696-Article Text-2109-2-10-20200902
696-Article Text-2109-2-10-20200902
Jurnal Volume
Keperawatan 12 12
Volume No 1,
No Hal
1, 63
Hal- 70,
63 -Maret 2020 2020
70, Maret Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
p-ISSN Kendal
2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118
ABSTRAK
Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien adalah salah satu perilaku profesional seorang perawat dalam
memenuhi kebutuhan dasar yang holistik bagi pasien. Berbagai penelitian menyatakan perawat belum
melakukannya secara optimal. Penelitian ini dilakukan disalah satu rumah sakit swasta terbesar di
Pekanbaru.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri perawat dalam
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang
perawat yang diambil secara simple random sampling. Instrumen penelitian berupa
kuesioner.Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat
hubungan efikasi diri perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien p value (0,005 < 0,05)
dengan nilai Odds Ratio (OR) 7,1 artinya perawat yang memiliki efikasi ditffri yang tinggi berpeluang
7,1 kali terjadi pemenuhan spritual pasien yang baik.
ABSTRACT
Meet the spiritual needs of patients is one of the nurses' professional behavior in meeting the holistic
basic needs of patients. But nurses have not done it optimally .This research was conducted in one of
the largest private hospitals in Pekanbaru. The purpose of this research was to determine the
relationship of self efficacy nurses onthe fulfillment spiritual needs of patients. The kind of this
research is quantitative descriptive analytic approach with the design with cross sectional.. Sample in
this research was 48 nurses. This study used random sampling technique. Instrument used to measure
is questionnaire has undergone validity and reabilitas. Chi-square statistical analysis was used to
analyze the data. The result of research showed that there was a correlation between self efficacy
nurses with spiritual needs of patients(p = 0, 005) with value odds ratio of 7,1 The nurse who has had
a chance to high efficacy 7,1 time there was a fulfillment spiritual good patients.
63
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
maupun psikologis yang bertujuan untuk yang memiliki efikasi diri yang baik akan dapat
mempertahankan kehidupan dan memberikan asuhan keperawatan dengan baik.
kesehatan.Yusuf, (2016) mengatakan ketika ada
salah satu fungsi komponen tubuh terganggu/ Studi pendahuluan yang dilakukan perawat di
sakit, maka dapat menjadi stresor yang salah satu rumah sakit swasta di kota
menuntut individu melakukan berbagai upaya Pekanbaru Riau, menunjukkan hanya 2
agar mampu beradaptasi dan pulih kembali. ruangan dari keseluruhan rawat inap (5 ruang)
Namun sebaliknya, ketika individu gagal yang mengangkat masalah keperawatan yang
mengatasi gangguan, individu tersebut akan berhubungan dengan aspek spiritual. Perawat
mencari kekuatan lain diluar dirinya, yaitu tetap memiliki penanan penting untuk
kekuatan spiritual. membantu pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien meskipun rumah sakit telah
Spiritual memegang peranan penting bagi menyediakan fasilitas lain untuk membantu
pasien yang sedang mendapatkan perawatan memenuhi kebutuhan spiritual pasien seperti
dirumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh kunjungan rohani sesuai dengan agama atau
Yang di Cina menunjukkan bahwa spiritualitas kepercayaan. Oleh karena itu, peneliti ingin
menjadi isu penting dalam penyediaan layanan melihat bagaimana “hubungan efikasi diri
kesehatan (Yang & Wu, 2009). Selain itu, perawat terhadap pemenuhan kebutuhan
penelitian yang dilakukan oleh McSherry dan spititual pasien perawat dalam pemenuhan
Jamieson di Taiwan menunjukkan 83% perawat kebutuhan spiritual pasien.
meyakini bahwa spiritualitas dan perawatan
spiritual merupakan aspek fundamental Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
keperawatan (McSherry, W., & Jamieson, mengetahuihubungan efikasi diri perawat
2011). dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di
Ruang rawat inap dengan mengidentifikasi
Rohman (2009) mengatakan bahwa studi yang gambaran efikasi diri perawat, gambaran
dilakukan Brown tahun 2009 memperlihatkan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual
sebanyak 77% pasien yang dirawat di rumah pasien, serta mengetahui hubungan efikasi diri
sakit menginginkan perawat untuk dapat perawat dalam pelaksanaan kebutuhan spiritual
membicarakan tentang kebutuhan spiritual pasien.
mereka sebagai bagian dari asuhan
keperawatan kepada pasien. Terpenuhinya METODE
kebutuhan spiritual akan membantu pasien Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
beradaptasi dan melakukan koping terhadap dengan desain analitik dan pendekatan cross
sakit yang dideritanya, namun masih banyak sectional yang mana untuk mempelajari
perawat yang belum percaya diri dalam hal ini dinamika korelasi antara hubungan resiko
(Wardah,Febtrina,& Dewi, 2017). dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus
Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien melalui pada saat waktu yang sama. Penelitian ini untuk
asuhan keperawatan yang baik dapat dilakukan mengetahui hubungan efikasi diri perawat
secara optimal bila perawat memiliki keyakinan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
dan kepercayaan diri mengenai hal yang akan Penelitian dilakukan terhadap 48 orang perawat
dilakukannya yang kemudian dapat diartikan sebagai sampel yang diambil secara acak
sebagai efikasi diri. Efikasi diri dinilai dapat sederhana (simple random sampling.) Intrumen
memprediksi perilaku yang akan ditampakkan yang digunakan adalah kuesioner baku Nurse
seseorang dalam aktivitas maupun performa Spiritual care Therapeutic Scale (NSCTS)
kerja keperawatan (McSherry, W., & Jamieson, oleh Mamier dan Taylor tahun 2014 untuk
2011). mengukur pemenuhan kebutuhan spiritual
perawat dan kuisioner yang di modifiaksi oleh
Efikasi diri dapat mempengaruhi performansi, peneliti untuk mengukur efikasi dengan nilai
ketekunan, menentukan pilihan, dan tindakan cronbach’s alpha 0,96, serta kuisioner yang
mendekati atau menyelesaikan tugas. Individu berisi karakteristik responden.. Uji statitik
yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan univariat digunakan untuk mengetahui
mengarah pada prestasi yang lebih baik dalam gambaran efikasi diri perawat dan pelaksanaan
mencapai sesuatu (Zulkosky, 2009).Perawat pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
64
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 1
Karakteristik responden (n=48)
Karakteristik f %
Usia
Remaja akhir 15 31,3
Dewasa Awal (26-35 23 47,9
Dewasa Akhir (36-45 10 20,8
Lama Bekerja
≤ 3tahun 19 39,6
≥ 3 tahun 29 60,4
Pendidikan
D3 22 45,8
S1 26 54,2
Tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah lama bekerja perawat >3 tahun, dan jumlah
terbanyak usia perawat dalam penelitian ini terbanyak pendidikan terakhir perawat adalah
adalah umur Dewasa awal, jumlah terbanyak S1.
Tabel 2.
Efikasi diri perawat dan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien (n=48)
Efikasi perawat f %
Rendah 27 56,3
Tinggi 21 43,7
Tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah terbanyakpemenuhan kebutuhan spritual adalah
terbanyak efikasi diri perawat dalam penelitian rendah sebanyak 30 orang (62,5%).
ini adalah rendah 27 orang (56,3%) dan jumlah
Tabel 3
Hubungan efikasi diri perawat terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual pasien (n=48)
Pemenuhan kebutuhan spiritual
Efikasi perawat N OR P Value
f % f %
Rendah 22 45,8 5 10,4 27 7,15 0,005
Tinggi 8 16,7 13 27,1 21 (1,927-26,524)
Tabel 3 dapat dilihat dari 30 perawat yang spritual pasien yang baik dibandingkan dengan
melakukan pemenuhan kebutuhan spritual perawat yang memiliki efikasi diri yang
pasien yang rendah didapatkan 22 perawat rendah.
(81,5%) memiliki efikasi diri rendah dan 8
perawat (38,1%) memiliki efikasi diri tinggi, PEMBAHASAN
sedangkan dari 18 perawat dalam pemenuhan Hasil penelitian didapatkandata karakteristik
kebutuhan spritual pasien yang tinggi responden berdasarkan umur berada pada
didapatkan 13 perawat (61,9%) memiliki rentang usia dewasa awal (26 – 35 tahun). Usia
efikasi diri tinggi dan terdapat 5 (18,5%) 26-35 tahun merupakan masa dewasa awal
memiliki efikasi diri rendah. Hasil tahap penentu bagi seseorang untuk memilih
ujistatisticchi square didapatkan nilaiPvalue= bidang pekerjaan yang sesuai dengan karir.
0,005< 0,05, yang artinya terdapat hubungan Makin tua umur seseorang maka proses
yang bermakna Efikasi diri Perawat terhadap perkembangan mentalnya bertambah baik,
Pemenuhan Kebutuhan Spritual pasien dengan akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya
nilai Odds Rasio (OR) 7,1 artinya perawat proses perkembangan mental ini tidak secepat
yang memiliki efikasi diri yang seperti ketika berumur belasan tahun. Selain
tinggiberpeluang 7,1 kali terjadi pemenuhan itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh
65
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
66
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
dengan orang yang memiliki self efficacy yang kondisi sakit dapat mengakibatkan pasien
rendah sehingga seorang perawat yang mengalami distress spiritual, sementara
memiliki self efficacy yang tinggi akan kegiatan spiritual seperti berdo’a mampu
mengembangkan sikap-sikap positif seperti menenangkan klien dalam menghadapi
percaya diri dan berkomitmen tinggi, dengan kenyataan tentang penyakitnya. Yaseda et al.,
demikian ia pun mampu menjalankan peran (2013)
dan fungsinya dengan baik. Bandura dalam
(Hafizah, 2017) mengemukakan bahwa efikasi Hasil uji dengan menggunakan uji statistic chi
diri merupakan keyakinan individu dalam Square didapatkan nilai Pvalue= 0,005 < 0,05
memperkirakan kemampuan dirinya dalam maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
melaksanakan tugas atau melakukan suatu bahwa terdapat hubungan yang bermakna
tindakan yang diperlukan untuk mencapai antara Efikasi diri Perawat terhadap
suatu hasil tertentu. Dengan memiliki Pemenuhan Kebutuhan Spritual pasien di
keyakinan bahwa dirinya memiliki Ruangan rawan inapdengannilaiOdds Rasio
kemampuan maka yang diinginkan. (OR) 7,1 artinya perawat yang memiliki efikasi
diri yang tinggiberpeluang 7,1 kali terjadi
Penelitian yang dilakukan oleh Prestiana & pemenuhan spritual pasien yang
Purbandini (2012) Seorang perawat yang baikdibandingkan dengan perawat yang
memiliki keyakinan yang tinggi bahwa ia memiliki efikasi diri yang rendah.
mampu melaksanakan tugas dengan baik, akan
memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula Teori Schreurs dalam Astuti (2017)
dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
ketika menghadapi situasi kurang kondusif, spiritualitas maka akan semakin tinggi self
seperti pasien yang tiba-tiba kejang atau pasien efficacy, tingkat spiritualitas yang tinggi dapat
yang mengalami luka cukup serius, perawat mempengaruhi kognisi manusia untuk berpikir
tersebut mampu menanggulangisituasi tersebut positif. Proses kognisi meliputi proses berpikir
secara efektif tanpa terlihat ragu-ragu dan untuk memperoleh informasi dan
cemas. Self efficacy yang tinggi membantu menggunakkan informasi. Kegiatan spiritual
individu untuk menyelesaikan tugas dan yang dilakukan secara berulang akan
mengurangi beban kerja secara psikologis meningkatkan kedekatan kepada Tuhan
maupun fisik. sehingga menimbulkan pemikiran yang positif
Mayoritas Pemenuhan Kebutuhan Spritual Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
dalam penelitian ini adalah rendah sebanyak yang dilakukan olehDamayanti et al., (2014),
30 orang (62,5%). Dari 30 perawat yang yang menunjukkan bahwa adahubungan antara
melakukan pemenuhan spiritual yang rendah spiritualitas dan kepatuhan pasien DM di RS
didapakan mayoritas pendidikan diploma (D3) Jogja, dimana uji Chi-Square diperoleh nilai
sebanyak 16 (53,3%), mayoritas masa kerja Pvalue= 0,000<0,005.Hasil tersebut menunjukan
lama sebanyak 18 (60%), mayoritas usia Spiritualitas dapat meningkatkan
dewasa Awal sebanyak 16 (53,3%). Menurut penyembuhan, kesehatan dan kemampuan
teori Potter & Perry dalam Septia (2017) koping individu. Individu dengan tingkat
Perawat dapat memberikan pemenuhan spiritualitas tinggi, lebih memungkinkan
kebutuhan spiritualitas kepada pasien dengan memenuhi rejimen pengobatan yang
memberikan dukungan emosional, membantu direkomendasikan.
dan mengajarkan doa, memotivasi dan
mengingatkan waktu ibadah sholat, Peneliti menyimpulkan, sebagian perawat
mengajarkan relaksasi dengan berzikir ketika memiliki efikasi diri yang rendahhal tersebut
sedang kesakitan, berdiri di dekat pasien, didapatkankurang yakin pada kemampuan diri
memberikan sentuhan selama perawatan. untuk melakukan asuhan keperawatan dengan
baik, sehingga bila ada kesuulitan belum yakin
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan mampu menyelesaikannya, sehingga
yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio- pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di ruang
spiritual maka pelaksanaan pemberian rawat inap buruk. Hasil penelitian
bimbingan spiritual pada pasien dengan membuktikan sebagian perawat tidak
kondisi sakit sangatlah penting. Mengingat mendorong pasien untuk berbicara tentang apa
67
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Kaur, D., Sambasivan, M., & Kumar, N. Sugianto, W. (2018). Kecerdasan Spiritual
(2013). Effect of spiritual intelligence, Perawat Dengan Pemenuhan
emotional intelligence, psychological Kebutuhan Spiritual Pasien Di Ruang
ownership and burnout on caring Rawat Inap Rs Pku Muhammadiyah
behaviour of nurses: A Gamping. 2, 6–11.
cross‐sectional study. Journal of
Clinical Nursing,. Syam, A. (2010). Hubungan Antara Kesehatan
Spiritual Dengan Kesehatan Jiwa Pada
King, M. B., & Koenig, H. G. (2009). Lansia Muslim Di Sasana Tresna
68
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Timmins, F., Neill, F., Murphy, M., Begley, Zulkosky, K. (2009). Self‐efficacy: a concept
T., & Sheaf, G. (2015). Spiritual care analysis. In Nursing forum. Blackwell
competence for contemporary nursing Publishing Inc.
practice: A quantitative exploration of
the guidance provided by fundamental
nursing textbooks. Nurse Education in
Practice, 15(6), 485–491.
https://doi.org/10.1016/j.nepr.2015.02.
007
69
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 63 - 70, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
70