Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan

Jurnal Volume
Keperawatan 12 12
Volume No 1,
No Hal
1, 63
Hal- 70,
63 -Maret 2020 2020
70, Maret Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
p-ISSN Kendal
2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

EFIKASI DIRI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL


PASIEN
Yanti Ester, Wardah*
Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru, Jl. Tamtama No.6,
Labuh Baru Tim., Kec. Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia 28112
*wardah@payungnegeri.ac.id

ABSTRAK
Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien adalah salah satu perilaku profesional seorang perawat dalam
memenuhi kebutuhan dasar yang holistik bagi pasien. Berbagai penelitian menyatakan perawat belum
melakukannya secara optimal. Penelitian ini dilakukan disalah satu rumah sakit swasta terbesar di
Pekanbaru.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri perawat dalam
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang
perawat yang diambil secara simple random sampling. Instrumen penelitian berupa
kuesioner.Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat
hubungan efikasi diri perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien p value (0,005 < 0,05)
dengan nilai Odds Ratio (OR) 7,1 artinya perawat yang memiliki efikasi ditffri yang tinggi berpeluang
7,1 kali terjadi pemenuhan spritual pasien yang baik.

Kata kunci : perawat, efikasi diri, kebutuhan spiritual pasien

NURSES SELF EFICATION IN FULFILLING PATIENTS SPIRITUAL NEEDS

ABSTRACT
Meet the spiritual needs of patients is one of the nurses' professional behavior in meeting the holistic
basic needs of patients. But nurses have not done it optimally .This research was conducted in one of
the largest private hospitals in Pekanbaru. The purpose of this research was to determine the
relationship of self efficacy nurses onthe fulfillment spiritual needs of patients. The kind of this
research is quantitative descriptive analytic approach with the design with cross sectional.. Sample in
this research was 48 nurses. This study used random sampling technique. Instrument used to measure
is questionnaire has undergone validity and reabilitas. Chi-square statistical analysis was used to
analyze the data. The result of research showed that there was a correlation between self efficacy
nurses with spiritual needs of patients(p = 0, 005) with value odds ratio of 7,1 The nurse who has had
a chance to high efficacy 7,1 time there was a fulfillment spiritual good patients.

Keywords: nurse, self efficacy, spiritual needs of patients

PENDAHULUAN Perawat memiliki peran yang penting untuk


Rumah sakit merupakan pusat pelayanan mengkaji dan mempelajari bentuk dan tidak
kesehatan yang menyediakan layanan asuhan terpenuhinya dimensi kebutuhan dasar manusia
keperawatan melalui tenaga profesional mulai dari tingkat sistem organ fungsional
perawat (Rikomah, 2017). Budiono (2016). sampai molekuler.(Potter, P. A., & Perry,
mengatakan salah satu tugas perawat yaitu 2009). Kasiati & Rosmalawati. N. W. D.,
memberikan asuhan keperawatan kepada (2016) mengemukakan bahwa manusia adalah
pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan makhluk ciptaan Tuhan yang paling utama,
berupa tindakan atau kegiatan yang mengacu mempunyai beberapa kebutuhan dasar yang
pada praktik keperawatan sesuai dengan harus terpenuhi jika ingin dalam keadaan sehat
standar operasional prosedur (SOP) yang dan seimbang.
berlaku.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-
unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis

63
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

maupun psikologis yang bertujuan untuk yang memiliki efikasi diri yang baik akan dapat
mempertahankan kehidupan dan memberikan asuhan keperawatan dengan baik.
kesehatan.Yusuf, (2016) mengatakan ketika ada
salah satu fungsi komponen tubuh terganggu/ Studi pendahuluan yang dilakukan perawat di
sakit, maka dapat menjadi stresor yang salah satu rumah sakit swasta di kota
menuntut individu melakukan berbagai upaya Pekanbaru Riau, menunjukkan hanya 2
agar mampu beradaptasi dan pulih kembali. ruangan dari keseluruhan rawat inap (5 ruang)
Namun sebaliknya, ketika individu gagal yang mengangkat masalah keperawatan yang
mengatasi gangguan, individu tersebut akan berhubungan dengan aspek spiritual. Perawat
mencari kekuatan lain diluar dirinya, yaitu tetap memiliki penanan penting untuk
kekuatan spiritual. membantu pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien meskipun rumah sakit telah
Spiritual memegang peranan penting bagi menyediakan fasilitas lain untuk membantu
pasien yang sedang mendapatkan perawatan memenuhi kebutuhan spiritual pasien seperti
dirumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh kunjungan rohani sesuai dengan agama atau
Yang di Cina menunjukkan bahwa spiritualitas kepercayaan. Oleh karena itu, peneliti ingin
menjadi isu penting dalam penyediaan layanan melihat bagaimana “hubungan efikasi diri
kesehatan (Yang & Wu, 2009). Selain itu, perawat terhadap pemenuhan kebutuhan
penelitian yang dilakukan oleh McSherry dan spititual pasien perawat dalam pemenuhan
Jamieson di Taiwan menunjukkan 83% perawat kebutuhan spiritual pasien.
meyakini bahwa spiritualitas dan perawatan
spiritual merupakan aspek fundamental Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
keperawatan (McSherry, W., & Jamieson, mengetahuihubungan efikasi diri perawat
2011). dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di
Ruang rawat inap dengan mengidentifikasi
Rohman (2009) mengatakan bahwa studi yang gambaran efikasi diri perawat, gambaran
dilakukan Brown tahun 2009 memperlihatkan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual
sebanyak 77% pasien yang dirawat di rumah pasien, serta mengetahui hubungan efikasi diri
sakit menginginkan perawat untuk dapat perawat dalam pelaksanaan kebutuhan spiritual
membicarakan tentang kebutuhan spiritual pasien.
mereka sebagai bagian dari asuhan
keperawatan kepada pasien. Terpenuhinya METODE
kebutuhan spiritual akan membantu pasien Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
beradaptasi dan melakukan koping terhadap dengan desain analitik dan pendekatan cross
sakit yang dideritanya, namun masih banyak sectional yang mana untuk mempelajari
perawat yang belum percaya diri dalam hal ini dinamika korelasi antara hubungan resiko
(Wardah,Febtrina,& Dewi, 2017). dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus
Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien melalui pada saat waktu yang sama. Penelitian ini untuk
asuhan keperawatan yang baik dapat dilakukan mengetahui hubungan efikasi diri perawat
secara optimal bila perawat memiliki keyakinan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
dan kepercayaan diri mengenai hal yang akan Penelitian dilakukan terhadap 48 orang perawat
dilakukannya yang kemudian dapat diartikan sebagai sampel yang diambil secara acak
sebagai efikasi diri. Efikasi diri dinilai dapat sederhana (simple random sampling.) Intrumen
memprediksi perilaku yang akan ditampakkan yang digunakan adalah kuesioner baku Nurse
seseorang dalam aktivitas maupun performa Spiritual care Therapeutic Scale (NSCTS)
kerja keperawatan (McSherry, W., & Jamieson, oleh Mamier dan Taylor tahun 2014 untuk
2011). mengukur pemenuhan kebutuhan spiritual
perawat dan kuisioner yang di modifiaksi oleh
Efikasi diri dapat mempengaruhi performansi, peneliti untuk mengukur efikasi dengan nilai
ketekunan, menentukan pilihan, dan tindakan cronbach’s alpha 0,96, serta kuisioner yang
mendekati atau menyelesaikan tugas. Individu berisi karakteristik responden.. Uji statitik
yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan univariat digunakan untuk mengetahui
mengarah pada prestasi yang lebih baik dalam gambaran efikasi diri perawat dan pelaksanaan
mencapai sesuatu (Zulkosky, 2009).Perawat pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.

64
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Sedangkan untuk mengetahui hubungan ke dua HASIL


variable peneliti menggunalan uji statistic chi Hasil penelitian dapat diuraikan sebagai
square dengan derajat kepercayaan α = 0,05. berikut:

Tabel 1
Karakteristik responden (n=48)
Karakteristik f %
Usia
Remaja akhir 15 31,3
Dewasa Awal (26-35 23 47,9
Dewasa Akhir (36-45 10 20,8
Lama Bekerja
≤ 3tahun 19 39,6
≥ 3 tahun 29 60,4
Pendidikan
D3 22 45,8
S1 26 54,2
Tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah lama bekerja perawat >3 tahun, dan jumlah
terbanyak usia perawat dalam penelitian ini terbanyak pendidikan terakhir perawat adalah
adalah umur Dewasa awal, jumlah terbanyak S1.

Tabel 2.
Efikasi diri perawat dan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien (n=48)
Efikasi perawat f %
Rendah 27 56,3
Tinggi 21 43,7
Tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah terbanyakpemenuhan kebutuhan spritual adalah
terbanyak efikasi diri perawat dalam penelitian rendah sebanyak 30 orang (62,5%).
ini adalah rendah 27 orang (56,3%) dan jumlah

Tabel 3
Hubungan efikasi diri perawat terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual pasien (n=48)
Pemenuhan kebutuhan spiritual
Efikasi perawat N OR P Value
f % f %
Rendah 22 45,8 5 10,4 27 7,15 0,005
Tinggi 8 16,7 13 27,1 21 (1,927-26,524)
Tabel 3 dapat dilihat dari 30 perawat yang spritual pasien yang baik dibandingkan dengan
melakukan pemenuhan kebutuhan spritual perawat yang memiliki efikasi diri yang
pasien yang rendah didapatkan 22 perawat rendah.
(81,5%) memiliki efikasi diri rendah dan 8
perawat (38,1%) memiliki efikasi diri tinggi, PEMBAHASAN
sedangkan dari 18 perawat dalam pemenuhan Hasil penelitian didapatkandata karakteristik
kebutuhan spritual pasien yang tinggi responden berdasarkan umur berada pada
didapatkan 13 perawat (61,9%) memiliki rentang usia dewasa awal (26 – 35 tahun). Usia
efikasi diri tinggi dan terdapat 5 (18,5%) 26-35 tahun merupakan masa dewasa awal
memiliki efikasi diri rendah. Hasil tahap penentu bagi seseorang untuk memilih
ujistatisticchi square didapatkan nilaiPvalue= bidang pekerjaan yang sesuai dengan karir.
0,005< 0,05, yang artinya terdapat hubungan Makin tua umur seseorang maka proses
yang bermakna Efikasi diri Perawat terhadap perkembangan mentalnya bertambah baik,
Pemenuhan Kebutuhan Spritual pasien dengan akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya
nilai Odds Rasio (OR) 7,1 artinya perawat proses perkembangan mental ini tidak secepat
yang memiliki efikasi diri yang seperti ketika berumur belasan tahun. Selain
tinggiberpeluang 7,1 kali terjadi pemenuhan itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh

65
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

umur.Menurut penelitian yang dilakukan akan memberikan pengetahuan sehingga


Nielsen et al., 2006 dalam susilowati (2013) terjadi perubahan perilaku yang meningkat.
menyatakan bahwa pada rentang usia 26-35 Kelompok masyarakat yang berpendidikan
tahun yang termasuk dalam rentang dewasa tinggi cenderung lebih berorientasi pada
awal/muda, bahwa pada usia ini telah benar- tindakan preventif. Penelitian Septia (2017),
benar mengetahui konsep benar dan salah, mengunkapkan bahwa Perawat dengan
menggunakan keyakinan moral, agama dan pendidikan yang cukup baik akan melakukan
etik sebagai dasar dari sistem nilai, sudah praktik keperawatan yang efektif dan efisien
merencanakan kehidupan,mengevaluasi apa yang selanjutnya akan menghasilkan
yang sudah dikerjakan terhadap kepercayaan pelayanan kesehatan yang bermutu tingggi.
dan nilai spiritualitasnya. Adanya Tingkat pendidikan yang cukup akan
kecenderungan semakin bertambah usia memberikan kontribusi terhadap praktik
perawat semakin tinggi orang perhatian keperawatan.
terhadap aspek spiritual. Hal ini dimungkinkan
dengan semakin bertambahnya usia, perhatian Hasil penelitian ini didapatkan mayoritas
terhadap aspek spiritual semakin meningkat efikasi diri perawat dalam penelitian ini adalah
disebabkan sebagai upaya memperbaiki diri. rendah sebanyak 27 orang (56,3%). Dari 27
perawat yang memiliki efikasi diri rendah
Lama masa kerja responden dalam penelitian didapakan mayoritas pendidikan D3 sebanyak
ini mayoritas >3 tahun yaitu sebanyak 29 14 (51,9%), mayoritas masa kerja lama
orang (60,4%).Menurut Efendi Fery sebanyak 17 (63%), mayoritas usia dewasa
(2009)dalam Kumajas dkk, (2014) bahwa Awal sebanyak 16 (59,3%). Pendidikan
semakin banyak masa kerja perawat maka Keperawatan diselenggarakan berdasarkan
semakin banyak pengalaman perawat tersebut kebutuhan akan pelayanan keperawatan,
dalam memberikan asuhan keperawatan yang seperti yang tercantum dalam (Undang undang
sesuai dengan standar atau prosedur tetap yang Ri, 2009) tentang Kesehatan Pasal 1 Ayat (6),
berlaku. yang menyebutkan bahwa tenaga kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri
Penelitian yang dilakukan oleh Utami & dalam bidang kesehatan serta memiliki
Supratman, (2019) dengan masa kerja yang pengetahuan dan keterampilan melalui
semakin lama maka perawat akan semakin pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
paham terhadap asuhan keperawatan yang jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
harus dilakukan. Dikatakan juga bahwa melakukan upaya kesehatan.Adapun jenjang
karyawan yang mempunyai masa kerja lama pendidikan keperawatan adalah: Pendidikan
punya kesempatan yang besar untuk jenjang D3 keperawatan, Pendidikan jenjang
meningkatkan produktivitas karena mereka Ners, Pendidikan jenjang Magister
sudah paham mengenai pola kerjanya, Keperawatan, Pendidikan jenjang spesialis
mengetahui lingkungan kerja, dengan baik dan keperawatan dan. Pendidikan Doktor
memiliki ketrampilan yang memadai. Semakin Keperawatan. Tingkat pendidikan dapat
lama masa kerja seseorang dalam bekerja mempengaruh efikasi diri berhubungan dengan
maka semakin banyak pengetahuan dan kemampuan seseorang menilai atau melakukan
pengalaman yang dimilikinya, mempunyai evaluasi terhadap tindakan yang telah
kesempatan yang besar untuk meningkatkan dilakukannya.Faktor lama bekerja
produktivitas karena mereka sudah paham mempengaruhi rendahnya efikasi diri
mengenai pola kerjanya, mengetahui seseorang. Hal ini berbanding lurus dengan
lingkungan kerja dengan baik, dan memiliki bertambahnya usia, seseorang yang bekerja
ketrampilan yang memadai. Hal ini dapat dalam kategori lama akan menyebabkan
membantu dalam meningkatkan kinerja produktivas menurun sehingga memiliki
seorang perawat terutama dalam pemenuhan keyakinan diri yang rendah.
kebutuhan spiritual pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh Zribi et al.,
Penelitian ini juga menginformasikan bahwa (2015) bahwa orang yang memiliki self
lebih separuh pendidikan terakhir responden efficacy yang tinggi akan mempunyai
adalah Jenjang Sarjana yaitu 26 orang (54,2%). semangat yang lebih tinggi di dalam
Menurut Notoatmodjo, (2011), pendidikan menjalankan suatu tugas tertentu dibandingkan

66
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

dengan orang yang memiliki self efficacy yang kondisi sakit dapat mengakibatkan pasien
rendah sehingga seorang perawat yang mengalami distress spiritual, sementara
memiliki self efficacy yang tinggi akan kegiatan spiritual seperti berdo’a mampu
mengembangkan sikap-sikap positif seperti menenangkan klien dalam menghadapi
percaya diri dan berkomitmen tinggi, dengan kenyataan tentang penyakitnya. Yaseda et al.,
demikian ia pun mampu menjalankan peran (2013)
dan fungsinya dengan baik. Bandura dalam
(Hafizah, 2017) mengemukakan bahwa efikasi Hasil uji dengan menggunakan uji statistic chi
diri merupakan keyakinan individu dalam Square didapatkan nilai Pvalue= 0,005 < 0,05
memperkirakan kemampuan dirinya dalam maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
melaksanakan tugas atau melakukan suatu bahwa terdapat hubungan yang bermakna
tindakan yang diperlukan untuk mencapai antara Efikasi diri Perawat terhadap
suatu hasil tertentu. Dengan memiliki Pemenuhan Kebutuhan Spritual pasien di
keyakinan bahwa dirinya memiliki Ruangan rawan inapdengannilaiOdds Rasio
kemampuan maka yang diinginkan. (OR) 7,1 artinya perawat yang memiliki efikasi
diri yang tinggiberpeluang 7,1 kali terjadi
Penelitian yang dilakukan oleh Prestiana & pemenuhan spritual pasien yang
Purbandini (2012) Seorang perawat yang baikdibandingkan dengan perawat yang
memiliki keyakinan yang tinggi bahwa ia memiliki efikasi diri yang rendah.
mampu melaksanakan tugas dengan baik, akan
memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula Teori Schreurs dalam Astuti (2017)
dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
ketika menghadapi situasi kurang kondusif, spiritualitas maka akan semakin tinggi self
seperti pasien yang tiba-tiba kejang atau pasien efficacy, tingkat spiritualitas yang tinggi dapat
yang mengalami luka cukup serius, perawat mempengaruhi kognisi manusia untuk berpikir
tersebut mampu menanggulangisituasi tersebut positif. Proses kognisi meliputi proses berpikir
secara efektif tanpa terlihat ragu-ragu dan untuk memperoleh informasi dan
cemas. Self efficacy yang tinggi membantu menggunakkan informasi. Kegiatan spiritual
individu untuk menyelesaikan tugas dan yang dilakukan secara berulang akan
mengurangi beban kerja secara psikologis meningkatkan kedekatan kepada Tuhan
maupun fisik. sehingga menimbulkan pemikiran yang positif

Mayoritas Pemenuhan Kebutuhan Spritual Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
dalam penelitian ini adalah rendah sebanyak yang dilakukan olehDamayanti et al., (2014),
30 orang (62,5%). Dari 30 perawat yang yang menunjukkan bahwa adahubungan antara
melakukan pemenuhan spiritual yang rendah spiritualitas dan kepatuhan pasien DM di RS
didapakan mayoritas pendidikan diploma (D3) Jogja, dimana uji Chi-Square diperoleh nilai
sebanyak 16 (53,3%), mayoritas masa kerja Pvalue= 0,000<0,005.Hasil tersebut menunjukan
lama sebanyak 18 (60%), mayoritas usia Spiritualitas dapat meningkatkan
dewasa Awal sebanyak 16 (53,3%). Menurut penyembuhan, kesehatan dan kemampuan
teori Potter & Perry dalam Septia (2017) koping individu. Individu dengan tingkat
Perawat dapat memberikan pemenuhan spiritualitas tinggi, lebih memungkinkan
kebutuhan spiritualitas kepada pasien dengan memenuhi rejimen pengobatan yang
memberikan dukungan emosional, membantu direkomendasikan.
dan mengajarkan doa, memotivasi dan
mengingatkan waktu ibadah sholat, Peneliti menyimpulkan, sebagian perawat
mengajarkan relaksasi dengan berzikir ketika memiliki efikasi diri yang rendahhal tersebut
sedang kesakitan, berdiri di dekat pasien, didapatkankurang yakin pada kemampuan diri
memberikan sentuhan selama perawatan. untuk melakukan asuhan keperawatan dengan
baik, sehingga bila ada kesuulitan belum yakin
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan mampu menyelesaikannya, sehingga
yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio- pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di ruang
spiritual maka pelaksanaan pemberian rawat inap buruk. Hasil penelitian
bimbingan spiritual pada pasien dengan membuktikan sebagian perawat tidak
kondisi sakit sangatlah penting. Mengingat mendorong pasien untuk berbicara tentang apa

67
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

yang memberi makna hidupnya di tengah- Conceptualising spirituality for


tengah penyakit. Pemenuhan kebutuhan medical research and health service
spiritual juga dipengaruhi oleh pendidikan, provision. BMC Health Services
lama bekerja dan usia. Research, 9, 1–7.
https://doi.org/10.1186/1472-6963-9-
SIMPULAN 116
Efikasi diri perawat dalam melakukan
pemenuhan kebutuhann spiritual pasien dan McSherry, W., & Jamieson, S. (2011). An
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien oleh online survey of nurses’ perceptions of
perawat masih rendah, terdapat hubungan spirituality and spiritual care. Journal
yang bermakna diantara ke duanya dengan of Clinical Nursing.
nilai nilaiPvalue= 0,005< 0,05, dan nilai Odds
Rasio (OR) 7,1 Nielsen, B. M., Dencker, M., Ward, L. C., &
Lindén, C. (2006). 1 2 3 2. Time,
DAFTAR PUSTAKA 2006–2006.
Astuti, A. D. W. I. (2017). Hubungan tingkat
spiritualitas dengan self efficacy pada Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan kerja.
pasien diabetes melitus di wilayah Dalam: Notoatmodjo S. Kesehatan
kerja puskesmas mlati i yogyakarta. masyarakat. Jakarta: ilmu.

Budiono, S. (2016). Konsep Dasar Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009).


Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika. Fundamentals of Nursing,
Fundamental Keperawatan (Edisi 7
Damayanti, S., Sitorus, R., & Sabri, L. (2014). Bu). Jakarta: Salemba Medika.
Hubungan Antara Spiritualitas dan
Efikasi Diri dengan Kepatuhan Pasien Prestiana, N. D. I., & Purbandini, D. (2012).
Diabetes Mellitus Tipe 2 di RS Jogja. Hubungan Antara Efikasi Diri (self
Jurnal Medika Respati, ISSN : 1907 - efficacy) dan Stress Kerja dengan
3887, 9(4), 101–110. Kerja (burnout) pada Peraa IGD dan
ICU RSUD Kota Bekasi. Soul, 5, 14.
Efendi Fery. (2009). Efendi Fery, Makhfudli.
2009. Keperawatan Kesehatan Rani, A. A., Abidin, I., Rashid, M., & Hamid,
Komunitas Teori Dan Praktik Dalam A. (2013). The Macrotheme Review A
Keperawatan. Jakarta : Salemba multidisciplinary journal of global
Medika. Salemba Medika, 24–33. macro trends The Impact of Spiritual
Intelligence on Work Performance:
Hafizah, N. (2017). Hubungan Efikasi Diri Case studies in Government Hospitals
Dengan Kesiapan Interprofesional of East Coast of Malaysia. The
Education(Ipe) Pada Mahasiswa Fkik Macrotheme Review, 2(3), 46–59.
Uin Alauddin Makassar. Ekp, 13(3), http://macrotheme.com/yahoo_site_ad
1576–1580. min/assets/docs/7RaniMR23.4013133
8.pdf
Kasiati & Rosmalawati. N. W. D. (2016).
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Rikomah, S. E. (2017). Farmasi Rumah Sakit.
Pusdik SDM Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish.

Kaur, D., Sambasivan, M., & Kumar, N. Sugianto, W. (2018). Kecerdasan Spiritual
(2013). Effect of spiritual intelligence, Perawat Dengan Pemenuhan
emotional intelligence, psychological Kebutuhan Spiritual Pasien Di Ruang
ownership and burnout on caring Rawat Inap Rs Pku Muhammadiyah
behaviour of nurses: A Gamping. 2, 6–11.
cross‐sectional study. Journal of
Clinical Nursing,. Syam, A. (2010). Hubungan Antara Kesehatan
Spiritual Dengan Kesehatan Jiwa Pada
King, M. B., & Koenig, H. G. (2009). Lansia Muslim Di Sasana Tresna

68
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Werdha KBRP Jakarta Timur. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2017


Universitas Indonesia. .09.006

Timmins, F., Neill, F., Murphy, M., Begley, Zulkosky, K. (2009). Self‐efficacy: a concept
T., & Sheaf, G. (2015). Spiritual care analysis. In Nursing forum. Blackwell
competence for contemporary nursing Publishing Inc.
practice: A quantitative exploration of
the guidance provided by fundamental
nursing textbooks. Nurse Education in
Practice, 15(6), 485–491.
https://doi.org/10.1016/j.nepr.2015.02.
007

Undang, U. R. I. (36). (2009). Nomor, U. U. R.


I. (36) tentang Kesehatan. Jakarta.

Utami, Y. W., & Supratman. (2009).


Hubungan antara Pengetahuan dengan
Sikap Perawat dalam Pemenuhan
Kebutuhan Spiritual Pasien di BRSUD
Sukoharjo. Berita Ilmu Keperawatan,
2(2), 69–74.

Wardah, Wardah & Febtrina, Rizka & Dewi,


E. (2017). ). Pengaruh Pengetahuan
Perawat Terhadap Pemenuhan
Perawatan Spiritual Pasien di Ruang
Intensif. Jurnal Endurance., 2, 436.
https://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2503.

Yaseda, G. Y., Noorlayla, S. F., & Effendi, M.


A. (2013). Hubungan Peran Perawat
Dalam Pemberian Terapi Spiritual
Terhadap Perilaku Pasien Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Di
Ruang ICU RSM Ahmad Dahlan Kota
Kediri. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(2),
41–49.
http://jurnal.strada.ac.id/sjik/index.php
/sjik/article/view/53

Yusuf. (2016). Kebutuhan Spiritual; Konsep


dan Aplikasi dalam Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Zribi, N., Boujelbène, Y., Drerup, M. M.,


Waemustafa, W., Sukri, S., García-
Marco, T., Ariff, M. (2015). Hubungan
Efikasi Diri (SELF Efficacy) dengan
Kinerja perawat Pelaksana di Ruangan
Instalasi gawat Darurat (Igd)Rsud.
Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang.
Journal of Banking and Finance, 5(1),
643–654.

69
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

70

Anda mungkin juga menyukai