Anda di halaman 1dari 36

Laporan Praktikum Penyuluhan Dan Komunikasi Peternakan

MANFAAT LIMBAH FESES MENJADI PUPUK KANDANG

Oleh Kelompok III

NAMA NIM
JIMMY ADAM SAMBAYON L1A1 16 224
ARIS KUSNANDAR L1A1 17 101
I GEDE RINALDY P. L1A1 17 132
HUZAIFAH L1A1 17 131
INDRA SURYA PURNAWIRA L1A1 17 134
IRFAN GOLU L1A1 17 137
IRMA WATI L1A1 17 140
JURAID L1A1 17 146
LA ODE ABDUL MALIK F. L1A1 17 149
LA ODE MUH. IKBAL SAWAL MS L1A1 17 153
LOIS JASRIANI R.B. L1A1 17 157
MUH. ASRIL NOFRAN R. L1A1 17 164
MUH. YUSMAN L1A1 17 172
NURMALA L1A1 17 184
NANANG HARDIANA L1A1 17 174
RISTA PURNAMA L1A1 17 190
LA ODE OSTAF MUH. NDOASA L1A1 17 155
RANDI PANGERAN L1A1 17 217
HAPPY RIZQA AMALIAH L1A1 17 226
AHMAD ROMADHAN L1A1 17 230
INDRIYANI L1A1 18 154

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga lapoaran lengkap praktikum
Penyuluhan dan Komunikasi Peternakan ini dapat terselesaikan dalam waktu yang
telah di tentukan.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan dan inspirasi
yang bermanfaat bagi mahasiswa lain dan halayak, khususnya mahasiswa di
Universitas Halu Oleo. Dengan selesainya laporan ini, kami menghaturkan terima
kasih sebesar-basearnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
membuat laporan ini, serta memberikan sumbangan saran dan kritik positif dan tentu
saja konstruksi baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai isi materi
maupun penulisannya, guna untuk kebaikan bersama. Ucapan terimakasih dan
penghargaan yang tak terhingga dasar penulis kepada keluarga yang telah memberi
dukungan baik materi maupun moral dan kepada seluruh kerabat penulis yang
senantiasa membantu penyelesaian laporan ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih mempunyai banyak


kekurangan sehingga membutuhkan perbaikan-perbaikan demi penyempurnaan
laporan ini. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan dengan hati terbuka kami
senantiasa menantikan saran dan kritik positif dari para pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 2
1.2. Tujuan dan Manfaat............................................................................. 2
II. KEADAAN GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS DESA SASARAN. 4
2.1. Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Wua-Wua................ 4
2.2. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Monapa Kec. Mowila....... 4
2.3. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Lamomea Kec. Konda...... 5
2.4. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Lawoila.Kec. Konda......... 5
2.5. Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Batalaiworu............ 6
2.6. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Lahontohe......................... 7
2.7. Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Andoolo ................. 7
2.8. Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Kontunaga.............. 7
III.METODE PELAKSANAAN PENYULUHAN...................................... 8
3.1. Waktu dan Tempat............................................................................... 8
3.2. Metode Penyuluhan............................................................................. 8
3.3. Peserta penyuluhan.............................................................................. 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 11
4.1. Hasil Praktikum.................................................................................... 9
4.2. Pembahasan.......................................................................................... 9
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 13
5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 13
5.2. Saran.................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 29
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tebel 1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kelurahan di


Kecamatan Wua-Wua, 2018……………………………………………….5

Table 2. Jumlah Penduduk dan Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Menurut Kelurahan


di Kecamatan Wua-Wua, 2018…………………………………………….8

Tabel 3. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Wua-


Wua, 2018........................................................................................…….10

Tabel 4. Banyaknya Sekolah Negeri Menurut Kelurahan dan Tingkat Pendidikan


Nasional di Kecamatan Wua-Wua, 2018…………………………………11

Tabel 5. Jumlah fasilitas Kesehatan Menurut Kelurahan di Kecamatan Wua-Wua,


2018………………………………………………………………………14

Tabel 6. . Populasi Ternak Besar Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Wua-Wua,


2018..................................................................................................…… 17

Tabel 7. Populasi Ternak Kecil Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Wua-Wua, 2018
..........................................................................................................….. 19

Tabel 8. Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Wua-Wua, 2018 .................……21

Tabel 9. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa Monapa Tahun
2019……………………………………………………………………....21

Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Monapa Kecamatan
Mowila Kabupaten Konawe Selatan..................................................... 21

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Monapa Kecamatan


Mowila Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2019..........................… 21

Tabel 12. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa Lamomea
Tahun 2019…………………………………………………………………….. 21

Tabel 13. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lamomea


Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan……................. 21

Tabel 14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Desa Lawoila….. 21


Tabel 15. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian Desa Lawoila……… 21

Tabel 16. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Lawoila. … 21

Tabel 17. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kec. Batalaiworu…….21

Tabel 18. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian Kec. Batalaiworu… 21

Tabel 19. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kec. Batalaiworu 21

Tabel 20. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Desa Lahontohe. …. 21

Tabel 21. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian Desa Lahontohe....… 21

Tabel 22. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Lahontohe …...21

Tabel 23. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kecamatan Andoolo………21


I. PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang

Sulawesi Tenggara (disingkat Sultra) merupakan sebuah provinsi di Indonesia


yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi dengan ibu kotaKendari. Provinsi
Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis
terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' – 06°15' Lintang Selatan
dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas
38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).
Sulawesi Tenggara memiliki potensi yang besar untuk pengembangan usaha ternak
sapi karena didukung oleh sumber daya alam yaitu lahan dan pakan, sumber daya
manusia, serta peluang pasar yang memadai.Ternak sapi mempunyai prospek dan
potensi pasar yang cerah.Selain memberikan tambahan pendapatan bagi petani-
peternak, usaha ternak sapi juga merupakan sumber pendapatan daerah melalui
perdagangan antarprovinsi dan antarpulau, antara lain ke Maluku, Papua, Jawa
(Jakarta), dan Kalimantan Timur (Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara 2005).
Berdasarkan data BPS tahun 2020 tercatat bahwa produksi ternak di Sulawesi
Tenggara khususnya ternak sapi potong tercatat produksi daging yang dihasilkan
sebesar 6.282,69 ton dengan populasi ternak sapi potong sebanyak 419.882 ekor.
Melihat potensi yang dimiliki ternak kambing cukup besar maka dilakukan
usaha pengembangan lebih lanjut. Dalam mendukung usaha pengembangan maka
salah satu unsur utama yang diperhatikan adalah pemeliharaan. Pemeliharaan yang
baik dalam bertenak kambing adalah dengan cara dikandangkan, sehingga peternak
lebih mudah dalam pengolahan pakan dan limbah kotoran kambing. Pengelolaan
limbah peternakan yang baik akan memberikan keuntungan sampingan selain hasil
penjualan yang diperoleh dari ternaknya berupa pupuk organik.
Penyuluhan merupakan ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses
perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih
baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan di
luar sekolah yang ditujukan kepada para peternak dan keluarganya, proses pendidikan
ini terjadi karena adanya komunikasi yang dalam penyuluhan pertanian proses
komunikasi ini berjalan dua arah, yaitu antara penyuluh pertanian sebagai pemberi
sumber informasi dan peternak beserta keluarganya itu sendiri sebagai penerima
sumberdan sebaliknya. Pada sebuah penyuluhan diperlukan suatu metode, teknik dan
media yang tepat agar apa yang dsampaiakan kepada peternak dapat tercapai .
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan praktek lapangan penyuluhan dan
komunikasi peternakan di Sulawesi tenggara.
.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah  memberikan pengalaman belajar kepada


mahasiswa tentang praktek penyuluhan dan komunikasi dan memberikan wawasan
kepada peternak dalam menghasilkan pupuk yang berkualitas (mengandung unsur
hara yang tersedia bagi tanaman) sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah serta
memberdayakan kehidupan masyarakat khusunya peternak sapi dengan
memanfaatkan produk sampingan (feses) bila dilakukan dalam skala besar.

Manfaat dari praktikum ini adalah meningkatkan pengetahuan mahasiswa


dalam penyuluhan dan komunikasi terhaddap peternak dan juga memberikan
pengetahuan terhadap peternak dalam mengelola limbah feses sapi.
II. KEADAAN GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

.1 Letak Geografis
.1.1 Kecamatan Wua-Wua

Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6


Tahun 1995 yang disahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status Kotamadya
Daerah Tingkat II Kendari. Kota Kendari yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi
Tenggara, secara astronomis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di
antara 3o54’40’’ dan 4o5’05’’ Lintang Selatan (LS) dan membentang dari Barat ke
Timur diantara 122o26’33’’ dan 122o39’14’’ Bujur Timur (BT) (BPS Kecamatan
Wua-Wua, 2018).
Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kota Kendari terletak di bagian
Tenggara Pulau Sulawesi.Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi
mengelilingi Teluk Kendari.Luas wilayah daratan Kota Kendari 271,76 km2 atau 0,7
persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara.Berdasarkan posisi geografisnya,
kota Kendari memiliki batas-batas:
 Utara – Kabupaten Konawe
 Timur – Laut Kendari
 Selatan – Kabupaten Konawe Selatan
 Barat – Kabupaten Konawe Selatan

Secara astronomis, Kecamatan Wua-wua terletak antara 3°58’35” - 4°0’48”


Lintang Selatan, serta antara 122°27’58” - 122°30’52” Bujur Timur. Berdasarkan
posisi geografisnya, Kecamatan Wua-wua memiliki batas - batas yaitu: di sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan Kadia, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Baruga, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Kadia dan Kecamatan Kambu, serta di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Puuwatu (BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018).

Kecamatan Wua-wua terdiri dari 4 Kelurahan definitif. Dapat dilihat bahwa,


Kelurahan Anawai memiliki wilayah terluas yakni 4,30 km², sedangkan Kelurahan
Mataiwoi memiliki wilayah terkecil yang hanya seluas 1,00 km². Secara
administratif, Ibukota Kecamatan Wua-wua adalah Kelurahan Anawai. Keluraahan
Mataiwoi merupakan Kelurahan yang paling jauh dari ibukota kecamatan yaitu
mencapai 3,2 kilometer, sedang yang paling dekat adalah Kelurahan Anawai yang
berjarak 0,4 kilometer ke ibukota kecamatan ( BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018).
.1.2 Desa Monapa Kec. Mowila

Desa monapa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Mowila Kabupaten


Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Desa Monapa terdiri atas 4 (empat)
dusun yang membawahi 8 RT. Desa ini memiliki penduduk sembanyak 725 jiwa,
dengan jumlah 170 jumlah keluarga (KK). Mata pencarian sebagian besar warga di
desa ini adalah petani, pedangang dan sebagian kecil adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS).
Secara administrasi Desa Monapa menpunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Pewehuko
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Mataiwoi
c. Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Ranombayasa
d. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Mulyasari
.1.3 Desa Lamomea Kecamatan Konda

Desa Lamomea merupakan salah satu desa di Kecamatan Konda, Kabupaten


Konawe Selatan, berjarak sekitar ± 24,87 km dari Kota Kendari ibukota Provinsi
Sulawesi Tenggara. Desa Monapa terdiri atas 3 (tiga) dusun yang membawahi 6 RT.
Desa ini memiliki penduduk sembanyak 675 jiwa, dengan jumlah 225 jumlah
keluarga (KK). Mata pencarian sebagian besar warga di desa ini adalah petani,
pedangang, wiraswasta dan sebagian kecil adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Secara
administrasi Desa lamomea menpunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Konda Satu
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Konda
Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa ambepua
Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa lalowiu

.1.4 Desa Lawoila Kecamatan Konda

Pada mulanya, Desa Lawoila merupakan Desa Cialam Jaya yang memiliki
wilayah yang luas sehingga masyarakat meminta agar pelayanan kepada masyarakat
menjadi optimal. Berdirinya Desa Lawoila pada bulan Oktober tahun 1982. Desa
Lawoila mempunyai arti “Ada Air”.

Batas – batas Desa Lawoila adalah sebagai berikut :


a. Sebelah Utara : Desa Wonua
b.SebelahSelatan :Desa Amohalo
c. Sebelah barat :DesaCialan Jaya
d. Sebelah Timur :Desa Lambuea Kec. Moramo Utara
.1.5 Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna

Desa Wakorambu merupakan sebuah desa yang berada di kecamatan


batalaiworu, kabupaten muna, Sulawesi tenggara. Awalnya kecamatan batalaiworu
merupakan pemekaran dari kecamatan katobu.

Batas – batas Desa Wakorambu adalah sebagai berikut :


a. Sebelah Utara : Desa Wawesa
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Laiworu
c. Sebelah barat : Jalan Madesabara
d. Sebelah Timur : Kecamatan Katobu
.1.6 Desa Lahontohe

Pada mulanya, Desa Lahontohe merupakan dulu Desa Laghontohe yang


memiliki wilayah yang luas sehingga masyarakat meminta agar dibagi menjadi dua
desa yaitu desa Matano Oe dan desa Lahontohe. Berdirinya Desa Lahontohe pada
tahun 1976.
Batas – batas Desa Lawoila adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Danagoa
b. Sebelah Selatan : Desa Lianosa Kec. Tongkuno Selatan
c. Sebelah barat : Desa Matombura
d. Sebelah Timur : Desa Matano oe

.1.7 Kecamatan Andoolo


Desa Bumi Raya merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Andoolo,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Desa Bumi Raya merupakan Desa
transmigrasi yang dibuka sekitar tahun 1980an.

Batas - batas Desa Bumi Raya adalah sebagai berikut:


a. Sebelah Timur : Desa Wunduwatu, Kec. Andoolo
b. Sebelah Selatan : Desa Palo Tawo, Kec. Tinanggea
c. Sebelah Barat : Desa Mata Iwoi, Kec. Andoolo Barat
d. Sebelah Utara : Desa Anese, Kec. Andoolo Barat.
.1.8 Kecamatan Kontunaga

Kabupaten muna terletak dijazirah Sulawesi bagian tenggara , meliputi bagian

utara pulau muna , serta pulau-pulau kecil yang tersebar disekitar kawasan tersebut,

secara astronomis kabupaten muna terletak dibagian selatan garis khatulistiwa

memanjang dari utara ke selatan di antara4015-5015 lintang selatan dan membentar

dari barat ke timur di antara 122030 – 123015 bujur timur. Kabupaten muna

mempunyai iklim tropis seperti sebagian besar daerah di indonesia dengan suhu rata-

rata sekitar 26-30 o C. demikian juga dengan musim kabupaten muna mengalami dua

musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

.2 Demografis

.2.1 Kecamatan Wua-Wua

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili diwilayah teritorial Republik


Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6
bulan tetapi bertujuan menetap.Jumlah penduduk Kota Kendari terus bertambah
setiap tahunnya. Sampai tahun 2018 mencapai sekitar 0,38 juta jiwa. Selama setahun
terakhir, penduduk Kota Kendari diproyeksikan bertambah sekitar 2,94 persen, baik
dari kelahiran maupun dari migrasi. Tingkat pertumbuhan penduduk mengalami
perlambatan dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 2016-2018. Selama periode
2016-2017 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat menurun dari 3,42 persen menjadi
3,16 persen. Sedangkan pada tahun 2018 tingkat pertumbuhan penduduk menjadi
2,94 persen (BPS, Kecamatan Wua-Wua, 2018).
Jumlah penduduk Kota Kendari pada Tahun 2017 mencapai 370.728
jiwa.Angka ini terus meningkat dan pada Tahun 2018 mencapai angka 381.628 jiwa.
Jika dirinci menurut kecamatan, jumlah penduduk terbesar tercatat di Kecamatan
Kendari Barat yaitu sebesar 56.499 jiwa (14,80 persen) dan terkecil terdapat di
Kecamatan Nambo yaitu sebanyak 11.489 jiwa (3,01persen) (BPS Kecamatan Wua-
Wua, 2018).
Jumlah rumah tangga mengalami peningkatan selama kurun waktu 2016-
2018.Pada Tahun 2018 jumlah rumah tangga tercatat sebanyak 90.360 rumah tangga.
Angka Ini meningkat sebesar 2,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan
jumlah rumah tangga sebesar 87.780 (BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018).
Menurut Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
bahwa Daerah Kabupaten/Kota dibagi atas Kecamatan dan Kecamatan dibagi atas
Kelurahan dan/atau Desa. Kecamatan adalah bagian dari Daerah Kabupaten/Kota
yang dipimpin oleh camat.Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang
disebut lurah selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat.
Jumlah RT dan RW di Kecamatan Wua-Wua pada tahun 2018 berturut-turut
sebanyak 89 RT dan 24 RW dengan rincian jumlah RT dan RW terbanyak berada di
Kelurahan Wua-Wua yaitu sebanyak 29 RT dan 7 RW, diikuti dengan Kelurahan
Anawai, Bonggoeya, dan Mataiwoi. Kecamatan Wua-Wua memiliki 4 kelurahan
yang terdiri dari 2 Kelurahan Swadaya, 1 Kelurahan Swakarsa, dan 1 Kelurahan
Swasembada.Jumlah lurah di Kecamatan Wua-Wua pada tahun 2018 sebanyak 4
orang yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dan keempatnya berpendidikan
sarjana. Jumlah lurah di Kecamatan Wua-Wua pada tahun 2018 sebanyak 4 orang
yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dan keempatnya berpendidikan sarjana
(BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018).
a. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kelurahan di
Kecamatan Wua-Wua, 2018

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kelurahan di


Kecamatan Wua-Wua, 2018
No Kelurahan Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin
1 Bonggoeya 4.891 4.688 9.579 104
2 Wua-wua 4.485 4.297 8.782 104
3 Mataiwoi 3.797 3.688 7.485 103
4 Anawai 3.168 3,108 6.276 102
Kec. Wua-Wua 16.341 15.781 32.122 104
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018
b. Jumlah Penduduk dan Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kelurahan di Kecamatan Wua-Wua, 2018

Table 2. Jumlah Penduduk dan Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Menurut Kelurahan


di Kecamatan Wua-Wua, 2018.
Tahun Penduduk
Laki-Laki Perempuan Jumlah Rata-rata
Pertumbuhan
Penduduk
2014 13455 13903 28272 6,92
2015 14369 14374 29249 3,46
2016 14875 14860 30249 3,31
2017 15884 15321 31205 3,16
2018 16341 15781 32122 2,94
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua
c. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Wua-Wua, 2018

Table 3. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Wua-


Wua, 2018
No Kelurahan Penduduk
Jumlah Jiwa Distribusi Luas Wilayah Kepadatan
(Km2)
Penduduk
per km2
1 Bonggoeya 9.579 29,82 2,25 4.257
2 Wua-Wua 8.782 27,34 3,24 2,710
3 Metaiwoi 7.485 23,30 1,00 7.485
4 Anawai 6.276 19,54 4,30 1.460
Kec. Wua-Wua 31.122 100,00 10,79 2.977
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018
d. Banyaknya Sekolah Negeri Menurut Kelurahan dan Tingkat Pendidikan
Nasional di Kecamatan Wua-Wua, 2018

Tabel 4. Banyaknya Sekolah Negeri Menurut Kelurahan dan Tingkat Pendidikan


Nasional di Kecamatan Wua-Wua, 2018
No Kelurahan TK Negeri SD Negeri SMP/MTs SMA/MA
1 Bongoeya - - - -
2 Wua-Wua - 3 1 -
3 Metaiwoi - - - -
4 Anawai - 1 - -
Kec. Wua-Wua 4 2 1
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018
e. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kelurahan di Kecamatan Wua-
Wua, 2018

Table 5. Jumlah fasilitas Kesehatan Menurut Kelurahan di Kecamatan Wua-Wua,


2018.
No Kelurahan RS. Umum RS Bersalin Puskesmas Puskesmas
Pembant
u
1 Bonggoeya - - - -
2 Wua-Wua - - - 1
3 Metaiwoi - - - -
4 Anawai - - 1 -
Kec. Wua-Wua - - 1 1
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018.
f. Populasi Ternak Besar Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Wua-Wua,
2018

Table 6. Populasi Ternak Besar Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Wua-Wua, 2018
No Jenis Ternak Jumlah Populasi
1 Sapi 35
2 Kerbau -
3 Kuda -
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018.
g. Populasi Ternak Kecil Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Wua-Wua,
2018

Table 7. Populasi Ternak Kecil Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Wua-Wua, 2018
No Jenis Ternak Jumlah Populasi
1 Kambing 54
2 Domba -
3 Babi -
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018
h. Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Wua-Wua, 2018

Tabel 8. Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Wua-Wua, 2018


No Jenis Ternak Jumlah Populasi
1 Ayam Buras 11.778
2 Ayam Ras Pedaging -
3 Ayam Ras Petelur -
4 Itik/Bebek 160
Sumber: BPS Kecamatan Wua-Wua, 2018.
.2.2 Desa Monapa Kecamatan Mowila

Berdasarkan Data Administrasi Desa, jumlah penduduk Desa Monapa tercatat


725 jiwa dengan jumlah Kepalakeluaarga sebanyak 170 KK. Jumlah penduduk laki-
laki 370 jiwa dengan perempuan 355 jiwa (PKD Desa Monapa, 2019).
a. Data Sosial Ekonomi
Tabel 9. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa Monapa Tahun
2019
Jumlah Presentase
No Umur (tahun) Laki-laki Perempuan (jiwa) %
1 0 – 14 83 80 163 22,48
2 15 – 54 199 201 400 55,17
>55 88 74 162 22,34
  Jumlaah 370 355 725  100
Sumber :Data PKD Desa Monapa, 2019

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian


Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Monapa Kecamatan
Mowila Kabupaten Konawe Selatan
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase%
1 Petani 105 61,76
2 PNS/TNI/POLRI 14 8,23
3 Pedagang 7 4,11
4 Buruh 20 11,76
Tukang
5 Batu/Kayu 21 12,35
Swasta/Wiraswast
6 a 3 1,76
    170 100
Sumber :Data PKD Desa Monapa, 2019

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Monapa Kecamatan


Mowila Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2019
No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase %
1 Serjana S1-S2 25 3,44
2 serjana D-III 12 1,65
3 Lulusan SMA 83 11,44
4 Lulusan SMP 186 25,65
5 Lulusan SD 217 29,93
6 Tidak Tamat Sekolah 52 7,17
7 Belum Sekolah 150 20,68
Jumlah 725 100
Sumber : Data PKD Desa Monapa 2019

.2.3 Desa Lamomea Kecamatan Konda

Berdasarkan Data Administrasi Desa, jumlah penduduk Desa Lamomea


tercatat 739 jiwa dengan jumlah Kepala keluarga sebanyak 252 KK. Jumlah
penduduk laki-laki 462 jiwa dengan perempuan 277 jiwa.
a. Data Sosial Ekonomi

Tabel 12. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa Lamomea
Tahun 2019
Umur Laki- Jumlah Present
(tahu lak Perempua (jiwa ase
No n) i n ) %
1 0 – 14 64 81 145 22,48
2 15 – 54 312 122 514 55,17
>55 86 74 160 22,34
  Jumlaah 462 277 739 100
Sumber :Data PKD Desa lamomea, 2019

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian

Tabel 13. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lamomea


Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase%
1 Petani 81 68,08
2 PNS/TNI/POLRI 13 1,03
3 Pedagang 62 12,11
4 Buruh 37 13,76
Tukang
5 Batu/Kayu 16 1,35
Swasta/Wiraswast
6 a 38 3,76
    247 100
Sumber :Data PKD Desa lamomea 2019
.2.4 Desa Lawoila Kecaatan Konda

Jumlah penduduk Kelurahan Lawoila sebanyak 1.324 jiwa yang terdiri dari
463 kepala keluarga. Pada umumnya mata pencaharian penduduk di Kelurahan
Laeoila adalah 90% dalam sektor pertanian dan selebihnya merupakan Pedagang dan
Pegawai Negeri Sipil.
a. Data Sosial Ekonomi

Tabel 14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk
( Orang)

1 0-4 132
2 5-9 117
3 10-14 140
4 15-24 196
5 25-39 324
6 40-60 418
Jumlah 1.324
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Lawoila, 2019

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian

Tabel 15. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian


No Mata Pencarian Jumlah Penduduk
( Orang)
1 Petani 243
2 Pegawai 71
3 Pedagang 86
4 TNI 17
5 Karyawan Honorer 38
6 Ibu Rumah Tangga 373
7 Buru Harian 11
8 Tukang Kayu 4
9 Buruh Tani 62
10 Belum Bekerja 419
Jumlah 1.324
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Lawoila, 2019
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 16. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Orang)
1 TK 36
2 Tamat SD 228
3 Tamat SLTP 395
4 Tamat SLTA 466
5 Tamat D-1 26
6 Tamat S-1 71
7 Tamat S-2 9
8 Tamat S-3 3
9 Yang tidak sekolah 90

Jumlah 1.324
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Lawoila, 2019
.2.5 Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna
Jumlah penduduk Desa Wakorambu sebanyak 1.104 jiwa yang terdiri dari
243 kepala keluarga. Pada umumnya mata pencaharian penduduk di Desa
Wakorambu adalah 90% dalam sektor pertanian dan selebihnya merupakan Pedagang
dan Pegawai Negeri Sipil.

a. Data Sosial Ekonomi

Tabel 17. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk
( Orang)

1 0-4 132
2 5-9 117
3 10-14 140
4 15-24 196
5 25-39 324
6 40-60 195
Jumlah 1.104
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Wakorambu, 2019

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian

Tabel 18. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian


No Mata Pencarian Jumlah Penduduk ( Orang)
1 Petani 223
2 Pegawai 50
3 Pedagang 86
4 TNI 17
5 Karyawan Honorer 21
6 Ibu Rumah Tangga 373
7 Buru Harian 11
8 Tukang Kayu 6
9 Buruh Tani 62
10 Belum Bekerja 245
Jumlah 1.104
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Wakorambu, 2019

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 19. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Orang)
1 TK 46
2 Tamat SD 228
3 Tamat SLTP 395
4 Tamat SLTA 266
5 Tamat D-1 26
6 Tamat S-1 51
7 Tamat S-2 5
8 Tamat S-3 1
9 Yang tidak sekolah 86
Jumlah 1.104
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Wakorambu, 2019
.2.6 Desa Lahontohe

Jumlah penduduk Desa Lahontohe sebanyak ±1.500 jiwa yang terdiri dari
415 kepala keluarga. Pada umumnya mata pencaharian penduduk di Desa Lahontohe
adalah 80% dalam sektor pertanian dan selebihnya merupakan Pedagang dan
Pegawai.
a. Data Sosial Ekonomi
Tabel 20. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk
( Orang)

1 0-4 210
2 5-9 292
3 10-14 251
4 15-24 352
5 25-39 171
6 40-60 224
Jumlah 1.500
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Lahontohe, 2019

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian

Tabel 21. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian


No Mata Pencarian Jumlah Penduduk ( Orang)
1 Petani 400
2 Pegawai 130
3 Pedagang 50
4 TNI 8
5 Karyawan Honorer 40
6 Ibu Rumah Tangga 57
7 Buru Harian 40
8 Tukang Kayu 5
9 Buruh Tani 37
10 Belum Bekerja/Tidak bekerja 63
Jumlah 830
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Lahontohe, 2019

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 22. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Orang)
1 TK 210
2 Tamat SD 176
3 Tamat SLTP 279
4 Tamat SLTA 463
5 Tamat D-1 132
6 Tamat S-1 98
7 Tamat S-2 45
8 Tamat S-3 5
9 Yang tidak sekolah 68

Jumlah 1.500
Sumber: Kantor Kelurahan/Desa Lahontohe, 2019
.2.7 Kecamatan Andoolo
Jumlah penduduk Desa Bumi Raya sebanyak 1.093 jiwa yang terdiri dari 324
kepala keluarga.Pada umumnya mata pencarian penduduk di Desa Bumi Raya adalah
sebagai petani.

Tabel 23. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kecamatan Andoolo


No Jenis Kelamin Jumlah
.
1. Laki-laki 565
2. Perempuan 528
Total 1.093
.2.8 Kecamatan Kontunaga
Jumlah penduduk kabupaten muna 279.471 jiwa terdiri dari jumlah penduduk
laki-laki 132.133 jiwa, jumlah penduduk perempuan 141.503 jiwa. Pertumbuhan
penduduk kabupaten muna selama sepuluh tahun terakhir .

Penduduk kecamatan kontunaga berdasarkan proyeksi penduduk tahu 2016


sebanyak 8.328 jiwa yang terdiri dari 4.011 jiwa penduduk laki-laki dan 4.317 jiwa
penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga sebesar 1.922 rumah tangga.

III. METODE PELAKSANAAN PENYULUHAN


.1 Waktu dan Tempat
Praktikum penyuluhan kompos kandang dilaksanakan pada Tanggal 26
April - 3 Mei 2020, bertempat di Desa sasaran masing-masing praktikan yang terbagi
dalam 7 wilayah, yaitu kec. Mowila, Kec. Batalaiwaru, Kec. Tongkuno, Kec. Wua-
Wua, Kec. Konda, Kec. Andoolo, kec. Kontunaga.
.2 Metode Praktikum

Metode praktikum dilakukan secara individu dan kelompok yang jumlahnya


terbatas karena ditahun 2020 sekitar maret sampai sekarang dunia sedang dilanda
dengan adanya pandemic covid-19, maka sesuai dengan anjuran pemerintah dan surat
edaran dari dekan masing-masing fakultas untuk mengurangi kegiatan diluar rumah
dan membantu memutus penyebaran covid-19 dengan cara menghindari keramaian.
.3 Peserta Penyuluhan
Tabel 26. Peserta Penyuluhan

No Nama Umur No. Hp Desa/Kecamatan/kabupaten


1. Ketut sudiasa 42 085285375503 Desa Monapa, Kec. mowila,
Kab. Konawe Selatan

2. Remon 22 082230631288 Desa Wakorambu, Kec.


Batalaiwaru, Kab. Muna
3. Ajis wijayanto 21 085397852723 Desa Lahontohe, Kec.
Tongkuno, Kab. Muna
4. La Risa 57 085341901705 Kec. Wua-Wua, Kota
Kendari
5. Wawan 45 081943782331 Desa Lamomea, Kec. Konda,
Kab. Konawe Selatan
6. Tri Rahmat 35 082221635973 Desa Lawoila, Kec. Konda,
Kab Konawe Selatan
7. Tukimin 48 085365979831 Desa bumi raya, kec.
Andoolo kab. Konawe
selatan
8. Armin 23 081256844796 Desa masalili, kec.
Kontunaga, kab. Muna
9. Amir Mukmin 21 085342921739 Desa Bungi Kecamatan
Kontunaga, Kab Muna.
1 10. Wa ode kunu 46 085399425730 Desa langkumapo kec.
Napabalano, kab. Muna

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


.1 Hasil
Tabel 27. Hasil

Nama Gambar Keterangan


HAPPY RIZQA Penyuluhan di
AMLIAH, LOIS lakukan di
JASRIANI DAN LD. kecamatan Wua-
OSTAF NDOASA, Wua, tepatnya di
PAK LA RISA Pasar Panjang.

I GEDE RINALDY Penyuluhan di


P, PAK KETUT lakukan di Desa
SUDIASA Monapa

INDRIYANI, PAK Penyuluhan di


WAWAN lakukan di Desa
Lamomea

LD. ABDUL Penyuluhan di


MALIK FAJAR, lakukan di Desa
PAK REMON Wakarombu
RANDI Penyuluhan di
PANGERAN, PAK lakukan di Desa
ARMIN Masalili

IRMA WATI, PAK Penyuluhan di


AJIS WIJAYANTO lakukan di Desa
Lahontohe

ARIS Penyuluhan di
KUSNANDAR, lakukan di Desa
PAK TUKIMIN Bumi Raya,
Kecamatan Andoolo

INDRA SURYA Penyuluhan di


PURNAWIRA IBU lakukan di Desa
WA ODE KUNU langkumapo
.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penyuluhan yang dilakukan pada praktikum penyuluhan


peternakan, metode pelaksanaan yang dilakukan yaitu dengan memberikan
penyuluhan kepada peternak atau petani dari lokasi desa yang ditentukan oleh tiap-
tiap individu ataupun kelompok.Dimana pelaksanaan penyuluhan yaitu dengan
memberikan pemahaman kepada peternak atau petani tentang materi dari brosur yang
dibuat, dimana materi dari kelompok 3 yaitu pupuk kandang.sehingga penjelasan
yang diberikan yaitu tentang defenisi pupuk kandang, keuntungan dan kekurangan
dari pupuk kandang,dan proses dalam pembuatan pupuk kandang,
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang
pemeliharaan yang dapat di gunakan untuk menambah unsur hara, memperbaiki sifat
fisik, sifat kimia, dan biologi tanah. Menurut (Syekfani,2009) pupuk kandang sangat
bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas lahan
secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk kandang akan mengembalikan bahan
organik ke dalam tanah sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman.
Kotoran sapi sebagai bahan dasar pembuatan pupuk dapat di olah menjadi
beberapa jenis yaitu dalam bentuk padat dimana proses pembuatannya dengan
menggunakan feses pada ternak itu sendiri. Kemudian ada juga jenis pupuk kandang
yang bebentuk cair dimana proses pembuatannya yaitu dengan menggunakan urine
pada ternak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Budi, 2010).
Bentuk pupuk kandang dibagi menjadi dua, yaitu pupuk kandang dalambentuk padat 
dan dalam bentuk cair. Pupuk kandang dalam bentuk padatmerupakan hasil dari
kotoran hewan yang diendapkan. Sedangkan pupukkandang dalam bentuk cair di
dapat dari urine hewan. 
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum di
komposkan maupun sudah di komposkan sebagai sumber hara bagi tanaman dan
dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Sedangkan Pupuk kandang
(pukan) cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih
segar yang bercampur dengan urine hewan yang dilarutkan dalam air
dengan perbandingan tertentu.
Keuntungan yang dapat diberikan dalam pupuk kandang yaitu dapat
membasmi pathogen seperti hama pada tanaman missal gulma, memperbaiki kondisi
tanah, dan mengurangi sumber polusi serta menstabilkan N yang mudah menguap
menjadi bentuk lain seperti protein sedangkan kelemahan dalam pupuk kandang ialah
membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih dalam proses pembuatannya serta
dibutuhkan lahan dalam pengomposan. Pupuk kandang adalah sumber beberapa hara
seperti nitrogen,fosfor, kalium, dan lainnya. Bagaimanapun, nitrogen adalah salah
satuhara utama bagi sebagian besar tanaman yang dapat diperoleh dari pupuk
kandang. Kekurangan kalium pada sebagian lokaso tertentu tidak dapatdikoreksi
dengan takaran umum pupuk kandang.
Metode yang digunakan ada dua cara yaitu pendekataan secara individu dan
kelompok. Metode pertama yaitu metode individu dimana setiap individu melakukan
penyuluhan terkait dengan manfaat limbah feses menjadi pupuk kandang terhadap
peternak langsung dan juga melakukan sesi Tanya jawab langsung kepada
peternak.Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasarannya secara perorangan.Metode perorangan atau personal
approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005), sangat efektif digunakan dalam
penyuluhan karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan
bimbingan khusus dari penyuluh.Adapun jika dilihat dari segi jumlah sasaran yang
ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk
mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu
akan lebih tepat digunakan dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang
berpengaruh ataupun pada golongan petani atau peternak yang menjadi panutan
masyarakat setempat.
Metode kedua adalah metode kelompok dimana setiap orang akan
berkesempatan menjelaskan kepada peternak lagsung terkait pemanfaatan lombah
feses menjadi pupuk kandang, dan juga dilakukan sesi diskusi bersama peternak.
Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran
penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach
menurut Kartasaputra (Setiana, 2005) cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak
dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang
lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat
yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar
pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang
bersangkutan.Metode kelompok pada umumnya berhasil tinggi. Metode ini lebih
menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok
yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku
dan norma para anggotanya.
V. PENUTUP
.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum penyuluhan dan komunikasi peternkan yang
telah dilkaukan dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dilakukan dengan memakai dua
metode yaitu metode individu dan metode kelompok dan praktikum dilakukan di
wilayah masing-masing
.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sebaiknya praktikum ini sebaiknya dilakukan
asistensi diawal dengan asisten praktikum sehingga praktikum dapat berjalan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Wua-Wua Dalam Angka 2019. Kecamatan
Wua-Wua.

Panwaslu Kelurahan Desa. 2019. Data Desa Monapa. Desa Monapa Kecamatan
Mowila

Panwaslu Kelurahan Desa. 2019. Data Desa Lamomea. Desa Lamomea Kecamatan
Konda

Setiana, 2005. Pengolahan Feses Sapi Berkelanjutan. Penebar Swadaya: Jakarta.

Setiawan, Budi. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat . Penebar Swadaya:
Bogor

Syekhfani. 2000. Arti penting bahan organik bagi kesuburan tanah. Jurnal Penelitian
Pupuk Organik
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Dok. Desa Bumi Raya, Kec. Andoolo, Kab. Konawe Selatan

Dok. Desa Wakorambu, Kecamatan Batalaiworu, Kabupaten Muna

Dok. Desa Monapa, Kec. Mowila, Kab. Konawe Selatan


Dok. Desa Lahontohe Kec. Tongkuno Kab. Muna

Dok. Desa Lamomea Kec.Konda Kab.Konsel

Dok. Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari.


Dok. Desa Kenapa-Napa Kec Mawasangka Kab. Buton Tengah

Dok. Desa Masalili Kec. Kontunaga

Dok. Desa Alebo Kec.Konda Kab.Konawe Selatan

Dok. Desa Latompe Kec. Lawa, Kab. Muna


Dok. Desa langkumapo kec. Napabalano, kab. Muna

Anda mungkin juga menyukai