Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN UMUM PT. RIAU POWER

2.1. Sejarah Singkat PT Riau Power


Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Teluk Lembu adalah perusahaan
pembangkit listrik swasta milik PT Riau Power yang dioperasikan oleh PT Dalle
Energy. Proses konstruksi PLTG PT Riau Power dimulai pada Desember 2004
dan mulai beroperasi pada tahun 2007. Keterlambatan penyelesaian konstruksi
hingga masa operasi disebabkan oleh bencana alam Tsunami Aceh pada tahun
2004 yang lalu. PLTG Teluk Lembu PT. Riau Power ini merupakan mesin turbin
pabrikan perusahaan General Electrical yang dibuat pada tahun 1974, yang
mempunyai kapasitas 20 MW.
Awalnya, sebelum turbin gas ini digunakan oleh PLTG PT. Riau Power,
turbin gas ini digunakan oleh PT. Caltex Pacific Indonesia (Sekarang Perusahaan
Chevron Pacific Indonesia) yang beroperasi di daerah Duri-Provinsi Riau. Setelah
mesin ini tidak digunakan lagi oleh PT. Caltex Pacific Indonesia sekitar tahun
2005 PT. Riau Power Pekanbaru mendapat hibah turbine gas dari pemerintah
Provinsi Riau dan difungsikan kembali oleh PT. Riau Power pada tahun 2007.
Dan pada saat itu PLTG PT. Riau Power sudah mulai beroperasi dibagian
pembangkit energi listrik tenaga gas.
PLTG PT Riau Power tergolong unit yang masa start up-nya singkat yaitu
sekitar lima belas menit, yang mana di starting dengan pasokan daya dari luar
menggunakan motor induksi 3 fasa sebagai penggerak awalnya (prime mover),
dengan pasokan gas dari PT Kalilla. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Teluk Lembu yang saat ini mempunyai kapasitas daya 1 x 20 MW masih dapat
dikembangkan dengan pemanfaatan gas buang (exhaust) dari gas turbin untuk
membangkitkan turbin uap (PLTGU) dengan kapasitas 1 x 10 MW,
pengembangan ini disebut dengan combine cycle system.
Di bawah ini, adalah awal mulanya pembangunan atau konstruksi peletakan
batu pertama Pembangkit Listrik Tenaga Gas Teluk Lembu PT. Riau Power, yang
dimulai dari awal survei ke lokasi yang akan dibangun, perataan lahan,

6
penimbunan lahan hingga proses pengecoran yang dilakukan saat pemabangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Teluk Lembu Pekanbaru.

Gambar 2.1 Proses Konstruksi PLTG Teluk Lembu PT Riau Power

2.2. Visi, Misi dan Moto PT. Riau Power


2.2.1 Visi PT. Riau Power
Diakui sebagai perusahaan kelas nasional yang bertumbuh-kembang,
unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi perusahaan.
2.2.2 Misi PT. Riau Power
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalakan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

7
2.2.3 Moto PT. Riau Power
Motto utama dari PT. Riau Power Pekanbaru yang bergerak dalam
bidang pembangkit energi listrik adalah “Listrik Untuk Riau”. Dengan motto
ini, PT. Riau Power Pekanbaru bertekad untuk menjadi sebuah perusahaan
pembangkit yang menghasilkan produksi energi listrik yang saat ini banyak
dibutuhkan oleh masyarakat yang khususnya berada di kota Pekanbaru.
Dengan menggandeng pihak PLN (Perusahaan Listrik Negara), PT. Riau
Power dapat mengepakkan sayapnya sebagai pembangkit energi listrik yang
saat ini hubungan kerjasamanya yang baik ini, diharapkan krisis energi listrik
yang saat ini terjadi di sekitar Provinsi Riau, khusunya wilayah kota Pekanbaru
dapat memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang di miliki.
2.3. Struktur Organisasi PT. Riau Power
Adapun skema dari struktur organisasi pada PLTG PT. Riau Power dapat
dilihat pada gambar dibawah.

SITE MANAGER
Iman Sejati, ST

SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPPORT


Risnandar Darwilis Suko Daiman Nitro OPERATION

GROUP A GROUP B GROUP C MAINTENANCE


Marwanuddin Ahmad Doni Maulad Warsiadi Boris Tampubolon
Syuib Rozali Alfian Yonhardi Haryono
Zulfadli Harry Irnanda Yulfahmi Markus
Yanto

SECURITY
Kusno CLEANING SERVICE
Rahman Hasan
Robin
Royan
Muslim

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Karyawan PT Riau Power

8
Dari skema struktur organisasi PT. Riau Power diatas, berikut dijelaskan
tugas dan wewenang dari masing masing struktur :
1. Site Manager
Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan usaha Pembangkit
Listrik Tenaga Gas secara efisien dan efektif di PLTG PT. Riau Power
Pekanbaru yang meliputi :
a. Perencanaan pembangkitan tenaga listrik yang ada di PLTG PT. Riau
Power Pekanbaru.
b. Tentang skema keuangan, sumber daya manusia, serta mengawasi bagian
administrasi di PLTG PT. Riau Power Pekanbaru.
c. Membina hubungan kerja dengan kemitraan serta komunikasi yang
efektif guna menjaga citra perusahaan PLTG PT. Riau Power Pekanbaru.
d. Melakukan pembinaan terhadap unit asuhannya yang ada di sekitar
lingkungan PLTG PT. Riau Power Pekanbaru.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Site Manager
mempunyai fungsi :
a. Menyusun program kerja sebagai pedoman selama proses kerja
dilingkungan pembangkit PT. Riau Power Pekanbaru.
b. Mengelola fungsi perencanaan yang meliputi perencanaan sistem dan
konstruksi serta teknologi informasi yang ada disekitar pembangkit PT.
Riau Power Pekanbaru.
c. Mengelola fungsi keuangan meliputi pengendalian anggaran dan
keuangan, pengawasan, pendapatan serta akuntasi yang ada di
lingkungan pembangkit PT. Riau Power Pekanbaru.
d. Mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) dan administrasi yang meliputi
SDM dan kesektariatan yang ada dilingkungan PT. Riau Power
Pekanbaru.
e. Mengevaluasi dan menganalisis semua laporan, baik yang bersifat rutin
maupun berkala setiap harinya yang ada dilingkungan pembangkit PT.
Riau Power Pekanbaru.
f. Mengelola hubungan yang baik dengan mitra kerja, lembaga pemerintah,
pihak swasta, dan tokoh masyarakat serta media massa.

9
2. Administration
a. Organizing (Pengorganisasian)
Menyusun dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun
kelompok, sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan
yang sudah ditetapkan.
b. Staffing (Kepegawaian)
Kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana
kepegawaian adalah sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan
melaksanakan tugas kegiatannya.
c. Directing (Pengarahan)
Memberikan pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk serta
pertimbangan dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat, baik
secara struktual maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan lancar.
d. Coordinating (Pengkoordinasian)
Memberikan koordinasi terhadap semua pekerja ataupun seluruh
petugas yang terlibat dilingkungan kerja, baik mengenai program kerja
yang sedang dijalankan, ataupun hal lain yang berhubungan dengan
kemajuan perusahaan.
e. Budgeting (Penganggaran)
Membuat rincian pengeluaran ataupun rincian penganggaran dalam
setiap keuangan yang telah disusun sedemikian rupa, dalam program kerja
yang ada dilingkungan perusahaan.
f. Motivating (Pergerakan)
Sebagai sarana penggerak, demi berjalannya kelancaran terhadap
kinerja perusahaan, dan demi kemajuan perusahaan dan demi terciptanya
program yang telah dirancang dengan baik sebelumnya.

3. Supervisor
Adapun fungsi dan tugas dari seorang supervisor yang ada di lingkungan
perusahaan PT. Riau Power, diantaranya sebagai berikut :

10
a. Membimbing dan membina operator, petugas keamanan, maintenance
dan cleaning service sesuai kewenangannya, agar terciptanya lingkungan
kerja yang baik disekitar perusahaan PLTG PT. Riau Power Pekanbaru.
b. Merencanakan dan menyusun jadwal shift operator, petugas keamanan,
bagian maintenance, dan cleaning service, agar dapat mendapatkan jatah
kerja serta waktu libur dari setiap pekerja dengan seimbang.
c. Melakukan perbaikan instalasi maupun non instalasi sesuai batas
kewenangan, demi terjaganya seluruh peralatan pembangkit yang ada
dilingkungan PT. Riau Power Pekanbaru.
d. Menjaga kesinambungan data histori operasi dan peralatan dilingkungan
PT. Riau Power Pekanbaru.
e. Bertugas sebagai pengawas manuver di setiap kegiatan operasi dan
pemeliharaan serta melakukan SOP (Standart Operational Procedure)
yang sesuai dengan standar yang berlaku, demi keamanan dan
kenyamanan lingkungan kerja dilingkungan PT. Riau Power Pekanbaru.

4. Operator Group
Pada setiap pembangkit yang menghasilkan energi listrik, ataupun setiap
perusahaan yang bergerak pada bidang lain, pasti membutuhkan seorang
operator yang berfungsi untuk mengawasi sebuah sistem yang sedang berjalan,
serta mengawasi dan menanggulangi masalah yang terjadi jika sewaktu-waktu
dapat terjadi, berikut ini tugas dan tanggung jawab dari seorang operator yang
ada di lingkungan kerja PLTG PT. Riau Power Pekanbaru :
a. Mengawasi serta memonitor kondisi instalasi dan komponen-komponen
pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang sedang berjalan
menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan alat ukur yang
ada, serta melaporkan perkembangan ataupun gangguan yang sedang
terjadi pada pusat ataupun pada pihak kantor yang membutuhkan
informasi.
b. Mencatat parameter-parameter yang telah ditetapkan untuk mengetahui
performansi dari mesin, ataupun pemakaian gas yang digunakan oleh
pembangkit setiap jamnya baik itu dalam catatan harian, minggu ataupun

11
bulanan, yang berhubungan dengan pembangkitan yang ada di
lingkungan PT. Riau Power Pekanbaru.
c. Mencatat dan melaporkan hasil produksi kwh PT. Riau Power Pekanbaru
dari Gardu Induk (GI) yang ada Teluk Lembu ke supervisor, untuk
dianalisa berapa penghasilan hasil produksi pembangkit dalam satu hari.
d. Mencatat dan melaporkan ke supervisor ketidak normalan peralatan dan
kegiatan yang merugikan atau membahayakan peralatan dilokasi PLTG
PT. Riau Power Pekanbaru.

5. Maintenance
a. Memonitor kondisi dan komponen pembangkit gas (PLTG) dan
melakukan perawatan, pengecekan serta perbaikan jika terjadi hal yang
tidak sesuai dengan kinerja pembangkit, demi terjaganya masa kerja dari
pembangkit.
b. Melakukan perawatan, perbaikan serta pengecekan pada komponen-
komponen PLTG yang bekerja tidak normal.
c. Melaksanakan kegiatan perawatan rutin, baik itu yang bersift harian,
mingguan, bulanan, ataupun tahunan, agar performa mesin dapat terjaga
dengan baik.
d. Menganalisa secara langsung kondisi mesin, agar kondisi mesin dapat
berjalan normal sesuai dengan yang diharapkan.
e. Bekerja sama dengan operator dalam mengantisipasi jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan, yang suatu saat bisa saja terjadi pada mesin
pembangkit, ataupun peralatan-peralatan lain yang bersangkutan dengan
pembangkit ataupun disekitar lingkungan pembangkit.

6. Cleaning Service
Peran dari seorang cleaning service dalam sebuah perusahaan, juga
sebagai salah satu pendorong agar terciptanya lingkungan kerja yang bersih,
rapi, dan nyaman, demi menunjang kinerja pekerja yang ada di perusahaan.
Berikut ini beberapa peran yang harus dilakukan oleh petugas cleaning service
yang ada di lingkungan PT. Riau Power Pekanbaru :

12
a. Menjaga kenyamanan, serta kebersihan yang ada di sekitar lingkungan
kerja PT. Riau Power Pekanbaru.
b. Menyediakan konsumsi yang dibutuhkan dalam lingkungan kantor PT.
Riau Power Pekanbaru.
c. Bertanggung jawab terhadap kebersihan, serta kenyamanan yang
nantinya akan mendukung kinerja dari para pekerja yang ada
dilingkungan PT. Riau Power Pekanbaru.

7. Security
a. Menjaga keamanan dan kenyamanan yang ada di sekitar lingkungan
pembangkit PT. Riau Power Pekanbaru.
b. Memastikan tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan disekitar
lingkungan pembangkit, agar pekerja merasa nyaman dan aman terhadap
lingkungan kerjanya.
c. Melaporkan setiap situasi kejadian yang bersifat baik, ataupun laporan
kejadian yang bersifat kejahatan.
d. Mengambil tindakan yang baik, jika suatu saat terjadi kejadian yang tidak
diinginkan, agar suasana lingkungan kerja dapat aman dan terkendali

2.4. Ruang Lingkup PT. Riau Power


PT. Riau Power yang bergerak dibidang pembangkit listrik tenaga gas
(PLTG), dan hanya mempunyai satu pembangkit atau satu turbin gas saja yang
dikopelkan dengan generator 3 phasa yang berfungsi sebagai pembangkit energi
listrik, turbin gas yang dimiliki oleh PLTG PT. Riau Power ini beroperasi selama
12.000 jam sebelum memasuki masa pemeliharaan. Adapun bidang kerja di PT.
Riau Power adalah sebagai berikut ini :
a. Memelihara performa mesin selama beroperasi, 4 orang maintenance
bekerja setiap hari dan melakukan pengecekan pada komponen-komponen
dari pembangkit, yang dianggap perlu untuk diperbaiki, demi menunjang
kinerja pembangkit, agar dapat berjalan optimal.

13
b. Produksi yang dihasilkan oleh PT. Riau Power adalah dalam bentuk daya
atau arus listrik sebesar 20 Mega Watt yang kemudian dijual ke PLN
( Perusahaan Listrik Negara ).
c. Kualitas dan kapasitas produksi dikontrol dan direkap dalam bentuk laporan
yang dilakukan setiap satu jam sekali untuk menjaga agar produksi tetap
terjaga pada 20 Mega Watt.
d. Pengecekan dan pengontrolan daya yang dibangkitkan oleh generator
dipantau oleh 3 orang operator yang bekerja secara bergantian setiap
beberapa jam dan bertugas diruang kontrol untuk mengamati naik turunnya
temperatur pada sistem pembangkit PLTG yang meliputi turbin gas, exhaust
atau yang biasa disebut gas buang, kemudian cooling water temperature,
temperatur oli pendingin dan temperatur udara atmosfir. Lalu memantau
getaran bearing pada poros turbin, load gear, generator, inlet ( temperature
udara yag masuk ke mesin kompresor). Termasuk juga konsumsi bahan
bakar, tekanan gas dan udara yang masuk ke chombustion chamber serta
yang paling penting mengamati naik turunnya produksi yang dihasilkan oleh
PLTG PT. Riau Power Pekanbaru.
e. Laporan setiap jam yang telah dicatat dan dianalisa oleh petugas operator
akan diserahkan setiap harinya ke pihak kantor untuk direkap dan dianalisis
oleh ahli mekanikal dan elektrikal. Dalam analisa ini, pihak kantor akan
merekap semua data yang masuk dalam satu hari produksi, dan akan
mengambil kesimpulan bagaimana hasil produksi yang telah dihasilkan,
serta kendala-kendala yang mungkin dihadapi selama proses produksi.

Berikut ini, adalah bagan ruang lingkup perusahaan PLTG PT. Riau Power
Pekanbaru :

14
Bidang Kerja PLTG
PT. Riau Power
Pekanbaru

Deskripsi Kerja Harian Tahunan


Setiap Jam
 Pengecekan, serta  MI (Major Inspection) seluruh system
 Merekap dan pembersihan water serta komponen-komponen pendukung
menganalisa hasil cooling system, agar dari pembangkit, terutama pada rotor
parameter yang performanya tetap terjaga. turbin, generator, dan mengganti
telah ditentukan  Pengecekan, serta komponen-komponen yang rusak, serta
oleh perusahaan, pembersihan oil cooling melakukan perawatan – perawatan yang
untuk mengetahui system. dianggap perlu.
performa serta  Pengecekan, dan  CI(CombustionInspection)
kinerja dari mesin menganalisa hasil  HGPI (Hot Gas Path Inspection) yang
pembangkit. produksi perharinya. harus dilakukan pada periode tertentu.
Gambar 2.3. Bagan Ruang Lingkup Perusahaan PLTG PT. Riau Power

15

Anda mungkin juga menyukai