Pembimbing:
Apt. Wara Rejeki, S.Si.
Disusun Oleh
Riski Amalia Purnama Sari, S.Ked
(21904101013)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga laporan farmasi klinis dengan judul
“Farmasi Klinis” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Tujuan penyusunan laporan farmasi klinis ini guna memenuhi tugas Kepaniteraan
Klinik Madya bagian Ilmu Farmasi Kedokteran serta melatih dalam menggunakan
ilmu farmasi klinis di kegiatan sehari-hari sebagai seorang dokter nantinya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan
ini. Atas saran dan kritik pembimbing dan pembaca, penyusun ucapkan terima
kasih.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun, pembaca serta rekan-rekan
lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
farmasi kedokteran.
Pamekasan, 25 September
2020
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................1
1.2 TUJUAN........................................................................................2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 FORMULIR PENGKAJIAN RESEP............................................3
2.2 FORMULIR INFORMASI OBAT................................................23
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..............................................................................27
3.2 SARAN..........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2.Tujuan
2. Interaksi
Fenofibrate + atorvastatin.
Keduanya meningkatkan efek yang lain dengan
sinergisme farmakodinamik. Hindari atau Gunakan
Obat Alternatif. Fenofibrate selanjutnya dapat
meningkatkan risiko rhabdomyolysis ketika
ditambahkan ke rejimen statin yang optimal untuk
menurunkan TG lebih lanjut dan meningkatkan HDL
Atorvastatin + digoksin
atorvastatin akan meningkatkan kadar atau efek
digoksin oleh Efflux pengangkut P-glikoprotein
(MDR1). Gunakan Caution / Monitor.
Telmisartan + digoxin
Telmisartan meningkatkan kadar digoksin dengan
mekanisme yang tidak diketahui. Gunakan Caution /
Monitor.
Aspirin + glimepiride
Aspirin meningkatkan efek glimepiride dengan
mekanisme yang tidak diketahui. Gunakan Caution /
Monitor. Risiko hipoglikemia.
Aspirin + clopidogrel
Agen antiplatelet umum untuk pasien dengan
penyakit kardiovaskular; pantau dengan cermat.
Fenofibrate + glimepiride
Fenofibrate meningkatkan efek glimepiride dengan
kompetisi pengikatan protein plasma. Gunakan
Caution / Monitor. Hipoglikemia; peningkatan risiko
hipoalbuminemia.
Telmisartan + aspirin
Keduanya meningkatkan toksisitas satu sama lain
(lihat komentar). Gunakan Caution / Monitor.
Komentar: Dapat menyebabkan kerusakan fungsi
ginjal, terutama pada orang tua atau individu dengan
volume yang berkurang.
Aspirin + telmisartan
Aspirin menurunkan efek telmisartan dengan
antagonisme farmakodinamik. Modifikasi Terapi /
Monitor Secara Dekat. NSAID menurunkan sintesis
prostaglandin ginjal vasodilatasi, dan dengan
demikian mempengaruhi homeostasis cairan dan
dapat mengurangi efek antihipertensi.
Telmisartan + aspirin
Telmisartan dan aspirin keduanya meningkatkan
kalium serum. Gunakan Caution / Monitor.
Telmisartan + digoxin
Telmisartan dan digoxin keduanya meningkatkan
serum kalium. Gunakan Caution / Monitor.
Aspirin + digoksin
Aspirin dan digoksin keduanya meningkatkan kalium
serum. Gunakan Caution / Monitor.
Telmisartan + atorvastatin
Telmisartan meningkatkan toksisitas atorvastatin oleh
Other (lihat komentar). Gunakan Caution / Monitor.
Komentar: Penghambat OATP1B1 dapat
meningkatkan risiko miopati.
Aspirin + glimepiride
Aspirin meningkatkan efek glimepiride dengan
kompetisi pengikatan protein plasma. Kecil /
Signifikansi Tidak Diketahui. Dosis besar salisilat.
Interaksi antara obat dengan makanan.
3. Efek Glimepiride : Kesulitan menelan, pusing
samping detak jantung cepat, gatal-gatal, pembengkakan
kelopak mata atau di sekitar mata, wajah, bibir,
atau lidah, sesak napas, ruam kulit, sesak,
malaise.
CPG : Nyeri dada, memar ungu gelap, gatal,
sakit, kemerahan, bintik-bintik merah atau ungu
pada kulit.
Aspilet (Aspirin) : Gangguan pencernaan,
gangguan pendengaran, vertigo, reaksi
hipersensitivitas, trombositopenia.
Atorvastatin : Miositis sementara, sakit kepala,
perubahan fungsi ginjal, hati dan efek saluran
cerna (nausea, vomiting nyeri abdomen dll),
reaksi hipersensitivitas dan ruam kulit.
Digoxin : gangguan pencernaan (mual, muntah,
anoreksia, diare, nyeri abdomen), gangguan
psikologi (depresi, delirium dan halusinasi),
trombositopenia, aritmi dan blok jantung.
Allopurinol : demam,sakit tenggorokan, sakit
kepala, ruam kulit, rasa sakit dan perdarahan
ketika berkemih.
Fenofibrat :gangguan saluran cerna, pruritus,
ruam kulit, urtikaria, impotensi, miotoksikasi,
gangguan ginjal, vertigo dll
Telmisartan : hipotensi dengan kadar renin
yang tinggi seperti keadaan hipovolemi, gagal
jantung, hipertensirenovaskular, dan sirosis
hepatis.
Referensi:
Anonim. 2020. Prescription Drug
Information,Interaction & Side effects, Terdapat
di
http://www.drugs.com/drug_interaction s.html
(Diakses tanggal 25 September 2020 pukul 20.00
WIB)
Anonim. 2020. Drug Interaction Checker
(online) http://www.reference.medscape.com
(Diakses tanggal 25 September 2020 pukul
19.00 WIB)
4. Duplikasi Tidak didapatkan duplikasi.
Pembenaran Resep 1 pada Dewasa
Resep yang tidak tersedia pada folmularium nasional untuk BPJS diresepkan tersendiri pada resep umum.
BPJS :
2 Pengkajian Pelayanan Resep
14
Permasalahan
Tabel 3. Pengkajian Resep 2 Pada Pasien Dewasa
Nama Pasien : Ny. N
Usia :-
Ada/
Nama Dokter : dr. G
Tida Permasalahan
Tgl.
: 24-9- 2020 k
Peresepan
No Pengkajian
I ADMINISTRATIF
1. Dokter
Pada resep terdapat nama dokter dan terdapat alamat
(Nama,
rumah sakit tempat praktik dokter.
Alamat)
2. Tanggal Tanggal sudah diisi
3. Tanda
tangan/paraf Paraf dokter tertera pada penulisan resep
dokter
4. Nama
Nama pasien sudah diisi
pasien
Tidak didapatkan kolom alamat pada resep, namun
terdapat kolom nama ruangan pada resep. hal ini
5. Alamat x
dimungkinkan karena kebijakan rumah sakit yang
tidak perlu menuliskan alamat pada resep.
II FARMASETIK
1. Bentuk
x Pada inscriptio tidak disertai bentuk sediaan.
sediaan
Perhitungan pada obat Velacom plus 1/250
2. Dosis (glimepiride dan metformin)
Dosis 20 mg/ hari
Perhitungan pada obat Lancid (Lansoprazole)
Tukak lambung dan duodenum : 15-30 mg/hari selama
4-8 minggu, dosis pemeliharaan 15 mg/hari
GERD : 30 mg/hari selama 4-8 minggu
Perhitungan pada obat Rebamipide
Dosis maintenance 3 x 100 mg/hari
Perhitungan pada obat Vioquin (Ciprofloxacin)
Infeksi Ringan : 2x 250 mg/hari; infeksi berat : 2 x
500-750 mg/hari.
Perhitungan pada obat Buscopan
Dosis maintenance 4 x 20 mg/hari
3. Cara
Telah dilengkapi pada semua resep
pemakaian
III KLINIS
1. Alergi x Pada peresepan tidak diisi kolom alergi yang dimiliki
pasien.
Interaksi antara obat
2. Interaksi
Ciprofloxacin + glimepiride
Ciprofloxacin meningkatkan efek glimepiride dengan
sinergisme farmakodinamik. Gunakan Caution / Monitor.
Hiper dan hipoglikemia telah dilaporkan pada pasien
yang diobati bersamaan dengan kuinolon dan agen
antidiabetes. Dianjurkan untuk memantau glukosa darah
dengan cermat.
Ciprofloxacin + metformin
Ciprofloxacin meningkatkan efek metformin dengan
sinergisme farmakodinamik. Gunakan Caution / Monitor.
Hiper dan hipoglikemia telah dilaporkan pada pasien
yang diobati bersamaan dengan kuinolon dan agen
antidiabetes. Dianjurkan untuk memantau glukosa darah
dengan cermat.
Interaksi antara obat dengan makanan.
Velacom plus 1/250 (glimepiride dan metformin):
Hipoglikemi, gangguan penglihatan sementara,
gangguan pencernaan (mual, muntah, nyeri abdomen,
anoreksia, flatulen dll), rasa logam pada pengecapan,
asidosis laktat, penurunan penyerapan vit. B12,
eritema, pruritus dan urtrikaria dan gangguan fungsi
hati.
Lancid (Lansoprazole) : nyeri kepala, nyeri perut,
muntah, dan diare.
Rebamipide : Kelainan darah, hipersensitivitas
3. Efek
( kemerahan dan gatal), gangguan saluran cerna
samping
(konstipasi)
Vioquin (Ciprofloxacin) : gangguan saluran cerna
(mual, muntah, nyeri abdomen, anoreksia, flatulen dll),
pusing, sakit kepala, gangguan tidur, ruam, pruritus,
anafilaksis, gangguan fungsi hati dan ginjal.
Buscopan : mulut kering, sembelit, penglihatan buram
dan takikardi.
Refernsi: Drug Interaction Report. 2020.
https://www.drugs.com/interactions check.php?
drug_list=1989-0,276-0,1750-0,1146-
0,2105-0,705-0
4. Duplikasi Tidak didapatkan duplikasi.
Pembahasan
Tabel 4. Pembenaran Resep 2 pada Dewasa
Preskripsi Dokter (Kaidah Penulisan Resep)
Unsur-unsur resep:
Identitas sebagai dokter:
Nama, nomor surat ijin praktik, alamat praktik dan rumah, dokter penulis resep juga dapat
dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam selesai praktek. Biasanya sudah tercetak
dalam blanko resep.
Nama kota (sudah di cetak dalam blanko resep)
Superscription
Ditulis dengan sumber R/ (recipe = harap diambil). Biasanya sudah dicetak dalam blanko. Bila
diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep, diperlukan penulisan R/ lagi.
Inscriptio
Ini merupakan bagian inti resep, berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang diperlukan
dan ditulis dengan jelas.
Subscriptio
Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan jumlahnya. Cara penulisan (dengan
singkatan bahasa latin) tergantung dari macam formula resep yang digunakan.
Contoh:
- m.f.l.a. pulv. d.t.d.no. X
- m.f.l.a. sol
- m.f.l.a. pulv. No XX da in caps
Signatura
Berisi informasi tentang aturan penggunaan obat bagi pasien yaitu meliputi frekuensi, jumlah
obat dan saat diminum obat, dll.
Contoh: s.t.d.d.tab.I.u.h.p.c ( tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam setelah makan)
Identitas Pasien
Umumnya sudah tercantum dalam blanko resep (tulisan pro dan umur). Nama pasien
dicantumkan dalan pro. Sebaiknya juga mencantumkan berat badan pasien supaya kontrol
dosis oleh apotek dapat akurat.
Cara Penulisan Resep
Tidak ada standar baku di dunia tentang penulisan resep. Untuk Indonesia, resep yang lengkap
menurut SK Menkes RI No. 26/2981 (BAB III, pasal 10) memuat:
1. Nama, alamat, Nomor Surat Ijin Praktek Dokter (NSIP)
2. Tanggal penulisan resep
3. Nama setiap obat/komponen obat
4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
5. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan jumlah melebihi
dosis maksimum
1. Identitas Penanya
Nama : Sdr. D Status : Petugas Kesehatan
No. Telp : 081********** Pekerjaan : Bidan
2. Jenis Pertanyaan
Identifikasi Obat Farmakokinetika / Farmakodinamika
X Stabilitas Toksisitas
Harga obat Cara pemakaian
Efek samping obat Cara penyimpanan
Dosis Cara pemberian
Interaksi Obat Komposisi
Kompatibilitas Indikasi obat
Lian - lain ……………………………………………..
3. Pertanyaan sesungguhnya
Uraian: Fargoxin injeksi setelah direkonstitusi disimpan disuhu ruang atau kulkas? Berapa lama stabilitasnya?
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
JAWABAN
5. Jawaban
Sedian Fargoxin injeksi setelah direkonstitusi (diencerkan atau ditambahkan zat tambahan) disimpan dalam
suhu ruangan dan terhindar atau terlindung dari cahaya. Sedian Fargoxin injeksi, stabil 24 jam setelah
direkonstitusi, dimana hanya boleh digunakan 24 jam setelah direkonstitusi.
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
6. Referensi
Medscap
United States Pharmacopia 29. Chapter 795: Pharmaceutical coumpounding –nonsterile preparation.
WHO. 2002.Stability criteria and Beyound Use Dating.
Apoteker
( )
2.3 FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
Kepada
Pengirim :
Nama : Hanum F
Profesi ....A..p..o..t.e..k.e..r.............
No. Telepon ....
Penjelasan :
1. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) yang dilakukan di RSI UNISMA dimaksudkan untuk memonitor semua
efek samping obat yang dijumpai pada penggunaan obat.
2. Hasil evaluasi dari semua informasi yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan penilaian
kembali obat yang beredar serta untuk melakukan tindakan pengamanan atau penyesuaian yang diperlukan.
3. Umpan balik akan dikirim kepada pelapor
Algoritma Naranjo
Scale
Tidak
diketa
No. Pertanyaan/Questions Ya/ Tidak/
hui/
yes No
Unkno
wn
1. Apakah ada laporan efek samping obat yang serupa? (Are there previous reports on this reaction?) X1 0 0
2. Apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai? (Did the Adverse Drug 2 -1 0
Reactions (ADR) appear after the suspected drug was administered?) X
3. Apakah efek samping obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? X1 0 0
(Did the ADR improve when the drug was discontinued or specific antagonist was administered?)
4. Apakah efek samping obat terjadi berulang setelah obat diberikan kembali? (Did the ADR secure 2 -1 X0
when teh drug was given?)
5. Apakah ada alternatif yang dapat menjelaskan yang kemungkinan terjadinya efek samping obat? (Are -1 2 X0
there alternative causes that could on their own have caused the reaction?)
6. Apakah efek samping obat muncul kembali ketika plasebo diberikan? (Did the ADR reappear when a -1 1 X0
placebo was given?)
7. Apakah obat yang dicurigai terdeteksi didalam darah atau cairan lainnya dengan konsentrasi yang 1 0 X0
toksik? (Was the drug detected in the blood (or the fluid) in concentration know to be toxic?)
8. Apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan 1 0 X0
ketika obat diturunkan dosisnya?(Was the ADR more severe when the dose was increased or less
severe when the dose was decreased?)
9. Apakah pasien paernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat yang mirip 1 0
X0
sebelumnya?(Did the patient have a similiar ADR to the same or similiar drugs in any previous
exposure?)
10. Apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang objektif? (was the ADR confirmed 1 0X 0
by the objective evidence?)
Total Score 4
Naranjo probability Scale
Score Category
9+ Higly probable
5–8 Probable
1-4 Possible
0 Doubtful
24
FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
PENDERITA
Nama (Singkatan) Umur : Suku : Berat badan Pekerjaan :
Sdr. M 14 tahun Jawa : -Kg -
Nomor Medical Record : Penyakit Utama : Kesudahan Penyakit Utama
266xxx Cedera Kepala Ringan (CKR) (beri tanda X) :
Ruang Rawat : Strauberi
x Sembuh
Meninggal
DPJP : Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
OBAT
Beri tanda Pemberian
Nama
Bentuk No. X untuk Indikasi
(Nama Dagang/Nama Dosis/Wakt Tgl. Tgl.
sediaan Bets obat yang Cara Penggunaan
Generik/Pabrik/IF) u Mula Akhir
dicurigai
1. Ceftriaxone Serbuk IV 500 mg/12 5/10/18 8/10/18 Antibiotik
injeksi jam
2. Santagesik Cairan IV 1 gram 4/10/18 4/10/18 Analgesik
injeksi X
3. Ondansentron 4 mg Cairan IV 4 mg K/P 4/10/18 8/10/18 Antiemetik
injeksi
4. Piracetam 3 mg Cairan IV 3 gram 4/10/18 4/10/18 Nootropik
injeksi
5. Piracetam 1 mg Cairan IV 1 gram 5/10/18 8/10/18 Nootropik
injeksi
6. Omeprazole Serbuk IV 40 mg/21 4/10/18 4/10/18 Profilaksis Stress
injeksi jam Ulcer
7. Dexametason Cairan IV 5 mg 4/10/18 5/10/18 Antialergi
injeksi
8. Neurobion Cairan IV 5000mg/24 5/10/18 8/10/18 Vitamin
injeksi jam
Apakah reaksi ESO hilang setelah dihentikan? Apakah reaksi ESO yang sama timbul sewaktu obat yang dicurigai
Ya/tidak/tidak tahu (coret salah satu) digunakan kembali?
Ya/tidak/tidak tahu (coret salah satu)
Keterangan tambahan : penggunaan santagesik dihentikan dan Data laboratorium (bila ada):
ditambahkan terapi Dexametason n 5 mg ekstra. Tgl. Pemeriksaan : -
Malang, tgl 06-10-2018
Tanda Tangan Pelapor
(Hanum F)
Pembahasan:
Santagesik adalah merek dagang yang didalamnya memiliki kandungan obat dengan generik
metamizole. Metamizole adalah salah satu bagian dari OAINS (Dedianto, 2019). Metamizol memiliki
efek samping obat salah satunya berupa hipersensitivitas, dimana prevalensi reaksi hipersensitivitas
akibat OAINS berkisar antara 0,6 hingga 2,5% pada populasi umum, dan diketahui lebih sering terjadi
pada wanita, pasien dengan riwayat urtikaria kronik, dan riwayat asma (Dedianto, 2019). Penderita
atopi juga telah dilaporkan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya reaksi hipersensitivitas akibat
OAINS (Dedianto, 2019). Metamizol merupakan suatu garam sulfonat dari suatu senyawa aminopirin
dan memiliki sifat yang mirip dengan OAINS lainnya. Sinonim dari metamizol antara lain :
metampiron, dipiron, analginum, dan sulpirin (Marina, 2012).
Metamizol juga memiliki efek samiping obat yaitu dapat menyebabkan risiko agranulositosis,
dimana kondisi ini diketahui fatal dan membahayakan, beberapa negara telah melarang peredaran atau
mengurangi aturan penggunaan dari metamizole (Marina, 2012). Pada beberapa negara lain masih
mengedarkan dan mengizinkan penggunaan metamizol sebagai obat bebas (Marina, 2012). Penggunaan
metamizol juga banyak dikaitkan dengan adanya peningkatan risiko agranulositosis dan syok, anemia
aplastis, efek pada kulit (menginduksi toksik nekrolisis epidermal), hipersensitivitas, dan porfiria
(Marina, 2012).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Perlu dilakukan evaluasi dan pengkajian ulang dan berkelanjutan terhadap aspek
farmasi klinis di RSI UNISMA untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit dan tenaga medis terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. Prescription Drug Information,Interaction & Side effects, Terdapat di
http://www.drugs.com/drug_interactions.html (Diakses tanggal 25 September 2020 pukul
20.00 WIB)