. Studi RCT dan studi kohort berkualitas tinggi dengan
bukti kuat yang disertakan dalam hasil penelitian ini semakin menguatkan hasil.
Lebih lanjut, pengetahuan ini dapat digunakan dalam pekerjaan peningkatan
kesehatan profesional kesehatan masyarakat, lebih disukai dalam kombinasi
dengan MI ada tingkat individu dan kelompok. Dasar studi RCT dengan
intervensi konseling diet untuk mendukung dan memotivasi orang untuk
mengubah kebiasaan makannya memiliki keterbatasan namun ada beberapa yang
menunjukkan efek yang positif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
mendukung perubahan orang dalam kebiasaan makan untuk pencegahan dan
pengobatan gejala depresi atau depresi.
Metode PICO digunakan untuk menyusun strategi pencarian berdasarkan
tujuan penelitian ini untuk meningkatkan akurasi dalam database dan untuk
membangun validasi internal. Kata ―kausalitas‖ dan ―faktor resiko‖ digunakan
dalam teks bebas di CINAHL dan PsycINFO karena mencari terkait topik utama
terdapat keterbatasan. Untuk mencapai hasil yang lebih dapat digeneralisaikan dan
ditransfer, studi juga dilakukan di negara-negara barat. Tahun publikasi termasuk
penelitian terbaru setelah publikasi dari Berk et al ( juli 2012- september 2019)
yang dapat memperkuat ketepatan waktu dan hasil. Untuk memperkuat aspek
etika, hanya studi dengan persetujuan etika yang dimasukkan. Wanita hamil
dikeluarkan dari penelitian, karena kelompok ini adalah kelompok pasien yang
utamanya bertemu dengan bidan dan dipengaruhi hormon sehingga dapat
mempengaruhi hasil .
Penulis melakukan penilaian untuk relevansi dan tinjauan artikel untuk
kualitas individual, menggunakan template yang divalidasi. Artikel dibahas untuk
memperkuat reability. Faktor perancu mungkin menjadi masalah dalam studi
observasional dan dapat dikendalikan dengan cara yang berbeda. Semua studi
termasuk dalam hasil diperiksa untuk sejumlah besar faktor perancu. Sebagai
contoh, sebagian besar studi yang dimasukkan telah menyusun ateri menjadi
subkelompok dan menggunakan model regresi. Evaluasi kualitas pembelajaran
menurut GRADE meliputi faktor perancu dan penelitian yang belum
memperhitungkan hal tersebut belum dimasukkan dalam penelitian ini dan ini
merupakan suatu kekuatan. Sintesis hasil dilakukan terlebih dahulu secara
individual dan kemudian dalam diskusi bersama. Banyak artikel dalam studi
pustaka ini dapat dilihat sebagi kekuatan dan meningkatkan transferabilitas.
Salah satu kelemahan dari penelitian ini adalah hanya sedikit penelitian
RCT yang dimasukkan kedalam hasil. Lebih banyak studi RCT mungkin lebih
memperkuat hasil dan kausalitas. Mengenai hasil dengan risiko, penting untuk
memasukkan studi observasional, karena studi RCT biasanya tidak dapat
menjawab lebih banyak pertanyaan jangka anjang. Studi observasi dapat
memberikan informasi penting dan berkontribusi pada evaluasi bukti secra
keseluruhan. Studi yang termasuk dalam tinjauan sistematis ini adalah studi
observasional yang dilakukan dengan baik dimana kelomppok besar telah diikuti
dari waktu ke waktu. Aspek lain dari pengalihan hasil adalah bahwa studi yang
dilakukan di berbagai bagian lain di dunia dengan berbagai budaya menunjukkan
hasil yang sejalan dengan penelitian ini. Studi yang dilakukan di china dan Iran
telah menunjukkan bahwa pola makan yang sehat berdampak positif pada
kesehatan mental seperti hasil penelitian kali ini.
KESIMPULAN
Diet mungkin memiliki efek signifikan dalam mencegah dan mengobati
depresi pada individu. Pola makan yang dapat melindungi dan mengurangi
depresi harus terdiri dari sayuran, buah-buahan, serat, ikan, biji-bijian, kacang-
kacangan dan sedikit gula tambahan, dan makanan olahan. Dalam pencegahannya,
perawat kesehatan masyarakat dan pekerjaan yang mempromosikan kesehatan,
dukungan dan bantuan untuk mengubah kebiasaan makan orang mungkin efektif
untuk menurunkan depresi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa rekomendasi yang dapat diikuti
seperti
- Nasihat tentang diet seperti meningkatkan asupan sayuran, buah-buahan, ikan,
kacang-kacangan, polong-polongan, minyak zaitun harus diberikan kepada orang-
orang. Selain itu nasihat tentang mengurangi konsumsi makanan olahan seperti
sosis, jus, minuman ringan, dan permen untuk mengurangi depresi
- Kandungan mikronutrien makanan seperti magnesium, asam folat, dan berbagai
vitamin B dalam diet sangat berhubungan dengan depresi (nilai bukti yang cukup
kuat).
- Para profesional kesehatan masyarakat dapat menggunakan MI sebagai
pendekatan dan strategi untuk memotivasi dan mendukung perubahan pola makan
dalam depresi (nilai bukti terbatas).
- Sumber daya lain harus digunakan untuk membantu mempertahankan pola
makan yang sehat untuk tujuan pencegahan depresi (nilai bukti kuat).
TELAAH JURNAL
1. Bagaimana cara penulisan jurnal tersebut?
a. Sistematika penulisan
sistematika penulisan yang digunakan pada jurnal yang kami analisis sudah cukup
bagus, sudah mencakup hal-hal yang harus ada pada sistem penulisan jurnal.
Diantaranya judul jurnal, nama penulis, unit kerja dan alamat lengkap, abstrak,
pendahuluan, metode penelitian, hasil, pembahasan/ diskusi , kesimpulan dan
saran serta daftar pustaka.
b. Tata bahasa
Tata bahasa yang digunakan pada penulisan jurnal dengan judul Evidence of the
Importance of Dietary Habits Regarding Depressive Symptoms and Depression
ini sudah baik, karena pembaca sudah bisa menangkap isi yang ditulis.