Anda di halaman 1dari 13

DINDING PENAHAN TANAH

(RETAINING WALL)

PENDAHULUAN

Dinding penahan (retaining walls) adalah konstruksi yang digunakan untuk


memberikan stabilitas tanah atau bahan lain yang kondisi-kondisi rnassa bahannya tidak
merniliki keringan alami (its natural slope), dan juga digunakan untuk menahan atau
menopang timbunan tanah (soil bank), onggokan batu bara atau onggokan biji-tambang,
dan air.

Berdasarkan cara rnencapai stabilitas, dinding penahan diklasifikasikan atas enam


jenis utama (Gambar 12-1). Dinding gravitasi, sesuai dengan namanya, stabilitasnya
tergantung pada beratnya. Dinding konsol (cantilever) adalah dinding beton bertulang
(reinforced concrete) yang menggunakan aksi konsol untuk menahan massa yang berada
di belakang dinding dan kerniringan alarni yang terjadi. Sebagian stabilitas dinding ini
dicapai dari berat tanah yang ada di atas bagian tumit plat dasar. Dinding penahan
pertebalan belakang (counterfort retaining wall) serupa dengan dinding penahan konsol,
kecuali dinding penahan tersebut digunakan untuk konsol panjang atau untuk tekanan-
tekanan yang sangat tinggi di belakang dinding dan rnernpunyai pertebalan belakang,
yang rnengikat dinding dan dasa bersarna-sama, yang dibangun pada interval-interval
sepanjang dinding untuk mengurangi rnornen-rnornen lentur dan geser. Seperti
ditunjukkan dalarn Gambar 12-ic, maka pertebalan-belakang berada di belakang dinding
dan dipengaruhi gaya-gaya tarik (tensile forces). Dinding penahan pertebalan-depan
(buttressed retaining wall) serupa dengan dinding pertebalan-belakang, bedanya batang
desaknya (bracing) berada di depan dinding dan batang desak tersebut mengalami
kornpresi sebagai ganti dan tarikan.
Gambar : 12.1

Tumpuan-tumpuan jembatan (bridge abutments) (Gambar 12-if) seringkali merupakan


dinding-dinding penahan dengan perluasan dinding-tumpuan (wing wall) untuk menahan
urugan jalan masuk (approach Fill) dan merupakan proteksi untuk melawan erosi.
Dua segi perbedaan utama dinding penahan biasa dengan dinding penahan Jembatan
adalah:

1. Tumpuan-tumpuan jembatan mengangkut reaksi-reaksi ujung dan bentangan jembatan


(bridge span).
2. Tumpuan-tumpuan jembatan ditahan pada puncak sehingga tekanan tanah aktif
kemungkinan tidak akan berkembang.

Dinding-dinding pondasi pada bangunan termasuk konstruksi rumah tinggal (resi

dential construction) adalah dinding-dinding penahan yang fungsinya menahan tanah


supaya jangan memasuki ruangan bawah tanah.
Dinding-dinding penahan haruslah terdiri dan bagian-bagian yang cukup untuk menahan
guling (atau jungkit yang berlebihan) dan geser yang cukup memadai dan segi konstruksi.
lstilah-istilah yang digunakan di dalam perencanaan dinding penahan dipenlihatkan
dalam Gambar 12-2. Perhatikan bahwa “tapak” (“toe”) adalah kedua proyeksi pondasi
depan dan tepi muka depan; demikian juga halnya untuk ‘tumit” (‘heel”).

BAGIAN-BAGIAN UMUM DINDING PENAHAN


Perencanaan dinding penahan berlangsung dengan pemilihan dimensi-dimensi tentatip,
yang kemudian dianalisa dan segi persyaratan stabilitas dan persyaratan konstruksi agar
dapat diperbaiki jika ada kekurangan sehingga memenuhi persyaratan. Karena ini
menupakan sebuah proses percobaan (trial process), maka terdapat beberapa cara
pemecahan masalah yang dapat digunakan. Pemecahan dengan komputer merupakan cara
yang paling praktis dan sederhana dalam mengerjakan dan mengoptimasi perencanaan
dinding penahan tersebut.

Dinding Konsol
Dimensi-dimensi dinding penahan harus sesuai dengan stabilitas konstruksi dan
memenuhi persyaratan peraturan bangunan setempat. Dimensi-dirnensi tentatip yang
diperlihatkan dalam Gambar 12-3 sebagian didasarkan pada sejarah dinding-dinding yang
dikonstruksi dengan memuaskan, dan dapat digunakan jika data lain tidak ada, tapi
menghasilkan suatu perencanaan yang terlalu konservatif. Puncak badan (stem) pada
umumnya
tidak boleh kurang dan 200 mm dan interpretasi bebas (liberal) dan Art. 14.2.7 ACI dan
lebih disukai tidak kurang dan 300 mm sehingga penempatan yang layak dan beton dapat
dilakukan. Dan jika bagian ujung berkeping atau terputus, maka banyaknya jumlah
bagian yang ada dipakai untuk memenuhi persyaratan konstruksi dan persyaratan estetis.
Dasar badan setidak-tidaknya harus cukup tebal untuk memenuhi persyanatan geser tanpa
menggunakan baja penahan geser.

Dimensi-dimensi plat dasar harus sedemikian rupa sehingga resultan beban-beban


vertikal jatuh dalam sepertiga bagian tengahan. Jika resultan jatuh di luar sepertiga
bagian tengahan, maka tekanan tapak akan berlebihan, dan hanya sebagian dan telapak
yang akan efektif, untuk itu harus dilakukan perhitungan-perhitungan khusus.

Sebuah lereng-curam umumnya digunakan bagi dinding-dinding penahan konsol untuk


mendapatkan sejumlah penghematan bahan. Lereng curam depan lebih disukai supaya
pergerakan ke arah depan untuk mengembangkan tekanan aktif tidak akan nyata.
Beberapa perencana menempatkan lereng-curam tersebut pada muka belakang.
Kebanyakan dinding penahan jalan raya dan hampir semua tumpuan jembatan
mempunyai muka terbuka keluar yang vertikal. Penambahan kecil pada stabilitas dinding
biasanya dilakukan bila lereng-curam berada pada muka belakang. Kebanyakan dinding-
dinding yang tingginya di bawah 3 m dan semua dinding pondasi seringkali dibangun
dengan ketebalan yang konstan untuk menghemat biaya pembuatan.

Dinding-dinding Penahan Pertebalan-Belakang


Bagian-bagian khusus untuk dinding-dmnding penahan pertebalan-belakang diperlihat
kan pada Gambar 12-4. Dimensi-dimensi ni hanya sebagai panduan, dan bagian-bagian
dinding yang lebih tipis dapat digunakan jika stabilitas konstruksi dipenuhi. Dinding
dinding yang tebalnya 100 sampai 150 mm menurut laporan telah dibangun di Inggris
Raya. Digunakan atau tidaknya sebuah pertebalan belakang ditentukan oleh pembiayaan
relatif dan acuan, beton, penguat, dan buruh pekerja. Masih diragukan apakah sebuah
dinding pertebalan-belakang akan merupakan suatu penghematan konstruksi yang relatif,
kecuali jika tingginya melebihi 7 m.

Penentuan jarak dan pertebalan belakang adalah sebuah proses percobaan untuk
menghasilkan suatu dinding penahan dengan biaya yang minimum. Jarak yang paling
ekonomis ternyata dan sepertiga sampai setengah tinggi dinding. Sebuah pertebalan
riding belakang dapat dibangun ke dalam permulaan dinding atau dengan membiarkan
sebagian dan dinding menonjol (overhang). Konfigurasi yang menonjol terbukti lebih
ekonomis, karena menghemat beton dan cara kerja pada kedua pertebalan-bela kang di
tempat sambungan. Dengan teori balok konvensional, maka momen-momen lentur dalam
plat muka akan sama pada pertebalan-belakang dan bagian dinding yang dikonsol seperti
pada pertebalan-belakang sebe)ah dalam jika panjang tonjolan dibuat 0,411 dan jarak
antara pertebalan belakang sebesar 1. Dinding pertebalan belakang dapat dikonstruksi
tanpa sebuah tapak jika diperlukan jarak ruangan (clearance) depan tambahan dan jika
memenuhi persyaratan stabilitas guling dan gelincir.
Dinding-dinding pertebalan-belakang direncanakan (dibuat) dengan cara yang paling
ekonomis dengan menganggap dinding dan tumit sebagai alat-alat yang dipegang tetap
pada tiga tepi serta dengan menggunakan program komputer elemen berhingga atau per-
bedaan terbatas.

Dinding-dinding Gravitasi
Dimensi-dimensi dinding gravitasi bisa saja diambil seperti diperlihatkan dalam Gambar
12-5. Dinding-dinding gravitasi, pada umumnya, berbentuk trapesoida tetapi dapat juga
dikerjakan dengan punggung yang terpatah-patah. Dimensi pondasi dan dimensi lain
haruslah sedemikian rupa sehingga resultan jatuh dalam bagian tengah sepertiga dan
dasan pondasi. Lebar puncak dan badan harus pada orde sebesar 0,30 m. Jika proyeksi
tumit hanya 100 sampai 150 mm, maka dapat digunakan persamaan Coulomb untuk
menghitung tekanan tanah lateral, dengan permukaan tekan diambil sepanjang muka
belakang dan dinding. Pemecahan Rankine dapat juga digunakan untuk bagian yang
diambil melalui tumit. Karena bagian-bagian masif dan tegangan-tegangan beton yang
dihasilkan rendah, maka beton seperti itu biasanya digunakan untuk konstnuksi dinding.
Bagian yang kritis untuk analisa tegangan-tegangan lenturan tank dapat terjadi melalui
titik-hubung bagian tapak di muka depan dinding.
Dinding-dinding Pertebalan-Belakang
Dinding-dinding pertebalan-belakang merupakan masalah taktentu (indeterminate) yang
dapat ditentukan dengan menggunakan cara pemecahan teori plat, yang mengorbankan
perhitungan yang cukup banyak. Metoda-metoda yang disederhanakan biasanya
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, yang umumnya akan menghasilkan
sebuah dinding yang agak berlebihan perencanaannya
Berat pertebalan-belakang umumnya diabaikan dalam perhitungan-perhitungan. Gambar
12-12 menunjukkan sebuah pemecahan yang disederhanakan dan biasa digunakan pada
masalah dinding pertebalan-belakang. Plat permukaan dinding diambil sebagal sebuah
plat kontinu yang terbuat dan sederet balok yang mempunyai lebar satuan ekivalen.
Karena distribusi tekanan berbentuk segitiga, maka balok-balok ékivalen tersebut harus
dianalisa lebih dulu untuk jalur pada sambungan dinding dan dasar, serta pada dua atau
tiga tempat sambungan aritara puncak dinding dan dasar, agar penyesuaian dalam
persyaratan baja penguat dapat dibuat pada waktu tekanan berkurang. Distribusi momen
bisa dipakaj untuk mencari momen-momen lentur; tetapi, karena perkiraan sedang dibuat,
maka digunakan koefisien-koefisien balok kontinu. NiIai-nilai sebesar w/2/12 atau
w/2/14 dapat digunakan urituk jalur-jalur sebelah bawah, karena tepi sebelah bawah
diikatkan pada dasar, dan w/2 /9 atau w12 /10 pada jalur-jalur sebelah atas. Untuk sebuah
pdmecahan konservatif maka koefisien-koetisien yang sama untuk momen positif dan
momen negatif dapat digunakan, jika nilai-nilai tersebut sesuai untuk digunakan menu-
rut pertimbangan perencana walaupun nilai pada momen positif Iebih kecil. Tapak dasar
diperlakukan sebagai sebuah balok konsol dan tumit sebagal sebuah balok kontinu,
serupa dengan cara memperlakukan plat-muka (face slab). Persyaratan-persyaratan kode
ACI untuk baja susut harus dipenuhi dengan cara yang tidak sama dengan cara yang
dianalisa dengan cara in Bagian pertebalan-belakang dapat diperiakukan sebagai sebuah
balok T berbentuk baji, yang mencakup baqian badan dinding yang dapat dipaka) sebagai
flens, tetapi balok-baiok ni sedemikian masif sehingga tegangan-tegangan beton akan
begitu rendah sehingga tidak memerlukan suatu analisa. Baja tarik diperlukan pada
sambungan dasar (tumit) dan pertebalan-belakang untuk menentang momen yang
cenderung membalikkan dinding. Kuantitas tersebut dapat dihitung secara konservatif,
dengan memperlakukan pertebalan itu sendiri sebagai balok. Baja tank harus
membentang secara horisontal dan pertebalan belakang ke dalam badan agar dapat
mengikat dinding dan pertebalan-belakang bersama-sama. Kemringan anggota
pertebalan-belakang dapat dikontrol dengan persyaratan tegangan-lekat (bond stress) dan
penguatan ini.
Huntington (1957) menyajikan sebuah pemecahan masalah pertebalan belakang dinding,
seperti yang terlihat dalam Gambar 12-13. Huntington merekornendasi sebuah nilai untuk
Q, pada setengah bagian pertengahan dinding, untuk dasar sebesar 2,0 qH, yang akan
digunakan selama perbandingan dan jarak pertebalan belakang terhadap tinggi dinding
I/H yang tidak lebih besar dan 0,5.
Gambar 12-14 Distribus momen-momen vertikal di dalam sebuah badan dinding
pertebalan belakang untuk prosedur Huntington. (a) D stribusi geseran dan momen ke
arah vertikal di dalam badan; nilai nilai seharusnya hanya dipakai jika H/I < 2;
b) distribusi momen ke arah horisontal di dalam badan. Anggaplah bahwa momen
positip dan momen negatip berubah secara linier seperti yang diperlihatkan.

Anda mungkin juga menyukai